Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“AKUNTANSI INTERNASIONAL”
Dosen Pengampu:
Adrian Hartanto Darma Sanputra, S.E., M.S.A

Disusun oleh Kelompok 10:

1. Yukha Ulynuha (12403173132)


2. Anggel Nila Septi (12403173153)
3. Ninda Atma Juwita (12403173156)

JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH (6C)


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
MEI 2020
BAB
PEMBAHASAN

Manajemen risiko di level perusahaan, melihat risiko satu-persatu dalam konteks


strategi bisnis perusahaan. Saat ini risiko banyak dilihat dari portofolio investasi dengan
risiko banyak fungsi bisnis yang dikoordinasikan oleh manajer keuangan senior. Akuntan
manajemen harus bisa mengamati faktor-faktor risiko yang ada di perusahaan. Faktor tersebut
diantaranya faktor internal dan eksternal.
Faktor risiko eksternal mencakup data faktor makro ekonomi, fluktuasi nilai tukar,
wawasan politik, lingkungan kompetisi, pusat laba, struktur biaya dan inflasi, undang-undang
imigrasi untuk negara dimana karyawan perusahaan dipekerjakan, keamanan fisik, keamanan
data, dan keberlangsungan bisnis, dan risiko keusangan teknologi. Faktor risiko internal yang
secara formal dapat dimonitor mencakup risiko pelaporan keuangan, kepatuhan pada
Sarbanes Oxley, likuiditas dan jaminan, kepatuhan kontraktual, kepatuhan legal, hak atas
kekayaan intelektual, pelaksanaan keterlibatan untuk menjamin pengiriman barang dan jasa
berkualitas serta tepat waktu, interogasi dan kolaborasi untuk meyakinkan bahwa
pengambilalihan dan usaha patungan adalah kesesuaian organisasi yang baik, manajemen
sumber daya manusia, dan mungkin yang terpenting, budaya, nilai, dan kepemimpinan. Hal
ini termasuk membangun budaya nilai inti etik dan pelatihan kepemimpinan. Berikut adalah
siklus manajemen risiko oleh Infosys yang menggambarkan contoh praktik aktual suatu
perusahaan terkait manajemen risiko.1
Tampilan 11-1 Siklus Manajemen Risiko oleh Infosy

A. Tujuan Manajemen Risiko

1
Frederick D.S. Choi dan Gary K. Meek, Akuntansi Internasional (Buku 2 Edisi 6), (Jakarta: Salemba
Empat, 2010), hlm. 213
Tujuan dari manajemen risiko keuangan dalam tingkatan risiko individu adalah untuk
mengurangi peluang meningkatnya kerugian yang berasal dari perubahan-perubahan yang
tidak diperkirakan pada harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas. Orang-orang dipasar
cenderung menolak risiko. Oleh karena itu, sebagian besar dari mereka akan menukarkan
sebagian laba potensial dari perubahan harga yang merugikan. Perantara keuangan dan
makelar pasar telah memberikan respons dengan menciptakan produk keuangan yang
memungkinkan orang-orang dipasar untuk mentransfer risiko perubahan harga yang tidak
diperkirakan kepada orang lain yang disebut mitra pengimbang.
Hal yang perlu dipertimbangkan akuntan manajemen dalam mempertimbangkan risiko
lain yang mungkin timbul antara lain:
1. Risiko likuiditas, muncul karena tidak semua produk manajemen risiko keuangan
dapat dengan bebas ditukarkan.
2. Diskontinuitas pasar, mengacu pada risiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan
perubahan harga secara bertahap.
3. Risiko kredit, merupakan kemungkinan bahwa mitra pengimbang tidak akan
memenuhi kewajibannya terhadap kontrak manajemen risiko.
4. Risiko pengaturan, merupakan risiko bahwa otoritas publik dapat mencegah
penggunaan produk keuangan untuk menjalankan fungsinya.
5. Risiko pajak, adalah risiko dimana transaksi pencegahan risiko tertentu tidak akan
menerima laporan pajak yang diinginkan.
6. Risiko akuntansi, adalah risiko dimana transaksi pencegahan risiko tidak akan
dijelaskan sebagai bagian dari transaksi yang dilindunginya.2

B. Pentingnya Manajemen Risiko


Beberapa hal yang menyebabkan manajemen risiko dianggap penting dikarenakan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Pertumbuhan jasa manajemen risiko yang cepat menunjukkan bahwa manajemen
dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengatur dan mengendalikan risiko
keuangan.
2. Adanya harapan yang besar dari investor pihak-pihak yang berkepentingan lainnya,
agar manajer keuangan mampu mengidentifikasikan dan mengelola risiko pasar
yang dihadapi secara aktif.

2
Ibid, hlm. 214
C. Peran Akuntansi
Akuntansi manajemen membantu mengenali risiko pasar yang mungkin terjadi,
mengukur trade-offs yang berhubungan dengan strategi alternatif untuk merespon suatu
risiko, mengukur peluang suatu perusahaan terhadap risiko-risiko tertentu, memberi
penjelasan atas produk-produk pencegahan risiko tertentu, dan menilai keefektifan program
pencegahan risiko ini.
1. Mengenali Risiko-Risiko Pasar
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasikan berbagai jenis risiko
market yang berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali
dengan pengamatan atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu
perusahaan dan pesaingnya. Dan biasanya disebut sebagai kubus pemetaan risiko. Istilah
pemicu nilai mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama
yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta
asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas dan ekuitas. Dimensi ketiga dari kubus
pemetaan risiko, melihat kemungkinan hubungan antara risiko pasar dan pemicu nilai
untuk masing-masing pesaing utama perusahaan.3
Tampilan 11-2 Kubus Pemetaan Risiko

