Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN

1. Apa pengertian dari manajemen risiko?


Jawab: Manajemen risiko adalah sebuah pendekatan metodologi yang terstrustur dalam
mengelola (manage) sesuatu yang berkaitan dengan sebuah ancaman karena ketidak
pastian. Ancaman yang dimaksud adalah akibat dari aktivitas individu termasuk yang
terdapat/berperan di dalamnya, aktivitas ini meliputi penilaian risiko yang mengancam,
pengembangan strategi untuk menanggulangi risiko dengan pengelolaan sumber daya
yang ada. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada
pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko dan menampung sebagian
atau semua konsekuensi risiko tertentu.
2. Di dalam dunia kurs mengambang, manajemen risiko mencakup apa saja?
Jawab: Risiko kurs valuta asing (valas) adalah salah satu bentuk risiko yang paling
umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multinasional. Dalam dunia kurs
mengambang, manajemen risiko mencakup:
Antisipasi pergerakan kurs,
Pengukuran risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan,
Perancangan strategi perlindungan yang memadai, dan
Pembuatan pengendalian manajemen risiko internal.
3. Jelaskan tujuan dari manajemen risiko?
Jawab: Tujuan utama manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi
kerugian yang timbul dari perubahan tak tertuga dalam harga mata uang, kredit,
komoditas, dan ekuitas. Risiko volatilitas harga yang dihadapi ini disebut risiko pasar.
Risiko pasar terdapat dalam berbagai bentuk. Meskipun fokus terhadap volatilitas harga
atau tingkat, akuntan manajemen mempertimbangkan risiko lainnya seperti:
Risiko liquiditas, timbul karena tidak semua produk manajemen risiko keuangan
dapat diperdagangkan secara bebas. Pasar yang sangat tidak likuid ini misalnya
seperti real estate dan saham dengan kapitalisasi kecil.
Diskontinuitas pasar, mengacu pada risiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan
perubahan harga secara bertahap.
Risiko kredit, merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak
manajemen risiko tidak dapat memenuhi kewajibannya. Sebagai contoh , pihak
lawan yang menyepakati penukaran euro Prancis menjadi dolar Kanada mungkin
gagal untuk menyerahkan euro pada tanggal yang dijanjikan.
Risiko regulasi, adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas public melarang
penggunaan produk keuangan untuk tujuan tertentu. Sebagai contoh bursa efek

Kuala Lumpur tidak mengizinkan penggunaan shrot sales sebagai alat lindung
nilai terhadap penurunan harga ekuitas.
Risiko pajak, merupakan risiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat
memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan. Sebagai contoh, perlakuan
kerugian valuta asing sebagai keuntungan modal ketika laba biasa lebih disukai.
Risiko akuntansi, adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat
dicatat selain bagian dari transaksi yang hendak dilindung nilai.Contohnya adalah
ketika keuntungan atas lindung nilai terhadap komitmen pembelian diperlakukan
sebgaai laba lain-lain dan bukan sebagai pengurang biaya pembelian.
4. Sebutkan dan jelaskan kontrak atau instrumen keuangan yang memungkinkan
penggunanya

untuk

meminimalkan,

menghilangkan,

atau

paling

tidak

mengalihkan risiko pasar pada pundak pihak lain!


Jawab: Produk lindung nilai kontraktual merupakan kontrak atau instrumen keuangan
yang memungkinkan penggunaannya untuk meminimalkan, menghilangkan, atau paling
tidak mengalihkan risiko pasar pada pundak pihak lain. Produk ini mencakup antara lain;
Kontrak forward valas. Merupakan perjanjian untuk mengirimkan atau menerima
jumlah mata uang tertentu yang dipertukarkan dengan mata uang domestik, pada
tanggal di masa mendatang, berdasarkan kurs tetap.
Future keuangan. Merupakan komitmen untuk membeli atau menyerahkan
sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal tertentu di masa depan dengan
harga yang sudah ditentukan.
Opsi mata uang. Opsi mata uang memberikan hak kepada pembeli untukmembeli
atau menjual suatu mata uang dari pihak penjual berdasarkan harga tertentu pada
atau sebelum tanggal kadaluwarsa.
Swap mata uang. Mencakup pertukaran saat ini dan di masa depan atas dua mata
uang yang berbeda berdasarkan kurs yang telah ditentukan sebelumnya.
5. Bagaimana cara mengidentifikasi, mengukur dan memitigasi dari risiko pasar?
Jawab: Akuntan manajemen membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar,
mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko alternatif,
mengukur potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk
lindung nilai tertentu dan mengevaluasi efektivitas program lindung nilai.
a) Identifikasi risiko adalah, suatu tindakan yang dilaksanakan dengan melakukan
analisis terhadap karakteristik resiko yang melekat pada aktivitas fungsional,
Resiko terhadap produk dan kegiatan usaha.
Identifikasi Risiko Pasar. Kerangka dasar

