Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN RESIKO

Mochamad Nur Fahrizal Akbar


Magister Manajemen
Universitas Langlangbuana

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Manajemen risiko berperang penting untuk menghindari risiko yang terjadi

dalam sebuah perusahaan. Risiko diartikan sebagai akibat yang kurang menyenangkan

dari suatu tindakan. Risiko menjadi kata yang tidak asing di telinga dan memiliki

konotasi negatif. Contoh, jika kita mempunyai sebuah bisnis, namun karyawan tidak

jujur dan suka mencuri, maka ada risiko bisnis akan rugi (kejadian yang tidak

menyenangkan).Dalam sebuah perusahaan yang tentu terdapat aktivitas bisnis, sebuah

risiko harus dikelola dengan sebaik mungkin, terlebih di tengah situasi pandemi seperti

sekarang ini. Karena risiko bisa muncul kapan saja dan beragam.

PEMBAHASAN

Pengertian Manajemen Risiko

Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, hal ini terjadi karena kurangnya informasi

mengenai yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti dapat berakibat menguntungkan
atau merugikan. Seperti diartikan oleh (Regan:2003) bahwa risiko ialah suatu

kemungkinan yang menimbulkan atau mengesankan kerugian atau bahaya.

Risiko diklasifikasikan menjadi dua oleh Mamduh Hanafi (2009), yaitu: risiko murni

dan risiko spekulatif. Pure risks atau biasa disebut risiko murni merupakan risiko di

mana kemungkinan kerugian ada tetapi kemungkinan keuntungan tidak ada. Contoh:

kebakaran, kecelakaan, kebanjiran, dan lain-lain. Sedangkan risiko spekulatif

merupakan risiko di mana kita mengharapkan terjadinya kerugian dan juga

keuntungan. Contoh: membeli saham, usaha bisnis, dan lain lain.

Di dunia ini, kita pasti menghadapi yang namanya ketidakpastian. Unsur

ketidakpastian ini seringkali menimbulkan suatu kerugian. Ini merupakan sifat yang

universal, hampir selalu ada pada semua aspek kehidupan manusia. Kerugian atas

unsur ketidakpastian ini (risiko) dapat berwujud dalam berbagai hal aktivitas baik

dalam aktivitas ekonomi, sosial, maupun aktivitas hukum.

Untuk itu, agar dapat menanggulangi segala risiko yang mungkin terjadi diperlukan

sebuah proses yang dinamakan sebagai manajemen risiko. Manajemen risiko

merupakan kegiatan manajemen yang dilakukan pada tingkatan pimpinan pelaksana,

yaitu kegiatan penemuan dan analisis sistematis kerugian yang mungkin dihadapi

perusahaan akibat suatu risiko serta metode yang paling tepat untuk menangani

kerugian yang dihubungkan dengan tingkat profitabilitas perusahaan.


Manajemen risiko ini juga merupakan suatu aplikasi dari manajemen umum yang

mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menangani sebab akibat dari

ketidakpastian pada sebuah organisasi atau perusahaan. Dengan demikian, manajemen

risiko diperlukan guna menghindari dan meminimalisir risiko yang akan muncul atau

dihadapi perusahaan.

Dan adapun beberapa manfaat manajemen resiko bagi perusahaan antara lain yaitu:

 Menjamin pencapaian tujuan

Manajemen dalam sebuah perusahaan menggunakan segala cara yang baik untuk

mencapai tujuan perusahaannya. Dalam usaha untuk mencapai tujuan tersebut, banyak

hal bisa terjadi. Ada hal-hal yang bisa diantisipasi sebelumnya, dan ada kemungkinan

masa depan yang penuh ketidakpastian. Ketidakpastian itulah yang menimbulkan

risiko.

 Meminimalkan kemungkinan bangkrut

Semua perusahaan memiliki kemungkinan bangkrut atau gulung tikar. Risiko bangkrut

bisa menimpa siapa saja dan kapan saja. Tidak ada yang bisa menjamin bahwa sebuah

perusahaan tidak akan bangkrut.Perusahaan yang menerapkan manajemen risiko (risk

management) dengan baik akan sanggup menangani berbagai kemungkinan yang

merugikan yang akan terjadi pada perusahaannya. Hal ini bisa meminimalkan

kemungkinan kerugian dan eksistensi perusahaan bisa dipertahankan.

 Meningkatkan keuntungan perusahaan


Manajemen risiko (risk management) yang baik dan teratur tentu dapat meningkatkan

keuntungan perusahaan. Salah satu manfaat dari manajemen risiko adalah dapat

memperkecil kerugian sehingga keuntungan yang akan diperoleh semakin besar.

Dengan penanganan risk management yang baik, segala kemungkinan kerugian yang

bisa menimpa perusahaan bisa dibuat seminimal mungkin sehingga biaya menjadi

lebih kecil dan keuntungan yang masuk ke perusahaan bisa lebih bertambah. Hal ini

harus menjadi salah satu indikator suksesnya pelaksanaan manajemen risiko dalam

suatu perusahaan.

 Memberikan keamanan pekerjaan

Manajer harus memiliki kemampuan memahami, menganalisa, dan menangani risiko.

Manajer yang dapat menangani risiko dengan baik dapat membantu menyelamatkan

perusahaan. Apabila perusahaan yang manajer tangani tersebut dapat terhindar dari

kerugian, maka sudah pasti perusahaan akan mengalami kemajuan dan karir manajer

pun akan ikut maju.