*) Kubus Pemetaan Risiko yang dibuat oleh J.P. MorganChase


Jika seorang pesaing membeli tas kulit dari luar negeri dan mata uang negara sumber
pembelian mengalami penurunan nilai relatif terhadap mata uang negara anda, maka
perubahan ini dapat menyebabkan pesaing anda mampu untuk menjual dengan harga yang
lebih rendah daripada anda. Ini disebut sebagai risiko kompetitif mata uang yang dihadapi.
2. Mengukur Trade-offs
3
Ibid, hlm. 216-218
Mengukur trade-offs yang berhubungan dengan strategi alternatif dalam merespons
suatu risiko. Manajemen dapat memilih untuk tetap menghadapi risiko daripada
melakukan pencegahan bila biaya perlindungan risiko lebih tinggi daripada
keuntungannya.
Seorang akuntan akan mengukur keuntungan dari pencegahan risiko dan biaya yang
dikeluarkan, juga biaya-biaya dan keuntungan terdahulu dengan cara mengamati
pergerakan pasar.
3. Manajemen Risiko di Dunia dengan Nilai Tukar Mengambang
Risiko kurs valuta asing (valas) adalah salah satu bentuk risiko yang paling umum dan
akan dihadapi oleh perusahaan multinasional. Dalam dunia kurs mengambang, manajemen
risiko mencakup :
a. Antisipasi pergerakan kurs
b. Pengukuran risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan
c. Perancangan strategi perlindungan yang memadai
d. Pembuatan pengendalian manajemen risiko internal4
4. Meramalkan Perubahan Nilai Tukar (Kurs)
Dalam mengembangkan program manajemen risiko nilai tukar, manajer keuangan
harus memiliki informasi mengenai kemungkinan arah, waktu, dan besarnya perubahan
kurs. Karena menyadari prospek kurs sebelumnya, manajemen keuangan dapat menyusun
ukuran-ukuran defensif memadai dengan lebih efesiensi dan efektif. Namun demikian
apakah mungkin untuk memprediksi pergerakan mata uang dengan akurat tetaplah sebuah
masalah.
Jika peramalan kurs tidak mungkin atau terlalu mahal dilakukan, maka manajer
keuangan dan akuntan harus mengatur masalah-masalah perusahaan mereka sedemikian
rupa untuk meminimalkan pengaruh buruk perubahan kurs. Proses ini dikenal sebagai
manajemen potensi risiko (eksposur).
Informasi yang sering kali digunakan dalam membuat peramalan kurs (yaitu
depresiasi mata uang) berkaitan dengan perubahan dalam faktor-faktor berikut ini :
a. Perbedaan Inflasi (inflation differential)
b. Kebijakan moneter (monetery policy)
c. Neraca Perdagangan (balance of trade)
d. Neraca pembayaran (balance of payment)

4
Ibid, hlm. 219-220
e. Cadangan moneter dan kapasitas utang luar negeri (international monetary reserve
and debt capacity)
f. Anggaran negara (national budget)
g. Kurs forward (forward exchange quotations)
h. Kurs tidak resmi (unofficial rates)
i. Perilaku mata uang terkait (behavior of related currencies)
j. Perbedaan suku bunga (interest rate differentials)
k. Harga opsi ekuitas luar negeri (foreign equity option prices)5
5. Mengukur Pemajanan
Proses penyusunan permasalahan perusahaan untuk mengurangi akibat perubahan
nilai tukar yang merugikan memerlukan informasi mengenai pemajanannya terhadap
risiko kurs valuta asing. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap eksposur valuta asing
memusatkan pada dua jenis pemajanan besar yaitu translasi dan transaksi. Pemajanan
translasi mengukur dampak perubahan kurs valuta asing terhadap kesetaraan mata uang
dalam negeri dari aset dan kewajiban mata uang asing suatu perusahaan. Berikut ini
merupakan tampilan dari pemajanan translasi.
Tampilan 11-3 Pemajanan Translasi

Kelebihan aset terbuka akan kewajiban terbuka (yaitu perihal mata uang asing yang
ditranslasikan pada nilai tukar terkini) menyebabkan posisi aset terbuka bersih. Hal ini
terkadang dianggap sebagai pemajanan positif. Devaluasi mata uang asing yang terhadap
mata uang pelaporan menghasilkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing
menghasilkan keuntungan translasi. Sebaliknya, suatu perusahaan memiliki posisi
kewajiban terbuka bersih, atau pemajanan negatif, ketika kewajiban terbuka melebihi aset
5
Ibid, hlm. 221
terbuka. Dalam keadaan ini, devaluasi mata uang asing menyebabkan keuntungan
translasi. Revaluasi mata uang asing menyebabkan kerugian translasi.6
Tampilan 11-4 Pemajanan Akuntansi (dalam ribuan)
Dolar AS Setelah Devaluasi Peso Filipina ($ 0,02 = PHP1)
Dolar AS Sebelum
Peso Devaluasi Peso ($ Lacar - Tak Moneter -
0,03 = PHP1) Nilai Terkini Temporal
lancar Nonmoneter

Aset
Kas PHP 500,000 $ 15,000 $ 10,000 $ 10,000 $ 10,000 $ 10,000
Akun yang diterima 1,000,000 30,000 20,000 20,000 20,000 20,000
Inventaris 900,000 27,000 18,000 18,000 27,000 18,000
Aset tetap 1,100,000 33,000 22,000 33,000 33,000 33,000
Jumlah PHP 3,500,000 $ 105,000 $ 70,000 $ 81,000 $ 90,000 $ 81,000

