Anda di halaman 1dari 3

MANAJEMEN RISIKO

A. Definisi Manajemen Risiko


Manajemen resiko adalah proses untuk mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi,
mengendalikan,serta berusaha untuk menekan sebanyak mungkin atau bahkan menghilangkan
resiko yang dihadapi oleh pemilik usaha. Manajemen resiko diterapkan oleh para pengusaha
untuk mencegah terjadinya kerugian yang merugikan perusahaan.
Manajemen resiko sangat penting diterapkan oleh seorang pengusaha untuk menghadapi
dunia yang penuh dengan kemungkinan dan ketidakpastian iklim bisnis yang sangat dinamis.
Setiap organisasi atau bisnis tidak mungkin bisa menghindari berbagai dinamika dan masalah
bisnis.
Tidak ada satupun bisnis yang bebas dari ketidakpastian dan masalah. Entah yang bersifat
teknis maupun tidak teknis. Karena itu, pengusaha harus siap menghadapi berbagai tantangan
dan dinamika yang menghadang. Manajemen resiko inilah yang menjadi alat pertahanan bagi
pemilik bisnis dari berbagai serangan masalah yang mereka hadapi.
Penerapan manajemen risiko dan prediksi risiko dapat membantu perusahaan menghemat
pengeluaran sekaligus melindungi masa depan. Sebab rencana manajemen risiko yang tepat akan
membantu perusahaan menetapkan prosedur untuk menghindari ancaman, meminimalkan
dampak negatif, serta mengatasi ancaman tersebut.
Kemampuan memahami dan mengendalikan risiko membuat perusahaan lebih percaya diri
dalam menentukan keputusan bisnis. Selain itu, prinsip tata kelola perusahaan yang kuat dan
berfokus pada manajemen risiko dapat membantu mencapai tujuan perusahaan.

Manajemen risiko juga memiliki manfaat lain sebagai berikut:


a. Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan terjamin untuk semua staf dan pelanggan.
b. Meningkatkan stabilitas operasional bisnis sekaligus mengatur tanggung jawab hukum.
c. Melindungi perusahaan maupun lingkungan sekitarnya dari risiko kejadian yang merugikan.
d. Memberikan proteksi untuk semua orang dan aset yang terlibat dalam risiko berbahaya.
e. Membantu menetapkan kebutuhan asuransi perusahaan sehingga bisa meminimalkan premi
yang tidak penting.

Implementasi manajemen risiko harus bisa menjawab beberapa pertanyaan krusial, yaitu:
a. Apa yang salah dengan perusahaan? Pihak yang bertanggung jawab terhadap manajemen
risiko wajib mencermati pekerjaan individu maupun lingkungan tempat kerja secara
keseluruhan.
b. Bagaimana pengaruh suatu kejadian terhadap perusahaan? Segala kemungkinan kejadian
yang berdampak besar atau kecil wajib dipertimbangkan secara rinci.
c. Apa yang bisa perusahaan lakukan untuk mencegah kerugian atau memulihkan keadaan jika
sudah terjadi kerugian?
d. Bagaimana perusahaan membayar suatu risiko yang sudah terjadi?

B. Tujuan Manajemen Resiko


Manajemen resiko memiliki beberapa tujuan penting yang menunjang agar sebuah
perusahaan mampu bertahan serta mencapai tujuan atau visi-misinya. Setidaknya ada 4 tujuan
manajemen resiko sebagai berikut:
1. Melindungi Perusahaan
Seperti yang dibahas sebelumnya, konsep manajemen resiko muncul untuk melindungi
sebuah bisnis agar bisa bertahan dari berbagai tantangan dan masalah yang harus dihadapi
setiap perusahaan. Setiap tantangan dan masalah bisnis dapat memberikan dampak dengan
tingkatan yang berbeda-beda, mulai dari rendah hingga yang tinggi seperti pandemi corona
ini. Untuk menekan resiko yang harus diterima perusahaan, dibuatlah manajemen resiko ini.
Sehingga, kerugian atau resiko yang harus ditanggung perusahaan bisa diminimalisir hingga
serendah mungkin. Bahkan, pengusah dapat menetapkan sampai sebesar apa resiko yang
dapat mereka toleransi.
2. Membantu Pembuatan Kerangka Kerja
Adanya manajemen resiko akan sangat memudahkan pemilik usaha untuk membuat kerangka
kerja perusahaan. Adanya tujuan manajemen resiko menjadi asumsi bagi pemilik usaha atau
manajemen untuk sistem kerja yang efektif dan efisien. Sebagai contoh, adanya manajemen
resiko membuat pemilik usaha menciptakan SOP yang sedemikian rupa untuk mencegah
terjadinya financial lost. Pengusaha juga bisa membuat sanksi-sanksi bila terjadi kondisi yang
merugikan perusahaan.
3. Meningkatkan Kinerja Bisnis
Adanya manajemen resiko secara otomatis akan mendorong pemilik usaha, atau manajemen
yang telah diberikan kewenangan untuk bertindah proaktif untuk mengurangi potensi
terjadinya resiko. Dengan sistem kontrol yang terus berjalan, manajemen akan sangat mudah
menemukan masalah-masalah di lapangan, yang kedepanya dapat menjadi bahan evaluasi
serta perbaikan secara terus menerus. Kondisi tersebut akan mendorong kinerja perusahaan
untuk semakin efektif dan efisien. Secara tidak langsung, daya saing perusahaan juga akan
semakin kuat.
4. Sebagai Pengingat
Manajemen resiko juga bisa menjadi pengingat bagi setiap elemen bisnis agar berhati-hati
setiap kali menjalankan pekerjaanya. Kehati-hatian ini akan mengurangi resiko kesalahan
proses kerja yang bisa berdampak pada kerugian baik secara waktu, tenaga, ataupun finansial.

