Anda di halaman 1dari 7

Makalah Gender

Nama:Rafika Ridha

Nim:174210446

BAB I

I. PENDAHULUAN

Gender dalam sejarah pemikiran manusia tentang ketidakadilan social di anggap suatu analisis baru, dan
mendapat sambutan akhir-akhir ini, dibandingkan dengan analisis social lainnya, sesungguhnya analisis
gender tidak kalah mendasar. Analisi gender sebagaimana layaknya teori social lainnya seperti analisi
kelas, analisis kebudayaan, dan analisis wacana merupakan alat analisi untuk memahami realitas social.
Di samping itu analisi gender membantu memahami bahwa pokok persoalannya adalah sistem dan
struktur yang tidak adil, dimana baik laki-laki maupun perempuan, menjadi korban dan mengalami
ketidakadilan gender tersebut. Kaum perempuan mengalami dehumanisasi akibat ketidakadilan gender
sementara kaum lelaki mengalami dehumanisasi karena melanggengkan penindasan gender.

Untuk memahami masalah kaum perempuan maka perlu dibedakan antara seks dan gender.
Uraian berikut ini akan mengupas konsep gender dan jenis kelamin beserta bentuk-bentuk
ketidaksetaraan gender yang terjadi dalam masyarakat. Dengan pemahaman kedua konsep tersebut
akan memudahkan pembaca dalam melakukan analisis ketidakadilan gender yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat.

II. RUMUSAN MASALAH

A. Apa yang dimaksud dengan gender ?

B. Apa yang dimaksud dengan seks ?

C. Apa konsep gender dan perbedaan dengan seks?

D. Apa yang di maksud dengan keadilan dan kesetaraan gender ?


III. PEMBAHASAN

A. pengertian gender

Kata gender dalam Bahasa Indonesia di pinjam dari Bahasa Inggris. Kalau dilihat dalam kamus, tidak
secara jelas dibedakan pengertian kata seks dan gender. Sedangkan secara Bahasa, kata gender (baca
jender) berasal dari Bahasa Inggris berarti jenis kelamin.[1] Para ahli berpendapat sebagai berikut :

1. Menurut Mufidah Ch, menjelaskan bahwa gender adalah suatu konsep cultural, berupaya
membuat pembedaan (distinction ) dalam hal peran, perilaku, mentalitas dan karatketistik emosional
antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.

2. Hilary M. Li/ps, berpendapat gender adalah sebagai harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan
perempuan.

3. Mansour Fakih, gender adalah suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan
yang dikonstruksi secara social dan cultural. Sifat gender yang melekat pada perempuan yaitu
perempuan dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan. Sementara laki-laki di anggap kuat,
rasional, dan jantan[2].

B. PENGERTIAN SEKS

Seks adalah pembagian jenis kelamin yang ditentukan secara biologis melekat pada jenis kelamin
tertentu. Seks berarti perbedaan laki-laki dan perempuan sebagai makhluk yang secara kodrati memiliki
fungsi-fungsi organisme yang berbeda. Dalam arti perbedaan jenis kelamin, seks mengandung
pengertian laki-laki dan perempuan terpisah secara biologis. Laki-laki memiliki fisik yang kuat, otot yang
kuat, memiliki jakun, bersuara berat, memiliki penis, testis, sperma, yang berfungsi sebagai alat
reproduksi dalam meneruskan keturunan, perempuan dan laki-laki memiliki ciri yang berbeda.
Perempuan memilki hormon yang bebeda dengan laki-laki, sehingga terjadi menstruasi, perasaan yang
sensitive, serta ciri-ciri fisik dengan postur laki-laki , seperti bentuk pinggul yang besar dari laki-laki,
mempunyai payudara, vagina, rahim, suara halus, dan kulit halus.[3]

C. PERBEDAAN ANTARA GENDER DAN SEKS

No.
Karakteristik

Seks

Gender

1.

Sumber pembeda

Tuhan

Manusia (masyarakat)

2.

Visi, misi

Kesetaraan

Kebiasaan

3.

Unsur pembeda

Biologis ( alat reproduksi )

Kebudayaan (tingkah laku)

4.

