Anda di halaman 1dari 32

FAKTOR RISIKO DAN INVESTASI

Disusun oleh :

Ahsan Ramdani A1011411RB4002


Mery Indriyastuti A1011411RB4012
M Iqbal Aziz A1011411RB4013
Ranti Yulia A1011411RB4026
Eka Yasinta Octavia A1011411RB4027
Dyita Tri Astuti A1011411RB4030

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP BANDUNG
2017
i

KATA PENGATAR

Assalamualaikum wr.wb.

Alhamdulillahirobbil'alamin banyak nikmat yang Allah berikan tetapi

sedikit sekali yang kita ingat, segala puji hanya untuk Allah SWT atas segala

berkat, hikmah dan taufik serta hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan makalah

yang berjudul Faktor Risiko dan Investasi .

Dalam pembuatannya, kami memperoleh bantuan dari berbagai sumber,

karena itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para

pembaca sekalian karena telah bisa menerima makalah yang sudah kami paparkan

ini.

Kami berharap semoga makalah ini sedikit lebihnya bisa menuntun ke

arah yang lebih baik khususnya kepada pembaca, meskipun isi dari makalah ini

banyak kekurangan dan kesalahan dalam pembuatannya.

Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membantu agar

makalah kami selanjutnya dapat lebih baik lagi. Akhir kata kami mengucapkan

terima kasih.

Bandung, 20 April 2017

Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGATAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................... 2
LANDASAN TEORI........................................................................... 3
2.1 Risiko ....................................................................................................................... 3
2.1.1 Pengertian Resiko ................................................................................. 3
2.1.2 Identifikasi dan Analisa Risiko ............................................................ 4
2.1.3 Mengelola Risiko ................................................................................. 5
2.2 Investasi ................................................................................................................... 6
2.2.1 Pengertian Investasi.............................................................................. 6
2.2.2 Tujuan dan Jenis Investasi.................................................................... 8
2.2.3 Asas-asas Hukum Investasi ................................................................ 11
2.2.4 Manfaat Investasi ............................................................................... 12
2.3 Risiko Investasi .................................................................................................... 14
2.3.1 Pengertian Resiko Investasi ............................................................... 14
2.3.2 Jenis-jenis Risko Investasi ................................................................. 15
2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Investasi ........................ 17
2.3.4 Ukuran Risiko Investasi ..................................................................... 18
PEMBAHASAN .................................................................................... 19
3.1 Hubungan Risiko Dan Tingkat Pengembalian Investasi ................................ 19
3.2 Cara Meminimalisir Resiko Investasi ............................................................... 23
3.3 Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan Atas Investasi ............................... 24
PENUTUP .......................................................................................... 26
iii

4.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 26


4.2 Saran ...................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 28
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tidak ada satu pun produk investasi di dunia ini yang aman dan bebas
risiko. Semua produk mengandung risiko. Masalahnya, apakah risiko yang
dihadapi besar atau kecil. Untuk itu, setiap risiko yang terkandung di dalam
setiap produk investasi hendaknya tidak kita hindari, tetapi dapat kita
manage sedemikian rupa sehingga meminimalisir tingkat risikonya.
Ketika kita ingin berinvestasi di pasar modal, misalnya produk saham,
maka kita harus mengetahui dan memperhitungkan seberapa besar risiko
yang terkandung di dalam produk tersebut. Produk investasi seperti saham
memiliki risiko penurunan harga, yang pada akhirnya akan menurunkan
nilai investasi yang kita miliki. Maka dari itu, penting bagi kita untuk dapat
meminimalisir risikonya.
Saat ini bermunculan berbagai produk investasi yang bisa memberikan
hasil investasi yang kompetitif, tetapi masih tetap dengan risiko yang
terkontrol. Seharusnya, produk-produk investasi inilah yang dimanfaatkan
masyarakat sebagai sarana berinvestasi.
Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen
perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan, yaitu tingkat
pengembalian (return) dan risiko (risk) keputusan keuangan tersebut.
Tingkat pengembalian adalah imbalan yang diharapkan diperoleh di masa
mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan
yang diharapkan. Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari
rata-rata dari tingkat pengembalian yang diharapkan yang dapat diukur dari
standar deviasi dengan menggunakan statistika.

Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan


memberikan imbalan yang lebih besar, yang dalam keuangan dikenal
dengan istilah High Risk High Return. Ada trade off antara risk dan
2

return, sehingga dalam pemilihan berbagai alternatif keputusan keuangan


yang mempunyai risiko dan tingkat pengembalian yang berbeda-beda,
pengambilan keputusan keuangan perlu memperhtungkan risiko relatif
keputusannya. Untuk mengukur risiko relatif digunakan koefisien variasi,
yang menggambarkan risiko per unit imbalan yang diharapkan yang
ditunjukkan oleh besarnya standar deviasi dibagi tingkat pengenbalian yang
diharapkan.

Risiko bisnis berkaitan dengan ketidakpastian tingkat pengembalian


atas aktiva suatu perusahaan di masa mendatang, yang mengacu pada
variabilitas keuntungan yang diharapkan sebelum bunga dan pajak (EBIT).
Risiko bisnis merupakan akibat langsung dari keputusan investasi
perusahaan, yang tercermin dalam struktur aktivanya. Yang dimaksud
dengan risiko bisnis dalam hal ini adalah tingkat risiko aktiva perusahaan
jika perusahaan tidak menggunakan hutang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah
dalam penulisan makalah ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud risiko ?
2. Apa yang dimaksud investasi ?
3. Apa yang dimaksud risiko investasi ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian risiko.


2. Untuk mengetahui pengertian investasi.
3. Untuk mengetahui pengertian risiko investasi.
3

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Risiko

2.1.1 Pengertian Resiko

Definisi risiko menurut beberapa ahli, diantaranya dapat di


paparkan sebagai berikut :

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah


Akibat yang kurang menyenangkan (merugikan,
membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan.

Arthur J. Keown (2000) :


Risiko adalah prospek suatu hasil yang tidak disukai
(operasional sebagai deviasi standar).

Hanafi (2006)
Risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected return ER) dengan tingkat
pengembalian aktual (actual return).

