Nama:Rafika Ridha
Tk:III
Pengertian Lengkap Manajemen Risiko, Komponen, Jenis, Dan Tujuannya Dalam Bisnis
Manajemen risiko adalah satu teori yang harus diterapkan di dalam membangun bisnis atau usaha.
Karena tanpa manajemen yang baik, pengusaha tidak bisa mendeteksi hal-hal buruk yang bisa menimpa
perusahaan. Ironisnya perusahaan bisa mengalami penurunan atau kolaps tanpa bisa diketahui apa
penyebabnya.
Maka dari itu pengelolaan risiko adalah hal penting selain manajemen pemasaran dan manajemen bisnis
selainnya. Sayangnya masih belum banyak yang mengetahui tentang teori manajemen ini. Termasuk
pengetahuan terkait pengertian, komponen, jenis dan tujuan manajemen risiko dalam bisnis.
Manajemen risiko adalah segala proses kegiatan yang dilakukan semata untuk meminimalkan bahkan
mencegah terjadinya risiko perusahaan. Di dalamnya ada kegiatan identifikasi, perencanaan, strategi,
tindakan, pengawasan dan evaluasi terhadap hal-hal negatif yang kemungkinan akan menimpa usaha.
Bisa dibilang juga jenis manajemen ini adalah satu metode untuk mencegah perusahaan mengalami
masalah. Seperti kolaps, kerugian yang besar, gulung tikar, dijauhi klien dan semacamnya. Tentu strategi
sistematis ini perlu dijalankan terutama untuk pebisnis pemula.
Baca juga : Apa itu Manajemen Pemasaran? Mari Ketahui Lebih Jauh dan Lengkap
Selain pengertian umum di atas, ternyata para ahli juga banyak yang mentafsirkan pengertian
manajemen risiko secara redaksional. Ini dia beberapa di antaranya:
Fahmi (2010)
Menurut Fahmi manajemen risiko adalah satu disiplin ilmu yang mempelajari tentang tindakan-tindakan
organisasi dalam mengatasi masalah berbasis manajemen yang sistematis dan menyeluruh.
Djojo Soedarso memiliki pandangan yang berbeda. Menurutnya manajemen risiko adalah penerapan
fungsi manajemen secara umum untuk memetakan masalah dan solusinya yang terjadi di dalam sebuah
organisasi perusahaan maupun keluarga dan masyarakat.
Tampubulon (2004)
Sedangkan menurut Tampubulon manajemen risiko adalah satu proses yang dilakukan untuk
mengakomodasi segala kemungkinan buruk dari sebuah transaksi bisnis.
Darmawi (2014)
Menurut Darmawi, manajemen risiko adalah suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta
mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas
dan efisiensi yang lebih tinggi.
Bramantyo (2008)
Bramantyo berpendapat bahwa manajemen risiko adalah proses terstruktur dan sistematis dalam
mengidentifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif penanganan resiko.
Noshworthy (2000)
Manajemen risiko Menurut Noshworthy adalah Implementation of measures aimed at reducin the like
lihood of those threats occuring and minimissing any damage if they do; Risk analysis and risk control
form the basis of risk management where risk control is the application of suitable controls to gain a
balance between security, usability and cost.
Baca juga : Mengenal Lebih Jauh Berbagai Jenis Struktur Organisasi Perusahaan
Djohanputro (2008)
Menurut Djohanputro Manajemen risiko adalah proses terstruktur dan sistematis dalam
mengidentifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif penanganan risiko, dan
memonitor dan mengendalikan penanganan risiko.
Pengertian Manajemen risiko Menurut Siagian dan Sekarsari adalah pengelolaan risiko luas tidak hanya
terfokus pada pembelian asuransi tapi juga harus mengelola keseluruhan risiko-risiko organisasi.
Siahaan (2007)
Pengertian Manajemen risiko Menurut Siahaan adalah perbuatan (praktik) dengan manajemen risiko,
menggunakan metode dan peralatan untuk mengelola risiko sebuah proyek.
Smith (1990)
Menurut Smith Pengertian Manajemen Risiko adalah proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol
keuangan dari sebuah risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau
proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut.
Dari beberpa pengertian para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen risiko adalah seuatu
proses yang tersetruktur dan sistematis dalam mengindentifikasi, memahami dan mengembangkan
alternatif penanganan segala risiko yang dilakukan oleh pelaku bisnis. Jenis manajemen ini adalah satu
strategi bagus untuk membuat perusahaan tetap berkembang. Sekalipun berbagai macam risiko dan hal
buruk siap menimpanya.
Baca juga : Mengenal Lebih Jauh Apa itu Standar Operasional Prosedur atau SOP
manajemen risiko 2
Lingkungan Internal
Lingkungan internal maksudnya adalah segala risiko yang kemungkinan terjadi di dalam internal
perusahaan. Di dalam komponen ini, tidak ada deteksi terhadap risiko yang terjadi antara perusahaan
dengan faktor luar seperti pelanggan, klien dan semacamnya. Sekalipun kadang efek risiko internal ini
juga berimbas pada hal tersebut.
