Nama:Rafika Ridha
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam setiap sendi kehidupan, kita tak terlepas dari peran dan sentuh wanita. Peran wanita sangat
beragam dalam kehidupan. Ia bisa menjadi seorang ibu yang pengasih dan penyayang, tapi juga bisa
sekaligus menjadi sosok kokoh untuk dijadikan tempat bersandar keluarganya.
Konon, sejarah Hari Ibu yang jatuh setiap tanggal 22 Desember, dimulai pada tahun 1928 di Yogyakarta.
Pada awalnya hari itu diperingati sebagai upaya untuk mengenang semangat dan perjuangan para
perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa. Namun dari sana, kita bisa bercermin bahwa
sebenarnya, wanita yang selalu diidentikkan dengan kelemah lembutan sebenarnya memiliki daya untuk
mengubah suatu hal jika mereka mau berupaya. Bahkan wanita memiliki daya untuk mengubah bahkan
menggerakkan suatu hal yang besar, contohnya, perekonomian negara kita.
Rommy Haryanto, dari Peduli Perempuan, pada acara The Surviving Female Peddlers Photo Exhibition,
(17/12), Plaza Senayan, Jakarta, mengatakan, bahwa sebenarnya dua per tiga kontribusi ekonomi negeri
kita berasal dari wanita. Namun sayangnya, dampaknya tidak terlalu terasa karena pekerjaan mereka
tidak diakui. Di mulai dari yang terkecil, misal, di pedesaan, yang didominasi petani wanita, nama
mereka tidak tercantum dalam koperasi, ataupun hasil kerja mereka menuai panen tumbuh-tumbuhan
tidak diekspos. Padahal hasil kerja mereka itu kemudian menggerakkan roda ekonomi kita.
Kurangnya ekspos dan pengakuan bahwa wanita masa kini sudah memiliki kekuatan dan memiliki
kemampuan untuk melakukan perubahan-perubahan kecil mendorong banyak pihak untuk mendorong
para wanita agar lebih berkarya. Seperti yang dilakukan oleh Tupperware beberapa waktu, lewat acara
yang mereka beri nama Tupperware She Can! Award yang dilakukan pada pertengahan Desember 2009
lalu di Hotel Indonesia Kempinski. Acara ini merupakan sebuah penganugerahan penghargaan kepada
38 wanita Indonesia yang dinilai inspiratif. Para wanita ini telah melewati berbagai seleksi untuk bisa
mendapatkan penghargaan tersebut. Para wanita-wanita ini dianggap mampu menginspirasi banyak
orang karena kemampuan mereka yang mencerahkan, mengedukasi, dan memberdayakan orang sekitar
untuk mewujudkan impian-impian mereka. Sebut saja, Yayuk Basuki, Waldjinah, Ligwina Hananto,
Alberthiene Endah, Anne Avantie, dan wanita-wanita Indonesia yang namanya mungkin belum banyak
terekspos media, namun peran karya mereka memiliki dampak tersendiri di sekitarnya. Mereka
mendapatkan penghargaan karena kemauan dan usaha mereka untuk melakukan perubahan. Mereka
adalah wanita-wanita Indonesia yang membuktikan bahwa ketika seorang wanita mau berupaya,
mereka bisa.
Sementara, pesan bahwa wanita memang memiliki peran dan “warna” yang unik dalam hidup ini dan
bisa menjadi seorang agen perubahan disebarkan oleh Unilever dalam acaranya yang bertajuk Warna
Warni Kasih Ibu di Grand Indonesia Shopping Town. Pada peresmian dibukanya acara ini, Kamis (17/12)
lalu, Okty Damayanti, Customer Development Director mengatakan, “Bahwa jika kita menginginkan
adanya perubahan di masyarakat, maka mulailah dari wanita. Karena, perjuangan ibu adalah tanpa
pamrih, dan mereka melakukannya dengan hati. Wanita juga memiliki peran yang besar dalam segala
hal di kehidupan kita. Tanpa sadar, sentuh mereka bisa mengubah banyak hal, dimulai dari keluarga.”
