Anda di halaman 1dari 10

”KONSEP DASAR MANAJEMEN RESIKO”

DOSEN PENGAMPU : SENTOSA WARUWU, S.IP.,M.AP.

NAMA :ADITYA WARUWU


NPM :2321270

UNIVERSITAS NIAS
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
T.P 2023/2024
BAB I KONSEP DASAR MANAJEMEN RISIKO

A. Pendahuluan

Dalam dunia bisnis, ketidakpastian beserta risikonya merupakan sesuatu yang tidak dapat
diabaikan begitu saja, malahan harus diperhatikan secara cermat, bila orang menginginkan
kesuksesan. Risiko tersebut antara lain: kebakaran, kerusakan, kecelakaan, pencurian, penipuan,
kecurangan, penggelapan dan sebagainya, yang dapat menimbulkan kerugian yang tidak kecil.
Sehubungan dengan kenyataan tersebut semua orang (khususnya pengusaha) selalu harus berusaha
untuk menanggulanginya, artinya berupaya untuk meminimumkan ketidakpastian agar kerugian
yang ditimbulkan dapat dihilangkan atau paling tidak diminimumkan.

Penanggulangan risiko tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara dan pengelolaan berbagai
cara penanggulangan risiko inilah yang disebut Manajemen Risiko. Pengelolaan tersebut meliputi
langkah-langkah antara lain:

1. Berusaha untuk mengidentifikasi unsur-unsur ketidakpastian dan tipe-tipe risiko yang


dihadapi bisnisnya.
2. Berusaha untuk menghindari dan menanggulangi semua unsur ketidakpastian, misalnya
dengan membuat perencanaan yang baik dan cermat.
3. Berusaha untuk mengetahui korelasi dan konsekuensi antar peristiwa, sehingga dapat
diketahui risiko-risiko yang terkandung di dalamnya.
4. Berusaha untuk mencari dan mengambil langkah-langkah (metode) untuk menangani risiko-
risiko yang telah berhasil diidentifikasi (mengelola risiko yang dihadapi).
B. Pengertian Risiko

Pengertian secara ilmiah dari risiko sampai saat ini masih tetap beragam. Risiko dalam
kehidupan telah menyatu sebagai suatu pilihan dalam melakukan pelbagai jenis aktivitas. Setiap
aktivitas sehari-hari baik aktivitas sosial maupun bisnis selalu berdampingan dengan risiko. Bahkan,
risiko dapat mengakibatkan kehilangan nyawa si pelaku. Terkait dengan bisnis, aktivitas ekonomi
yang berorientasi laba.

Pengertiannya berbeda-beda, sesuai konsep bisnis yang ditekuninya. Pengertian risiko dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti merugikan dan membahayakan, sedangkan menurut Sofyan,
2005 definisi manajemen risiko kemampuan sorang manajer untuk menata variabilitas pendapatan
dengan menekan sekecil mungkin tingkat kerugian yang diakibatkan oleh keputusan yang diambil
dalam menggarap situasi pasti. Tujuan dari mengelola risiko, tentunya meningkatkan kemampuan
jajaran pimpinan dalam manajemen perusahaan di mana seorang manajer dituntut dinamis dan
progresif dengan menekan sekecil mungkin pengambilan keputusan yang didasari intuisi dan
perasaan belaka, peningkatan keterampilan justru menggunakan alat analisis yang rasional dalam
meminimalisir risiko. Vaughan, 2014 dalam bukunya Fundamental Of Risk and Insurances
menyatakan risk is a condition in which there is possibility of an adverse deviation from a desired
that is expected or hoped for (risiko merupakan suatu kondisi dimana ada kemungkinan
penyimpangan yang merugikan dari hasil yang diharapkan) Lebih lanjut Vaughan menyatakan
bahwa:

1. Risk is the chance of loss (risiko adalah kesempatan terjadinya kerugian). Risk is chance of loss
berhubungan dengan suatu kemungkinan kerugian. Chance merupakan kesempatan atau peluang
terjadinya kerugian, secara finansial dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan
munculnya situasi tertentu. Untuk menekan peluang terjadinya rugi tentunya maka mindset
seyogyanya menghindari ancaman.

2. Risk is the possibility of loss (risiko adalah kemungkinan kerugian). Istilah possibility berarti
bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada di antara nol dan satu. Jika tidak rugi maka
kemungkinan peroleh untung, jadi harus dipilih untuk melakukan suatu aktivitas bisnis.