yang

bermanfaat

untuk

mengidentifikasikan berbagai jenis risiko market yang berpotensi dapat disebut

sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan atas hubungan
berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan pesaingnya.
Dan biasanya disebut sebagai kubus pemetaan risiko. Istilah pemicu nilai
mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama
yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs
valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas dan eukuitas. Dimensi
ketiga dari kubus pemetaan risiko, melihat kemungkinan hubungan antara risiko
pasar dan pemicu nilai untuk masing-masing pesaing utama perusahaan. Jika
seorang pesaing membeli topi bisbol dari luar negeri dan mata uang negara
sumber pembelian mengalami penurunan nilai relatif terhadap mata uang negara
anda, maka perubahan ini dapat menyebabkan pesaing dari luar mampu untuk
menjual dengan harga yang lebih rendah daripada perusahaan. Ini disebut sebagai
risiko kompetitif mata uang yang dihadapi.
b) Pengukuran risiko adalah, suatu tindakan yang dilaksanakan dengan melakukan
evaluasi secara berkala terhadap kesesuaian asumsi, sumber data dan prosedur
yang digunakan untuk mengukur resiko.
Menguantifikasi Penyeimbangan. Akuntan harus mengukur manfaat dari lindung
dinilai dan dibandingkan dengan biaya plus biaya kesempatan berupa keuntungan
yang hilang dan berasal dari spekulasi pergerakan pasar.
c) Mitigasi risiko adalah, suatu tindakan terencana dan berkelanjutan yang
dilakukan oleh pemilik risiko agar bisa mengurangi dampak dari suatu kejadian
yang berpotensi atau telah merugikan atau membahayakan pemilik risiko
tersebut.
Manajemen Risiko di Dunia dengan Kurs Mengambang Risiko kurs valuta asing
(valas) adalah salah satu bentuk risiko yang paling umum dan akan dihadapi oleh
perusahaan multinasional. Dalam dunia kurs mengambang, berikut cara mitigasi
risiko mencakup :
1) antisipasi pergerakan kurs,
2) pengukuran risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan,
3) perancangan strategi perlindungan yang memadai, dan
4) pembuatan pengendalian manajemen risiko internal.

Contoh Kasus.
Masihkah Hedging Menjadi Penyelamat?
Banyak entitas ketar-ketir akibat fluktuasi rupiah belakangan ini. Masihkah hedging menjadi
penyelamat?
Kalangan pengusaha yang familiar dengan barang-barang impor harus putar otak untuk

menyiasati mata uang rupiah yang masih terkapar. Sejak medio Desember tahun lalu hingga
awal Mei ini, rupiah tak jauh beranjak dari kisaran Rp13.000. Tak pelak, Bank Indonesia
merekomendasikan hedging (lindung nilai) atas semua transaksi yang menggunakan valuta
asing.
Utang luar negeri dari swasta yang sangat mencolok telah ikut berkontribusi menjatuhkan
nilai rupiah dari mata uang asing, terutama dolar Amerika Serikat (USD). Lebih parah lagi,
menurut data BI, dari total utang swasta ternyata sebanyak 47 persen tak memiliki fasilitas
hedging. Padahal utang luar negeri swasta dan BUMN dalam lima tahun ini naik
signifikan, sindir Gubernur BI, Agus Martowardojo belum lama ini. Hingga April 2015,
utang luar negeri swasta sudah menembus angka USD162,8 miliar atau sekitar Rp2.106
triliun dengan asumsi kurs Rp13.000 per USD1. Angka itu sekitar 55,7 persen dari total utang
USD266,1 miliar. Sisanya, utang luar negeri sektor publik sebanyak USD129,7 miliar.
Dengan tidak adanya hedging, nilai utang tersebut bakal menggunung di saat kondisi rupiah
makin melemah. Makanya, BI mewajibkan perusahaan melakukan hedging apabila ingin
mengambil utang luar negeri atau bertransaksi lewat valas, kata Agus. Hedging penting
untuk memitigasi risiko yang sewaktu-waktu dapat muncul akibat fluktuasi mata uang ini.
Pengusaha sebaiknya tidak melakukan spekulasi di tengah gejolak kurs ini. Justru harusnya
mencari manfaat dari usahanya, jangan mencari manfaat dari risiko, ia menambahkan.
Masihkah Hedging Menjadi Penyelamat?
Hedging dimaksudkan untuk melindungi perusahaan dari fluktuasi harga, dalam hal ini kurs
rupiah terhadap mata uang asing. Hedging membantu mengurangi tekanan risiko yang
berhubungan dengan perubahan kurs dan dapat membantu perusahaan mencapai hasil seperti
yang direncanakan.
Tapi seberapa besar hedging dapat menolong keuangan perusahaan yang semakin tergerus
depresiasi rupiah ini? Kalangan pengusaha justru menilai hedging tak lagi efektif di kala
rupiah terus anjlok makin dalam. Hampir semua industri terpukul dengan kondisi ini. Industri
manufaktur mengaku yang paling terpukul dengan depresiasi rupiah ini.
Ketua Umum Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia, Irvan K. Hakim menyebut,
penguatan kurs dolar AS saat ini sangat membebani biaya operasional perusahaan industri
baja. Komponen energi dan bahan baku mencapai 80% dari total biaya produksi di industri
baja. Akibatnya, marjin perusahaan akan tergerus signifikan.
Ditambah lagi kenaikan biaya lain membuat beban perseroan kian bertambah, keluhnya.
Memang idealnya kenaikan harga produksi dibebankan ke konsumen. Akan tetapi
kenyataannya tidak begitu. Karena konsumen juga mempunyai daya beli yang terbatas, ia
memaklumi.
Namun, anjuran dari otoritas moneter agar pihak industri baja melakukan hedging di tengah
kondisi depresiasi rupiah itu dirasa tak terlalu menolong. Pasalnya, nilai tukar rupiah
terhadap dolar AS meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Kami sudah lama
hedging untuk transaksi penjualan sebesar 50 persen. Tapi hedging ini kan ada biayanya dan

