Anda di halaman 1dari 5

1.

Disebutkan bahwa Hazard adalah suatu keadaan yang dapat meperbesar kemungkianan
terjadinya suatu peril. Pengertian tersebut dapat diperluas melalui berbagai keadaan yang dapat
menimbulkan suatu kerugian. Hazard dapat kita klasifikasikan dalam empat betuk tipe-tipe
hazard yaitu:

a. Physical Hazard, adalah suatu kondisi yang bersumber pada karakteristik secara fisik dari
suatu obyek yang dapat memperbesar kemungkinan terjadi sesuatu peril ataupun memperbesar
terjadinya suatu kerugian.

b. Moral Hazard adalah suatu kondisi yang bersumber dari orang yang bersangkutan yang
berkaitan dengan sikap mental atau pandangan hidup serta kebiasaannya yang dapat
memperbesar kemungkinan terjadinya suatu peril ataupun suatu kerugian. Adanya kerugian ini
karena sikap mental dari orang yang bersangkutan misalnya karena kelalaian dimana unsur
kesenangajaan terlihat. Dengan demikian ia berharap sebenarnya supaya timbul kerugian, oleh
karenanya jika kerugian timbul, ia tidak berusaha untuk mencegah atau meringankan bahkan
berbuat sebaliknya dengan suatu harapan agar kerugian itu lebih besar lagi.

c. Morale Hazard. Meskipun pada dasarnya setiap orang tidak menginginkan terjadinya suatu
kerugian, akan tetapi karena merasa bahwa ia telah memperoleh jaminan baik atas diri maupun
harta miliknya, maka seringkali menimbulkan kecerobohan atau kurang hati-hati. Keadaan yang
demikian itu akan dapat memperbesar terjadinya suatu kerugian.

d. Legal Hazard. Seringkali berdasarkan peraturan-peraturan ataupun perundang-undangan yang


bertujuan melindungi masyarakat justru diabaikan ataupun kurang diperhatikan sehingga dapat
memperbesar terjadinya suatu peril.

2. Manfaat Manajemen Risiko Bagi Perusahaan


Manajemen risiko sangat penting untuk dilakukan karena bisa mempersiapkan perusahaan untuk
menghadapi kondisi tertentu yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Adapun manfaat
manajemen risiko bagi perusahaan sebagai berikut.

 Manajemen risiko bisa mencegah kegagalan sehingga peningkatan laba bisa dilakukan
atau setidaknya kerugian perusahaan tidak terlalu besar.
 Manajemen risiko bisa melindungi perusahaan dari risiko murni karena kreditor
pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang terlindungi mungkin dengan
asuransi tertentu sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan public image.
 Manajemen risiko bisa memberikan informasi dan persektif kepada pihak manajemen
perusahaan tentang profil risiko serta perubahan yang mendasar tentang produk, pasar,
lingkungan bisnis, dan perubahan lainnya yang diperlukan dalam proses manajemen
risiko
 Manajemen risiko bisa membuat cadangan yang memadai untuk mengantisipasi risiko
yang terukur sehingga potensi kerugian yang relatif lebih besar bisa dihindari.
 Manajemen risiko bisa menghitung dan mengukur besarnya risk exposure dan
menetapkan alokasi sumber-sumber dana sekaligus limit risiko yang lebih tepat.
Seorang manajer pendanaan (fund manager) atau investor sangat jeli saat melakukan manajemen
risiko karena potensi kerugian yang mungkin dialami ketika berinvestasi harus bisa diprediksi.
Setelah mengetahui risiko yang mungkin terjadi, selanjutnya bisa menyusun rencana dan
mengambil tindakan yang tepat untuk mengurangi nilai risiko tersebut sesuai dengan tujuan
investasi. Risiko yang mungkin dihadapi dapat ditoleransi berdasarkan beberapa kategori risiko.
Risiko yang menimbulkan bahaya kecil biasanya dibiarkan, sedangkan risiko yang menimbulkan
bahaya besar bagi perusahaan cenderung harus dihindari atau disiapkan strategi yang terperinci
untuk mengatasinya.

Manajemen risiko harus menerapkan beberapa tahapan efektif yang harus dilakukan. Tahapan-
tahapan dalam manajemen risiko yang dimaksud sebagai berikut.

