Anda di halaman 1dari 4

Fungsi-Fungsi Manajemen Risiko

Fungsi-fungsi manajemen risiko tidak bisa dilepaskan dari fungsi dalam manajemen itu
sendiri. Dalam manajemen dijelaskan oleh banyak ahli, seperti Skinner menjelaskan fungsi
controlling. Steppen P. Robin fungsi manajemen meliputi planning, organizing, leading and
controllma. Gulick mengedepankan proses manajemen mulai dari planning, organizing,
staffing, directing, coordinating, reporting, and budgeting. Fayol yang di kenal sebagai bapak
manajemen ilmiah (Scientific Manajemen) mengedepankan proses manajemen sebagai
berikut: planning, organizing, commanding, coordinating, controlling.1
Sementara itu dalam konteks manajemen risiko fungsi manaiemen resiko merupakan
turunan dari fungsi-fungsi manajemen, misalkan saja seperti dikemukakan oleh
Djojosoedarso, bahwa salah satu fungsi manajemen resiko adalah menemukan kerugian
potensial, hal ini berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen yang dikemukakan oleh
Gullcik yaitu budgeting. Dalam mengelola sebuah organisasi, perusahaan ataupun lembaga
pendidikan fungsi budgeting haris dilakukan secara cermat dimulai penyusunan anggaran,
pengelolaan anggaran sampai kepada pelaporan anggaran harus dilakukan secara cermat dan
tepat serta sesuai dengan aturan yang berlaku. Sehingga resiko kerugian potensial tidak akan
terjadi. Berdasarkan kondisi tersebut, fungsi manajemen resiko harus dijalankan dengan baik
agar sebuah organisasi dapat terhindar dari resiko vang membahayakan.
Fungsi Manajemen Risiko pada pokoknya mencakup:
a. Menemukan kerugian potensial
Artinya berupaya untuk menemukan atau mengidentifikasi seluruh risiko murni yang
dihadapi oleh perusahaan, yang meliputi :
1. Kerusakan fisik dari harta kekayaan perusahaan.
2. Kehilangan pendapatan atau kerugian lainnya akibat terganggunya operasi
perusahaan.
3. Kerugian akibat adanya tuntutan hukum dari pihak lain.
4. Kerugian-kerugian yang timbul karena: penipuan, tindakan-tindakan kriminal lainnya,
tidak jujurnya karyawan dan sebagainya.
5. Kerugian-kerugian yang timbul akibat “Keyman” meinggal dunia, sakit atau menjadi
cacat.
Untuk itu cara-cara yang dapat ditempuh oleh Manajer Risiko antara lain dengan:
melakukan inspeksi fisik di tempat kerja, mengadakan angket kepada semua pihak
perusahaan, menganalisis semua variabel yang tercakup dalam peta aliran proses produksi
1
Sulistyorini dan M. Faturrohman, Esensi Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2014), hlm. 26
dan sebagainya. Misalnya: dengan menganalisis bahan baku dan pembantu dapat
didentifikasi: kemungkinan kerugian karena jumlah pasokan yang tidak memadai,
penyerahan yang tidak tepat waktu, kerusakan dan kehilangan pada saat penyimpanan; pada
proses produksi dapat didentifikasi: kemungkinan kerugian karena salah proses, kerusakan
alat produksi, keterlambatan dan sebagainya; pada produk akhir: kemungkinan kerugian
karena barang rusak/hilang dan sebagainya.
b. Mengevaluasi Kerugian Potensial
Artinya melakukan evaluasi dan penilaian terhadap semua kerugian potensial yang
dihadapi oleh perusahaan. Evaluasi dan penilaian ini akan meliputi perkiraan mengenai:
1. Besarnya kemungkinan frekuensi terjadinya kerugian, artinya memperkirakan jumlah
kemungkinan teriadinya kerugian selama suatu periode tertentu atau berapa kali
teriadinya kerugian tersebut selama suatu periode tertentu (biasanya 1 tahun).
2. Besarya kegawatan dari tiap-tiap kerugian, artinya menilai besarnya kerugian yang
diderita, yang biasanya dikaitkan dengan besarnya pengaruh kerugian tersebut,
terutama terhadap kondisi finansial perusahaan.2
c. Memilih teknik/cara yang tepat atau menentukan suatu kombinasi dari teknik-teknik
yang tepat guna menanggulangi kerugian.
Pada pokoknya ada 4 (empat) cara yang dapat dipakai untuk menanggulangi risiko, yaitu:
mengurangi kesempatan terjadinya kerugian, meretensi, mengasuransikan dan menghindari.
Di mana tugas dari Manajer Risiko adalah memilih salah satu cara yang paling tepat untuk
menanggulangi suatu risiko atau memilih suatu kombinasi dari cara-cara yang paling tepat
untuk menanggulangi risiko. Dalam memilih cara penanggulangan risiko secara garis besar
dapat disusun suatu matrik sebagai berikut:

Nomor Tipe Frekuensi Kegawatan Penanggulangannya


Exposure Kerugian Kerugian
1 Rendah Rendah Retensi/pengendalian

2 Tinggi Rendah Retensi/asuransi/pengendalian

3 Rendah Tinggi Asuransi/pengendalian

4 Tinggi Tinggi Menghindari

2
Reni Maralis dan Aris Triyono, Manajemen Risiko, (Yogyakarta: Deepublish, 2019),hlm. 12
d. Proses Pengelolaan Risiko
Dalam proses pengelolaan risiko langkah-langkah yang harus dilalui pada pokoknya
adalah:
1. Mengidentifikasi/menentukan terlebih dahulu objektif (tujuan) yang ingin dicapai dar
pengelolaan risiko. Misalnya pelayanan terhadap pelanggan tetap bisa dilakukan,
perusahaan tetap beroperasi, karyawan dapat bekerja dengan tenang, dan seterusnya.
2. Mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan terjadinya kerugian/peril atau
mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi. Langkah ini adalah yang paling sulit,
tetapi juga paling penting, sebab keberhasilan pengelolaan risiko sangat tergantung
pada hasil identifikasi ini.
3. Mengevaluasi dan mengukur besamya kerugian potensial
4. Mencari cara atau kombinasi cara-cara yang paling baik, paling tepat, dan paling
ekonomis untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul akibat terjadinya suatu
peril. Upaya-upaya tersebut antara lain meliputi:
a. Menghindari kemungkinan terjadinya peril.
b. Mengurangi kesempatan terjadinya peril.
c. Memindahkan kerugian potensial kepada pihak lain (mengasuransikan).
d. Menerima dan memikul kerugian yang timbul (meretensi).
5. Mengkoordinir dan mengimplementasikan keputusan-keputusan yang telah diambil
untuk menanggulangi risiko. Misalnya membuat perlindungan yang layak terhadap
kecelakaan kerja, menghubungi, memilih, dan menyelesaikan pengalihan risiko
kepada perusahaan asuransi.
6. Mengadministrasikan, memantau, dan mengevaluasi semua langkah-langkah atau
strategi yang telah diambil dalam menanggulangi risiko. Hal ini sangat penting
terutama untuk dasar kebijaksanaan pengelolaan risiko di masa mendatang. Di
samping itu juga adanya kenyataan bahwa apabila kondisi suatu proyek berubah
penanggulangannya juga berubah.3

e. Kedudukan Manajer Risiko


Di Indonesia pada saat in dapat dikatakan belum ada perusahaan yang mempunyai
manajer atau bagian yang khusus menangani pengelolaan risiko secara keseluruhan yang
dihadapi oleh perusahaan. Yang sudah ada umumnya baru seorang Manajer Asuransi,
3
Ibid., 13-14
yang fungsinya hanya mengurusi masalah-masalah yang berhubungan dengan
perusahaan asuransi, di mana perusahaan menjalin hubungan pertanggungan, yang
meliputi: mengurusi penutupan kontrak-kontrak asuransi, mengurusi ganti rugi bila
terjadi peril, dan sebagainya. Kedudukan dari manajer ini umumnya hanya setingkat
Kepala Seksi (Manajer tingkah bawah).
Di negara-negara yang telah maju, terutama di Amerika Serikat perusahaan-
perusahaan besar, umumnya telah memiliki Manajer Risiko, dengan berbagai nama
jabatan seperti: Manajer Risiko, Manajer Asuransi, Direktur Manajemen Risiko dan
sebagainya, yang kedudukannya umumnya setingkat dengan *Manajer tingkat
menengah".
Tugas mereka umumnya mencakup: mengidentifikasi dan mengukur kerugian dari
exposures, menyelesaikan klaim-Klaim asuransi, merencanakan dan mengelola jaminan
tenaga kerja, ikut serta mengontrol kerugian dan keselamatan keria. Dengan demikian
mereka merupakan bagian penting dalam tim manajemen perusahaan.4

4
Ibid., 14.

Anda mungkin juga menyukai