OLEH :
RAFIKA RIDHA
III. A
DOSEN PENGAJAR :
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT ,karena atas karunia,taufiq
dan hidayah-Nya lah,penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas pertama penulis dalam mata kuliah ini,
yang alhamdulillah dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat tidak hanya untuk penulis
,namun juga untuk pihak-pihak yang berkenan meluangkan waktunya untuk membaca makalah
ini.
Mengingat keterbatasan penulis sebagai manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa,
penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritikan
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Agar kedepannya penulis bisa lebih baik
lagi.
Salah dan khilaf penulis mohon maaf kepada Allah SWT, penulis mohon
ampun.Wassalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Rafika Ridha
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................2
D. Manfaat Pembahasan...................................................................................2
A. Sejarah Kewirausahaan................................................................................ 3
B. Pengertian Kewirausahaan...........................................................................5
C. Hakekat Kewirusahaan................................................................................. 8
D. Karakterisik Kewirausahaan........................................................................... 9
Kesimpulan............................................................................................................. 21
Saran ..................................................................................................................... 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi perkembangan ekonomi dunia dan adanya era pasar bebas menuntut Indonesia untuk
dapat menyejajarkan posisinya dengan dunia luar. Salah satu upaya yang dilakukan oleh
pemerintah Indonesia adalah dengan meningkatkan pembangunan ekonomi negeri serta
mengurangi ketergantungan terhadap bangsa lain. Hal ini dapat tercapai salah satunya dengan
mengembangkan kewirausahaan di Indonesa.
Dengan melahirkan banyak wirausaha sukses, ketergantungan Indonesia terhadap bangsa lain
diharapkan dapat berkurang karena telah mampu menciptakan lapangan baru sendiri dan
memenuhi kebutuhannya sendiri.[1] Selain itu, dengan hadirnya wirausaha yang sukses
mengembangkan usahanya, baik di kancah nasinal maupun internasional akan mengurangi beban
pemerintah pula dalam rangka mengurangi angka pengangguran.
Dewasa ini, wirausaha-wirausaha sukses telah mewarnai dunia perekonomian Indonesia. Sebut
saja Aburizal Bakrie, Bob Sadino, Cahirul Tanjung, danmasih banyak lainnya. Selain itu, usaha-
usaha kecil pun semakin banyak berdiri di lingkungan masyarakat. Jelas, kehadiran wirausaha-
wirausaha tersebut di Indonesia dapat memengaruhi serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia, menciptakan lapangan kerja, memenuhi kebutuhan, mengurangi angka pengangguran,
dll. Namun, tak serta-merta semua orang yang menciptakan sebuah usaha pasti menjadi
wirausaha sukses yang mampu meringankan beban pemerintah.
Tentu saja tak mudah menjadi seorang wirausaha sukses. Berbagai halangan dan masalah selalu
mewarnai kisah-kisah perjalanan bisnis mereka dan mereka dituntut untuk dapat menangani
masalah tersebut dengan cerdas atau menyerah pada masalah dan kalah menjadi wirausaha.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
D. Manfaat Pembahasan
2. Apa saja Manfaat dari Faktor Kegagalan dan Keberhasilan Kewirausahaan di tengah
Pandemi covid -19?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia
unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha adalah perbuatan amal,
bekerja, dan berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun
1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia
baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan
ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis
sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an
banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun
1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan.[2]
DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan
tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi,
pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di
segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
1. Periode awal
Sejarah kewirausahaan dimulai dari periode awal yang dimotori olehMarcopolo. Dalam
masanya, terdapat dua pihak yakni pihak pasif dan pihak aktif.Pihak pasif bertindak sebagai
pemilik modal dan mereka mengambil keuntunganyang sangat banyak terhadap pihak aktif.
Sedangkan pihak aktif adalah pihak yangmenggunakan modal tersebut untuk berdagang antara
lain dengan mengelilingilautan. Mereka menghadapi banyak resiko baik fisik maupun sosial
akan tetapikeuntungan yang diperoleh sebesar 25%.