Emmaett J. Vaughan dan Curtis M. Elliott (1978), risiko


didefinisikan sebagai;
1) Kans kerugian the chance of loss
2) Kemungkinan kerugian the possibility of loss
3) Ketidakpastian uncertainty
4

4) Penyimpangan kenyataan dari hasil yang diharapkan the


dispersion of actual from expected result
5) Probabilitas bahwa suatu hasil berbeda dari yang diharapkan the
probability of any outcome different from the one expected

Dari penjelas diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa


definisi risiko adalah suatu kondisi yang timbul karena ketidakpastian
dengan seluruh konsekuensi tidak menguntungkan yang mungkin
terjadi

2.1.2 Identifikasi dan Analisa Risiko


Menurut Darmawi (2008) tahapan pertama dalam proses
manajemen risiko adalah tahap identifikasi risiko. Identifikasi risiko
merupakan suatu proses yang secara sistematis dan terus menerus
dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan timbulnya risiko atau
kerugian terhadap kekayaan, hutang, dan personil perusahaan. Proses
identifikasi risiko ini mungkin adalah proses yang terpenting, karena
dari proses inilah, semua risiko yang ada atau yang mungkin terjadi
pada suatu proyek, harus diidentifikasi.
Masih menurut Darmawi (2008) proses identifikasi harus
dilakukan secara cermat dan komprehensif, sehingga tidak ada risiko
yang terlewatkan atau tidak teridentifikasi. Dalam pelaksanaannya,
identifikasi risiko dapat dilakukan dengan beberapa teknik, antara
lain:
1) Brainstorming
2) Questionnaire
3) Industry benchmarking
4) Scenario analysis
5) Risk assessment workshop
6) Incident investigation
7) Auditing
5

8) Inspection
9) Checklist
10) HAZOP (Hazard and Operability Studies)
Adapun cara cara pelaksanaan identifikasi risiko secara nyata
dalam sebuah proyek adalah :
1) Membuat daftar bisnis yang dapat menimbulkan kerugian.
2) Membuat daftar kerugian potensial. Dalam checklist ini dibuat
daftar kerugian dan peringkat kerugian yang terjadi.
3) Membuat klasifikasi kerugian.
a) Kerugian atas kekayaan (property).
i. Kekayaan langsung yang dihubungkan dengan kebutuhan
untuk mengganti kekayaan yang hilang atau rusak.
ii. Kekayaan yang tidak langsung, misalnya penurunan
permintaan, image perusahaan, dan sebagainya.
b) Kerugian atas hutang piutang, karena kerusakan kekayaan atau
cideranya pribadi orang lain.
c) Kerugian atas personil perusahaan. Misalnya akibat kematian,
ketidakmampuan, usia tua, pengangguran, sakit, dan sebagainya.

2.1.3 Mengelola Risiko


Dalam suatu aktivitas risiko pasti terjadi dan sulit untuk
dihindari sehingga bagi sebuah lembaga bisnis seperti perbankan
sangat penting untuk memikirkan bagaimana mengelola risiko
tersebut.
Dalam mengelola risiko pada dasarnya ada 4 cara yaitu :
a. Memperkecil risiko, dengan cara tidak memperbesar setiap
keputusan yang mengandung risiko tinggi tapi membatasinya
bahkan meminimalisirnya agar risiko tersebut tidak menambah
menjadi besar dan diluar kontrol manajemen perusahaan.
6

b. Mengalihkan risiko, dengan cara mengalihkan risiko yang kita


terima tersebut ketempat lain seperti mengasurasikan bisnis guna
menghindari terjadinya risiko yang sifatnya tidak tentu waktunya.
c. Mengontrol risiko, dengan cara melakukan kebijakan
mengantisipasi terhadap timbulnya risiko sebelum terjadi,
seperti memasang alarm terhadap mobil, menempatkan satpam
pada siang atau malam hari.
d. Pendanaan risiko, dengan cara menyediakan dana cadangan
(reserve) guna mengantispasi timbulnya risiko dikemudian hari,
seperti perubahan terhadap nilai tukar dolar dipasaran maka
kebijakan sebuah bank adalah harus memiliki dana cadangan
dalam bentuk dolar.

2.2 Investasi

2.2.1 Pengertian Investasi


Istilah investasi berasal dari bahasa Latin, yaitu investire
(memakai), sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan
invesment. Istilah hukum investasi berasal dari terjemahan bahasa
Inggris yaitu invesment of law. Dalam peraturan perundang-undangan
tidak ditemukan hukum investasi tersebut, maka harus dicari dari
berbagai pandangan para ahli dan kamus hukum.
Para ahli dalam bidang investasi memiliki pandangan yang
berbeda mengenai konsep teoritis tentang investasi.

Fitzgeral mengartikan
investasi adalah aktivitas yang berkaitan dengan usaha
penarikan sumber-sember (dana) yang dipakai untuk mengadakan
barang modal pada saat sekarang, dan dengan barang modal akan
dihasilkan aliran-aliran produk baru dimasa yang akan datang.
Kamaruddin Ahmad mengemukakan bahwa yang dimaksud
dengan investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan
7

harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas


uang atau dana tersebut .
Ensiklopedia Indonesia memberikan pengertian tentang
investasi adalah penanaman uang atau modal dalam proses produksi
(dengan pembelian gedung-gedung, permesinan, bahan cadangan,
penyelenggaraan uang kas serta perkembangannya).
Dari ketiga definisi tersebut, Salim dan Budi Sutrisno
menyempurnakan definisi tentang investasi sebagai berikut: investasi
adalah penanaman modal yang dilakukan oleh investor, baik investor
luar negri (asing) maupun dalam negeri (domestik) dalam berbagai
bidang usaha yang terbuka untuk investasi, dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan.
Menurut PSAK Nomor 13 dalam Standar Akuntansi
keuangan per 1 Oktober 2004
investasi adalah suatu aktiva yang digunakan oleh
perusahaan untuk menumbuhkan kekayaan ( accretion of wealth )
melalui distribusi hasil investasi ( seperti bunga , royalti , deviden dan
uang sewa ) untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain
bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh
melalui hubungan perdagangan . Persediaan dan aktiva tetap bukan
merupakan investasi.
Lebih jauh di dalam PSAK Nomor 13 dalam Standar Akuntansi
Keuangan, per 1 Oktober 2004 juga menjelaskan tentang beberapa
pengertian dari hal hal berikut .
(1) Investasi lancar adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan
dimaksudkan untu dimiliki selama setahun atau kurang .
(2) Investasi jangka panjang adalah investasi selain investasi lancar .
(3) Investasi properti adalah investasi pada tanah atau bangunan yang
tidak digunakan atau dioperasikan oleh perusahaan yang
berinvestasi atau perusahaan lain dalam grup yang sama dengan
perusahaan yang berinvestasi .
8

(4) Investasi dagang adalah investasi yang ditujukan untuk


mempermudah atau memperthankan bisnis atau hubungan
perdagangan .

