Manajemen Resiko
● Teori keuangan awal; tidak mengenalkan konsep manajemen risiko karena teori
didasarkan asumsi: pasar persaingan sempurna (ppm). Pasar persaingan sempurna
adalah jenis pasar di mana terdapat banyak produsen dan konsumen, produk homogen
(serupa), harga ditentukan oleh mekanisme pasar, dan informasi sangat transparan.
Contohnya adalah pasar pertanian, di mana banyak petani menjual produk pertanian
yang serupa, seperti tomat.
Sedangkan pasar oligopoli adalah jenis struktur pasar dalam ekonomi di mana terdapat
hanya beberapa produsen besar atau penjual yang menguasai sebagian besar pasar
untuk suatu produk atau jasa tertentu. Dalam pasar oligopoli, beberapa perusahaan
dominan memegang pangsa pasar yang signifikan, sehingga mereka memiliki pengaruh
besar terhadap harga, persaingan, dan keputusan pasar. Contoh pasar oligopoli
termasuk industri otomotif, produsen pesawat terbang, dan industri farmasi.
● Kondisi Pasar Tidak Sempurna:
Kondisi pasar tidak sempurna mengacu pada situasi di mana pasar tidak memenuhi
kriteria pasar persaingan sempurna. Ini bisa terjadi karena berbagai faktor, termasuk:
- Kekuatan Pasar: Sebuah entitas, seperti perusahaan besar atau kartel, dapat
memiliki kekuatan pasar yang signifikan, memungkinkan mereka memengaruhi
harga dan persaingan.
- Hambatan Masuk: Terdapat hambatan bagi perusahaan baru yang ingin masuk
ke pasar, seperti biaya tinggi atau aturan regulasi yang rumit.
- Informasi Tidak Sempurna: Pelaku pasar mungkin tidak memiliki informasi yang
lengkap atau transparan, mengarah pada ketidaksempurnaan dalam mekanisme
harga.
● Manajemen resiko dapat mengurangi capital of cost (biaya modal) dan default (gagal
bayar) caranya:
1) Identifikasi Risiko potensial. Dengan mengenali risiko yang mungkin
mempengaruhi perusahaan, dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk
mengatasinya. Identifikasi risiko juga membantu dalam merencanakan tindakan
yang tepat untuk mengelola risiko tersebut agara biaya modal menjadi akibat
kerugian menjadi minim.
2) Diversifikasi investasi atau portofolio dapat membantu mengurangi risiko
sistematis yang berkaitan dengan fluktuasi pasar. Dengan menyebar investasi di
berbagai aset atau sektor.
3) Cara mengecilkan hutang dengan menjual saham ke bursa efek.
Default
1) Manajemen Likuiditas: Memiliki cadangan likuiditas yang cukup penting untuk
menghindari risiko likuiditas. Saat perusahaan menghadapi kesulitan keuangan,
likuiditas yang cukup dapat mencegah default.
2) Asuransi dan derivatif keuangan dapat digunakan untuk melindungi perusahaan
dari risiko tertentu. Misalnya, derivatif seperti opsi atau kontrak berjangka dapat
membantu melindungi perusahaan dari fluktuasi harga komoditas atau mata
uang.
3) Analisis Stress Test: Melakukan analisis stress test memungkinkan perusahaan
untuk mengukur sejauh mana portofolio investasi atau posisi keuangan dapat
bertahan dalam situasi ekstrem. Ini membantu dalam memahami tingkat risiko
dan kesiapan perusahaan dalam menghadapinya.
4) Kesiapan Krisis: Rencana darurat dan manajemen krisis yang baik dapat
mengurangi risiko default dalam situasi yang tidak terduga.
● Beli forward, acc risk bisa tertutupi, tapi resiko ekonomi belum karena risiko ekonomi
lebih luas daripada sekadar fluktuasi harga aset tunggal. Risiko ekonomi mencakup
faktor-faktor makroekonomi, politik, sosial, dan lingkungan yang dapat mempengaruhi
kinerja bisnis secara keseluruhan.Jadi, meskipun risiko terkait dengan fluktuasi harga
aset (misalnya, mata uang) tertutupi melalui kontrak forward, risiko ekonomi yang lebih
luas masih ada dan dapat mempengaruhi kinerja dan keuntungan perusahaan secara
keseluruhan. Untuk mengatasi risiko ekonomi, perusahaan perlu mengadopsi strategi
manajemen risiko yang lebih komprehensif yang melibatkan pemantauan dan analisis
faktor-faktor ekonomi yang lebih luas.