2. Abad pertengahan
3. Abad 17
4. Abad 18
Berlanjut di abad ke 18, seorang wirausahawan tidak dilekatkan pada pemilikmodal, tetapi
dilekatkan pada orang-orang yang membutuhkan modal. Wirausahawanakan membutuhkan dana
untuk memajukan dan mewujudkan inovasinya. Pada masaitu dibedakan antara pemilik modal
dan wirausahawan sebagai seorang penemu
5. Abad 19
6. Abad 10
Pada abad 20, inovasi melekat erat pada wirausahawan di masa sekarang
B. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti : pejuang, pahlawan, manusia
unggul, teladan, berbudi luhur, gagah beranidan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal,
bekerja, berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Ini
baru dari segi etimologi (asal usul kata). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha
adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru,
menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta
memasarkannya. Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan
Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:[4]
Jadi wirausaha itu mengarah kepada orang yang melakukan usaha/kegiatan sendiri dengan segala
kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan menunjuk kepada sikap mental yang
dimiliki seorang wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan.[5] Kewirausahaan dilihat dari
sumber daya yang ada di dalamnya adalah seseorang yang membawa sumber daya berupa tenaga
kerja, material, dan asset lainnya pada suatu kombinasi yang menambahkan nilai yang lebih
besar dari pada sebelumnya dan juga dilekatkan pada orang yang membawa perubahan, inovasi,
dan aturan baru.
Kewirausahaan dalam arti proses yang dinamis adalah kewirausahaan merupakan sebuah proses
mengkreasikan dengan menambahkan nilai sesuatu yang dicapai melalui usaha keras dan waktu
yang tepat dengan memperkirakan dana pendukung, fisik, dan resiko social, dan akan menerima
reward yang berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian personal. Melalui pengertian
tersebut terdapat empat hal yang dimiliki oleh seorang wirausahawan yakni:
1. Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan menambahkan nilainya.
Pertambahan nilai ini tidak hanya diakui oleh wirausahawan semata namun juga audiens yang
akan menggunakan hasil kreasi tersebut.
2. Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang diberikan. Semakin
besar fokus dan perhatian yang diberikan dalam usaha ini maka akan mendukung proses kreasi
yang akan timbul dalam kewirausahaan.
3. Memperkirakan resiko yang mungkin timbul. Dalam hal ini resiko yangmungkin terjadi
berkisar pada resiko keuangan, fisik dan resiko social.
4. Memperoleh reward. Dalam hal ini reward yang terpenting adalah independensi atau
kebebasan yang diikuti dengan kepuasan pribadi. Sedangkan reward berupa uang biasanya
dianggap sebagai suatu bentuk derajat kesuksesan usahanya.
Berasal dari kata enterpteneur yang berarti orang yang membeli barang dengan harga pasti
meskipun orang itu belum mengetahui berapa harga barang yang akan dijual. Wirausaha sering
juga disebut wiraswasta yang artinya sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan dalam
mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Meski demikian wirausaha dan
wiraswasta sebenarnya memiliki arti yang berbeda.
Wiraswasta tidak memiliki visi pengembangan usaha sedangkan wirausaha mampu terus
berkembang dan mencoba usaha lainnya. Istilah lainnya yang semakna dengan wirausaha adalah
wiraswasta. Istilah wiraswasta lebih sering dipakai dan lebih dikenal daripada wirausaha.
Padahal, keduanya bermakna sama dan merupakan padanan dari kata entrepreneur. Kata
wiraswasta berasal dari gabungan wira-swa-sta dalam bahasa sansekerta. Wira berarti utama,
gagah, luhur, berani, teladan, atau pejuang; swa berarti sendiri atau mandiri; sta berarti berdiri;
swasta berarti berdiri ditas kaki sendiri atau dengan kata lain berdiri di atas kemampuan sendiri.
Sedangkan wirausahawan mengandung arti secara harfah, wira berarti berani dan usaha berarti
daya upaya atau dengan kata lain wirausaha adalah kemampuan atau keberanian yang dimiliki
oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang
dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka
meraih kesuksesan.[6]
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena
berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775) misalnya, mendefinisikan
kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli
barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga
tidak menentu. Jadi definisi inikewirausahaan adalah lebih menekankan pada bagaimana
seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut
Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem
ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup
kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua
pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi
produksinya belum diketahui sepenuhnya dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang
mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan
peluang berusaha. Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap mental,
pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang
menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan
sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan
tanggungjawabnya.
Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha
untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam
kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari
kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new
and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam
menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak
seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan.
C. Hakekat Kewirusahaan
Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut
( Suryana,2003 : 13), yaitu :[7]
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi,
1994).
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan
persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up
phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan
sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.