Dari penjelasan tersebut investasi dapat didefinisikan sebagai


bentuk pengelolaan dana guna memberikan keuntungan dengan cara
menempatkan dana pada alokasi yang diperkirakan akan memberikan
tambahan keuntungan atau compounding . Tentunya proses pencarian
keuntungan dengan investasi ini membutuhkan analisis dan
perhitungan mendalam dengan tidak mengesampingkan kehati
hatian ( Prudent ) .
Pentingnya sikap kehati hatian ini merupakan modal penting
bagi seorang investor . Hal tersebut dilihat dari banyaknya kasus yang
terjadi karena faktor kecerobohan seperti yang dilakukan oleh
perbankan di Indonesia baik yang dimiliki oleh pihak swasta ataupun
pemerintah . Implikasi dari hal tersebut , terlihat dengan mengucurnya
bantuan dana yang berasal dari pemerintah dalam bentuk BLBI (
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia ) guna membantu lembaga
lembaga perbankan khususnya yang mengalami kesilitan likuiditas .

2.2.2 Tujuan dan Jenis Investasi

(1) Tujuan Investasi


Kamaruddin Ahmad, mengemukakan tiga alasan sehingga
banyak orang melakukan investasi, yaitu:
a) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang
akan datang.
b) Mengurangi tekanan inflasi.
c) Dorongan untuk menghemat pajak.
Disamping hal tersebut, orang melakukan investasi karena
dipicu oleh kebutuhan akan masa depan. Selain kebutuhan akan
masa depan, orang melakukan investasi karena dipicu oleh
9

banyaknya ketidakpastian atau hal-hal lain yang tidak terduga


dalam hidup ini, misalnya keterbatasan dana, kondisi kesehatan,
datangnya musibah secara tiba-tiba, dan kondisi pasar investasi.
Agar tujuan investasi tersebut dapat tercapai maka
diperlukan proses dalam mengambil suatu keputusan ketika
hendak melakukan investasi, terutama keuntungan yang akan
diperoleh dan risiko yang dihadapinya. Dalam kaitan ini, sharpe
sebagaimana yang dikutip oleh Nurul Huda dan Mustafa Edwin
Naution mengemukakan bahwa pada dasarnya ada beberapa
tahapan dalam mengambil keputusan investasi, antara lain:
a) Menentukan kebijakan investasi.
Pada tahapan ini, investor menentukan tujuan investasi dan
beberapa kekayaan yang dapat diinvestasikan.
b) Analisis sekuritas.
Pada tahap ini investor harus melakukan analisis sekuritas
yang meliputi penilaian terhadap sekuritas secara individual
atau atas beberapa kelompok sekuritas.
c) Pembentukan portofolio.
Pada tahap ini investor membentuk portofolio yang melibatkan
identifikasi aset khusus mana yang akan diinvestasikan dan
juga menentukan seberapa besar investasi pada tiap aset
tersebut.
d) Melakukan revisi portofolio.
Pada tahap ini, berkenaan dengan pengulangan secara periodik
dari tiga tahap sebelumnya. Sejalan dengan waktu, investor
mungkin mengubah tujuan investasinya, yaitu berussaha
membentuk portofolio baru yang lebih optimal.
e) Evaluasi kinerja portofolio.
Pada tahap terakhir ini, investor melakukan penilaian terhadap
kinerja portofolio secara periodik dalam arti tidak hanya return
yang diperhatikan, tetapi juga resiko yang dihadapi.
10

2) Jenis investasi
Pada dasarnya investasi dapat digolongkan ke dalam
beberapa jenis, yakni berdasarkan aset, pengaruh, ekonomi,
menurut sumbernya. Dalam kaitan ini, Salim dan Budi Sutrisno
menjelaskan sebagai berikut:
a) Investasi berdasarkan asetnya
Investasi ini merupakan penggolongan investasi dari aspek
modal atau kekayaanya. Investasi ini dibagi kepada dua jenis,
yaitu:
i. real assets yang merupakan investasi yang berwujud, seperti
gedung-gedung, kendaraan, dan sebagainya
ii. financial assets, yaitu yang berupa dokumen (surat-surat
berharga) yang diperdagangkan dipasar uang , seperti
deposito, commercial paper, surt berharga pasar uang
(SBPU), dan sebagainya. Financial assets juga
diperdagangkan di pasar modal, seperti saham, obligasi,
warrant, opsi, dan sebagainya.
b) Investasi berdasarkan pengaruh.
Investasi berdasarkan pengaruh dibagi nenjadi dua macam,
yaitu:
i. investasi autonomus (berdiri sendiri), yaitu investasi yang
tidak dipengaruhi tingkat pendapatan, bersifat spekulatif,
misalnya pembelian surat-surat berharga;
ii. investasi induced (memengaruhi-menyebabkan), yakni
investasi yang dipengaruhi oleh kenaikan permintaan akan
barang dan jasa serta tingkat pendapatan, misalnya
penghasilan transitori (penghasilan yang didapat selain dari
bekerja), yaitu bunga tabungan dan sebgainya.
c) Investasi berdasarkan sumber pembiayaan.
Investasi ini dibagi kepada dua macam:
11

i. investasi yang bersumber dana dari dalam negeri (PMDN),


investornya dari dalam negeri;
ii. investasi yang bersumber dari modal asing, pembiayaan
investasi bersumber dari investor asing.
d) Investasi berdasarkan bentuk
Investasi modal ini dibagi kepada dua bentuk, yaitu:
i. investasi langsung dilaksanakan oleh pemiliknya sendiri,
seperti membangun pabrik, membangun gedung selaku
kontraktor, membeli total, atau mengakuisisi perusahaan;
dan
ii. investasi tidak langsung yang sering disebut dengan
investasi portofolio. Investasi tidak langsungdilakukan
melalui pasar modal dengan instrumen surat-surat berharga,
seperti saham, obligasi, reksadana beserta turunannya.