tidak menutup risiko dari kenaikan dolar AS tersebut, aku Irvan.


Stress Test untuk Simulasi Krisis
Menyikapi terpuruknya rupiah ini, otoritas keuangan BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
membuat simulasi stress test terhadap beberapa perusahaan, baik itu perbankan atau non
bank. Stress test ini dilakukan untuk melihat kondisi ketahanan perusahaan tersebut dari
goncangan depresiasi rupiah. Kesimpulannya, kendati saat ini masih dalam posisi baik, tapi
rata-rata mereka merasa sangat terpukul dengan pelemahan rupiah ini.
BI mengklaim jika beragam skenario atau metode yang dilakukan otoritas moneter itu
sebetulnya masih relatif baik-baik saja. Tetapi diakui memang banyak korporasi yang
mengalami tekanan karena fluktuasi nilai tukar rupiah akhir-akhir ini. Tekanan itu bisa
berbentuk turunnya rasio likuiditas dan rasio profitablitas perusahaan.
Namun yang terkena tekanan paling besar adalah korporasi yang sebelumnya memang sudah
agak bermasalah. Berdasarkan informasi BI, setidaknya sudah ada 11 korporasi yang
mengalami likuiditas negatif. Sementara kemungkinan korporasi masuk zona stress dan stress
test itu mencapai 52,3 persen. Pun demikian dengan sektor perbankan. Ada 25 bank yang
terkena perlambatan akibat imbas dari stress test tersebut. Ini terlihat dari penurunan capital
adequacy ratio (CAR) sejumlah perbankan akibat stress test itu. Data yang lebih mengejutkan
datang dari OJK. Disebutkan Irwan Lubis, Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan OJK,
melalui stress test terhadap perbankan nasional, ia memperkirakan akan ada masalah serius di
dunia perbankan Indonesia jika kurs rupiah mencapai Rp15.000 per dolar. Ada satu hingga
lima bank besar nasional yang akan kena hit (hantaman) bila depresiasi rupiah tembus ke
level Rp15.000.
Dari kasus di atas, maka disimpulkan:
Identifikasi risiko: karakteristik risiko dari kasus di atas adalah Fluktuasi rupiah saat ini yang
menginjak Rp. 13.000 bahkan saat ini mencapai Rp. 13.500 salah satu faktor hal ini terjadi
karena Utang luar negeri dari swasta yang sangat mencolok ikut berkontribusi menjatuhkan
nilai rupiah dari mata uang asing, terutama dolar Amerika Serikat (USD) Hingga April 2015,
utang luar negeri swasta sudah menembus angka USD162,8 miliar atau sekitar Rp2.106
triliun dengan asumsi kurs Rp13.000 per USD1. Angka itu sekitar 55,7 persen dari total utang
USD266,1 miliar. Sisanya, utang luar negeri sektor publik sebanyak USD129,7 miliar.
Mengukur Risiko: Salah satu cara untuk mengatasi risiko tersebut maka Gubernur BI Agus
Martowardojo menyarankan kepada perusahaan untuk melakukan hedging agar nilai utang
tersebut tidak menggunung di saat kondisi rupiah saat ini makin melemah.
Memitigasi Risiko: Hedging dimaksudkan untuk melindungi perusahaan dari fluktuasi
harga, dalam hal ini kurs rupiah terhadap mata uang asing. Hedging membantu

mengurangi tekanan risiko yang berhubungan dengan perubahan kurs dan dapat
membantu perusahaan mencapai hasil seperti yang direncanakan. Hedging penting untuk
memitigasi risiko yang sewaktu-waktu dapat muncul akibat fluktuasi mata uang ini.