D. Karakterisik Kewirausahaan
Ciri-ciri umum kewirausahaan dapat dilihat dari berbagai aspek kepribadian, seperti jiwa, watak,
sikap dan perilaku seseorang. Ciri-ciri kewirausahaan meliputi enam komponen penting, yaitu:
a. Percaya diri
Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidakbergantungan terhadap orang lain, dan
individualistis.
b. Berorientasi pada hasil
Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat, energik, tekun dan
tabah, bertekat kerja keras serta inisiatif.
d. Kepemimpinan
Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain dan terbuka terhadap saran serta
kritik.
e. Keorisinalitasan
3. Arthur Kuriloff dan Jhon M. Mempil (1993:20), mengemukaan karakteristik dalam bentuk
nilai-nilai dan perilaku kewirausahaan seperti berikut:
a. Komitmen.
b. Resiko Moderat.
c. Melihat peluang.
d. Objektivitas.
e. Umpan balik.
f. Optimisme.
g. Uang.
h. Manajemen proaktif.[8]
4. Vernon A. Musselman (1989: 155), Wasty Sumanto (1989), dan Geoffrey Meredith (1989:
5), mengemukakan ciri-ciri kewirausahaan dilihat dari kepribadian jiwa, watak, sikap dan
perilakunya dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut:
j. Tegas.
5. Wasty Sumanto (1989:5) menanmbah ciri-ciri yang ke-12 dan ke-13, yaitu:
b. Tidak bergantung pada alam dan berusaha untuk tidak mudah menyerah
6. Geoffrey Meredith (1989:5) menambahkan ciri ke-14 sampai dengan ke-16, yaitu sebgai
berikut:
a. Kepeimpinan.
b. Keorinalitasan.
c. Berorientasi ke masa epan dan penuh gagasan.[9]
Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke
kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat. Sukses, setiap orang pasti ingin sukses, tidak
ada satupun didunia ini yang bermimpi tidak ingin sukses.
Wirausahawan yang berhasil atau sukses pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:[10]
Seorang wirausahawan selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha optimal
untuk menghasilkan nilai maksimal. Artinya, wirausahawan melakukan sesuatu hal secra tidak
asal-asalan, sekalipun hal tersebut dapat dilakukan oleh orang lain. Nilai dan prestasi
merupakanhal yang membedakan antara hasil kryanya sebagai seorang wirausahawan dengan
orang lain yang tidak memiliki jiwa berwirausaha.
2. Perspektif ke Depan
Sukses adalah sebuah proses bukan tujuan. Apa yang kita usahakan, idam-idamkan, impikan,
inginkan, dan cita-citakan harus memnuhi syarat sebgai berikut:
a. Specifik, artinya harus jelas dan spesifik seperti apa yang ingin kita wujudkan.
b. Measurable, artinya harus terukur atau dapat diitung besarannya, berapa banyak dan berapa
besar.
c. Achievable, artinya harus dapat dicapai, jangan mengangan-angankan sesuatu yang tidak
mungkin dicapai dengan kemampuan kita.
d. Reality-based, artinya berdasarkan pada realitas yang ada, harus menyesuaikan dengan
kondisi yang ada, baik kemampuan maupuntuntutannya saat ini.
e. Time-frame, artinya memiliki jangka waktu tertentu, misalnya berapa lama, dan kapan
harus tercapai, semua kegiatan harus ada jangka waktu samapai pencapaian waktunya.
Arah pandangan wirausahawan juga harus berorietasi ke masa depan. Keberhasila atau kegaglan
wirausahwan akan dapat dilihat dari aspek perspektif ke depan.
3. Kreativitas Tinggi
Wirausahawan umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih tinggidaripada
nonworausahawan. Hal-hal yang belum terpikirkn oleh orang lain sudah terpikirkan olehnya dan
wirausahwan mampu membuat hasil inovasinya menjadi permintaan. Seseorang yang memiliki
kreativitas tinggi biasanya selalu berimajinasi, bermimipi bagaimana menciptkan sesuatu yang
belum ada sebelumnya.
5. Tanggung Jawab
Ide dan perilaku seorang wirausahawan tidak terlepas dari tuntutan dan tanggung jawab.
Indikator atau ciri-ciri orang yang bertanggung jawab adalah:
a. Berdisiplin
b. Penuh Komitmen
c. Bersungguh-sungguh
e. Beredikasi tinggi
f. Konsisten
Mencari peluang tidak berarti peluang sudah ada, tetapi wirausahawan harus menciptakan sendiri
peluang, yaitu dengan menciptakan sesuatu yang berbeda dan sesuatu yang lebih bermanfaat
serta mudah digunakan.Untuk itulah, lmu pengetahuan dan teknologi senantiasa berkembang..
