Anda di halaman 1dari 5

1. Konsep manajemen risiko.

Pengertian Manajemen Risiko


Manajemen risiko adalah segala proses kegiatan yang dilakukan semata untuk meminimalkan
bahkan mencegah terjadinya risiko perusahaan. Di dalamnya ada kegiatan identifikasi,
perencanaan, strategi, tindakan, pengawasan dan evaluasi terhadap hal-hal negatif yang
kemungkinan akan menimpa usaha.

Bisa dibilang juga jenis manajemen ini adalah satu metode untuk mencegah perusahaan
mengalami masalah. Seperti kolaps, kerugian yang besar, gulung tikar, dijauhi klien dan
semacamnya. Tentu strategi sistematis ini perlu dijalankan terutama untuk pebisnis pemula.

Komponen Manajemen Risiko


Manajemen risiko memiliki komponen-komponen tertentu yang membedakannya dengan
manajemen bisnis lain. Instrumen inilah yang harus ada di dalam manajemen baru proses
pelaksanaannya bisa dilakukan dengan maksimal. Ini dia komponen yang dimaksud:

Lingkungan Internal

Lingkungan internal maksudnya adalah segala risiko yang kemungkinan terjadi di dalam
internal perusahaan. Di dalam komponen ini, tidak ada deteksi terhadap risiko yang terjadi
antara perusahaan dengan faktor luar seperti pelanggan, klien dan semacamnya. Sekalipun
kadang efek risiko internal ini juga berimbas pada hal tersebut.

Komponen lingkungan internal dalam manajemen risiko terkait dengan kedisiplinan


karyawan, etika bekerja, Kompetensi pegawai, tingkat kesejahteraan bawahan dan selainnya.
Ini perlu juga dilakukan deteksi manajemen untuk mencegah munculnya risiko dari kriteria
tersebut.

Penentuan Sasaran

Penentuan sasaran maksudnya adalah pihak perusahaan harus memasukkan sasaran risiko
yang jelas yang akan coba diselesaikan melalui sistem manajemen. Di dalamnya biasanya
tercakup dua hal yaitu risiko yang muncul dari statemen visi dan misi usaha serta sasaran
risiko yang datang dari kegiatan teknis atau operasional.

Tidak dimungkiri setiap perusahaan pasti memiliki visi dan misi usaha. Namun terkadang apa
yang diidamkan tersebut tidak sesuai dengan harapan. Nah dengan adanya komponen ini, bisa
dijelaskan apa penyebab masalah tersebut dan bagaimana cara menyelesaikannya.

Begitu juga yang terkait dengan kegiatan teknis atau operasional. Tidak bisa dibantah kalau
visi dan misinya bagus,  tetapi ketika sudah dilaksanakan malah menjadi buruk. Hal ini bisa
terkait dengan kompetensi pekerja atau kepatuhan pada planning yang masih kurang.
Identifikasi Peristiwa

Komponen manajemen risiko yang ketiga adalah identifikasi peristiwa. Maksudnya adalah
tidak disebutkan manajemen risiko jika pihak perusahaan tidak memiliki data detail hasil
identifikasi peristiwa. Seharusnya ini memang sudah didapatkan sebelum usaha mulai
dijalankan.

Untuk komponen ini boleh tidak meng-akomodir semua risiko. Tetapi minimal kegiatan yang
potensial saja dengan berbagai pertimbangan masalah yang muncul jauh lebih besar.
Sekalipun demikian, tidak semua peristiwa bisnis teridentifikasi merugikan. Oleh sebab itu,
silakan dipilah mana peristiwa yang bernilai positif mana yang negatif.

Penilaian Risiko

Memungkinkan sebuah organisasi perusahaan ataupun bisnis untuk menilai sebuah kejadian
atau keadaan dan kaitannya dengan pencapaian tujuan perusahaan atau bisnis
tersebut.Manajemen perlu melakukan analisis mengenai dampak yang mungkin terjadi akibat
resiko dengan 2 perspektif, yaitu : Likelihood (kecenderungan/ peluang) dan
Impact/consequence (besaran dari realisasi risiko).

Tanggapan Risiko

Selain melakukan penilaian terhadap risiko, juga menentukan tanggapan atau respon terhadap
risiko tersebut. Respon dari manajemen tergantung risiko apa yang dihadapi. Respon atau
tanggapan tersebut bisa dalam bentuk :

Menghindari risiko (avoidance)

Mengurangi risiko (reduction)

Memindahkan risiko (sharing)

Menerima risiko (acceptance)

Aktivitas Pengendalian

Setelah diberikan tanggapan, selajutnya yaitu penyusunan prosedur dan kebijakan yang
membantu memastikan bahwa respon terhadap risiko yang dipilih memadai dan terlaksana
dengan baik. Aktivitas pengendalaian risiko ini antara lain :

Pembuatan kebijakan dan prosedur

Delegasi wewenang

Pengamanan kekayaan perusahaan

Pemisahan fungsi

Supervisi
Informasi dan komunikasi

Aktivitas ini berfous pada identifikasi informasi dan menyampaikannya kepada pihak terkait
melalui media komunikasi. Informasi yang relevan diidentifikasi, diperoleh, dan
dikomunikasikan dalam bentuk dan waktu yang tepat agar personil dapat melakukan
tanggung jawabnya dengan baik.

Pemantauan (Monitoring)

Monitoring adalah komponen terakhir dalam manajemen risiko. Proses pemantauan


dilakukan secara terus menerus untuk memastikan setiap komponen lainnya berfungsi
sebagaimana mestinya. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses monitoring adalah
pelaporan yang tidak lengkap atau berlebihan.