2.2.3 Asas-asas Hukum Investasi


Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 Pasal 3 Ayat (1)
menentukan 10 asas dalam melaksanakan penanaman modal atau
investasi, sebagai berikut:
a. Asas kepastian hukum
b. Asas keterbukaan
c. Asas akuntabilitas
d. Asas perlakuan yang sama dan tidak membeda-bedakan asal negara
e. Asas kebersamaan
f. Asas efisiensi berkeadilan
g. Asas keberlanjutan
h. Asas berwawasan lingkungan
i. Asas kemandirian
j. Asas keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional
12

Disamping 10 asas sebagaimana tersebut diatas, Salim dan Budi


Sutrisno menambah beberapa asas lagi antara lain:
a. Asas ekonomi perusahaan
b. Asas hukum internasional
c. Asas demokrasi ekonomi
d. Asas manfaat
e. Asas kondis kriminalisasi

2.2.4 Manfaat Investasi


Secara umum, ada beberapa manfaat investasi bagi masa depan
yang bisa didapat investor dalam rangka mengamankan rencana-
rencana dalam hidupnya. Sebagai contoh, setiap orang memiliki
berbagai rencana di masa mendatang yang ingin diwujudkannya entah
berupa rencana haji ke tanah suci, menempuh jenjang pendidikan yang
lebih tinggi, renovasi rumah, menikah, tindakan antisipasi terhadap
musibah seperti kecelakaan, sakit, dan hal-hal lainnya yang tidak
terduga. Manfaat umum investasi untuk masa depan investor adalah
sebagai berikut.
(1) Memperoleh jaminan pendapatan tetap
Dengan memiliki sebuah aset investasi, seorang investor akan
merasa terjamin karena dengan aset investasinya tersebut ia
nantinya dapat memanen keuntungan dari penjualan asetnya yang
selalu dinilai dengan harga yang lebih tinggi dari harga
pembeliannya di masa lalu. Dengan kata lain, aset atau dana yang
diinvestasikan itu bisa bekerja menghasilkan uang sendiri tanpa
membutuhkan kerja keras investor sehingga di masa depan
keuntungannya akan terakumulasi untuk dinikmati investor.
(2) Mendorong gaya hidup hemat
Investasi dapat bermanfaat sebagai pendorong gaya hidup hemat.
Mengapa demikian? Investasi dalam bentuk asuransi yang perlu
dibayar preminya tiap bulan sejumlah yang telah disepakati
13

sebelumnya oleh investor akan memicu timbulnya sikap hidup


hemat berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian.
Memang pemotongan biaya hidup sehari-hari diperlukan untuk
dapat menikmati besarnya hasil investasi yang akan didapat di
kemudian hari.
(3) Mencegah adanya jeratan hutang
Bermacam-macam kebutuhan hidup dan barang mewah sering
menjadi godaan untuk bergaya hidup konsumtif dan modern.
Hasrat memiliki beragam gadget terbaru, fashion branded terkini,
godaan liburan ke luar negeri, dan keinginan membeli kendaraan
mewah acapkali membuat seseorang lepas kendali dalam
mengelola keuangannya sehingga tidak jarang dapat berakhir
dengan terlilitnya hutang di bank atau pada kerabat kenalan.
Melakukan investasi dalam bentuk asuransi atau tabungan dengan
menyisihkan sebagian pendapatan yang diperoleh per bulan
secara rutin akan menciptakan suatu komitmen yang dapat
menjadi solusi terhadap kemungkinan adanya jeratan hutang yang
mungkin terjadi.
(4) Menciptakan kebahagiaan hidup dalam keluarga
Manfaat investasi yang terakhir ialah menciptakan kebahagiaan
dalam keluarga mengingat banyaknya rencana keluarga yang
perlu dipenuhi di masa depan seperti liburan ke tempat favorit,
biaya pendidikan anak, dan dana cadangan terhadap kejadian
yang tidak diharapkan seperti sakit atau meninggal. Kebahagiaan
keluarga dapat semakin terjaga dan terjamin jika keperluan
keluarga dapat terpenuhi dengan jalan melakukan investasi pada
program asuransi pendidikan, asuransi jiwa, dan sebagainya.
14

2.3 Risiko Investasi

2.3.1 Pengertian Resiko Investasi


Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh
keuntungan. dalam konteks manajemen investasi, tingkatkeuntungan
investasi di sebut sebagai return. Suatu hal yang wajar jika investor
menuntut tingkat pengembalian tertentu atas dan yang
diinvestasikannya. Return yang diharapkan investor dari investasi
yang dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan
(opportunity cost ) dan risiko penurunan daya beli akibat adanya
pengaruh inflasi.
Seorang investor perlu membedakan antara return yang
diharapkan ( expeded return ), dengan return yang aktual ( actual
return ). Antartingkat pengembalian yang diharapkan dan tingkat
pengembalian yang aktual yang diperoleh investor sangat mungkin
berbeda dan perbedaan inilah yang merupakan risiko yang harus
selalu dipertimbangkan olehinvestor sebelum memutuskan untuk
berinvestasi. Adapun pengertian risiko yang dijabarkan oleh
Tandelilin (2001:48) sebagai berikut :
Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return
aktual dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan
perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut.
Pengertian lain dari risiko yang dikemukakan oleh Gitman
(2003:237) sebagai berikut :
Risk is the change of financial loss or more formally, the
variability of return associated with a given assets.
Artinya risiko adalah kemungkinan kerugian atau lebih formal
diartikan sebagai variabilitas pengembalian yang terkait dengan asset
yang diserahkan.
15

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis dapat


menyimpulkan bahwa risiko adalah suatu kemungkinan dimana
investor tidak mendapatkan return yang sesuai dengan harapannya.