Setiap perubahan yang terjadi dalam kehidupan adalah bagian dan proses alami untuk membantu
kita dalam belajar, berubah, dan bertumbuh ke arah yang lebih baik.[11]
Kegagalan adalah awal dari kesuksesan dan apabila seseorang menyerah dari kegagalan berarti
dia tidak tahu bahwa kesuksesan sudah sangat dekat dua kalimat ini seharusnya bisa
menyadarkan kita untuk tidak pernah menyerah. Adapun Karakteristik Kegagalan
Kewirausahaan sebagai berikut :
Berikan suatu jabatan kepada ahlinya, dengan kata lain tempatkan sesuatu pada tempatnya.
4. Tidak cocoknya minat terhadap bidang usaha yang sedang digeluti (diteliti).
Terkait dengan penjelasan point b diatas, yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya, termasuk
tempatkan minat dan bakat dimana orang itu berminat dan berbakat agar usaha atau pekerjaan
yang dilakukan menjadi sahabat dan dapat ditekuni dengan baik.[12]
1. Kurang ulet dan cepat putus asa, sedangkan kita harus dituntut untuk rajin, tekun, sabar,
dan jangan putus asa.
3. Kurangnya pengawasan.
9. Menyamakan perusahaan sebagai badan sosial, karena salah satu ciri-ciri kalau orang
berbisnis harus kikir, kalau badan sosial, ikhlas beramal, karena apabila perusahaan jadi kikir
maka ia jelas irit.
16. Kekeliruan menghitung harga pokok. Dalam melakukan suatu usaha penjualan harus
menghitung berapa banyak harga pokok.
C. Manfaat Kewirausahaan
Menciptakan teknologi, produk dan jasa baru: komputer digital,mesinfotokopi, laser, power
steering.
Apalagi di tengah Pandemi COVID-19 Seperti ini, manfaat yg dirasakan seseorang wirausaha yg
bisa menjalankan bisnis nya dengan Online Shop bisa dibilang sangat memberikan manfaat dan
keuntungan. Selain berbisnis bisa dilakukan dirumah secara via online juga tidak perlu keluar
rumah dan Penghasilan pun bisa dirasakan Saat Pandemi Covid -19. Sehingga tidak kontak
dengan orang dan Dagangan Usaha bisa dikirim via Online atau sistem paket, antar jemput. Saat
Pandemi Covid -19 sangat menguntungkan sekali bagi yg berwirausaha dengan zaman yang
sudah canggih ditambah jaringan internet meluas dan masyarakat juga rata-rata sudah
menggunakan alat serba digital seperti smartphone yg mendukung hal tersebut.
Faktor Kegagalan serta keberhasilan Berwirausaha Ditengah Pandemi COVID-19 yaitu melihat
bagaiamana seseorang mampu dalam berkompetisi dengan bisnis yg lain, apakah bermanfaat
atau malah merugikan sang wirausaha, perlu ditinjau terlebih dahulu bisnis apa yg cocok untuk
seseorang sesuai keahlian dan keterampilannya dibidang tersebut, misalnya menjual produk
makanan siap saji, seperti Dessert Box dimana makanan kekinian juga banyak peminat di era
zaman sekarang juga tentunya Via Online dan harga lumayan terjangkau agar para konsumen
mau dan tertarik membeli.
Disamping itu pemasaran dan iklan, stiker juga tampilan makanan hendaklah diperhatikan.
Mengingat kompetisi pasar via online pun juga sangat bersaing.
Apalagi sekarang sudah zaman millenial, zaman era industri 4.0 dimana manusia dituntut keras
bersaing dengan dunia agar bisa mendapat keuntungan bersaing dengan mesin, digital, alat.
Manusia hendaklah memutar otak, dituntut berfikir kreatif guna bisa berhasil menjadi Wirausaha
nan Sukses.Bisa kita ambil dampak positif dari Berwirausaha ditengah Pandemi Covid-19,Bisnis
via online, Dirumah, Juga menghasilkan uang.
BAB III
Merebaknya kasus virus corona begitu mempengaruhi kehidupan banyak orang, dari segi
kesehatan, pendidikan, termasuk juga ekonomi. Jumlah kasus Covid-19 yang terus bertambah
membuat laju sejumlah bisnis pun melambat. Apalagi, masyarakat saat ini tengah mengurangi
aktivitas di luar rumah seperti liburan atau belanja.