Dalam acara yang berlangsung dari tanggal 17-27 Desember 2009 ini, Unilever mengapresiasi para
bunda dengan
B. Tujuan
a) Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu memahami dan mengetahui Aktifitas Wanita diTempat Kerja
b) Tujuan Khusus
C. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
a. Menurut Kardamo adalah wanitayang kerja mengandalkan kemampuan dan keahlian untuk
menghasilkan uang agar dpt memenuhi kebutuhan hidup.
b. Pekerjaan diluar rumah adalah orang yang bekerja diluar rumah dengan memperoleh imbalan upah
dianggap pekerja dank arena mendapat penghargaan sosial lebih tinggi dibandingkan pekerjaan rumah
tangga.
c. Pekerjaan di dalam rumah adalah seseorang yang bekerja untuk mengurus rumah tangga dan
memelihara anak, telah diberi nilai sebagai penganggur dan dianggap sebagai bukan pekerja.
a. Full time worker : jenis pekerjaan yang biasa dilakukan oleh para wanita secara penuh seharian.
b. Half time worker : jenis pekerjaan yang dilakukan oleh para wanita secara part time( setengah hari)
jenis pekerjaan ini
contohnya:
c. Freelance : jenis pekerjaan yang fleksibel dalam hal waktu bekerja, pekerjaan ini tidak menentukan
waktu bekerja yang spesifik
a. Teknologi :
b. Kebijakan produksi :
menyebabkan rendahnya kualitas kesehatan pekerja wanita, missal: diberlakukannya jam kerja yang
panjang, penetapan kuota serta ditetapkan shift kerja.
buruknya ventilasi, jumlah tempat duduk yang tidak memadai, kadar suara dan debu yang berlebihan,
penerangan yang buruk, fasilitas sanitasi yang tidak memadai.
1.Ada 45,63% Buruh perempuan yang berdiri terus menerus 8-14 jam.
2.Ada 36,9% Buruh perempuan yang duduk terus menerus 8-14 jam.
a. Ada 47 jenis aturan dibawah Depnaker dan 6 aturan dibawah departemen perkembangan dan energy
antara lain menyakut hak2 reproduksi.
b. UU No. 1 / 1951
c. Pasal 13 ayat 1 : pekerja perempuan tidak boleh diwajibkan pada hari pertama haid dan kedua haid.
d. Pasal 13 ayat 2 : pekerja wanita harus diberi cuti selama 1 ½ bulan sebelum melahirkan dan 1½ bulan
setelah melahirkan / keguguran.
a. Kelelahan kerja
b. Keracunan
d. Kesehatan reproduksi
e. Kesehatan psikis
Wanita bekerja jauh lebih lama dari pada pria, berbagai penelitian yang telah dilakukan di seluruh dunia
rata-rata wanita bekerja 3 jam lebih lama. Akibatnya wanita mempunyai sedikit waktu istirahat, lebih
lanjut terjadinya kelelahan kronis, stress, dan sebagainya. Kesehatan wanita tidak hanya dipengaruhi
oleh waktu kerja, tetapi juga jenis pekerjaan yang berat, kotor dan monoton bahkan membahayakan. Di
India banyak kasus keguguran atau kelahiran sebelum waktunya pada musim panen karena wanita
terus-terusan bekerja keras. Dibidang pertanian baik pria maupun wanita dapat terserang efek dari zat
kimia (peptisida), tetapi akan lebih berbahaya jika wanita dalam keadaan hamil, karena akan
berpengaruh terhadap janin dalam kandungannya. Resiko-resiko yang harus dialami bila wanita bekerja
di industri-industri misalnya panas yang berlebihlebihan, berisik, dan cahaya yang menyilaukan, bahan
kimia, atau radiasi.
Peran jender yang menganggap status wanita yang rendah berakumulasi dengan indikator-indikator lain
seperti kemiskinan, pendidikan, kawin muda dan beban kerja yang berat mengakibatkan wanita juga
kekurangan waktu, informasi, untuk memperhatikan kesehatan reproduksinya.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Wanita bekerja jauh lebih lama dari pada pria, berbagai penelitian yang telah dilakukan di seluruh dunia
rata-rata wanita bekerja 3 jam lebih lama. Akibatnya wanita mempunyai sedikit waktu istirahat, lebih
lanjut terjadinya kelelahan kronis, stress, dan sebagainya. Peran jender yang menganggap status wanita
yang rendah berakumulasi dengan indikator-indikator lain seperti kemiskinan, pendidikan, kawin muda
dan beban kerja yang berat mengakibatkan wanita juga kekurangan waktu, informasi, untuk
memperhatikan kesehatan reproduksinya.
2. Saran
Terus semangat buat para wanita karir, karena tak selamanya wanita hanya bisa menerima dan
berpangku tangan kepada pemimpin dalam rumah tangga yaitu suami
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox-a&channel=s&rls=org.mozilla%3Aen-US
%3Aofficial&q=wanita+di+tempat+kerja&btnG=Telusuri&meta=
http://agungsantoso77.wordpress.com/2009/02/24/memasyarakatkan-kesehatan-reproduksi-wanita/
http://urfisyifa.blog.friendster.com/2007/07/wanita-di-tempat-kerja/
http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox-a&channel=s&rls=org.mozilla%3Aen-US
%3Aofficial&q=makalah+kesehatan+reproduksi+wanita+bekerja&btnG=Telusuri&meta