3. Risk is uncertainty (risiko adalah ketidakpastian). Uncertainty dapat bersifat subjektif dan
objektif. Subjective uncertainty merupakan penilaian individu terhadap situasi risiko yang
didasarkan pada pengetahuan dan sikap individu yang bersangkutan. Objective uncertainty akan
dijelaskan pada dua definisi risiko berikut.

4. Risk is the dispersion of actual from expected results (risiko merupakan penyebaran hasil aktual
dari hasil yang diharapkan). Ahli statistik mendefinisikan risiko sebagai derajat penyimpangan
sesuatu nilai di sekitar suatu posisi sentral atau di sekitar titik rata-rata.

5. Risk is the probability of any outcome different from the one expected (risiko adalah probabilitas
sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan).
Dari berbagai definisi dapat disimpulkan risiko dihubungkan dengan kemungkinan
terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak di inginkan atau tidak diduga. Dengan kata lain,
kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian. Risiko timbul karena adanya
ketidakpastian. Demikian pula sebaliknya berarti ketidakpastian adalah merupakan kondisi yang
menyebabkan timbulnya risiko. Ketidakpastian penyebab utama keraguan dalam mengambil
keputusan. Keraguan seseorang mengenai kemampuan dari prediksi yang gagal dimasa yang akan
datang akibat kondisi yang tidak pasti di lapangan, antara lain:

a. Gap atau jarak kritis antara perencanaan suatu kegiatan dengan target yang disepakati atau
semakin renggang rentang waktunya.
b. Data yang sangat kurang dalam menyusun perencanaan sehingga menimbulkan ketidakpastian.
c. Dalam pengambilan keputusan tidak melalui teknik yang tepat karena keterbatasan kemampuan
para pengelola sehingga berakibat kepada ketidakpastian.

C. Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko

Jadi, mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisir, menyusun,


memimpin/mengkoordinir dan mengawasi (termasuk mengevaluasi) program penanggulangan
risiko. Program manajemen risiko dengan demikian mencakup tugas-tugas: mengidentifikasi
risikorisiko yang dihadapi, mengukur atau menentukan besarnya risiko tersebut, mencari jalan untuk
menghadapi atau menanggulangi risiko, selanjutnya menyusun strategi untuk memperkecil ataupun
mengendalikan risiko, mengkoordinir pelaksanaan penanggulangan risiko serta mengevaluasi
program penanggulangan risiko yang telah dibuat. Jadi seorang manajer risiko pada hakikatnya
harus menjawab pertanyaan: Risiko apa saja yang dihadapi perusahaan. Bagaimana dampak risiko-
risiko tersebut terhadap bisnis perusahaan.

Risiko-risiko mana yang dapat dihindari, yang dapat ditangani sendiri dan yang mana yang
harus dipindahkan kepada perusahaan asuransi. Metode mana yang paling cocok dan efisien untuk
menghadapinya serta bagaimana hasil pelaksanaan strategi penanggulangan risiko yang telah
direncanakan. Dalam kehidupan berbisnis, kenyataan menunjukkan bahwa pengusaha yang sukses
bukan hanya yang mampu melindungi usahanya dari risiko yang dihadapi, tetapi juga mengetahui
risiko mana yang perlu dieksploitasi dan memahami bagaimana mengeksploitasinya. Seorang ahli
manajemen risiko,
Aswath Damodaran (2007), serta Supranto dan Hakim (2013) memberikan 10 prinsip yang
harus dipegang teguh dalam mengelola manajemen risiko perusahaan.

Prinsip pertama, risiko ada di mana-mana. Individual maupun bisnis hanya mempunyai tiga
pilihan ketika berurusan dengan risiko, yaitu penolakan, ketakutan, dan menerima keberadaan
risiko. Prinsip kedua, risiko adalah ancaman dan peluang. Prinsip ketiga, we are ambivalent about
risk and not always rational about the way we asses deal with risk. Risiko merupakan kombinasi
dari bahaya dan peluang yang menguntungkan. Prinsip keempat, tidak semua risiko diciptakan
sama. Prinsip kelima, risiko bisa diukur. Untuk mengambil alat yang tepat untuk mengukur risiko,
kita harus paham apa kesamaan berbagai alat tersebut, apa yang berbeda, dan bagaimana cara
menggunakan hasil atau output dari setiap alat. Prinsip keenam, good risk management/assesment
shoud lead to better decision. Alat untuk mengakses risiko dan output dari penilaian risiko harus
dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan daripada proses lainnya. Prinsip ketujuh, kunci
manajemen risiko yang baik adalah berhubungan dengan risiko yang harus dihindari, risiko yang
harus diambil, dan risiko yang harus dieksploitasi. Prinsip kedelapan, the pay off to better risk
managementis higher value. Untuk mengelola risiko secara benar, kita harus memahami pengungkit
yang menentukan nilai suatu bisnis. Prinsip kesembilan, risk management is part of every one's job.
Mengelola risiko secara baik ialah inti utama praktik bisnis yang bagus dan merupakan tanggung
jawab semua orang. Prinsip kesepuluh, succesful risk, taking organization do not get there by
accident. Untuk berhasil pada manajemen risiko, kita harus menanamkannya dalam organisasi
melalui struktur dan budayanya.