Tampilan 11-4 Pemajanan Akuntansi (dalam ribuan) (lanjutan)


Kewajiban dan Ekuitas Pribadi
PHP 400,000 $ 12,000 $ 8,000 $ 8,000 $ 8,000 $ 8,000
Utang jangka panjang 800,000 24,000 16,000 24,000 16,000 16,000
Ekuitas pemegang saham 2,300,000 69,000 46,000 49,000 66,000 7,000
Jumlah PHP 3,500,000 $ 105,000 $ 70,000 $ 81,000 $ 90,000 $ 81,000

Pemajanan Akuntansi (PHP) 2,300,000 2,000,000 300,000 1,200,000

Alat ukur akuntansi atas pemajanan beragam bentuknya bergantung pada metode
translasi yang digunakan. Tampilan 11-4 menggambarkan pilihan besar translasi. Neraca
akhir tahun merupakan cabang hipotesis Filipina dari perusahaan induk AS. Kolom kedua
menggambarkan penyetaraan dolar AS terhadap jumlah peso Filipina (PHP) pada nilai
tukar $0,03 = PHP1. Mata uang Peso diharapkan mengalami devaluasi sebesar 331/3
persen selama periode yang akan datang. Ketika inventaris dinyatakan pada nilai pasar di
bawah peraturan pasar lower of cost, metode-metode translasi yang bersifat temporal dan
moneter-nonmoneter menghasilkan ukuran pemajanan yang berbeda dan diperlakukan
secara terpisah.
Dengan menganggap perusahaan induk AS menunjuk dolar AS sebagai mata uang
fungsional anak perusahaan, kerugian kurs yang mungkin terjadi terhadap pemajanan
positif PHP 1.200 juta akan menjadi $12 juta, sebagaimana ditunjukkan pada Tampilan
11-5.
Tampilan 11-5 Perhitungan Rugi Valuta Asing yang Mungkin Terjadi (dalam
jutaan)
6
Ibid, hlm. 223-224
Aset Terbuka
Kas PHP 500
Piutang 1,000
Inventaris 900 PHP 2,400
Kewajiban Terbuka
Utang jangka pendek PHP 400
Utang jangka panjang 800 1,200
Pemajanan positif PHP 1,200
Tarif sebelum penyusutan ($0,03 = PHP1) PHP 1,200 = $36
Tarif setelah penyusutan ($0,02 = PHP1) PHP 1,200 = 24
Kerugian valuta asing potensial (-$12)

Kemungkinan yang lain, jika perusahaan induk menunjuk peso Filipina sebagai mata
uang fungsional anak perusahaan, kerugian kurs yang mungkin terjadi adalah $23 juta. Hal
ini berdasarkan pada pemajanan positif PHP 2.300 juta dengan menggunakan metode
angka terkini yang diamanatkan oleh FASB No. 52. Format pelaporan pemajanan untuk
laporan laba-rugi yang berdasarkan pada konsep yang serupa (dianjurkan oleh Komite
Praktik Akuntansi Manajemen Federasi Akuntan Internasional) dapat dilihat di Tampilan
11-6.7
Tabel 11-6 Format untuk Perkiraan Pemajanan Laporan Laba-Rugi
Jumlah
Pos yang Ditranslasi pada Nilai Tukar Saat Ini Pos yang Ditranslasi pada Nilai Tukar Historis
Pemajanan

Mata Mata Mata Mata


Nilai Nilai
Kategori Laporan Laba Uang Uang Nilai Uang Uang Nilai
Kesetaraan Kesetaraan
Rugi Lokal Asing Konversi Lokal Asing Konversi
Lokal Lokal
(jumlah) (jumlah) (jumlah) (jumlah)

Pendapatan

(Berdasarkan
Kategori)

Dikurangi : Biaya
Penjualan

(Berdasarkan
Kategori)

Laba Kotor

Dikurangi : Beban-beban

(Berdasarkan
Kategori)

Pendapatan Sebelum
Bunga dan Pajak

Pendapatan Sebelum
Pajak

Pajak

7
Ibid, hlm. 225
Laba Bersih

Posisi Bersih Terbuka

Posisi Bersih Tertutup

Posisi Bersih Tidak


Tertutup

Tampilan 11-5 menganggap transaksi anak perusahaan Filipina didominasi secara


rnenyeluruh oleh peso. Namun pada praktik di luar negeri, transaksi-transaksinya
dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu mata uang. Risiko valuta asing merupakan
masalah multidimensi. Misalnya, piutang yang terbilang dalam dolar Selandia Baru
kemungkinan tidak akan memiliki nilai yang sama dengan piutang dalam dolar Singapura,
bahkan jika kedua mata uang tersebut memiliki nilai nominal yang sama pada waktu
penjualan. Untuk menjelaskan situasi ini, akuntan manajemen menyiapkan beragam
laporan pemajanan yang berbeda di antara aset dan kewajiban mata uang asing
berdasarkan mata uang yang digunakan aset dan kewajiban tersebut. Tampilan 11-7
menggambarkan laporan pemajanan dari aneka valuta bagi anak perusahaan Filipina, yang
mendagangkan barang-barang tahan lama yang dijual di pasar dalam negeri, Australia, dan
Amerika. Persediaannya diimpor dari Indonesia.8
Format laporan pemajanan pada Tampilan 11-7 menyerupai laporan pada Tampilan
11-4. Tampilan 11-7 memisahkan aset dan kewajiban terbuka oleh mata uang yang
digunakannya. Pos-pos pada neraca biasanya disebut dalam dolar AS untuk dapat
memberikan penilaian besar relatif pos-pos tertentu.
Format laporan pemajanan aneka valuta menawarkan banyak keuntungan terhadap
mitra pengimbang satu mata uangnya. Pada satu sisi, informasi yang diberikan tersedia
lebih lengkap.