Komponen lingkungan internal dalam manajemen risiko terkait dengan kedisiplinan karyawan, etika
bekerja, Kompetensi pegawai, tingkat kesejahteraan bawahan dan selainnya. Ini perlu juga dilakukan
deteksi manajemen untuk mencegah munculnya risiko dari kriteria tersebut.
Penentuan Sasaran
Penentuan sasaran maksudnya adalah pihak perusahaan harus memasukkan sasaran risiko yang jelas
yang akan coba diselesaikan melalui sistem manajemen. Di dalamnya biasanya tercakup dua hal yaitu
risiko yang muncul dari statemen visi dan misi usaha serta sasaran risiko yang datang dari kegiatan
teknis atau operasional.
Tidak dimungkiri setiap perusahaan pasti memiliki visi dan misi usaha. Namun terkadang apa yang
diidamkan tersebut tidak sesuai dengan harapan. Nah dengan adanya komponen ini, bisa dijelaskan apa
penyebab masalah tersebut dan bagaimana cara menyelesaikannya.
Begitu juga yang terkait dengan kegiatan teknis atau operasional. Tidak bisa dibantah kalau visi dan
misinya bagus, tetapi ketika sudah dilaksanakan malah menjadi buruk. Hal ini bisa terkait dengan
kompetensi pekerja atau kepatuhan pada planning yang masih kurang.
Identifikasi Peristiwa
Komponen manajemen risiko yang ketiga adalah identifikasi peristiwa. Maksudnya adalah tidak
disebutkan manajemen risiko jika pihak perusahaan tidak memiliki data detail hasil identifikasi peristiwa.
Seharusnya ini memang sudah didapatkan sebelum usaha mulai dijalankan.
Untuk komponen ini boleh tidak meng-akomodir semua risiko. Tetapi minimal kegiatan yang potensial
saja dengan berbagai pertimbangan masalah yang muncul jauh lebih besar. Sekalipun demikian, tidak
semua peristiwa bisnis teridentifikasi merugikan. Oleh sebab itu, silakan dipilah mana peristiwa yang
bernilai positif mana yang negatif.
Penilaian Risiko
Memungkinkan sebuah organisasi perusahaan ataupun bisnis untuk menilai sebuah kejadian atau
keadaan dan kaitannya dengan pencapaian tujuan perusahaan atau bisnis tersebut.Manajemen perlu
melakukan analisis mengenai dampak yang mungkin terjadi akibat resiko dengan 2 perspektif, yaitu :
Likelihood (kecenderungan/ peluang) dan Impact/consequence (besaran dari realisasi risiko).
Tanggapan Risiko
Selain melakukan penilaian terhadap risiko, juga menentukan tanggapan atau respon terhadap risiko
tersebut. Respon dari manajemen tergantung risiko apa yang dihadapi. Respon atau tanggapan tersebut
bisa dalam bentuk :
Aktivitas Pengendalian
Setelah diberikan tanggapan, selajutnya yaitu penyusunan prosedur dan kebijakan yang membantu
memastikan bahwa respon terhadap risiko yang dipilih memadai dan terlaksana dengan baik. Aktivitas
pengendalaian risiko ini antara lain :
Delegasi wewenang
Pemisahan fungsi
Supervisi
Aktivitas ini berfous pada identifikasi informasi dan menyampaikannya kepada pihak terkait melalui
media komunikasi. Informasi yang relevan diidentifikasi, diperoleh, dan dikomunikasikan dalam bentuk
dan waktu yang tepat agar personil dapat melakukan tanggung jawabnya dengan baik.
Pemantauan (Monitoring)
Monitoring adalah komponen terakhir dalam manajemen risiko. Proses pemantauan dilakukan secara
terus menerus untuk memastikan setiap komponen lainnya berfungsi sebagaimana mestinya. Hal
penting yang perlu diperhatikan dalam proses monitoring adalah pelaporan yang tidak lengkap atau
berlebihan.
Baca juga : Mengenal Lebih Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Bisnis
Manajemen Risiko operasional adalah manajemen risiko yang disasarkan pada terjadinya permasalahan-
permasalahan usaha yang muncul akibat faktor internal. Seperti kinerja pegawai yang rendah, sumber
daya yang kurang berkualitas, terjadinya bencana, modal tidak sehat dan selainnya.
Pada umumnya cakupan sasaran untuk manajemen risiko jenis ini adalah faktor manusia, sistem, proses
serta permasalahan eksternal tetapi yang tidak terkait dengan pelanggan melainkan muncul dengan
sendirinya seperti musibah. Ini yang menjadi bidang penyelesaian untuk manajemen risiko operasional.