Roda perekonomian pun melambat, pasar mulai lesu, omzet menurun, begitu pula dengan
produktivitas. Pemerintah pun telah menyiapkan stimulus untuk membantu mendongkrak
ekonomi dan menjaga daya beli, khususnya terhadap UMKM. Namun sebagai pebisnis, tentu
kita harus juga menyiapkan strategi. Apa yang bisa kita lakukan untuk tetap bertahan saat
menghadapi situasi seperti ini?
a.Tunjukkan Kepedulian
Tunjukkan kepekaanmu dalam merespons pandemi ini. Jaga komunikasi yang baik dengan
pelanggan. Hati-hati dalam mempromosikan produk atau jasamu. Jangan sampai brand-mu
terkesan seperti memanfaatkan situasi untuk membicarakan diri sendiri dan mencari keuntungan.
Hal ini akan memberikan citra yang buruk terhadap bisnismu.
Salah satu hal yang bisa kamu lakukan untuk menunjukkan kepedulian adalah dengan
mengambil tindakan yang berfokus pada kepentingan publik, misalnya membagikan fakta-fakta
mengenai cara mencegah virus corona ataupun program CSR seperti memberi dukungan nyata
kepada mereka yang terdampak.
Jika kamu ragu, cukup berikan pesan bahwa kamu peduli terhadap orang-orang yang terkena
dampak Covid-19. Pesan ini bisa kamu sampaikan lewat sarana komunikasi yang biasa kamu
gunakan, seperti email atau media sosial.
Situasi yang tidak pasti membuat banyak orang merasa khawatir dan stres. Kondisi seperti ini
bukanlah saat yang tepat untuk mempromosikan penjualan. Bukan hanya karena strategi seperti
ini bisa berbalik menyerang brand-mu, tetapi juga kemungkinan besar tidak akan tepat sasaran
dan mencapai target yang diinginkan.
Sebaliknya, pikirkan mengenai bagaimana brand-mu bisa memberikan distraksi yang positif
terhadap audiensmu, salah satunya dengan membangun kisah. Misalnya bisa dengan
menceritakan mengenai kepedulianmu terhadap masyarakat dan komunitas di sekitar, visimu
sebagai sebuah brand, dan sebagainya. Tentunya dengan penyampaian yang tepat.
Gunakan waktu ini untuk kembali membangun semangat banyak orang. Kisah-kisah positif dapat
menenangkan pikiran. Beberapa brand melakukan ini dengan membangun cerita menarik
mengenai pelanggan mereka alih-alih tentang brand mereka sendiri. Jika kamu memutuskan
untuk melakukan ini, selalu ingat untuk tetap peka dalam menyampaikan setiap pesan.
Untuk menghindari penyebaran virus corona, sebisa mungkin hindari transaksi langsung.
Lagipula sekarang ini transaksi bisa dengan mudah dilakukan lewat online seperti m-banking
ataupun internet banking. Jadi kamu tidak perlu repot-repot datang ke bank. Saat ini rata-rata
bank sudah memiliki aplikasinya sendiri sehingga kamu bisa memantau tiap transaksi yang kamu
lakukan secara real-time.
Finansial bisnis merupakan hal krusial yang perlu diperhatikan terutama dalam kondisi seperti
ini. Keuangan yang dikelola dengan baik dan hati-hati bisa berisiko pada kelangsungan bisnismu.
Anggaran merupakan gambaran budget suatu bisnis yang penting untuk dilakukan, baik untuk
mengevaluasi hasil kerja maupun membuat perencanaan dan target untuk periode atau tahun
selanjutnya.
Dalam situasi seperti ini, pebisnis harus bijak dalam mengambil keputusan. Apakah ada
anggaran yang bisa dipangkas untuk memotong pengeluaran? Bagaimana dengan alur cashflow?
Pastikan setiap transaksi terbukukan dengan baik dan rapi agar cashflow tetap seimbang.
Di situasi seperti ini dimana masyarakat meminimalisir interaksi langsung, perilaku berbelanja
masyarakat pun ikut berubah. Banyak kegiatan maupun transaksi yang beralih ke online. Salah
satu cara untuk menghadapi disrupsi ini adalah sigap beradaptasi dengan keadaan, seperti
mengalihkan strategi penjualan ke online baik lewat website toko online ataupun media sosial.
Dengan demikian, pelanggan masih bisa mengakses produk atau jasamu. Jika kamu
membutuhkan jasa pembuatan toko online, SIRCLO Store merupakan pilihan yang tepat untuk
mendukung jalannya bisnismu dan membantumu berjualan online. Dengan sistem pembayaran
yang terintegrasi, kamu pun akan memudahkan pelangganmu untuk bertransaksi.