Sifat

Kodrat, tertentu, tidak dapat dipertukarkan

Harkat martabat dapat dipertukarkan

5.

Dampak

Terciptanya nilai-nilai kesempurnaan, kenikmatan, kedamaian,dll. Sehingga menguntungkan kedua


belah pihak.

Terciptanya norma-norma/ketentuan tentang “pantas” atau “tidak pantas”. Laki-laki pantas menjadi
pemimpin, perempuan pantas dipimpin dll.sering merugikan salah satu pihak, kebetulah adalah
perempuan.

6.
Keberlakuan

Sepanjang masa, dimana saja, tidak mengenal pembedaan kelas.

Dapat berubah, musiman dan berbeda antara kelas.

D. KONSEP GENDER DAN SEKS

Gender sejak dua dasa warsa terakhir telah menjadi Bahasa yang memasuki setiap analisis social
menjadi pokok bahasan dalam wacana perdebatan mengenai perubahan social serta menjadi topic
penting dalam setiap perbincangan mengenai pembangunan. Namun apa sesungguhnya yang dimaksud
dengan gender dan mengapa dikaitkan dengan usaha emansipasi kaum perempuan ? berikut ini
penjelasan mengenai konsep gender.

Pertama, karena sesungguhnya tidak ada gender dalam Bahasa Indonesia. Dalam kamus Bahasa Inggris,
tidak secara jelas dibedakan artinya antara kata “sex dan gender” keduanya diartikan sebagai jenis
kelamin. Kedua, perlu uraian jernih tentang kaitan antara konsep gender dengan sistem ketidakadilan
social secara luas. Maka perlu uraian kaitan antara konsep gender dengan kaum perempuan yang
hubungannya dengan persoalan ketidakadilan social lainnya.

Pemahaman dan pembedaan antara konsep seks dan gender sangatlah diperlukan dalam melakukan
analisi untuk memahami persoalan-persoalan ketidakadilan social yang menimpa kaum perempuan. Hal
ini disebabkan karena ada kaitan yang erat antara perbedaan gender (gender differences) dan
ketidakadilan gender (gender inequalities ) dengan struktur ketidakadilan masyarakat secara lebih luas.
Dengan demikian pemahaman dan perbedaan yang jelas antara kosep seks dan gender sangat
diperlukan dalam membahas masalah ketidakadilan maka sesungguhnya terjadi keterkaitan antara
persoalan gender dengan persoalan ketidakadilan social lainnya.

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa gender dapat diartikan sebagai konsep social yang membedakan
(dalam arti memilih atau memisahkan) peran antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan fungsi peran
antara laki-laki dan perempuan itu tidak ditentukan karena antara keduanya terdapat perbedaan
biologis atau kodrat, tetapi dibedakan atau dipilah-pilah menurut kedudukan, fungsi, dan peranan
masing-masing dalam berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. [4]

E. KEADILAN DAN KESETARAAN GENDER

Masyarakat adalah suatu kesatuan yang berbentuk kelompok besar yang menciptakan perilaku
pembagian gender untuk menentukan berdasarkan apa yang mereka anggap sebagai keharusan, untuk
membedakan antara laki-laki dan perempuan. Keyakinan pembagian itu selanjutnya di alih wariskan
kepada generasi penerus dengan melewati proses, negosiasi, resistensi maupun domonasi sehingga
lama kelamaan pembagian gender tersebut dianggap alamiah, normal dan kodrat. Apabila mereka
melanggar dianggap tidak normal dan melanggar kodrat.

Factor yang perlu dihilangkan dari presepsi masyarakat luas tentang gender yang yang dikonstruksikan
secara social dan budaya. Manifestasi ketidakadilan gender tersosialisasi kepada kaum laki-laki dan
perempuan secara mantap yang mengakibatkan ketidakadilan tersebut merupakan kebiaasaan
masyarakat tentang memahami gender.