● 2 Strategy manajemen resiko:
a. Static Strategy -> Strategi ini melibatkan pengambilan tindakan manajemen risiko
yang tetap dan tidak berubah seiring waktu. Ini termasuk pembelian asuransi,
kontrak forward, atau derivatif lainnya yang sesuai dengan eksposur risiko saat
itu. Cocok untuk situasi di mana risiko relatif stabil
b. Dynamic Strategy -> pembelian berkelanjutan. Keputusan manajemen risiko
diperbarui secara berkala sesuai dengan perubahan dalam kondisi pasar atau
faktor-faktor risiko. Cocok untuk situasi di mana risiko berfluktuasi
● Manajemen resiko bisa pake derivatif atau asuransi.
● Derivatif (atau derivative) adalah instrumen keuangan yang nilainya berasal dari atau
"turunan" dari aset yang mendasarinya.
● Performance evaluation: • Must be evaluated periodically, • The volatility is not the only
criterion, but also transaction cost and tax matter need to be considered.
● Bagaimana strategi manajemen risiko dinamis dapat ‘keliru’?
1) Overtrading: Ketika perusahaan atau individu terlalu sering melakukan
penyesuaian dalam upaya untuk mengelola risiko secara dinamis, ini dapat
menghasilkan biaya transaksi yang tinggi dan mengurangi hasil akhir.
2) Keterlambatan Respons: Kebijakan manajemen risiko dinamis memerlukan
pemantauan dan respons yang cepat terhadap perubahan risiko. Jika respon
terlambat, risiko dapat meningkat tanpa tindakan yang sesuai.
3) Over-Hedging atau Under-Hedging: Kesalahan dalam mengevaluasi sejauh
mana risiko perlu dihedging dapat menghasilkan over-hedging atau under-
hedging.. Ini dapat mengakibatkan biaya yang tidak perlu atau risiko yang tidak
terkelola dengan baik.
4) Biaya Tambahan: Implementasi strategi manajemen risiko dinamis dapat
melibatkan biaya tambahan, termasuk biaya pemantauan, biaya analisis, dan
biaya transaksi.
BAB 3
● GCG: Good Corporate Governance: Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan
antara pemegang saham, pengurus perusahaan (Dewan Komisaris & Dewan Direksi),
kreditur, pemerintah, karyawan berkaitan dengan hak dan kewajiban. GCG merupakan
suatu sistem yang mengendalikan seluruh proses di internal perusahaan
● Manfaat GCG
1) Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan
keputusan yang lebih baik (fair, independen, dan cermat)
2) Meningkatkan efisiensi operasional
3) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada stakeholders
4) Meningkatkan nilai perusahaan (corporate value) dan kepercayaan pemegang
saham maupun stakeholder lainnya
● Prinsip GCG
1) Transparansi : pengelolaan risiko harus melibatkan semua pihak yang terkait
dengan risiko tersebut, baik dalam penanganan sumber risiko, maupun
perlakuan terhadap dampak risiko dan memberikan pelaporan hasil monitoring
kepada pihak yang berkepentingan secara tepat waktu
2) Akuntabilitas : Harus terdapat akuntabilitas yang jelas dalam penerapan
manajemen risiko dalam setiap organisasi.
3) Responsibilitas: pengelolaan risiko mempertimbangkan pemenuhan regulasi &
peraturan kedalam aturan internal perusahaan dan pemenuhan terhadap
tanggungjawab sosial dan lingkungan untuk mewujudkan tata kelola bisnis yang
tumbuh secara berkelanjutan
4) Independensi: merupakan konsekuensi logis dari prinsip akuntabilitas dan
responsibilitas, dimana unit atau individu yang diberi wewenang mengelola risiko
sesuai lingkup tugasnya, haruslah diberi cukup kebebasan untuk menangani
risiko tersebut.
5) Keadilan: artinya proses pengelolaan risiko dilakukan secara wajar antara lain
melalui brainstorming & analisis data yang valid serta penilaian risiko yang benar
dengan respon yang tepat sehingga pengelolaan risiko lebih optimal untuk
memberi perlindungan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dari rekayasa-
rekayasa transaksi yang bertentangan dengan kode etik yang berlaku.
● Langkah-langkah Dalam Penerapan Manajemen Risiko
1) Pembentukan organisasi yang diberi wewenang dan tanggung jawab mengelola
risiko
2) Menetapkan kebijakan manajemen risiko
3) Pembentukan Risk Officer di setiap unit kerja
4) Penyusunan risk register
● Apakah ‘best practice’ menejemen risiko berhubungan dengan ‘best practice’
pengelolaan perusahaan?
Ya, "best practice" dalam manajemen risiko dan pengelolaan perusahaan bekerja
bersama untuk menciptakan lingkungan perusahaan yang sehat dan berkelanjutan.