Tampilan 11-5 Pemajanan Translasi .... (dalam ribuan)

8
Ibid, hlm. 226
Rupiah
Peso Filipina Dolar Australia Dolar AS Jumlah1
Indonesia
Aset Terbuka
Kas $50.000 - - - $50.000
Piutang 45,000 $15.000 - $40.000 100,000
Inventoris 90,000 - 90,000
Jumlah 185,000 $14.000 $40.000 $240.000
Kewajiban terpajan
Utang jangka pendek $20.000 $2.500 $12.500 $5.000 $40.000
Utang jangka panjang 50,000 30,000 80,000
Jumlah $70.000 $2.500 $12.500 $35.000 $120.000
$115.000 $12.500 $(12.500)
1
Dinyatakan dalam dolar AS dengan nilai spot yang berlaku pada tanggal pelaporan

Dibanding dengan menunjukkan bilangan bersih pemajanan positif pada angka $120
juta. Laporan pada Tampilan 11-7 ini menunjukkan bahwa bilangan ini terdiri atas
pemajanan beberapa mata uang yang berbeda.
Setiap pemajanan menunjukkan konsekuensi risiko kurs yang berbeda bagi
perusahaan induk AS. Selain itu, dalam perspektif satu mata uang, pemajanan positif
senilai $12.500.000 dalam dolar Australia digabungkan dengan pemajanan negatif senilai
$12.500.000 dalam rupiah Indonesia, yang menunjukkan kompensasi natural. Kompensasi
ini benar adanya jika dolar Australia dan rupiah Indonesia bergerak pada tandem terhadap
dolar AS, jika tidak, dampak translasi dapat sangat jauh berbeda.9
Pelaporan aneka valuta juga memungkinkan perusahaan induk untuk mencapai jumlah
yang serupa dengan laporan pemajanan dari semua anak perusahaan-anak perusahaan di
luar negeri, serta untuk menganalisis pemajanan translasinya di seluruh dunia dengan asas
berkelanjutan. Analisis semacam ini sungguh membantu ketika manajer lokal memegang
tanggung jawab atas perlindungan terhadap pemajanan translasi. Bayangkanlah situasi di
mana manajer lokal di dua anak perusahaan luar negeri menghadapi pemajanan yang
berbeda dalam mata uang yang sama. Laporan pemajanan aneka valuta membuat
perusahaan induk yakin bahwa manajer-manajer lokalnya menghindari aktivitas
pencegahan risiko yang merugikan perusahaan seluruhnya.
Pemajanan transaksi berhubungan dengan laba dan rugi kurs yang muncul dari
transaksi penyelesaian yang disebut dalam mata uang asing. Berbeda dengan laba-rugi
translasi, laba-rugi transaksi memiliki dampak yang berbeda terhadap arus kas karena
laba-rugi transaksi merupakan hasil dari proses konversi mata uang.

9
Ibid, hlm. 227
Laporan pemajanan transaksi aneka valuta untuk anak perusahaan Filipina ini
ditunjukkan pada Tampilan 11-8. Laporan ini terdiri atas pos-pos yang biasanya tidak
tercantum dalam laporan keuangan konvensional, namun pos-pos yang menyebahkan
laba-rugi transaksi, seperti kontrak valuta asing berjangka, kesepakatan pembelian dan
penjualan di masa yang akan datang, dan kontrak sewa jangka panjang. Laporan
pemajanan yang ini tidak mencantumkan pos-pos yang tidak berhubungan secara langsung
dengan transaksi mata uang asing (seperti uang kontan). Laporan pemajanan transaksi juga
memiliki perspektif yang berbeda dengan laporan pemajanan translasi. Laporan
pemajanan translasi mengambil perspektif perusahaan induk, sedangkan laporan
pemajanan transaksi mengambil perspektif usaha luar negeri. Tampilan 11-8 memusatkan
pada apa yang terjadi dalam buku anak perusahaan Filipina jika peso mengubah nilai
terhadap dolar Australia, rupiah Indonesia, dan dolar Amerika.10
Tampilan 11-6 Pemajanan Transaksi Aneka Valuta (ribu $)
Rupiah
Peso Filipina Dolar Australia Dolar AS Jumlah
Indonesia
Aset Terbuka
Piutang $45.000 $15.000 - $40.000 $100.000
Inventaris 90,000 - - - $90.000
Penjualan yang akan datang - 10,000 - 10,000
Jumlah $135.000 $25.000 $40.000 $200.000

Kewajiban Terbuka
Utang jangka pendek $20.000 $2.500 $12.500 5,000 $40.000
Komitmen utang jangka panjang 50,000 - - 30,000 80,000
Pembelian yang akan datang - - 10,000 - 10,000
Sewa - $5.000 - - 5,000
Jumlah $70.000 $7.500 22,500 $35.000 $135.000
Pemajanan bersih $17.500 $(22.500) $5.000

