Anda di halaman 1dari 5

Jawaban No.

Unsur-unsur risiko yang perlu dipahami dalam konteks manajemen risiko adalah sumber, ancaman,
perubahan, dan akibat.

Berikut penjelasan tentang masing-masing unsur tersebut:

1. Sumber (Source):

Sumber merujuk pada asal mula atau penyebab yang memicu terjadinya risiko.

dapat berupa kondisi internal atau eksternal yang berpotensi menimbulkan ancaman terhadap
tujuan, proyek, atau aktivitas tertentu. Contoh sumber risiko meliputi ketidakpastian pasar,
perubahan regulasi, kegagalan teknologi, perubahan kebutuhan pelanggan, dan banyak lagi.

Dalam pengelolaan risiko, penting untuk mengidentifikasi sumber-sumber yang berpotensi


mempengaruhi keberhasilan suatu proyek atau kegiatan.

2. Ancaman (Threat):

Ancaman merujuk pada potensi terjadinya peristiwa yang dapat menyebabkan kerugian atau
dampak negatif pada suatu entitas atau kegiatan.

Ancaman dapat berhubungan dengan faktor-faktor seperti kegagalan teknis, serangan siber,
bencana alam, kesalahan manusia, atau tindakan bersifat tidak etis.

Mengidentifikasi ancaman yang relevan adalah langkah penting dalam manajemen risiko, karena ini
memungkinkan untuk mengambil langkah-langkah pencegahan atau pengurangan risiko yang sesuai.

3. Perubahan (Change):

Perubahan merujuk pada modifikasi atau pergeseran dari keadaan yang ada menjadi kondisi yang
berbeda.

Perubahan dapat berkaitan dengan lingkungan eksternal, seperti perubahan regulasi, perubahan
tren pasar, atau perubahan dalam kebutuhan pelanggan.

Perubahan juga bisa terjadi di internal organisasi, seperti perubahan kebijakan, perubahan struktur
organisasi, atau perubahan teknologi.

Perubahan yang tidak terkelola dengan baik dapat meningkatkan risiko, sehingga penting untuk
memantau dan menyesuaikan strategi serta taktik bisnis untuk mengatasi perubahan yang terjadi.

4. Akibat (Consequence):

merujuk pada dampak atau hasil yang muncul akibat terjadinya risiko. Akibat dapat bersifat positif
atau negatif, tergantung pada sifat risiko dan konteksnya.

Akibat positif sering kali disebut sebagai peluang (opportunity), sedangkan akibat negatif sering kali
disebut sebagai ancaman (threat). Contoh akibat negatif meliputi kerugian finansial, kerugian
reputasi, penurunan produktivitas, atau penundaan proyek.

Sementara itu, akibat positif dapat berupa keuntungan finansial, keunggulan kompetitif, atau
peningkatan kepuasan pelanggan.
Jawaban NO. 2

Ada beberapa sebab yang melatarbelakangi risiko likuiditas yang dapat menyebabkan sebuah
perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan potensial kebangkrutan.

Berikut adalah beberapa sebab yang umum:

1. Pendapatan yang Menurun:

Jika perusahaan mengalami penurunan pendapatan secara tiba-tiba atau berkelanjutan, likuiditas
perusahaan dapat terpengaruh.

Pendapatan yang menurun dapat mengakibatkan kesulitan dalam memenuhi kewajiban keuangan
yang jatuh tempo, seperti pembayaran gaji, tagihan pemasok, atau cicilan utang.

2. Rasio Utang yang Tinggi:

Jika perusahaan memiliki rasio utang yang tinggi, yaitu kewajiban keuangan yang lebih besar
dibandingkan dengan aset likuid yang dimiliki, risiko likuiditas dapat meningkat.

Pembayaran bunga dan pokok utang yang tinggi dapat menyebabkan perusahaan kekurangan dana
untuk memenuhi kewajiban tersebut.

3. Kurangnya Manajemen Kas yang Efektif:

Jika perusahaan tidak memiliki manajemen kas yang efektif, misalnya tidak melakukan perencanaan
dan pengawasan kas dengan baik, maka perusahaan dapat menghadapi risiko likuiditas.

Hal ini dapat mengakibatkan ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan kas sehari-hari,
termasuk pembayaran biaya operasional, gaji karyawan, dan pembayaran hutang jangka pendek.

4. Penurunan Nilai Aset yang Signifikan:

Jika perusahaan mengalami penurunan nilai aset secara tiba-tiba, seperti penurunan nilai saham,
penurunan nilai properti, atau penurunan nilai investasi, maka likuiditas perusahaan dapat
terpengaruh.

Penurunan nilai aset dapat menyebabkan sulitnya menjual aset tersebut untuk memenuhi
kebutuhan dana yang mendesak.

5. Ketergantungan pada Sumber Pendanaan yang Terbatas:

Jika perusahaan sangat bergantung pada sumber pendanaan yang terbatas, seperti pinjaman dari
bank atau investor tunggal, risiko likuiditas dapat meningkat.