Jadi apapun bisnismu, pastikan kamu memiliki strategi dan perencanaan yang tepat agar
bisnismu tetap bisa berjalan dan bertahan di tengah pandemipandemi COVID-19.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wirausaha memang menjadi salah satu solusi menambah penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Banyak macam usaha yang bisa dilakukan, dari mulai usaha sampingan untuk
sekedar menambah penghasilan tetap yang sudah ada, atau bisa menjadikan sebagai
penghasilan utama.
DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan
tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi,
pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di
segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk
memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan
usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar,
kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia
unggul, berbudi luhur, berani dan berwatak agung. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia itu
dikatakan bahwa kewirausahaan adalah:
Berwirausaha ditengah Pandemi COVID-19 memang sangat menguntungkan tapi via online.
Seseorang dituntut berfikir lebih kreatif dan inovatif dibalik perkemr zaman, dimana manusia
dan gadget, digital dan mesin sangat berperan dalam roda kehidupan. Apakah bisa manusia
menerima terpaan zaman tersebut, baiknya Manusia bisa memanfaatkan peluang yang ada,
keahlian serta kemampuan dan keterampilan dalam berwirausaha di dukung Digital yg semakin
ketat dan canggih.
Kesimpulan nya Faktor Keberhasilan dan Kegagalan tergantung manusia itu sendiri, apakah mau
berusaha agar bisa menikmati hasil nya, apalagi kebutuhan sangat diperlukan ditengah pandemi
Covid-19, jaringan Wi-fi, sinyal yg bagus serta pemasaran yg tepat guna menjadi Wirausaha yg
Sukses.
B. Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan dan tulisan dalam makalah ini , jika ada kekurangan maka
kami selaku penulis memohon maaf yang sebesar besarnya serta besar harapan kami untuk
mendapatkan saran-saran yang bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Suryana, Kewirausahaan, Kiat Dan Proses MenujuSukses. Jakarta :Penerbit Salemba Empat.
Benedicta Prihatin Dwi, Riyanti. (2003). Kewirausahaan Dari Sudut Pandang. Psikologi
Kepribadian. Jakarta : Grasindo.
Henry Faizal, Noor.( 2007). Ekonomi manajerial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ina Primiana. (2009). Menggerakkan sektor riil UKM &industri .Bandung :Alfabeta.
Tulus Tambunan. 2002. Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran: Teori dan Temuan
Empiris. Jakarta: LP3ES
Meredith, G. Goffrey, 1996, Kewirausahaan: Teori dan praktis, Jakarta, Pustaka Binaman
Pressindo
[1] Suryana, Kewirausahaan, Kiat Dan Proses MenujuSukses. Jakarta :Penerbit Salemba
Empat.hal.28
[2] Suryana, Kewirausahaan, Kiat Dan Proses MenujuSukses. Jakarta :Penerbit Salemba
Empat.hal.35
[3] Benedicta Prihatin Dwi, Riyanti. (2003). Kewirausahaan Dari Sudut Pandang. Psikologi
Kepribadian. Jakarta : Grasindo.hal.41
[4] Henry Faizal, Noor.( 2007). Ekonomi manajerial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.hal.104
[5] Benedicta Prihatin Dwi, Riyanti. (2003). Kewirausahaan Dari Sudut Pandang. Psikologi
Kepribadian. Jakarta : Grasindo.hal.69
[6] Tulus Tambunan. 2002. Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran: Teori dan
Temuan Empiris. Jakarta: LP3ES.hal.55
[7] Ina Primiana. (2009). Menggerakkan sektor riil UKM &industri .Bandung :Alfabeta.hal.63
[8] Meredith, G. Goffrey, 1996, Kewirausahaan: Teori dan praktis, Jakarta, Pustaka Binaman
Pressindo.hal.81
[9] Suryana, Kewirausahaan, Kiat Dan Proses MenujuSukses. Jakarta :Penerbit Salemba
Empat.hal.122
[10] Henry Faizal, Noor.( 2007). Ekonomi manajerial. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.hal.128
[11] Tulus Tambunan. 2002. Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran: Teori dan
Temuan Empiris. Jakarta: LP3ES.hal.201
[12] Meredith, G. Goffrey, 1996, Kewirausahaan: Teori dan praktis, Jakarta, Pustaka Binaman
Pressindo.hal.105
Website:www.sirclo.com