Kolom mata uang peso tidak diperhatikan karena transaksi peso dicatat dan
diselesaikan dalam peso. Devaluasi peso terhadap dolar Australia dan AS akan
menghasilkan laba terhadap pemajanan positif dalam kedua mata uang tersebut. Devaluasi
peso sehubungan dengan rupiah akan menghasilkan kerugian karena mata uang peso akan
lebih banyak dihabiskan untuk menyelesaikan kewajiban mata uang asing dari anak
perusahaan Filipina. Laba-rugi transaksi ini (neto dampak pajak) secara langsung
berpengaruh pada pendapatan dolar atas konsolidasi.
Kontrol yang terpusat akan pemajanan kurs keseluruhan perusahaan dapat dilakukan.
Kontrol ini mengharuskan tiap-tiap anak perusahaan rnengirimkan laporan pemajanan
10
Ibid, hlm. 228
aneka valuta kepada perusahaan induk secara rutin. Ketika pemajanan dicapai oleh mata
uang dan negara, perusahaan dapat menjalankan kebijakan pencegahan risiko secara
terpusat untuk mengganti kerugian yang mungkin terjadi.
6. Akuntansi Versus Eksposur Ekonomi
Kerangka kerja pelaporan yang telah digambarkan sebelumnya menyoroti pemanjanan
suatu perusahaan terdapat risiko valuta asing yang bisa terjadi kapanpun. Namun
pelaporan pemajanan transaksi tidaklah mengukur eksposur ekonomi perusahaan yang
bersangkutan. Eksposur ekonomi adalah dampak dari perubahan nilai mata uang terdapat
kinerja dan arus kas perusahaan di masa yang akan datang.
7. Strategi Perlindungan
a. Lindung Nilai Neraca, dapat mengurangi potensi resiko yang dihadapi perusahaan
dalam menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva dan
kewajiban perusahaan yang terpapar.
b. Lindung Nilai Operasional, bentuk perlindungan resiko ini berfokus pada variabel
– variabel yang mempengaruhi pendapatan dan beban dalam mata uang asing.
c. Lindung Nilai Struktural, lindung nilai ini mencakup relokasi tempat manufaktur
untuk mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan.
d. Lindung Nilai Kontraktural, lindung nilai kontraktural ini memberikan
fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam mengelola potensi risiko
valuta asing yang dihadapi.11
8. Akuntansi untuk Produk Lindung Nilai
Merupakan kontrak atau instrumen keuangan yang memungkinkan penggunaannya
untuk meminimalkan, menghilangkan, atau paling tidak mengalihkan resiko pasar pada
pundak pihak lain. Kebanyakan instrumen keuangan ini adalah derivatif , dan bukan
merupakan instrumen dasar. Instrumen keuangan dasar, seperti perjanjian pembelian
kembali (piutang), obligasi, dan modal saham, memenuhi definisi akuntansi konvensional
untuk aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik. Instrumen derivatif merupakan perjanjian
kontraktual yang memberikan hak atau kewajiban khusus dan memperoleh nilainya dan
instrumen keuangan atau komoditas lainnya. Banyak di antaranya didasarkan pada
peristiwa yang bersifat kontijensi.
Akuntansi untuk Produk Lindung Nilai Merupakan kontrak atau instrumen keuangan
yang memungkinkan penggunaanya untuk meminimalkan, menghilangkan, atau paling
tidak mengalihkan risiko pasar pada pundak pihak lain. Produk ini mencakup antara lain
11
Ibid, hlm. 228-231
kontrak forward, future, swap, opsi, dan gabungan dari ketiganya. Untuk memahami
pentingnya akuntansi lindung nilai, dicontohkan beberapa praktik akuntansi lindung nilai
yang dasar. Komponen dasar laporan keuangan (tanpa pajak). Produk ini mencakup antara
lain Contract Forward, future, SWAP, dan opsi mata uang.
a. Contract Forward Valas merupakan perjanjian untuk mengirimkan atau menerima
jumlah mata uang tertentu yang dipertukarkan dengan mata uang domestik, pada
suatu tanggal di masa mendatang.
b. Future Keuangan merupakan komitmen untuk membeli atau menyerahkan
sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal tertentu di masa depan dengan
harga yang ditentukan.
c. Opsi Mata Uang memberikan hak kepada pembeli untuk membeli (call) atau
menjual (put) suatu mata uang dari pihak penjual (pembuat) berdasarkan harga
(eksekusi) tertentu pada atau sebelum tanggal kadaluwarsa (eksekusi) yang telah
ditentukan.
d. SWAP Mata Uang mencakup pertukaran saat ini dan dimasa depan atas dua mata
uang yang
e. berbeda berdasarkan kurs yang telah ditentukan sebelumnya. SWAP mata uang
memungkinkan perusahaan untuk:
1) Mendapatkan akses terhadap pasar modal yang sebelum tidak didapat diakses
dengan biaya yang relatif rendah.
2) Melakukan lindung nilai terhadap risiko kurs yang timbul dari kegiatan usaha
internasional.12
9. Kontrak Valuta Asing Berjangka
Kesepakatan untuk mengirimkan aau menerima sejumlah mata uang asing untuk
ditukar dengan mata uang dalam negeri di tanggal yang akan datang, dengan nilai tukar
yang ditentukan, yang disebut dengan nilai berjangka. Kontrak berjangka ini menjadi
konpensasi atas risiko keuangan atau kerugian transaksi ketika nilai tukar turun naik antara
tanggal transaksi dan penyelesaian. Kontrak berjangka juga melindungi nilai mata uang
asing antisipasi yang dapat dibayar atau dibayarkan kembali dan dapat digunakan untuk
berspekulasi dalam mata uang asing. Kontrak ini tidak ditukar dalam pertukaran yang
diatur dan karenanya bersifat kurang likuid daripada kontrak-kontrak lainnya. Dengan kata
lain, kontrak ini bersifat flaksibel dalam jumlah dan waktunya.
10. Opsi Keuangan
12
Ibid, hlm. 234
Kontrak ijon (futures contract) keuangan adalah hal yang serupa dengan kontrak
berjangka (forward contract) seperti halnya kontrak berjangka, kotrak ijon merupakan
kesepakatan untuk membeli atau mengirimkan sejumlah mata uang asing pada tanggal di
masa yang akan datang dengan harga yang ditetapkan. Kemungkinan lainnya adalah,
kontrak ijon dapat memungkinkan penyelesaian kas daripada pengiriman dan dapat
dibatalkan sebelum pengiriman dengan membuat kontrak konpensasi untuk instrumeen
keuangan yang sama. Hal yang membedakan dari kontrak berjangka adalah bahwa
kesepakatan ijon merupakan kontrak yang distrandardisasi, terdiri atas provisi
terstandardisasi dalam kaitannya dengan ukuran dan tanggal pengiriman, dan ditukar
dalam pertukaran yang diataur, ditandai untuk dipasarkan di akhir setiap harinya, dan
harus memenuhi persyaratan margin perperiodenya. Kerugian dalam kontrak ijon
memberikan kenaikan pada pembayaran kas.
11. Opsi Mata Uang
Memberikan hak pada pembeli untuk membeli tarif) atau menjual (tawar) mata uang
dari penjual (penulis) dengan harga yang ditentukan (pengacau) pada atau sebelum tanggal
yang telah ditentukan (strike). Memberikan hak kepada pembeli untuk membeli (call) atau
menjual (put) suatu mata uang dari pihak penjual (pembuat) berdasarkan harga (eksekusi)
tertentu pada atau sebelum tanggal kadaluwarsa (eksekusi) yang telah ditentukan.13
12. Swap Mata Uang
Mencakup pertukaran saat ini dan dimasa depan atas dua mata uang yang berbeda
berdasarkan kurs yang telah ditentukan sebelumnya.SWAP mata uang memungkinkan
perusahaan untuk :
a) Mendapatkan akses terhadap pasar modal yang sebelum tidak didapat diakses
dengan biaya yang relatif rendah.
b) Melakukan lindung nilai terhadap risiko kurs yang timbul dari kegiatan usaha
internasional.
13. Perlakuan Akuntansi
Badan Standar Akuntansi Keuangan mengeluarkan FAS no. 133, dan diamandemen
oleh FAS 138 dan diperjelas oleh FAS 149, untuk memberikan sebuah pendekatan yang
menyeluruh terhadap akuntansi bagi transaksi derivative dan lindung nilai. IAS 39, yang
baru-baru ini direvisi, berisi petunjuk-petunjuk sama yang memberikan, untuk pertama
kalinya, panduan universal mengenai akuntansi dalam keuangan derivatif. Meski kedua