2.3.2 Jenis-jenis Risko Investasi


Adapun jenis-jenis risikoyang mungkin dihadapi oleh para
investor dalam melakukan kegiatan investasi seperti yang
dikemukakan oleh Reilly, et al (2000:15) diantaranya :
(1) Business risk
Kemungkinan kerugian yang diderita perusahaan karena
keuntungan yang diperoleh lebih kecil dari keuntungan yang
diharapkan. Business risk ini berkaitan dengan cakupan
peruahaan .
(2) Financial risk
Risiko yang timbul dari cara perusahaan membiayai kegiatannya,
misalnya penggunaan utang dalam membiayai asset perusahaan .
(3) Liquidity risk
Adanya ketidakpastian yang timbul pada saat sekuritas berada
dipasar sekunder, risiko ini berkaitan dengan kecepatan
pembelian atau penjualan suatu asset serta tingkat harga yang
terbentuk dalam transaksi tersebut .
(4) Exchange Rate Risk
Risiko ini berkaitan dengan fluktuasis nilai tukar mata uang
domestik dengan nilai mata uang negara lainnya. Risiko ini
biasanya dihadapi oleh investor internasional atau perusahaan
yang menggunakan mata uang asing dalam kegiatan
operasionalnya maupun pendanaan.
(5) Country Risk
Risiko ini berkaitan dengan kestabilan polittik serta kondisi
lingkungan perekonomian disuatu negara.
16

Kemudian Ahmad (2004) menjelaskan pula mengenai risiko


investasi. Menurutnya risiko investasi ada tujuh , yaitu :
(1) Risiko inflasi (Inflation Risk)
Risiko inflasi terjadi bila ada peningkatan harga
barang/jasa akan menurunkan nilai mata uang.
(2) Risiko Pasar (Market Inflation)
Risiko ini terjadi bila penurunan harga saham terjadi maka akan
mengakibatkan capital loss. Risiko ini muncul sebagai akibat dari
variability return pasar yang disebabkan oleh terjadinya bear/bull
market karena adanya kondisi ekonomi yang terus berubah-ubah.
(3) Risiko Sektoral
Risiko ini dipengaruhi oleh kinerja usaha industri-industri yang
tergabung dalam suatu sektor yang dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan (life cycle) kondisi peraturan dan iklim usaha
(4) Risiko Tingkat Suku Bunga (Interst Rate Risk)
Risiko ini muncul dariperubahan dalam tingkat suku bunga yang
ada dipasar . Risiko tingkat suku bunga mempunyai pengaruh
yang smaa terhadap surat berharga. Perubahan tingkat suku bunga
akan menyebabkan terjadinya fluktuasi harga surat-surat
berharga.
(5) Risiko Kredit ( Credit Risk)
Risiko timbul jika perusahaan menerbitkan efek hutang dan
instrumen pasar yang tidak mampu untuk membayar pokok
hutang dan bunga tertunggak .
(6) Risiko Mata Uang (Currency Risk)
Risiko ini timbul apabila terjadi perubahan nilai mata uang negara
asing dibandandingkan dengan mata uang domestik sehingga
akan mengurangi tingkat hasil dari investasi asing . hal in terjadi
karena nilai mata uang asing itu menurun sehingga nilai investasi
langsungnya menjadi lebih kecil .
(7) Assets Class Risk
17

Saham obligasi , dan kas (atau instrumen pasar yang lainnya)


merupakan tiga kelas aset yang paling utama. Jika investor tidak
berimbang dalam melakukan diversifikasi terhadap investasinya,
dengan demikian risikonya akan semakin mengecil .
Dengan adanya risiko-risiko investasi di atas , maka investor
dituntut untuk berhati-hati dan melakukan analisa yang matang.
Informasi yang lengkap dan pemahaman yang komprehensif akan
membantu investor dalam melakukan keputusan instrumen investasi
apa yang paling tepat untuknya.

2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Investasi


Berdasarkan beberapa pendapat dan penelitian yang telah
dilakukan oleh penelitian-penelitian sebelumnya maka penelitian ini
mengkombinasikan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko investasi
baik faktor mikro maupun makro.
Faktor mikro atau fundamental yang mempengaruhi
risikoinvestasi salah satunya adalah kebijakan dividen dan faktor
makro yang mempengaruhi risiko investasi diantaranya yaitu tingkat
suku bunga dan nilai kurs .
Menurut Halim, (2003:47) dalam Zubaidah (2003), terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi risiko investasi, yaitu:
(1) Risiko Bisnis, merupakan risiko yang timbul akibat menurunnya
profitabilitas perusahaan emiten
(2) Risiko Likuiditas, berkaitan dengan kemampuan saham yang
bersangkutan untuk dapat segera diperjual belikan tanpa
mengalami kerugian yang berarti.
(3) Risiko Tingkat Bunga, merupakan risiko yang timbulakibat
perubahan tingkat bunga yang berlaku dipasar. Biasanya risiko ini
berjalan berlawanan dengan harga-harga instrumen pasar modal .
18

(4) Risiko pasar, merupakan risiko yang timbul akibat


kondisiperekonomian negarayang berubah-ubah dipengaruhi oleh
resesi dan kondisi perekonomian lain.
(5) Risiko daya beli, merupakan riiko yang timbul akibat pengaruh
perubahan tingkat inflasi, dimana perubahan ini akan
menyebabkanberkurangnya daya beli yang diinvestasikan
maupun bunga yang diperoleh dari investasi. sehingga
menyebabkan nilai rill pendapatan akan lebih kecil.
(6) Risiko mata uang, merupaka risiko yangtimbul akibat pengaruh
perubahan nilai tukar mata uang domestik (misalnya
rupiah)dengan mata uang negara lain (misalnnya dolar Amerika).