Baca juga : Mengenal Lebih Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Bisnis

Jenis-Jenis Manajemen Risiko


Selain memiliki komponen-komponen khusus,pengelolaan risiko juga dibedakan menjadi
beberapa jenis. Di antaranya adalah:

1. Manajemen Risiko Operasional

Manajemen Risiko operasional adalah manajemen risiko yang disasarkan pada terjadinya
permasalahan-permasalahan usaha yang muncul akibat faktor internal. Seperti kinerja
pegawai yang rendah, sumber daya yang kurang berkualitas, terjadinya bencana, modal tidak
sehat dan selainnya.

Pada umumnya cakupan sasaran untuk manajemen risiko jenis ini adalah faktor manusia,
sistem, proses serta permasalahan eksternal tetapi yang tidak terkait dengan pelanggan
melainkan muncul dengan sendirinya seperti musibah. Ini yang menjadi bidang penyelesaian
untuk manajemen risiko operasional.

2. Manajemen Hazard

Manajemen Hazard adalah jenis manajemen risiko yang fokusnya pada masalah yang
potensial membuat perusahaan gulung tikar. Biasanya problem usaha yang dideteksi adalah
masalah-masalah yang besar dan berbahaya.

Ada tiga unsur yang diprioritaskan di dalam manajemen jenis ini. Yaitu masalah hukum,
bahaya fisik serta penurunan moral. Ketiga hal inilah yang harus diantisipasi jika
kemungkinan muncul bahaya potensial di sana.

3. Manajemen Resiko Strategis

Manajemen ini berkaitan dengan pengambilan keputusan. Resiko yang biasanya muncul
adalah kondisi tak terduga yang mengurangi kemampuan pelaku bisnis untuk menjalankan
strategi yang direncanakan. Dalam hal ini beberapa faktor seperti resiko operasi, resiko asset
impairment, resiko kompetitif atau bahkan resiko frenchise (bila ada). Dalam majemen ini
ada beberapa hal yang dapat anda lalukan di majaemen risiko strategis ini.  Anda bisa
membuat beberapa daftar berikut ini:

 Daftar resiko
 Penilaian resiko tersebut sesuai dengan kecenderungannya dan juga dampaknya
 Penilaian pada kondisi saat ini yang sedang terjadi
 Rencana tindakan bila resiko terburuk benar-benar muncul

4. Manajemen Risiko Finansial

Sesuai dengan namanya tentu sudah dipahami kalau manajemen risiko finansial adalah
manajemen yang fokusnya pada keuangan perusahaan. Deteksinya diarahkan bagaimana
sebisa mungkin agar perusahaan tidak kolaps hanya karena dana, modal, laba dan selainnya.

Dengan adanya manajemen ini, tentu pihak perusahaan akan memberikan perlindungan
terhadap segala aset perusahaan. Tujuannya tidak lain supaya keuangan tetap sehat sehingga
bisa dikontribusikan untuk perkembangan usaha ke depan.

Baca juga : 8 Cara Untuk Meningkatkan Produktivitas Pada Usaha Bengkel Anda

Tujuan Manajemen Risiko Dalam Bisnis


Manajemen Risiko dijalankan semata untuk tujuan-tujuan tertentu. Luar biasanya tujuan-
tujuan ini berpotensi merusak perusahaan jika tidak segera dicapai. Ini dia tujuan-tujuan yang
dimaksud: Untuk Melindungi Perusahaan

Tujuan yang pertama adalah untuk melindungi perusahaan dari risiko bisnis yang berbahaya.
Sehinga badan usaha tetap berdiri sekalipun diterpa berbagai macam masalah dan hal yang
negatif. Melindungi perusahaan dengan manajemen risiko lebih berhasil dibandingkan yang
tidak. Karena sebelum terjadi masalah, jenis problemnya sudah terdeteksi lebih dahulu.

Membantu Pembuatan Kerangka Kerja

Dengan adanya manajemen risiko tentu solusi atas masalah perusahaan bisa ditemukan. Nah,
untuk aktualisasinya tinggal dibuat saja kerangka kerja yang sesuai dengan solusi tersebut. Ini
alasan mengapa manajemen kerja bisa membantu pembuatan kerangka kerja. Dengan alasan
ini pula kebijakan yang menyertainya juga bisa diputuskan dengan segera.

Sebagai Peringatan Kewaspadaan

Dengan dilakukannya manajemen risiko tentu segala hal buruk yang bakal muncul akan
terdeteksi. Maka dari itu, ini bisa dijadikan bahan untuk tetap waspada dan hati-hati dalam
mengelolanya. Bisa dibayangkan jika tidak ada manajemen risiko, tentu hal buruk akan
terjadi begitu saja. Karena tidak ada kehati-hatian dalam bekerja dan semua karyawan bekerja
tanpa memperhitungkan risiko yang ada di dalamnya.
Meningkatkan Kinerja Perusahaan

Membantu meningkatkan kinerja perusahaan dengan menyediakan informasi tingkat risiko


yang disebutkan dalam peta risiko/ risk map. Hal ini juga berguna dalam pengembangan
strategi dan perbaikan proses risk management secara berkesinambungan.

Sosialisasi Manajemen Risiko

Membangun kemampuan individu maupun manajemen untuk mensosialisasikan pemahaman


tentang risiko dan pentingnya risk management.

Mendorong Manajemen Agar Proaktif

Mendorong manajemen agar bertindak proaktif dalam mengurangi potensi risiko, dan
menjadikan manajemen risiko sebagai sumber keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan.

Itulah penjelasan lengkap tentang manajemen risiko. Sekadar saran silakan pelajari bab ini
jika Anda ingin membuka usaha dalam bentuk perusahaan. Dijamin Anda lebih siap tanding
dibandingkan yang tidak menjalankannya.

Anda mungkin juga menyukai