1. Lingkungan internal (internal environment) berhubungan dengan lingkungan internal


perusahaan sehingga struktur organisasi perusahaan, budaya kerja, dan pendelegasian
wewenang harus jelas dan tertulis.
2. Penentuan sasaran (objective setting) bagi perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas
dari organisasi yang sudah dibentuk sehingga risiko yang mungkin terjadi lebih mudah
diidentifikasi, diakses, dan dikelola sesuai tujuan yang telah dibuat.
3. Identifikasi peristiwa (event identification) dilakukan setelah tujuan organisasi dibuat.
Perusahaan juga harus mengidentifikasi kejadian yang berpotensi memengaruhi
pencapaian dan strategi dalam kegiatan operasional. Hal yang berisiko memengaruhi
tujuan organisasi yang menimbulkan efek positif dan negatif bagi perusahaan.
4. Penilaian risiko (risk assessment) dilakukan untuk menilai dan mengukur seberapa besar
kejadian atau keadaan yang bisa mengganggu pencapaian tujuan.
5. Tanggapan risiko (risk response) harus dilakukan oleh perusahaan setelah mengetahui
hasil dari penilaian risiko tersebut. Perusahaan bisa melakukan beberapa langkah
tindakan seperti menerima, memindahkan risiko, mengurangi, dan menghindari risiko
sesuai dengan penilai risiko yang telah dibuat.
6. Aktivitas pengendalian (control activities) harus dilakukan untuk menyusun kebijakan
dan prosedur agar manajemen risiko bisa terlaksana secara efektif.
7. Informasi dan komunikasi (information and communication) juga harus dilakukan untuk
menyampaikan informasi yang relevan kepada pihak terkait dengan kualitas informasi
yang tepat serta arah dan alat komunikasi yang sesuai prosedur.
8. Pemantauan (monitoring) harus dilakukan secara konsisten untuk menghindari pelaporan
yang tidak lengkap, berlebihan, atau terjadinya kecurangan/pemalsuan data tertentu.

Setelah mengetahui secara mendalam tentang manajemen risiko tentu akan mempermudah untuk
melaksanakan berbagai kebijakan dan keputusan pihak manajemen agar perusahaan terhindar
dari risiko atau kerugian yang mengancam keberlangsungan perusahaan.

3. a. Risiko Pasar (Market Risk)


Teknologi yang terus berkembang membuat perubahan yang begitu cepat, terutama dalam bisnis.
Risiko bisnis yang pertama adalah risiko pasar yang diakibatkan karena perubahan dalam pasar
secara makro, di mana banyak pebisnis yang tidak mampu membendungnya.
Misalnya, ketika Anda menjalankan bisnis kopi kekinian dan Anda baru membuat menu baru
‘Kopi Gula Aren’ yang saat itu sedang tren dan diminati banyak konsumen. Namun, tiba-tiba,
keluarlah menu baru yang menjadi kegemaran konsumen, misalnya ‘Kopi Regal’. Padahal, saat
itu Anda sudah membeli bahan untuk membuat Kopi Gula Aren yang cukup banyak. Inilah hal
yang merugikan Anda, di mana Anda memiliki stok bahan yang tinggi namun tidak lagi
dibutuhkan.

Solusinya adalah, Anda perlu memahami kondisi pasar dan kemungkinan yang akan terjadi di
masa depan. Mulailah dengan melakukan pendekatan personal dengan pelanggan Anda.
Misalnya ketika mereka datang, mintalah sedikit waktu untuk meminta pendapat serta saran dari
konsumen untuk inovasi produk selanjutnya.

b. Risiko Strategi
Risiko ini sangat berkaitan dengan strategi, di mana terjadi risiko atau ketidakpastian yang
diakibatkan dari kurang matangnya strategi dalam menjalankan bisnis. Strategi sangat
dibutuhkan dan dipersiapkan dengan matang dalam bisnis, atau terkadang strategi bisnis itu
harus dijalankan ketika ada persaingan yang mungkin mengancam bisnis kita. Misalnya saja
perusahaan ponsel bernama Nokia yang dulu sempat tren di segala kalangan, namun setelah
kedatangan sistem operasi terbaru yaitu Android, Nokia justru menggunakan sistem operasi lain
dan mengalami kerugian besar karena konsumen lebih memilih untuk menggunakan Android.
Contoh lainnya adalah Yahoo yang pada masa keemasannya pada tahun 1990an seperti Google
masa kini, di mana Yahoo terlalu fokus untuk mengembangkan iklan banner namun tidak
mengembangkan salah satu produknya yakni mesin pencari sehingga pada akhirnya produk
mesin pencari ini dikuasai oleh Google.

Solusinya, Anda harus mempersiapkan strategi apa yang mungkin akan dijalankan ketika akan
atau sedang memulai bisnis, agar nantinya bisnis bisa berjalan di jalur yang benar sehingga dapat
meminimalisir kerugian yang mungkin bisa ditimbulkan. Sebagai pebisnis, Anda juga tidak
boleh egois dan menganggap apa yang Anda pikirkan adalah benar, Anda tetap harus
memikirkan kondisi pasar yang ada dan berani untuk memilih strategi yang mungkin tidak
langsung mendatangkan profit, namun akan menghasilkan profit jangka panjang ke depan.

c. Risiko Kredit
Risiko ini berlaku bagi Anda yang menjalankan bisnis dengan sistem pembayaran kredit, seperti
perusahaan pembiayaan. Di mana, Anda harus memahami risiko konsumen yang tidak
membayar hingga lunas setelah barang dikirim. Mungkin saja orang tersebut kabur, bangkrut,
meninggal dunia, dan sebagainya. Untuk menghindari risiko tersebut, Anda perlu melakukan
analisa terhadap debitur atau calon konsumen Anda, bagaimana kinerja perusahaan itu,
bagaimana karakter pemiliknya, kemampuannya untuk membayar, dan sebagainya.