2.3.4 Ukuran Risiko Investasi


Yang dimaksud dengan risiko investasi adalah potensi kerugian
yang diakibatkan oleh penyimpangan tingkat pengembaian yang
diharapkan dengan tingkat pengembalian aktual . risiko merupakan
besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian aktual
(actualreturn) dengan tingkat pengembalian yang diharapkan (ER-
expected return). Risiko dinyatakan sebagai seberapa jauh hasil yang
diperoleh yang dapat menyimpang dari hasil yang diharapkan , maka
digunakan ukuran penyebaran. Alat statistika sebagai ukurab
penyebaran, yaitu varians dan standar deviasi .
Variable ini diukur dengan menggunakan standar deviasi .
adapun persamaan sebagai berikut : (sumber makaryanawati dan
ulum, 2009)

( ( ))
( )

Dimana :
Rij : tingkat keuntungan yang terjadi pada kondisi j
E (Ri) : tingkat keuntungan yang diharapkan
n : banyaknya kondisi
19

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Hubungan Risiko Dan Tingkat Pengembalian Investasi


Pada dasarnya, investasi dilakukan untuk menghasilkan sejumlah
uang. Investasi adalah komitmen sejumlah dana saat ini dengan harapan
memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Orang atau perusahaan
yang melakukan investasi disebut investor. Investasi disebut juga
penanaman modal. Tujuan investasi diantaranya untuk kehidupan yang
layak dimasa mendatang, mengurangi inflasi, dorongan untuk menghemat
pajak, dan lain-lain. Mengapa investasi terkait dengan teori risiko dan
tingkat pengembalian ? Hal tersebut dapat dijabarkan dari dasar keputusan
investasi yang di dalamnya terdapat risiko, tingkat pengembalian dan
hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian.
Return atau tingkat pengembalian merupakan salah satu faktor yang
memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas
keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya.
Tingkat pengembalian yang diterima oleh investor pun terbagi dalam dua
komponen utama, yaitu Yield dan Capital Gain (Loss). Yield mencerminkan
aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu
investasi. Capital Gain (Loss) mencerminkan kenaikan atau penurunan
harga suatu surat berharga yang bisa memberikan keuntungan atau kerugian
bagi investor. Tingkat pengembalian (Return) yang diharapkan dari seorang
investor dapat dihitung dari data yang telah ada maupun harapan investor
dimasa mendatang. Return dapat dihitung dengan menghitung jumlah
pengembalian yang diterima dikurangi jumlah yang diinvestasikan dibagi
dengan jumlah yang diinvestasikan.
Setiap investor dalam melakukan keputusan investasi selalu
mengharapkan tingkat pengembalian yang besar dan tetntunya tidak terlepas
20

dari faktor risiko. Disini dapat dijelaskan bahwa risiko merupakan


kemungkinan perbedaan antara tingkat pengembalian yang diterima dengan
tingkat pengembalian yang diharapkan. Apabila semakin tinggi seorang
investor menghadapi risiko berinvestasi, maka tingkat pengembalian yang
diterima oleh investor pun semakin tinggi (high risk, high return). Dari
hubungan risiko dengan tingkat pengembalian dalam berinvestasi, muncul
tipe-tipe investor dalam berinvestasi.
Tipe-tipe investor dalam berinvestasi terbagi tiga, yaitu :
1) Risk Aversion
Risk Aversion merupakan tipe investor yang tidak menyukai risiko dan
cenderung menghindari risiko sehingga tingkat pengembalian yang
diperoleh pun kecil.
2) Risk Tolerance
Risk Tolerance adalah tipe investor yang menyukai risiko, tetapi masih
mempertimbangkan seberapa besar risiko yang harus dihadapi
3) Risk Premium.
Risk Tolerance lebih bertoleransi pada risiko, tetapi tetap tidak berani
mengambil risiko setinggi mungkin. Risk Premium adalah tipe investor
yang berani mengambil risiko dan menganut paham high risk, high
return. Dengan konsep high risk high return, investor percaya bahwa
mereka memiliki kompensasi atas tingkat pengembalian yang tinggi yang
diperoleh dari risiko investasi yang tinggi yang diambil oleh perusahaan.
Berdasarkan teori risiko dan tingkat pengembalian dalam keputusan
investasi, investor dapat melakukan investasi dalam berbagai bentuk.
Contohnya investasi dalam bentuk aktiva tetap (rumah, tanah, gedung, dll),
investasi dalam bentuk surat berharga, seperti saham, obligasi (surat
hutang), kontrak perusahaan, ekuitas internasional, dan bentuk surat
berharga lainnya, investasi dalam bidang pendidikan, dan bentuk investasi
lainnya. Bentuk-bentuk investasi diatas juga terbagi berdasarkan tingkat
risikonya. Semakin tinggi risiko, maka bentuk investasi yang ditanamkan
oleh investor juga semakin besar nominal pengembaliannya. Dari segi
21

risikonya, investasi juga terbagi dalam investasi individu dan investasi


portofolio, dimana investasi portofolio merupakan investasi gabungan
saham atau surat berharga.
Keputusan investasi juga terkait dengan kebijakan pembagian
Dividend (Dividend Policy). Dividend Policy merupakan keputusan dalam
pembagian yang sesuai antara dividend dengan laba yang ditahan (retained
earning). Keputusan investasi pun tidak luput dari pengaruh tingkat suku
bunga bank, tingkat suku bunga obligasi, kondisi perekonomian suatu
negara, indeks saham yang ada di suatu negara (contohnya di Indonesia,
yaitu IHSG), dan variabel ekonomi lainnya. Dengan kata lain, variabel
ekonomi dan faktor-faktor diatas merupakan alat pengukur tingkat
pengembalian dalam investasi. Dengan berdasarkan teori risiko dan tingkat
pengembalian, seorang investor dapat melakukan diversifikasi atau
penyebaran investasi dalam berbagai saham, surat berharga, dll, sehingga
dapat mengurangi tingkat risiko atau tingkat pengembalian yang diusahakan
tetap stabil dalam berbagai kondisi perekonomian di suatu negara. Oleh
karena itu, investor tidak dapat hanya memperhatikan satu variabel saja
dalam melakukan investasi, tetapi harus memperhatikan variabel ekonomi,
indeks harga saham dan variabel lainnya yang terkait dengan keputusan
investasi.
Faktor yang tidak kalah penting berpengaruh pada keputusan
berinvestasi adalah jangka waktu, selain risiko, tingkat pengembalian dan
variabel ekonomi. Investor dapat menanamkan modalnya pada jangka
pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. Pemilihan jangka waktu
investasi sebenarnya merupakan suatu hal penting yang menunjukkan
ekspektasi atau harapan dari investor. Investor selalu menyeleksi jangka
waktu dan pengembalian yang bisa memenuhi ekspektasi dari pertimbangan
pengembalian dan resiko.
Proses investasi adalah suatu rangkaian aktivitas yang menghasilkan
di dalam pembelian aset nyata / surat berharga. Berikut penjabaran secara
umum dalam proses berinvestasi. Proses investasi berkisar tentang
22