HARGA TRANSFER DAN PAJAK


1. Apa yang dimaksud dengan Ekuitas Pajak?
Jawab: Ekuitas pajak berarti wajib pajak yang menghadapi situasi yang mirip serupa
semestinya membayar pajak yang sama, tetapi terdapat ketidaksetujuan antar bagaimana
menginterpretasikan konsep ini. Dalam kasus ini, laba yang berasal dari luar negeri harus
dikenakan pajak dengan jumlah yang sama dengan perusahaan lain di negara itu, yaitu
berdasarkan tarif pajak negara asing.
2. Sebutkan metode penentuan harga transaksi wajar yang dapat diterima?
Jawab: Secara umum harga transfer dapat ditentukan dengan menggunakan metodemetode berikut:
Harga Transfer Berdasarkan Harga Pasar (Market-Based Transfer Prices). Harga
transfer berdasarkan harga pasar dipandang sebagai penentuan harga transfer
yang paling independen. Barang-barang yang diproduksi unit penjual dihargai
sama dengan harga yang berlaku di pasar, pada sisi divisi penjual ada
kemungkinan untuk memperoleh profit, pada sisi pembeli harga yang dibayarkan
adalah harga yang sewajarnya.
Harga Transfer Berdasarkan Biaya (Cost-based Transfer Prices). Perusahaan
menggunakan metode penetapan harga transfer atas dasar biaya yang ditimbulkan
oleh divisi penjual dalam memproduksi barang atau jasa.
Harga Transfer Negoisasi (Negotiated Transfer Prices). Dalam ketiadaan harga,
beberapa perusahaan memperkenankan divisi-divisi dalam perusahaan yang
berkepentingan dengan transfer pricing untuk menegosiasikan harga transfer yang
diinginkan.
3. Apa saja dan jelaskan faktor-faktor yang melatar belakangi ditetapkannya
kebijakan metode transfer pricing?
Jawab: faktor-faktor yang melatar belakangi ditetapkannya kebijakan (metode) transfer
pricing adalah:
Size (ukuran perusahaan). Perusahaan besar cenderung menggunakan kebijakan
transfer pricing berbasis pasar.
Organizational Design (Rancangan organisasi). Sentralisasi operasi perusahaan ,
maka harga transfer ditetapkan manager pusat. Sebaliknya desentralisasi memberi
otonomi maksimal bagi manager subunit dalam penentuan harga transfer.
Degree of International Movement (tingkat keterlibatan internasional). Transfer
pricing pada perusahaan multinasional lebih banyak dipengaruhi oleh
pertimbangan lingkungan.

Cultural influences (pengaruh budaya). Perusahaan AS, Kanada, Perancis dan


Italia mempertimbangkan pajak sebagai faktor utama yang mempengaruhi harga
transfer. Perusahaan Jepang sangat mempertimbangkan pengaruh lingkungan
(seperti inflasi & revaluasi mata uang) dibanding perusahaan AS.
Kewajiban-kewajiban hukum. mencegah konflik dengan pejabat perpajakan,
pemerintah, otoritas antitrust dan regulator pasar baik di home ataupun host
country, perusahaan umumnya menggunakan harga berbasis pasar.
4. Sebutkan dua prinsip pajak!
Jawab: Ada 2 (dua) prinsip pajak yang umumnya dianut, yakni:
a. Prinsip territorial. Pajak penghasilan dipungut hanya dari pendapatan yang
diperoleh dari dalam negeri. (dianut oleh negara : Perancis, Hongkong,Kuwait,
Malaysia, Panama, Swiss, Venezuela)
b. Prinsip worlwide. Pajak dipungut dari pendapatan individu dan perusahaan yang
diperoleh dari dalam maupun luar negeri. Konsekuensi prinsip ini adalah
pendapatan perusahaan domestik yang diperoleh dari luar negeri menjadi subjek
pajak di 2 (dua) negara: host maupun home country dapat menimbulkan pajak
berganda (dianut oleh negara : Cina, AS, Jerman, Jepang, meksiko, Belanda ,
Inggris)

Anda mungkin juga menyukai