13
Ibid, hlm. 238-239
ketetapan ini memiliki tujuan yang sama, standar-standar ini rincian panduan
penerapannya berbeda.
Sebelum standar dibuat, standar akuntansi global untuk produk derivatif tidak
lengkap, tidak konsisten dan dikembangkan secara bertahap. Sebagian besar instrument
keuangan, yang sifatnya dapat dieksekusi, diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca.
Kemudian FASB menerbitkan FAS No.133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada
bulan April 2003, untuk memberikan pendekatan tunggal yang komprehensif atas
akuntansi untuk transaksi derivatif dan lindung nilai. IFRS No. 39 (revisi) berisi panduan
yang untuk pertama kalinya memberikan tuntunan yang universal terhadap akuntansi
untuk derivatif keuangan.14
Provisi dasar standara-standar ini adalah :
a) Semua instrumen derivatif harus dilaporkan dalam neraca sebagai aset dan
kewajiban. Pos-pos tersebut harus dicatat dengan nilai wajar, termasuk pos-pos yang
disimpan dalam kontrak penyelenggara yang tidak dijabarkan dengan nilai yang
seimbang.
b) Laba dan rugi dari perubahan-perubahan dalam nilai yang seimbang dari instrumen
derivatif bukanlah termasuk aset dan kewajiban. Laba dan rugi secara otomatis
termasuk ke dalam pendapatan jika laba dan rugi tersebut tidak berperan sebagai
lindung nilai.
c) Lindung nilai harus sangar efektif untuk memenuhi syarat perlakuan akuntansi
khusus.
d) Hubungan lindung nilai harus dicatat secara keseluruhan untuk keuntungan
pembaca laporan.
e) Laba dan rugi lindung nilai investasi bersih mata uang asing scara langsung
dilaporkan dalam pendapatan komperhensif lainnya. Laba rugi ini setelah itu
diklasifikasi lagi kedalam pemasukan saat ini ketika anak perusahaan terjual atau
dilikuidasi.
f) Laba atau rugi dalam lindung nilai arus kas yang belum pasti, seperti penjualan
ekspor yang diperkirakan, secara langsung dianggap sebagai elemen pendapatan
komperhensif. Laba rugi termasuk pendapatan ketika transaksi yang diperkirakan
memengaruhi pendapatan.
14. Masalah-Masalah Praktis