keputusan - keputusan investasi yang berhubungan untuk memaksimumkan


kekayaan investor. Langkah - langkah dalam proses investasi adalah :
1) Pengetahuan tentang pengembalian dan risiko investasi. Seorang investor
harus lebih dahulu memahami definisi dan konsep investasi serta
kaitannya denga teori risiko dan tingkat pengembalian (risk and return).
2) Mengetahui sikap investor terhadap risiko. Setiap investor harus mau
menerima risiko investasi yang terdapat di dalam aset riil maupun surat
berharga, dan dapat mengidentifikasi kombinasi pengembalian dan risiko
yang dapat diterima. Dengan kata lain, sebelum menerima risiko
investasi, investor harus berada pada posisi finansial yang logis, dan
harus siap menggunakan alasan-alasan yang masuk akal untuk proses
pembuatan keputusan, karena pada dasarnya investor pasti ingin
memperoleh sejumlah uang dan memperoleh keuntungan dari
berinvestasi.
3) Pengetahuan dari setiap tipe surat berharga / aset yang tersedia untuk
investasi, termasuk pengembalian yang diharapkan dan risiko yang
berhubungan dengan tipe aset / surat berharga tersebut.
4) Memilih beberapa surat berharga / aset yang dapat memberi suatu
pengembalian dan risiko yang dapat diterima berdasarkan kebutuhan-
kebutuhan dari investor tertentu. Sesuai dengan konsep high risk high
return, investor dpt menempatkan dan memilih mau berinvestasi di jenis
investasi yang risiko rendah dan tingkat pengembalian rendah, risiko
tinggi dan tingkat pengembalian rendah atau risiko tinggi dan tingkat
pengembalian tinggi.
Dari definisi dan konsep investasi di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa keputusan berinvestasi dipengaruhi dari banyak faktor, baik dari
faktor investor, faktor risiko dan tingkat pengembalian, faktor jangka waktu,
faktor eksternal perusahaan, faktor dari jenis investasi yang akan dipilih dan
faktor dari variabel ekonomi. Keseluruhan faktor tersebut juga berpengaruh
pada teori risiko dan tingkat pengembalian. Oleh karena itu, investor harus
pandai menetapka investasi apa yang akan dilakukan, jenis/tipe investasi
23

apa yang dipilih, tingkat risiko dan tingkat pengembalian, serta keputusan
dalam memperhitungkan laba rugi perusahan.

3.2 Cara Meminimalisir Resiko Investasi


(1) Dengan Diversifikasi

Salah satu cara yang paling banyak dilakukan oleh para investor adalah
dengan melakukan diversifikasi. Apa itu Diversifikasi? Diversifikasi
merupakan strategi dalam berinvestasi yang membagi modal investasi
ke beberapa jenis aset investasi yang ada. Jadi, dari modal investasi
yang Anda miliki, tidak semuanya ditaruh dalam aset investasi yang
sama. Cara ini cukup membantu dalam meminimalkan resiko
berinvestasi. Contohnya seperti ini, Anda berinvestasi di aset saham,
properti, dan obligasi. Nah, di sini Anda telah melakukan Diversifikasi.
Jika suatu saat investasi saham Anda jatuh, maka Anda akan terbantu
dengan aset lain yakni properti dan obligasi.

Yang perlu diperhatikan ketika melakukan diversifikasi adalah memilih


jenis aset investasi yang benar. Jangan asal memilih aset-aset investasi
yang memiliki untung besar, tetapi semua aset tersebut harus saling
melengkapi.

(2) Pilih Aset Investasi Yang Anda Ketahui

Banyaknya pilihan investasi membuat Anda harus ekstra pandai dalam


memilihnya. Namun kaitannya dengan meminimalkan resiko
berinvestasi, lebih baik Anda memilih aset investasi yang Anda ketahui
dan pahami. Anda tak perlu terpengaruh ajakan atau manisnya
keuntungan dari sebuah investasi yang belum Anda ketahui betul.
Apalagi kalau ada iming-iming jenis investasi yang berujuk pada
investasi bodong, Anda harus hati-hati.

Lebih baik Anda memilih jenis investasi yang memang sudah legal dan
memiliki izin dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Sehingga dalam
24

menjalankan investasi nanti, Anda tak perlu khawatir adanya kemacetan


di tengah jalan karena manajemen investasi tersebut.

(3) Bisa Memilih Investasi Tabungan

Jika Anda memang tak mau direpotkan dengan masalah resiko yang
ada. Anda bisa memilih investasi tabungan. Karena Tabungan memiliki
resiko yang yang kecil. Tabungan juga bisa Anda cairkan kapan saja
jika Anda membutuhkan.

(4) Pelajari Ilmu Dasar Investasi

Meskipun ada jenis investasi yang cukup mudah dijalankan oleh orang
awam yang belum mengerti tentang investasi, Anda tetap harus mau
mempelajari tentang ilmu dasar investasi. Hal ini sangat penting agar
Anda mengetahui berbagai resiko investasi dan bagaimana nanti
mengatasinya. Ketika sudah memiliki ilmu dasarnya ini, Anda pun akan
semakin percaya diri dalam berinvestasi dan mengelola investasi ke
depannya. Karena investasi ini sifatnya jangka panjang sehingga
membutuhkan keputusan-keputusan yang sangat matang akan hasilnya
bisa dirasakan di masa yang akan datang.