Mereka membantu meminimalkan risiko yang dapat membahayakan perusahaan dan
memaksimalkan peluang untuk pertumbuhan dan kesuksesan jangka panjang.
Manajemen risiko yang baik adalah elemen penting dalam tata kelola perusahaan yang
baik.
● Apakah ‘best practice’ manajemen risiko berhubungan dengan ‘best practice’
pengelolaan perusahaan?
1) Avoid risk → tdk mengambil aktivitas
2) Transfer risk → pada pihak ketiga: insurance; hedging; outsourcing
3) Mitigating risk → misal melalui operational risk: preventive dan detective
control measure.
4) Accept risk → mengambil risiko tertentu
● Mekanisme tradisional : Komite Audit
1) Bertanggung jwb bukan hanya pada akurasi - tetapi juga standar minimum utk
‘best practice’
2) Ikut memerhatikan kualitas (proses): laporan keuangan; regulatory compliance;
internal control; dan risk management
●
Mereka juga dapat menggunakan strategi seperti pembentukan portofolio aset dan
kewajiban yang sejalan (match-funding) untuk mengurangi risiko suku bunga. Ini berarti
menggandakan jangka waktu aset dan kewajiban mereka sehingga perubahan suku
bunga tidak mengganggu posisi keuangan mereka.
● Perubahan suku bunga dapat memiliki dampak yang signifikan pada perekonomian
secara keseluruhan, termasuk pada beban dan biaya produksi serta harga barang dan
jasa. Berikut adalah beberapa dampaknya:
1) Beban dan Biaya Produksi:
- Beban Bunga: Perusahaan yang memiliki utang dengan bunga variabel
akan menghadapi peningkatan beban bunga ketika suku bunga naik. Ini
dapat meningkatkan biaya produksi mereka.
- Biaya Pembiayaan: Perusahaan yang bergantung pada pinjaman untuk
modal kerja atau investasi akan mengalami peningkatan biaya
pembiayaan saat suku bunga naik. Hal ini dapat mengurangi keuntungan
mereka.
2) Saat suku bunga naik, kenaikan biaya pinjaman dapat mengurangi belanja
konsumen dan investasi perusahaan, yang pada gilirannya dapat meredakan
tekanan inflasi.
BAB 5
● Tahapan dalam manajemen resiko:
1) Mengidentifikasi Resiko
Risiko apa yang terjadi
• Risiko internal (risiko operasional; risiko financial; risiko kerja; risiko modal)
• Risko eksternal (problem dari konsumen; peraturan pemerintah; alam; dsb)
2) Mengukur Resiko
3) Mengendalikan resiko
● Proses manajeme resiko
1) IDENTIFIKASI → risiko
2) Pengukuran → dampak (keuangan)
3) Manage/control →cara mengelola risiko (pengendalian kerugian; penganggran;
pengurangan risiko)
4) Monitor → akses kinerja (pengelolaan risiko) dgn harapan/pengalaman perusahaan
5) • → Pengambilan Keputusan Pada Saat Risiko: adalah Pengambilan Keputusan Pada Saat
Ketidakpastian
6) ? Risiko → peluang rugi/deviasi dari rerata expected/uncertainty
7) dieliminir; mungkin tidak dapat dihilangkan
8) Di cegah/dikendalikan/dipindahkan (asuransi)
● Metode Keputusan
● Pengambilan keputusan
● Komponen register risiko
1) Nama resiko
Risiko Likuiditas Arus Kas Tidak Terjaga Likuiditas arus kas tidak terjaga dapat
terjadi karena pengeluaran jumlah dana yang signifikan seperti untuk
pembayaran dividen perusahaan dan klaim/santunan katastropik. Likuiditas arus
kas tidak terjaga dapat menimbulkan terganggunya kegiatan operasi perusahaan
2) Pengendalian Risiko Yang Telah ada
a. Monitoring realisasi biaya dan pendapatan dengan RKAP
b. Melakukan rapat anggaran secara berkala (bulanan dan tahunan)
membahas Arus Kas Perusahaan.
c. Mengatur kebijakan anggaran bahwa anggaran pendapatan merupakan
target minimal yang harus diupayakan pencapaiannya secara maksimal
oleh segenap jajaran perusahaan, sedangkan anggaran biaya
merupakan target maksimal yang harus diupayakan seefisien mungkin
pencapaiannya
3) Penaksiran Risiko Inheren (skala*dampak)
4) Respon Risiko/Pengendalian Risiko Tambahan
a. Melakukan koordinasi dengan Unit Kerja terkait secara rutin.
b. Melakukan rapat anggaran tambahan atau rapat anggaran tidak terjadwal