14
Ibid, hlm. 242-243
Meskipun panduan pelaksanaan yang dikeluarkan oleh FASB dan IASB telah berperan
dalam menjelaskan pengakuan dan pengukuran derivatif, beberapa masalah masih tersisa.
Masalah pertama berhubungan dengan penentuan nlai wajar. Wallace memperkirakan
bahwa ada 64 hitungan yang mungkin dipakai dalam mengukur perubahan nilai wajar dari
risikoy4ang dicegah dan instrumen lindung nilai. Dia menemukan empata cara untuk
mengukur perubahan nilai wajar dari risiko-risiko yang dicegah, yaitu:Nilai pasar
seimbang,Penggunaan nilai tukar spot-to-spot, Penggunaan nilai tukar forward-to-forward,
dan penggunaan model penetapan harga opsi.15
Kerumitan pelaporan keuangan juga muncu jika lindung nilai tidak dianggap begitu
efektif dalam mengompensasi risiko valuta asingnya. Namun, ‘begitu efektif’ merupakan
anggapan yang subjektif. Dalam teorinya, begitu efektif berarti korelasi negatif yang
sempurna antara perubahan nilai atau arus kas suatu derivatif dan perubahan dalam nilai
atau arus kas dari pos-pos yang nilainya dilindunzgi. Hal ini menunjukan lingkupan
perubahan nilai derivatif yang dapat diterima.
D. Lindung Nilai Aset dan Kewajiban yang Diakui atau Kesepakatan Perusahaan
Yang Tidak Diakui
Jika pada tanggal 1 Sep sebuah perusahaan Kanada menjual dengan angsuran barang-
barang kepada importir Meksiko sebesar 1 juta peso Meksiko (MXP). Perubahan nilai tukar
Kanada/ Peso adalah sebesar CAD 0,13 = MXP 1. Pada 1 Des menjadi CAD 0,11 = MXP 1.
Eksportir Kanada berharap menerima CAD 140.000 untuk MXP 1.000.000 yang diutangkan
jika nilai spot tetap tidak berubah hingga 1 Des. Untuk menghindari menerima kurang dari
CAD 140.000 jika peso sebelum 1 Des kehilangan nilai, eksportir Kanada melakukan kontrak
berjangka pada 1 Sep untuk mengirimkan MXP 1.000.000 untuk dolar Kanada pada 1 Des
dengan nilai berjangka sebesar CAD 0,13 = MXP 1.
Keuntungan atas kontrak berjangka secara efektif telah mengimbangi devaluasi nilai
peso. Perkiraan margin kotor dan laba operasi dapat dibuat. Diskon kontrak berjangka
merupakan biaya atas lindung nilai risiko valas.Perlakuan akuntansi yang sama dapat terjadi
jika eksportir kanada tersebut melakukan perjanjian penjualan pada tanggal 1 September
untuk mengirimkan barang dan menerima pebayaran sebesar Rp 1.000.000 dari importir
Meksiko dalam 3 bulan ke depan, dan untuk mengirimkan barang segera dan menunggu
beberapa saat untuk menerima pembayaran. Jenis kontrak wajib ini dikenal sebagai
komitmen mata uang asing.

15
Ibid, hlm. 243
Tampilan dibawah ini memberikan catatan-catatan untuk kontrak berjangka yang telah
digabarkan sebelumnya, dengan menganggap bahwa laporan keungan disusun pada 30
September sebelum penyelesaian transaksi peso. Nilai tukar pada September 30 adalah
C$0,13 = MXP1.16
Tampilan 11-11 Lindung Nilai Transaksi Mata Uang Asing
1 Sept (CAD) Piutang Kontrak C$130.000
Diskon Ditahan 10.000
Utang Kontrak MXP 140.000
(Untuk mencatat kesepakatan dengan dealer
mata uang untuk menukar MXP1.000.000)

30 Sept Utang Kontrak MXP 10.000


Keuntungan transaksi (lindung nilai) 10.000
(Untuk mencatat keuntungan transaksi dari
kesetaraan nilai dolar yang berkurang dari utang
kontrak CAD0,14-CAD0,13 x MXP1.000.000)

30 Sept Biaya Diskon 3.333


Diskon ditahan 3.333
(Amortisasi diskon ditahan selam satu bulan)

1 Des Utang kontrak MXP 20.000


Keuntungan transaksi (lindung nilai) 20.000
(Untuk mencatat keuntungan transaksi tambahan
dengan menyesuaikan kontrak terhadap nilai
lancar terbaru (CAD0,13 - CAD0,11 x
MXP1.000.000))

1 Des Biaya Diskon 6.667


Diskon ditahan 6.667
(Amortisasi neraca diskon ditahan)

1 Des Utang kontrak MXP 110.000


Peso Meksiko 110.000
(Untuk mencatat pengiriman MXP1.000.000
pada dealer mata uang asing; MXP1.000.000 ini
diperoleh dari pengumpulan jumlah yang
16
Ibid, hlm. 244
dipinjamkan oleh importer Meksiko)

Tampilan di atas juga dapat terjadi dalam bentuk perkiraan akan dilakukan penjualan
ekspor. Harapan ini bukanlah hasil dari transaksi masa lalu ataupun juga bukan hasil dari
komitmen penjualan perusahaan. Ini merupakan bentuk arus kas masa depan yang tidak pasti
(antisipasi transaksi).17
Dengan demikian, keuntungan atau kerugian atas kontrak berjangka untuk melakukan
lindung nilai terhadap perkiraan penerimaan dalam peso pada awalnya akan dicatat dalam
ekuitas sebagai bagian dari laba komprehensif. Jumlah ini akan direklasifikasikan menjadi
laba kini di dalam periode saat penjualan ekspor benar-benar dilakukan.