Atau Anda bisa menanyakan kepada rekan yang sudah bermain


investasi atau bisa membaca buku investasi. Gunakan internet untuk
mencari referensi soal investasi. Itu semua akan membantu Anda dalam
mematangkan diri Anda sebelum benar-benar memilih investasi. Dan yang
jelas, dengan mengetahui apa itu investasi Anda bisa mencegah resiko
investasi yang ada.

3.3 Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan Atas Investasi


Secara Berdiri Sendiri atau Portofolio

(1) Risiko arus kas aktiva dapat dipertimbangkan atas dasar berdiri sendiri
(stand-alone basis) oleh setiap aktiva itu sendiri atau dalam konteks
portofolio di mana investasi digabungkan dengan aktiva lain dan
risikonya dikurangi melalui diversifikasi.
25

(2) Kebanyakan investor yang rasional memiliki portofolio aktiva, dan


mereka lebih memperhatikan risiko portofolionya daripada risiko aktiva
individual.
(3) Pengembalian yang diharapkan atas investasi adalah nilai rata-rata dari
distribusi probabilitas pengembalian.
(4) Semakin besar probabilitas bahwa pengembalian aktual akan jauh di
bawah pengembalian yang diharapkan, semakin besar risiko yang
berdiri sendiri (stand-alone) yang berkaitan dengan aktiva.
(5) Tingkat pengembalian yang diharapkan atas saham umumnya sama
dengan pengembalian yang diperlukan
(6) Namun, sesuatu dapat terjadi yang menyebabkan tingkat pengembalian
yang diperlukan berubah:
a) Suku bunga bebas risiko dapat berubah karena perubahan inflasi
yang diantisipasi.
b) Beta saham dapat berubah.
c) Penolakan investor terhadap risiko dapat berubah.
(7) Dengan semakin berkembangnya dunia usaha dan investasi, maka
didirikanlah oleh Pemerintah Pasar Modal Indonesia, dalam hal ini
khususnya Bursa Efek Jakarta.

Pasar modal memberikan pilihan investasi yang semakin banyak bagi


perusahaan yang telah go public (emiten) untuk memperoleh dana dalam
mengembangkan perusahaannya, maupun investor untuk memperoleh
tingkat pengembalian yang lebih besar dari investasi yang ditanamkan
sebelumnya (capital gain). Tingkat pengembalian yang diharapkan berkaitan
erat dengan risiko yang ditanggungnya, bila tingkat pengembalian yang
diperoleh besar, maka risikonya juga besar, dan sebaliknya bila tingkat
pengembalian yang diperoleh kecil, maka risikonya juga kecil, tetapi
semuanya tergantung dari investor itu sendiri dalam menghadapi risiko.
26

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan makalah diatas penulis dapat mengambil
kesimpulan diantaranya:
Risiko adalah tingkat ketidakpastian akan terjadinya sesuatu atau tidak
terwujudnya sesuatu tujuan, pada suatu kurun atau periode waktu tertentu
(time period). Dan Cara mengelola resiko, yaitu memperkecil resiko,
mengalihkan resiko, mengontrol resiko, pendanaan resiko.
Dalam manajemen investasi, tingkat keuntungan disebut dengan
return. Return dari suatu aset adalah tingkat pengembalian atau hasil yang
diperoleh akibat melakukan investasi. Return merupakan salah satu faktor
yang memotivasi investor untuk berinvestasi karena dapat menggambarkan
secara nyata perubahan harga.
Dalam menjalankan sebuah bisnis, perusahaan kecil lebih berisiko
dalam tingkat pengembalian dari pada perusahaan besar. Mengapa? Karena
pengalaman bisnis perusahaan kecil mengandung risiko operasi yang lebih
besar , mereka lebih sensitif terhadap kecenderungan bisnis yang menurun
dan beberapa beroperasi dalam pasar yang kecil yang dengan cepat muncul
dan kemudian dengan cepat lenyap. Selain itu perusahaan kecil
mengandalkan pembiayaan melalui utang dibandingkan perusahaan yang
besar. Perbedaan ini menciptakan variabilitas yang lebih pada jumlah laba
dan arus kas, yang diartikan sebagai risiko yang lebih besar.
Tingkat pengembalian yang diharapkan atas investasi

1) Risiko arus kas aktiva dapat dipertimbangkan atas dasar berdiri sendiri
(stand-alone basis) oleh setiap aktiva itu sendiri atau dalam konteks
portofolio di mana investasi digabungkan dengan aktiva lain dan
risikonya dikurangi melalui diversifikasi.
27

2) Kebanyakan investor yang rasional memiliki portofolio aktiva, dan


mereka lebih memperhatikan risiko portofolionya daripada risiko aktiva
individual.
3) Pengembalian yang diharapkan atas investasi adalah nilai rata-rata dari
distribusi probabilitas pengembalian.

4.2 Saran
Bagi investor, selain mempertimbangkan return yang akan
diperolehnya ketika berinvestasi hendaknya juga mempertimbangkan resiko
investasi yang tentunya juga akan mempengaruhi return yang didapatkannya
dengan investasi yang dilakukan.
28

DAFTAR PUSTAKA

Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan. http://jurnal-


sdm.blogspot.com/2009/05/faktor-faktor-yang-dipertimbangkan.html
, diakses 19 April 2017

8 Faktor Yang Memperkecil Risiko Investasi Reksadana.


http://www.finansialku.com/8-faktor-yang-memperkecil-risiko-investasi-
reksadana/, diakses 19 April 2017

Manan, Abdul. 2009. Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar


Modal Syariah Indonesia. Jakarta: Kencana
Resiko Dan Tingkat Pengembalian Manajemen Keuangan.
http://rumahtugasekonomi.wordpress.com/resiko-dan-tingkat-
pengembalian-manajemen-keuangan/, diakses pada 19 April 2017

Risiko Dan Pengembalian Investasi. https://www.finansialku.com/risiko-dan-


pengembalian-investasi/

Sharpe, William F dkk. 1997. Investasi. Jakarta: Prenhallindo, diakses pada 19


April 2017

Wikipedia : Investasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Investasi, diakses 3 Maret 2015

Anda mungkin juga menyukai