Jika sumber pendanaan tersebut tiba-tiba tidak tersedia atau terputus, perusahaan mungkin tidak
memiliki akses yang memadai ke dana yang diperlukan.
6. Perubahan Regulasi atau Kondisi Pasar:

Perubahan regulasi atau kondisi pasar yang tidak terduga dapat mempengaruhi likuiditas
perusahaan.

Misalnya, jika perusahaan beroperasi dalam industri yang sangat terpengaruh oleh perubahan
regulasi atau memiliki tingkat persaingan yang tinggi, risiko likuiditas dapat meningkat jika
perusahaan tidak mampu beradaptasi dengan cepat.

Penting bagi perusahaan untuk mengelola risiko likuiditas dengan hati-hati melalui perencanaan
keuangan yang baik, manajemen kas yang efektif, dan diversifikasi sumber pendanaan.

Hal ini dapat membantu perusahaan mengurangi risiko likuiditas dan memastikan kelangsungan
operasional yang stabil.

Jawaban No. 3

Menghitung premi sebelum diskon :

Premi sebelum diskon = uang pertanggungan x tarif premi

Premi sebelum diskon = Rp. 100.000.000 x 2,67% = 2.670.000

Menghitung diskon :

Diskon = Premi sebelum diskon x 10 %

Diskon = RP. 2.670.000 x 10% = 267.000

Menghitung premi setelah diskon

Premi setelah diskon = premi sebelum diskon – diskon

Premi setelah diskon = Rp. 2.670.000 – 267.000 = RP. 2.403.000

Jadi besarnya premi setelah adanya diskon adalah RP. 2.403.000


Jawaban No.4

Jawaban:

Untuk dapat diasuransikan, risiko harus memenuhi beberapa kualifikasi tertentu. Berikut adalah
enam kualifikasi risiko yang harus dipenuhi agar dapat diasuransikan:

1. Insurable Interest (Kepentingan yang Dijamin):

Untuk dapat mengasuransikan risiko, pemegang polis harus memiliki kepentingan yang sah terhadap
aset atau kejadian yang diasuransikan.

Ini berarti bahwa pemegang polis akan menderita kerugian finansial jika terjadi kerusakan atau
kehilangan pada aset yang diasuransikan. Contoh: Seseorang dapat mengasuransikan properti
miliknya, seperti rumah atau mobil, karena mereka memiliki kepentingan finansial terhadap properti
tersebut.

2. Peril (Bencana yang Dijamin)

Risiko yang diasuransikan harus berkaitan dengan peristiwa yang tidak pasti, tidak dapat diprediksi,
dan berada di luar kendali tertanggung.

Peristiwa ini umumnya termasuk kebakaran, pencurian, bencana alam, atau kecelakaan.Contoh:
Asuransi kebakaran dapat melindungi pemilik properti dari kerugian yang disebabkan oleh
kebakaran yang tidak terduga.

3. Large Number of Similar Exposures (Jumlah yang Besar):

Risiko yang diasuransikan harus terjadi pada sejumlah besar entitas atau individu yang serupa.

Dengan demikian, risiko dapat dihitung secara statistik dan premi asuransi dapat ditetapkan
berdasarkan probabilitas kejadian risiko tersebut. Contoh: Asuransi kesehatan dapat memberikan
perlindungan kepada banyak orang dengan membagi risiko kesehatan individu di antara kelompok
yang lebih besar.

4. Accidental and Unintentional Loss (Kerugian Tidak Disengaja):

Risiko yang dapat diasuransikan harus bersifat tidak disengaja dan tidak diakibatkan oleh tindakan
sengaja atau kelalaian yang serius dari tertanggung.

Asuransi tidak akan memberikan perlindungan untuk risiko yang disebabkan secara sengaja atau
kelalaian yang disengaja. Contoh: Sebuah asuransi mobil dapat melindungi pemilik mobil dari
kerugian yang disebabkan oleh kecelakaan yang tidak disengaja.
5. Measurable and Determinable Loss (Kerugian Terukur):

Kerugian yang terjadi harus dapat diukur secara objektif dan ditentukan dengan jelas.

Ini diperlukan agar klaim asuransi dapat diverifikasi dan kompensasi yang tepat dapat diberikan.
Contoh: Asuransi kargo laut dapat memberikan perlindungan terhadap kerugian finansial yang dapat
diukur jika terjadi kerusakan atau kehilangan barang selama pengiriman.

6. No Catastrophic Loss (Kerugian Tidak Mencapai Skala Bencana):

Risiko yang dapat diasuransikan harus memiliki tingkat kerugian yang dapat ditanggung oleh
perusahaan asuransi tanpa mengancam keberlanjutan bisnis mereka.

Resiko yang terlalu besar atau berpotensi mencapai skala bencana mungkin tidak dapat
diasuransikan atau memerlukan bentuk asuransi yang khusus. Contoh: Asuransi gempa bumi
mungkin tidak tersedia atau mahal di daerah dengan risiko gempa bumi yang tinggi dan potensi
kerugian besar.

Dalam setiap kasus, perusahaan asuransi akan mengevaluasi risiko yang diajukan untuk
diasuransikan dan mempertimbangkan kualifikasi-kualifikasi ini sebelum menawarkan kebijakan
asuransi.

Anda mungkin juga menyukai