Manajemen risiko juga memiliki tujuan yaitu meningkatkan kinerja, mendorong untuk
inovasi, dan mendukung pencapaian sasaran perusahaan. Untuk itu manajemen risiko memiliki
landasan mengelola risiko dalam mencapai tujuan tersebut. Manajemen risiko harus berimbang
dengan mengelola risiko ketika akan menetapkan kerangka kerja dan proses manajemen risiko.
Manajemen risiko yang efektif memerlukan elemen-elem sebagai berikut:

1. Terintegrasi. Integrasi yaitu bagian terpadu dari semua kegiatan di dalam organisasi atau
perusahaan.
2. Terstruktur dan Menyeluruh. Pendekatan yang terstruktur dan komperhensif pada manajemen
risiko yang memberikan hasil yang konsisten dan dapat dibandingkan.
3. Disesuaikan dengan kebutuhan. Kerangka kerja dan proses manajemen risiko harus disesuaikan
dengan penggunanya dan sebanding dengan konteks internal dan internal, termasuk juga
terhadap sasaran yang terkait.

D. Risiko dan Imbal Hasil

Dari sejaralı manajemen risiko sebagaimana diuraikan sebelumnya, kita dapat mengetahui
bahwa konsep risk and return telah lama ada. Pandangan paling awal menyebutkan bahwa terdapat
hubungan positif antara risiko dan tingkat imbal hasil. Semakin tinggi risiko, maka akan semakin
tinggi profit yang didapatkan. Jika suatu badan usaha ingin meningkatkan profit, mereka harus pula
menaikkan risikonya. Pendapat ini menurut amatan penulis telah bertahan begitu lama. Namun,
pandangan tersebut perlahan mulai bergeser. Menurut Hanafi (2009), pandangan baru mengatakan
bahwa hubungan risiko dengan imbal hasil tidak bersifat linear, tetapi nonlinear. Pada wilayah satu,
risiko yang diambil perusahaan terlalu kecil sehingga imbal hasil terlalu kecil. Jika seorang direktur
utama (CEO) hanya tinggal di kediaman saja, maka dia bisa menghindari banyak risiko, seperti
kecelakaan, dan lain-lain, tapi dia juga tidak mendapatkan apa-apa. Namun, jika perusahaan
meningkatkan dan mengelola risiko secara optimal, imbal hasil yang didapat akan lebih besar dan
optimal pula

E. Risiko dan Ketidakpastian

Istilah risiko adalah istilah yang setiap hari kita dengar, berbagai macam risiko, seperti risiko
kebakaran, tertabrak kendaraan lain di jalan, risiko terkena banjir di musim hujan dan sebagainya.
Dalam dunia semua orang menghadapi risiko, karena dunia adalah suatu ketidakpastian, artinya
semua hal di dunia ini tidak pernah pasti kecuali kematian.

Risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat yang buruk (yang merugikan) yang tak
diinginkan atau tidak terduga. Dengan kata lain “kemungkinan” itu sudah menunjukkan adanya
ketidakpastian. Ketidakpastian itu merupakan kondisi yang menyebabkan tumbuhnya risiko.
Dengan demikian karakteristik risiko dapat diuraikan sebagai berikut;

 Merupakan ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa


 Merupakan ketidakpastian yang apabila terjadi akan menimbulkan kerugian Bentuk atau
wujud dari risiko dapat bermacam-macam antara lain hal-hal seperti berikut;
 Kerugian atas harta, kekayaan atau penghasilan misalnya akibat banjir, perampokan,
pengangguran dan sebagainya.
 Penderitaan bagi individu contohnya sakit atau cacat karena suatu kecelakaan
 Tanggung jawab hukum. Contohnya risiko dari melakukan perbuatan melanggar hukum
seperti perbuatan merugikan orang lain/negara
 Kerugian karena perubahan pasar, seperti terjadinya perubahan harga, perubahan selera
konsumen, perubahan moda angkutan dan lain-lain