2. Manajemen Hazard
Manajemen Hazard adalah jenis manajemen risiko yang fokusnya pada masalah yang potensial
membuat perusahaan gulung tikar. Biasanya problem usaha yang dideteksi adalah masalah-masalah
yang besar dan berbahaya.
Ada tiga unsur yang diprioritaskan di dalam manajemen jenis ini. Yaitu masalah hukum, bahaya fisik
serta penurunan moral. Ketiga hal inilah yang harus diantisipasi jika kemungkinan muncul bahaya
potensial di sana.
Manajemen ini berkaitan dengan pengambilan keputusan. Resiko yang biasanya muncul adalah kondisi
tak terduga yang mengurangi kemampuan pelaku bisnis untuk menjalankan strategi yang direncanakan.
Dalam hal ini beberapa faktor seperti resiko operasi, resiko asset impairment, resiko kompetitif atau
bahkan resiko frenchise (bila ada). Dalam majemen ini ada beberapa hal yang dapat anda lalukan di
majaemen risiko strategis ini. Anda bisa membuat beberapa daftar berikut ini:
Daftar resiko
Sesuai dengan namanya tentu sudah dipahami kalau manajemen risiko finansial adalah manajemen
yang fokusnya pada keuangan perusahaan. Deteksinya diarahkan bagaimana sebisa mungkin agar
perusahaan tidak kolaps hanya karena dana, modal, laba dan selainnya.
Dengan adanya manajemen ini, tentu pihak perusahaan akan memberikan perlindungan terhadap
segala aset perusahaan. Tujuannya tidak lain supaya keuangan tetap sehat sehingga bisa dikontribusikan
untuk perkembangan usaha ke depan.
Manajemen Risiko dijalankan semata untuk tujuan-tujuan tertentu. Luar biasanya tujuan-tujuan ini
berpotensi merusak perusahaan jika tidak segera dicapai. Ini dia tujuan-tujuan yang dimaksud: Untuk
Melindungi Perusahaan
Tujuan yang pertama adalah untuk melindungi perusahaan dari risiko bisnis yang berbahaya. Sehinga
badan usaha tetap berdiri sekalipun diterpa berbagai macam masalah dan hal yang negatif. Melindungi
perusahaan dengan manajemen risiko lebih berhasil dibandingkan yang tidak. Karena sebelum terjadi
masalah, jenis problemnya sudah terdeteksi lebih dahulu.
Dengan adanya manajemen risiko tentu solusi atas masalah perusahaan bisa ditemukan. Nah, untuk
aktualisasinya tinggal dibuat saja kerangka kerja yang sesuai dengan solusi tersebut. Ini alasan mengapa
manajemen kerja bisa membantu pembuatan kerangka kerja. Dengan alasan ini pula kebijakan yang
menyertainya juga bisa diputuskan dengan segera.
Dengan dilakukannya manajemen risiko tentu segala hal buruk yang bakal muncul akan terdeteksi. Maka
dari itu, ini bisa dijadikan bahan untuk tetap waspada dan hati-hati dalam mengelolanya. Bisa
dibayangkan jika tidak ada manajemen risiko, tentu hal buruk akan terjadi begitu saja. Karena tidak ada
kehati-hatian dalam bekerja dan semua karyawan bekerja tanpa memperhitungkan risiko yang ada di
dalamnya.
Membantu meningkatkan kinerja perusahaan dengan menyediakan informasi tingkat risiko yang
disebutkan dalam peta risiko/ risk map. Hal ini juga berguna dalam pengembangan strategi dan
perbaikan proses risk management secara berkesinambungan.
Mendorong manajemen agar bertindak proaktif dalam mengurangi potensi risiko, dan menjadikan
manajemen risiko sebagai sumber keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan.
Itulah penjelasan lengkap tentang manajemen risiko. Sekadar saran silakan pelajari bab ini jika Anda
ingin membuka usaha dalam bentuk perusahaan. Dijamin Anda lebih siap tanding dibandingkan yang
tidak menjalankannya.
Kesimpulan
Setelah Anda mengetahui pengertian manajemen risiko secara mendalam, sekarang waktunya Anda
mengaplikasikannya. Pengelolaan risiko pada suatu usaha adalah suatu keharusan, terutama di zaman
sekaran disaat semua berubah dengan cepat. Jika Anda tidak bisa mengelola risiko dengan benar, bisa
dipastikan bahwa bisnis Anda dalam bahaya.
Menjadi adaptif terhadap perubahan juga merupakan salah satu solusi terhadap perubahan yang terjadi,
dan ini yang akan membedakan Anda, apakah perubahan berdampak negatif atau postif pada bisnis
Anda.
Pada pembukuan misalnya, saat dulu pembukuan dilakukan secara manual yang memakan waktu dan
rentan terjadi kesalahan, pada saat ini sudah sangat banyak software akuntansi yang mudah digunakan
dan praktis seperti Accurate Online.