E. Lindung Nilai Investasi Bersih dalam Operasional Asing


Ketika anak perusahaan asing dengan posisi asset terbuka bersih dikonsolidasi dengan
perusahaan induknya, kerugian translasi akan terjadi jika mata uang asing kehilangan nilai
terhadap mata uang yang digunakan perusahaan induk. Kerugian translasi juga muncul jika
anak perusahaan di luar negeri memiliki posisi kewajiban terbuka bersih dan nilai mata uang
asingnya meningkat terhadap mata uang induk. Satu cara untuk mengurangi kerugian
semacam ini adalah dengan membeli kontrak berjangka. Strateginya adalah untuk
mendapatkan keuntungan transaksi yang dicapai pada kerugian translasi kompensasi kontrak
berjangka.

F. Berspekulasi dalam Mata Uang Asing


Peluang muncul untuk mempertinggi pendapatan yang dilaporkan dengan
menggunakan kontrak berjangka dan kontrak opsi dalam pasar valuta asing. Kontrak
berjangka yang dibeli ketika spekulasi dicatat di awal pada nilai berjangka. Nilai berjangka
adalah indikator terbaik dari nilai spot yang akan berlaku ketika jatuh tempo.
Perlakuan akuntansi untuk instrumen mata uang asing lainnya yang dibahas adalah
mirip dengan perlakuan untuk kontrak berjangka. Perlakuan akuntansi yang dibahas di sini
berdasarkan pada sifat aktifitas lindung nilai yaitu apakah derivatif melindungi nilai

17
Ibid, hlm. 246
komitmen perusahaan, transaksi yang akan terjadi, investasi bersih pada operasi luar negeri,
dan sebagainya.18

G. Pengungkapan
Melakukan analisis atas pengaruh potensial kontrak derivatif terhadap kinerja yang
dilaporkan dan terhadap karakteristik risik suatu perusahaan merupakan hal sukar dilakukan.
Pengungkapan yang diwajibkan oleh FAS 133 dan IAS 39 sedikit banyak telah
menyelesaikan masalah ini. Pengungkapan itu antara lain:
1. Tujuan dan strategi manajemen risiko untuk melakukan transaksi lindung nilai
2. Deskripsi pos-pos yang dilindung nilai
3. Identifikasi risiko pasar dari pos-pos yang dilindung nilai
4. Deskripsi mengenai instrumen lindung nilai
5. Jumlah yang tidak dimasukan dalam penilaian efektivitas lindung nilai
6. Justifikasi awal bahwa hubungan lindung nilai tersebut akan sangat efektif untuk
meminimalkan risiko pasar
7. Penilaian berjalan mengenai efektifitas lindung nilai aktual dari seluruh derivatif
yang digunakan selama periode berjalan
1. Kendali Keuangan
Strategi manajemen risiko harus mengevaluasi keefektifan dari program lindung nilai.
Masukan dari sistem evaluasi yang meneluruh dapat membantu membangun pengalaman
institutional dalam praktik manajemen risiko. Penaksiran kinerja dari program manajemen
risiko juga memberikan informasi jika strategi yang ada tidaklah lagi sesuai.
2. Poin-Poin Pengendalian Keuangan
Sistem evaluasi kinerja terbukti bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini
mencakup tetapi tidak terbatas pada bagian treasuri perusahaan, pembelian dan anak
perusahaan luar negeri. Kontrol terhadap bagian treasuri perusahaan mencakup
pengukuran kinerja seluruh program manajemen risiko nilai tukar, mengidentifikasikan
lindung nilai yang digunakan dan pelaporan hasil lindung nilai. Sistem evaluasi tersebut
juga mencakup dokumentasi atas bagaimana dan sejauh apa bagian tresury perusahaan
membantu unit usaha lainnya dalam organisasi itu.

H. Tolak Ukur yang Sesuai

18
Ibid, hlm. 247-248
Tujuan dari manajemen risiko adalah untuk mencapai keseimbangan antara
pengurangan risiko dan biaya-biaya. Oleh karena itulah, standar yang sesuai dan digunakan
untuk menilai kinerja yang sebenarnya merupakan unsur penting dalam sistem penilaian
kinerja mana pun. Tolak ukur ini harus ditentukan dari awal dalam program perlindungan
mana pun dan harus berdasarkan pada konsep biaya peluang. Ketika program manajemen
risiko valuta asing dibuat terpusat, tolok ukur yang sesuai digunakan untuk membandingkan
keberhasilan perlindungan risiko perusahaan akan menjadi program yang dapat dilaksanakan
oleh manajer-manajer lokal.
1. Acuan yang Tepat
Objek dari manajemen risiko adalah untuk mencapai keseimbangan antara
pengurangan risiko dan biaya. Dengan demikian standar yang tepat yang digunakan
untuk menilai kinerja aktual merupakan bagian yang diperlukan dalam setiap sistem
penilaian kinerja. Acuan ini perlu di perjelas dibagian awal sebelum pembuatan program
perlindungan dan harus didasarkan pada konsep biaya kesempatan.
2. Sistem Pelaporan
Sistem pelaporan risiko keuangan harus dapat merekonsiliasikan sistem pelaporan
internal dan eksternal. Kegiatan manajemen risiko memiliki orientasi kedepan. Namun
pada akhirnya mereka harus merekonsiliasikan dengan pengukuran potensi risiko dan
akun-akunkeuangan untuk keperluan pelaporan eksternal.19

DAFTAR PUSTAKA

Choi, Frederick D.S. dan Gary K. Meek. 2010. Akuntansi Internasional (Buku 2 Edisi 6).
Jakarta: Salemba Empat

19
Ibid, hlm. 253-255

Anda mungkin juga menyukai