Perlu adanya usaha yang harus dilakukan untuk mencapai keadilan dan kesetaraan gender, bukan hanya
dari individu namun harus secara bersama dan bersifat institusional, utamanya yaitu pihak-pihak yang
memiliki wewenang kekuasaan dan memegang peranan dalam proses pembentukan gender. Sehingga
perlu perencanaan yang mampu menganalisis perbedaan peran secara kodrati dan peran gender serta
mengetahui hal-hal yang dapat diubah ataupun sebaliknya dengan mempertimbangkan proses
perencanaan. Seperti pembagian kerja berdasarkan gender dan karakteristik psikologis laki-laki dan
perempuan, dari prosentase data dilapangan perempuan yang bekerja di sector public berada di bawah
laki-laki. Misalnya penempatan dokter perempuan, pejabat pengambil keputusan, maupun dibidang jasa
serta manufacture lainnya.

Secara pandangan ilmu social, perempuan yang bekerja merupakan salah satu bentuk mobilitas social
perempuan. Seperti perkawinan dan pekerja pabrik. Sedangkan ketidakadilan perlu adanya perubahan
dari beberapa factor seperti marjinalisasi, subordinasi perempuan, streotipi atas pekerjaan perempuan,
kekerasan terhadap perempuan serta adanya beban kerja yang lebih berat.[5]

IV. KESIMPULAN

Gender merupakan perbedaan peran, fungsi, tanggung jawab, harapan, dan karakteristik, feminitas, dan
maskulitas, antara laki-laki dan perempuan hasil konstruksi social. Contohnya : keluarga, media massa,
tempat kerja, interpretasi, agama, sekolah, Negara dan masyarakat. Sedangkan seks merupakan
pembagian jenis kelamin yang ditentukan secara biologis melekat pada jenis kelamin tertentu. Seks
berarti perbedaan laki-laki dan perempuan sebagai makhluk yang secara kodrati memiliki fungsi-fungsi
organisme yang berbeda.

Perbedaan secara biologis gender dan seks secara biologis :

1. Primer (pria) : Penis, buah zakar, prostat, kromosom xy, sprema.

Sekunder : Bulu dada, jakun, suara berat, berkumis.

2. Primer (wanita): Vagina, payudara, rahim, menstruasi, kromosom xx, ovarium, ovum.

Sekunder : Kulit halus, suara halus, dada besar.


Konsep gender (jenis kelamin social) merupakan pembela untuk laki-laki dan perempuan dalam hal sifat,
peran, fungsi dan posisi berdasarkan jenis kelaminnya yang dipengaruhi oleh buadaya, penafsiaran
agama, sistem pendidikan, sistem ekonomi, poliik, hukum. Sedangkan konsep seks ( jenis kelamin dalam
budaya masyarakat yang sering disebut kodrat ) merupakan sesuatu yang tidak dapat berubah,
meskipun dilakukan operasi.

Dari setiap perbedaan dari seks dan gender menimbulkan beberapa prespektiv sehingga perlu
pemahaman yang lebih mendalam, sehingga keadilan dan kesetaraan gender bisa berkembang seperti
mestinya dan bukan anggapan buruk lagi serta memudahkan seorang wanita untuk mengembangkan
mobilitasnya sesuai dengan kemampuannya.

V. DAFTAR PUSTAKA

· Fakih, Mansur, Analisa Gender dan Transformasi Sosial, Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, 2007.

· Ridwan, Kekerasan Berbasis Gender, Purwokerto: Pusat Studi Gender (PSG), 2006.

· Handayani, Trisakti dan Sugiarti, Konsep dan Tehnik Penelitian Gender, Malang: UUM Press, 2006.

[1] Fakih, Mansur, Analisa Gender dan Transformasi Sosial, Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, 2007.hal :7.
[2] Ridwan, Kekerasan Berbasis Gender, Purwokerto: Pusat Studi Gender (PSG), 2006. Hal: 16.

[3] Handayani, Trisakti dan Sugiarti, Konsep dan Tehnik Penelitian Gender, Malang: UUM Press, 2006.
Hal: 4.

[4] Handayani, Trisakti dan Sugiarti, Konsep dan Tehnik Penelitian Gender, Malang: UUM Press, 2006.
Hal : 3-5.

[5] Handayani, Trisakti dan Sugiarti, Konsep dan Tehnik Penelitian Gender, Malang: UUM Press,
2006.hal: 10-1

Anda mungkin juga menyukai