Bentuk ketidakpastian pada dasarnya dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok yaitu:

 Ketidakpastian ekonomi (economic uncertainty), yaitu ketidakpastian yang timbul sebagai


akibat kondisi dan perilaku para pelaku ekonomi seperti perubahan sikap dan selera
konsumen, perubahan teknologi dalam peralatan usaha dan lain sebagainya.
 Ketidakpastian alam (uncertainty of nature) yaitu ketidakpastian yang disebabkan oleh alam
seperti gempa bumi, dan lain sebagainya.
 Ketidakpastian perilaku manusia (uncertainty of human behavior) yaitu ketidakpastian
karena ulah atau perilaku manusia seperti pencurian, pembunuhan, peperangan, penebangan
hutan secara liar dan lain sebagainya.

Keadaan tersebut di atas jika dikaji lebih lanjut, maka penyebab timbulnya “kondisi ketidakpastian”
dapat diidentifikasi sebagai berikut:

 jarak waktu antara perencanaan suatu kegiatan hingga kegiatan tersebut selesai/menghasilkan.
Semakin panjang jarak waktu semakin besar ketidakpastian.
 Keterbatasan informasi yang diperlukan dalam penyusunan perencanaan. Semakin terbatas
informasi semakin besar ketidakpastian
 Keterbatasan pengetahuan/kemampuan dalam pengambil keputusan.

Konsep lain yang penting dan berkaitan dengan risiko yang perlu untuk dicermati adalah: a.
Peril, yaitu suatu peristiwa yang dapat menimbulkan terjadinya suatu kerugian b. Hazard yaitu
keadaan dan kondisi yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu peril. Hazard dapat
dibedakanmenjadi 4 yaitu:

a) Physical Hazard, suatu kondisi yang bersumber pada karakteristik secara fisik dari objek
yang dapat memperbesar terjadinya kerugian.
b) Moral Hazard, suatu kondisi yang bersumber dari orang yang berkaitan dengan sikap mental,
pandangan hidup dan kebiasaan yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya peril.
c) Morale Hazard, suatu kondisi dari orang yang merasa sudah memperoleh jaminan dan
menimbulkan kecerobohan sehingga memungkinkan timbulnya peril.
d) Legal Hazard, suatu kondisi pengabaian atas peraturan atau perundang-undangan yang
bertujuan melindungi masyarakat sehinga memperbesar terjadinya peril.
e) Exposure adalah keadaan atau objek yang mengandung kemungkinan terkena peril, sehingga
menjadi objek dari penanggulangan risiko
F. Macam-macam Risiko

Untuk mempermudah dalam menangani risiko maka perlu di identifikasi terlebih dahulu menjadi
risiko dinamis dan risiko statis yang mempunyai karakteristik sendiri.