C. Jenis-Jenis Manajemen Risiko


Dalam perkembanganya, penerapan manajamen resiko dilapangan bisnis bisa saja berbeda-beda
antar satu perusahaan dengan perusahaan lainya. Berdasarkan jenisnya, manajemen resiko bisa dibagi
menjadi 4 sebagai berikut:
1. Manajemen Risiko Operasional
Manajemen resiko oprasional muncul sebagai tindakan preventif terjadinya kesalahan proses
kerja. Manajemen resiko oprasional biasanya dilengkapi dengan sanksi untuk mencegah empat
faktor penyebab resiko dalam proses kerja. Empat faktor tersebut adalah proses, sistem, manusia,
serta kejadian eksternal.
Contoh kegagalan yang dimaksud adalah seperti human error, kerusakan mesin, kegagalan
sistem jaringan, force majeur, ataupun aksi massa.

2. Manajemen Resiko Hazard


Adalah manajemen resiko yang muncul karena adanya resiko yang berpotensi bisa
mengakibatkan kerugian bisnis maupun kerusakan. Ada tiga macam hazard yang menjadi
perhatian manajemen resiko yaitu:
a. Legal hazard, seperti pelanggaran SOP / aturan perusahaan yang mengakibatkan financial
lost.
b. Physical hazard, seperti berkurangnya jumlah produksi karena adanya mesin produksi yang
rusak karena sudah tua.
c. Moral hazard, seperti kecelakaan kerja karena kurangnya K3LH perusahaan.
3. Manajemen Resiko Finansial
Adalah pengawasan resiko yang bertujuan untuk melindungi hak milik, keuntungan, dan ekuitas
perusahaan. Untuk menjalankan manajemen resiko finansial, kedudukan akuntan atau bagian lain
yang bertanggungjawab pada keuangan sangat penting untuk mempertimbangkan resiko-resiko
keuangan seperti resiko likuiditas, resiko kredit, resiko pajak, resiko akuntansi, resiko regulasi,
diskontunuitas pasar, dan lain sebagainya.
4. Manajemen Resiko Strategis
Manajemen resiko strategis bertujuan untuk mencegah timbulnya resiko-resiko yang dapat
mengurangi kemampuan pemilik bisnis atau manajemen untuk menjalankan strategi yang telah
direncanakan. Beberapa faktor resiko tersebut adalah seperti resiko oprasi, resiko asset
impairment, ataupun resiko kompetitif.

D. Mengenal Pendekatan Manajemen Risiko


Setelah proses manajemen risiko telah diterapkan dan risiko spesifik perusahaan telah
diidentifikasi, beberapa strategi berbeda ini dapat dipilih perusahaan berdasarkan jenis risiko yang
terjadi:
1. Menghindari Resiko
Walaupun peluang penghapusan risiko terbilang kecil, strategi penghindaran risiko dapat
dirancang untuk mencegah ancaman semaksimal mungkin. Sehingga perusahaan bisa
menghindari konsekuensi mahal dan mengganggu yang disebabkan oleh suatu risiko.
2. Mengurangi Resiko
Perusahaan terkadang dapat mengurangi jumlah kerusakan yang ditimbulkan risiko tertentu pada
proses operasional perusahaan. Hal ini bisa diwujudkan dengan menyesuaikan aspek-aspek
tertentu dari keseluruhan rencana proyek atau mengurangi ruang lingkupnya.
3. Membagi Risiko
Konsekuensi risiko bisa dibagi atau didistribusikan di antara beberapa peserta proyek atau
departemen bisnis. Risiko juga bisa dibagi dengan pihak ketiga, misalnya vendor atau mitra
bisnis.
4. Mempertahankan Risiko
Perusahaan juga dapat mengambil risiko sepadan dari sudut pandang bisnis dan memutuskan
untuk menjaga risiko serta menghadapi potensi dampak buruk. Pada pilihan ini, perusahaan akan
sering mempertahankan tingkat risiko tertentu jika laba proyek yang diantisipasi lebih besar
daripada biaya risiko.

Anda mungkin juga menyukai