Anda di halaman 1dari 3

1.

Resiko kredit

Risiko kredit merupakan bentuk ketidakmampuan suatu


perusahaan, institusi, lembaga maupun
pribadi dalam menyelesaikan kewajiban- kewajibannya secara tepat
waktu baik pada saat jatuh tempo maupun sesudah jatuh tempo
dan sesuai dengan aturan dan kesepakatan yang berlaku.

Manajemen resiko kredit:

1. Penyaringan
dengan menyaring debitur yang memenuhi kriteria sebaik
mungkin. Penyaringan ini penting dilakukan dalam manajemen
risiko kredit agar debitur dapat diseleksi secara memadai,
sehingga risiko kredit pun bisa diminimalisir

2. Pembatasan
batasan kredit yang bisa diambil atau disebut Batas Maksimal
Pemberian Kredit (BPMK) dan 3L yaitu Legal, Lending, Limit.
Pembatasan tersebut berguna untuk membatasi pemberian
kredit secara berlebihan.

3. Diversifikasi
pemberian kredit ini bisa diberikan berdasarkan jenis industri,
perusahaan, skala perusahaan, ataupun bidang usaha.

2. Resiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah ketidakmampuan suatu perusahaan dalam


memenuhi kewajibannya yang berdampak pada kondisi
keuangan.ketika Lembaga keuangan tidak memiliki uang tunai
untuk penarikan dana oleh nasabah yang dapat memicu kepanikan
dan mempengaruhi stabilitas dalam sistem keuangan

Manajemen resiko likuiditas:

1. Mengindentifikasi kesenjangan aktiva dan kewajiban lancar


Hal ini diperlukan agar perusahaan dapat mencari solusi lebih
awal untuk mengatasinya dan mengurangi risiko terjadinya
kerugian.

2. Melakukan mekanisme yang jelas dan terukur


Suatu perusahaan perlu membuat mekanisme atau aturan yang
jelas, baik itu manajemen keuangan ataupun pemilik
usaha.mekanisme perlu dibuat secara detail, mulai dari teknis
dan non-teknis. Dengan Mekanisme yang jelas juga akan
membantu untuk mengelola, mengukur, memantau, hingga
mencegah terjadinya risiko likuiditas.

3. Meningkatkan cadangan kas


Kas memiliki sifat likuid yang membantu menjaga kesehatan
keuangan perusahaan, sebab proses pencairannya berlangsung
lebih cepat,Meningkatkan cadangan kas juga membantu
perusahaan untuk menjaga aset lancarnya, sehingga suatu
nasabah atau pemilik usaha akan lebih percaya.

3. Resiko pasar

Tantangan ini terjadi ketika nilai asset turun secara tiba-tiba


dan signifikan . hal ini dapat mempengaruhi stabilitas sistem
keuangan dan dapat mengalami kerugian besar

Manajemen resiko pasar:


1. Membatasi posisi
Manajemen risiko pasar harus mengetahui batasan posisi, serta
membuat batas-batas tersebut. Setelah dibuat, secara berskala
menentukan pengawasan terhadap posisi-posisi yang sudah ditentukan,
baik dalam jangka panjang atau pendek

2. Strategi stop-loss
Pencegahan terhadap terjadinya risiko pasar bisa dilakukan dengan cara
membuat dan menetapkan batas ambang kerugian. Strategi tersebut
dinamakan dengan istilah stop-loss. Batas ambang kerugian bisa
ditentukan dengan cara melihat perputaran modal dengan tren produktif,
dan membandingkan profil risiko secara keseluruhan

3. Memberikan batas terhadap pasar baru


Risiko pasar yang dihadapi akibat inovasi, tentunya harus berani
memberikan produk baru tanpa diuji, apakah nasabah menyukai produk
tersebut atau tidak. Apabila, instrumen yang diperdagangkan tidak
mendapatkan pasar, maka risiko pasar mungkin akan terjadi.

4. Teknologi informasi
teknologi informasi bisa membantu mencegah terjadinya risiko pasar,
karena data informasi diberikan secara aktual dan valid, sehingga
mengurangi hasil yang eror dalam kegiatan transaksi dan menetapkan
keputusan

Anda mungkin juga menyukai