Tujuan dari manajemen risiko ialah untuk menjamin bahwa suatu perusahaan atau

organisasi dapat memahami, mengukur, serta memonitor berbagai macam risiko yang

terjadi dan juga memastikan kebijakan-kebijakan yang telah dibuat dapat

mengendalikan berbagai macam risiko yang ada. Agar pelaksanaan bisa berjalan

dengan lancar maka perlu adanya dukungan dalam menyusun kebijakan dan pedoman

manajemen risiko sesuai dengan kondisi perusahaan. Tujuan manajemen risiko secara

umum digunakan untuk dasar agar bisa memprediksikan bahaya atau hal yang tidak
menyenangkan yang akan dihadapi dengan perhitungan yang cermat serta

pertimbangan yang matang dari berbagai informasi di awal untuk menghindari hal-hal

yang tidak diinginkan.

Secara khusus, tujuan dari manajemen risiko ialah:

1. Menyediakan informasi mengenai risiko kepada pihak regulator.

2. Meminimalkan kerugian dari berbagai risiko yang uncontrolled.

3. Agar perusahaan tetap hidup dengan perkembangan yang berkesinambungan.

4. Biaya manajemen risiko (risk management) yang efisien dan efektif.

5. Memberikan rasa aman.

6. Agar pendapatan perusahaan stabil dan mampu memberikan kepuasan bagi

pemilik dan pihak lain.

Untuk mencapai tujuannya, terdapat proses pengelolaan risiko yang dimulai dari

identifikasi, pengukuran, hingga penanganan yang dibahas pada buku Mudah

Memahami Manajemen Risiko Perusahaan yang digunakan untuk mencapai tujuan

tersebut

Macam macam bentuk manajemen resiko antara lain:

 Risiko sifat usaha

Berbagai jenis usaha mengandung risiko yang berbeda satu dengan yang lain. Usaha-

usaha yang sifatnya perintis yang sebelumnya belum pernah dilakukan memiliki risiko

tinggi. Hal ini disebabkan karena minimnya pengalaman.


 Risiko geografis

Risiko geografis erat kaitannya dengan bencana alam yang sering terjadi pada lokasi

usaha tertentu. Misalnya, bencana banjir, kebakaran pada usaha perkebunan, dan lain-

lain.

 Risiko politik

Risiko politik berpengaruh juga terhadap sebuah usaha. Kebijakan politik yang tidak

jelas bisa menyebabkan kegagalan pada sebuah usaha. Oleh karena itu, analisis

mengenai kestabilan politik suatu daerah atau negara cukup memberikan masukan

tentang prediksi keberhasilan suatu usaha di masa mendatang.

 Risiko ketidakpastian

Faktor ketidakpastian akan menimbulkan spekulasi dan spekulasi akan mengandung

risiko tinggi, karena segala sesuatunya tidak dapat direncanakan terlebih dahulu

dengan baik.

 Risiko persaingan

Risiko persaingan bisa berwujud persaingan antar sesama perusahaan dengan industri

yang sama. Untuk memenangkan persaingan tentunya dituntut manajemen pemasaran

yang secara saksama telah memperhitungkan analisis kekuatan dan kelemahan secara

menyeluruh.
Prinsip prinsip manajemen resiko

 Perumusan tujuan

Kejelasan visi dan misi perusahaan menjadi pedoman untuk menentukan langkah-

langkah rasional dan strategi yang harus ditempuh, salah satunya yaitu tujuan yang

hendak dicapai dalam pengelolaan risiko perusahaan melalui langkah-langkah

antisipasi risiko secara umum yang bertujuan untuk menghindari segala bentuk

pemborosan.

 Kesatuan arah

Dalam menjalankan suatu kegiatan dalam perusahaan, maka harus mempunyai tujuan

yang sama dengan yang diarahkan oleh pimpinan. Dalam buku prinsip-prinsip

manajemen dikatakan, seorang karyawan yang bekerja di salah satu bagian hanya

menerima instruksi mengenai kegiatan tertentu dari seorang kepala bagian yang

menjadi atasannya.

 Pembagian kerja dan pendelegasian wewenang

Pembagian kerja dan pendelegasian wewenang dalam sebuah perusahaan perlu

dilakukan sehingga setiap unit mengetahui secara jelas wewenang dan tanggung jawab

yang diembannya. Tujuan dari pendelegasian wewenang adalah untuk mencapai hasil

akhir yang maksimal sesuai yang diinginkan dengan mendelegasikan sebagian

tugasnya pada bawahan.


 Koordinasi

Koordinasi merupakan salah satu fungsi manajemen atau proses pengintegrasian,

sinkronisasi, serta penyederhanaan pelaksanaan tugas yang terpisah-pisah secara terus

menerus untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Adanya koordinasi

diharapkan tidak terjadi pekerjaan yang tumpang tindih. Tanpa koordinasi, maka sulit

didapatkan tujuan perusahaan yang efektif dan efisien.

 Pengawasan

Dengan adanya prinsip pengawasan, maka dapat diketahui tentang hasil yang telah

dicapai. Pengawasan dapat berfungsi untuk mengukur seberapa jauh hasil yang telah

dicapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pengawasan harus dilakukan guna

menghindari penyalahgunaan wewenang.


KESIMPULAN

Manajemen risiko didefinisikan sebagai proses identifikasi, pengukuran, dan

kontrol keuangan dari sebuah risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah

perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada

perusahaan tersebut. Dengan kata lain, manajemen risiko adalah suatu cara dalam

mengorganisir suatu risiko yang akan dihadapi baik itu sudah diketahui maupun yang

belum diketahui atau yang tak terpikirkan yaitu dengan cara memindahkan risiko

kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan

menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko juga

bisa disebut suatu pendekatan terstruktur dalam mengelola ketidakpastian yang

berkaitan dengan ancaman.

Anda mungkin juga menyukai