Selanjutnya, Anda juga perlu menentukan beberapa hal seperti berapa batas utang yang dapat
diberikan dan berapa lama maksimum jangka waktu kredit yang bisa Anda diberikan.

d. Risiko Operasional
Risiko ini biasanya akan lebih mengarah pada suatu kegagalan dalam mengelola perusahaan
yang berkaitan dengan kegiatan operasional sehari-hari. Hal ini mungkin saja terjadi karena
beberapa kegagalan teknis, seperti server error, human error, maupun proses pada kegiatan
operasional perusahaan yang tidak efisien. Dalam beberapa kasus, risiko operasional biasanya
memiliki lebih dari satu penyebab.

Misalnya, perusahaan Anda melakukan rekrutmen untuk bidang business development sebanyak
5 orang, padahal setelah dijalani, diketahui bahwa sebenarnya kebutuhan merekrut 5 orang ini
karena adanya pekerjaan yang tidak efisien sehingga hanya dengan 3 orang saja sudah cukup.
Tentunya ini dapat merugikan perusahaan dari segi materi dan waktu, di mana perusahaan perlu
memberikan gaji bagi karyawan tersebut dan perusahaan juga meluangkan waktu yang cukup
lama ketika proses rekrutmen.

e. Risiko Finansial
Risiko ini biasanya akan berdampak kepada finansial perusahaan dan mengacu secara khusus
terhadap arus kas masuk dan keluar yang memungkinkan terjadi kerugian finansial perusahaan.
Sebagai contoh, Anda memiliki perusahaan yang sebagian besar pemasukan perusahaan berasal
dari sejumlah klien besar yang melakukan proses pembayaran produk dengan beberapa tahapan.
Kemudian ketika tahap pelunasan, klien perusahaan Anda tidak melakukan pembayaran sesuai
dengan jadwal yang ditentukan. Hal ini tentunya dapat merusak arus kas Anda dan menimbulkan
ketidakpastian kapan klien akan membayar pelunasannya.

Contoh lain misalnya ketika perusahaan Anda memiliki banyak utang dan Anda harus
melunasinya dalam jangka pendek. Hal ini akan berpengaruh ke arus kas perusahaan karena
hutang ini perlu didahulukan untuk dibayar, terlebih jika ada bunga yang tinggi, Solusinya
adalah membuat sistem jual beli dengan ketentuan yang lebih aman, misalnya pelunasan
pembayaran hanya sebesar 5% dari total biaya tagihan dan diatur mengenai denda bagi klien
yang terlambat melakukan pembayaran. Selain itu, hindari utang apabila bukan untuk keperluan
mendesak.
f. Risiko Legal & Kepatuhan
Risiko legal biasanya timbul karena adanya tuntutan dari pihak lain karena adanya pelanggaran
hukum, misalnya terjadi pelanggaran hak cipta, mengingkari kesepakatan yang telah tertulis
dalam kontrak (wanprestasi), tidak mengikuti peraturan atau undang-undang yang berlaku, dan
lain sebagainya. Untuk menghindari risiko ini, Anda harus membuat kontrak dan memahami isi
di dalam kontrak dengan benar dan jelas sebelum melakukan tanda tangan kontrak.

Selain itu, risiko kepatuhan juga berkaitan erat dengan risiko legal, di mana risiko ini timbul
karena adanya ketidakmampuan dalam memenuhi ketentuan atau peraturan perundang-
undangan. Misalnya pelanggaran di bidang ketenagakerjaan seperti pemberian gaji di bawah
UMR, di bidang Pajak, atau tidak memiliki izin usaha dalam menjalankan bisnisnya.Di mana,
jika Anda melakukan pelanggaran ini, Anda dapat dikenakan sanksi bermacam-macam antara
lain berupa teguran, denda, hingga pembekuan kegiatan usaha.

Karena itulah penting untuk memastikan risiko legal dan kepatuhan dapat Anda hindari. Di
mana, risikonya bukan lagi kerugian materi namun kerugian yang bisa menyebabkan bisnis Anda
dipaksa untuk tutup dan tidak beroperasi kembali. Selain itu, jika mengabaikan pembuatan
kontrak, Anda mungkin saja mengalami kerugian ketika klien Anda tidak memenuhi
kewajibannya, Anda tidak memiliki dasar untuk mengajukan klaim ganti kerugian kepadanya
karena tidak pernah ada kontrak yang dibuat antara Anda dan klien.

LIBERA hadir menjawab masalah hukum bisnis Anda. Sebagai salah satu startup hukum yang
dapat memberikan solusi atas masalah pembuatan kontrak, LIBERA juga bisa membantu Anda
mengenali segala risiko yang mungkin terjadi pada bisnis, bukan hanya risiko legal dan
kepatuhan. Jadi tunggu apalagi? Konsultasikan segala risiko bisnis Anda dan buat kontrak bisnis
sekarang juga di LIBERA!

Anda mungkin juga menyukai