1. Risiko dinamis. Risiko dinamis kerap terjadi akibat perubahan situasi perekonomian, misalnya
tingkat harga, selera dan teknologi yang berkembang pesat. Risiko manajemen meninggalkan
macam risiko manajemen, risiko pasar dan risiko akibat inovasi.
a. Risiko manajemen. Risiko keuangan menyangkut kebijakan yang akan diambil, apakah
pembiayaan akan di lakukan dengan kredit jangka panjang atau jangka pendek dan atau
menggunakan modal sendiri atau meminjam/hutang.
b. Risiko pasar. Risiko pasar timbul dari ketidakpastian apakah produk dapat di jual dengan
harga yang cukup tinggi untuk menghasilkan laba yang wajar atas investasi perusahaan.
Gambaran pasar produk perusahaan selalu berubah. Selera konsumen yang berubah
membuat saingan mengubah strategi mereka.
c. Risiko akibat inovasi, Risiko inovasi terjadi bilamana perusahaan beritikad untuk melakukan
perubahan terhadap konsep produk, dalam bentuk, isi maupun metode baru dalam teknik
pembuatannya. Misalnya pengusaha memperkenalkan produk baru yang menurut
keyakinannya dibutuhkan konsumen, akan tetapi dalam kenyataannya produk tersebut
ternyata tidak laku di pasarkan.
2. Risiko statis Risiko statis adalah risiko yang kerap kali terjadi dalam kondisi ekonomi statis dan
tidak berubah karena perkembangan zaman. Risiko statis dapat di bedakan menjadi risiko murni
dan risiko spekulatif.
a. Risiko murni (pure risk), Risiko murni kemungkinan terjadinya suatu bersifat murni risiko
dan biasanya sumber risiko itu adalah dari alam. Misalnya kebakaran, ledakan, gempa bumi,
dan banjir bandang. Risiko murni dapat dibagi dalam empat kategori:
1) Sumber-sumber penyebab kerusakan aktiva tetap Kerusakan aktiva tetap akibat
penggunaan yang melampaui kapasitas, kecelakaan pada masa operasional menjadi
risiko terhambatnya operasional hal ini sangat merugikan perusahaan padahal
perencanaan cukup baik. Kondisi murni terhadap aktiva tetap seperti bangunan, mesin
dan kendaraan memerlukan penjaminan asuransi.
2) Terjadinya human error, penipuan dan kriminal lainnya. Dalam menjalan roda usaha,
masalah penipuan dan jenis criminal lainnya menjadi penghambat mencapai tujuan.
Berbagai jenis tindakan kejahatan yang berasal dari luar maupun dari dalam merupakan
risiko yang akan ditanggung oleh perusahaan. Berbagai langkah pencegahan dilakukan
untuk menangkal permasalahan itu. Selain criminal umum juga disebabkan oleh human
error akibat ketidakpahaman dalam mengelola sesuai dengan bidang khusus.
Perusahaan diharapkan memberikan kesempatan kepada pegawainya untuk
melanjutkan studi, sebagai solusi pemberdayaan.
3) Analisa dampak kerugian akibat penerapan hukum. Peraturan yang diberlakukan pada
suatu wilayah, akan berdampak pada kemajuan suatu usaha, kendati kerap kali menjadi
factor penghambat yang dapat merugikan perusahaan. Turunnya kemampuan
penghasilan. Daya menghasilkan dari tahun ke tahun mengalami penurunan karena
mesin dan alat-alat yang mengalami kerusakan. Kendati rusak tidak permanen, daya
menghasilkan produk menurun karena mesin mengalami aus. Risiko dapat dihindari
dengan cara mengganti dengan mesin-mesin baru.
4) Pegawai yang cakap meninggal atau mengalami cacat. Risiko kehilangan karyawan
yang mengalami musibah, cukup membuat perusahaan mengalami permasalahan maka
dibutuhkan untuk menggantinya. Perusahaan sebaiknya memprioritaskan kaderisasi
dalam mempersiapkan penggantinya, melalui pelatihan, promosi dan rotasi.
b. Risiko Spekulatif Risiko spekulatif adalah risiko untung rugi seperti yang terjadi dalam
perjudian dan perdagangan. Risiko spekulatif dapat menyebabkan terjadinya chance of loss
dan chance of gain, artinya risiko yang terjadi dapat menimbulkan kerugian atau
keuntungan. Risiko spekulatif biasanya tidak di asuransikan. Upaya Penanggulangan Risiko
Agar risiko yang dihadapi, jika terjadi tidak berdampak terlalu menyulitkan / merugikan bagi
yang terkena, maka risiko-risiko tersebut harus selalu diupayakan untuk
diatasi/ditanggulangi, Sesuai dengan sifat dari objek yang terkena risiko, terdapat beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk meminimumkan risiko kerugian, yaitu dengan cara antara
lain;
1) Mengadakan Pencegahan Pengendalikan Risiko. Beberapa risiko dapat dihindari dengan
menarik diri dan kegiatan yang berkenaan dengan risiko tersebut. Contoh lain dari
pengendalian adalah melakukan hedging (dalam perdagangan berjangka) untuk
mengurangi risiko kelangkaan dan fluktuasi harga bahan baku yang diperlukan
2) Menahan (Retensi) Risiko Menahan risiko berarti mentolerir kemungkinan terjadinya
kerugian. Membiarkan terjadinya kerugian dan untuk mencegah terganggunya kegiatan
operasi akibat kerugian tersebut, perusahaan menyediakan sejumlah dana untuk
menanggulanginya Contoh adanya pos biaya lain-lain atau pos biaya tak terduga.
3) Memindahkan Risiko Cara terpenting untuk memindahkan risiko adalah asuransi.
Dengan asuransi, seseorang atau perusahaan memindahkan risiko tertentu yang
dipikulnya kepada perusahaan asuransi dengan membayar premi.

Anda mungkin juga menyukai