Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMASARAN AYAM BROILER BERDASARKAN

ISO 31000:2009 DAN ISO 31010:2009

Oleh :

EVA KARTRINA DEWI

1407105093

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS UDAYAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan
lancar. Tugas marketing ini dibuat dengan tujuan untuk pembelajaran sekaligus melengkapi
Tugas sebagai syarat untuk lulus mata kuliah ini.

Harapan saya semoga dengan pembuatan tugas ini membantu menambah ilmu
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca maupun menulis, sehingga dapat memperbaiki
bentuk maupun isi tugas menjadi lebih baik.

Tugas yang saya buat ini memiliki banyak kekurangan karena kurangnya pengetahuan
tentang tema yang di berikan. Oleh karena itu saya harapkan memberi masukan yang bersifat
mendidik dalam pembuatan makalah ini.

Denpasar, 2 Januari 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kejadian sesungguhnya kadang-kadang menyimpang dari perkiraan (expectation) ke salah
satu dari dua arah, artinya, ada kemungkinan penyimpangan yang menguntungkan dan ada pula
penyimpangan yang merugikan. Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan
kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan
ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (risk).
Sedangkan kerugian adalah penyimpangan yang tidak diharapkan karena mengandung risiko.
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian terjadi karena kurang atau tidak tersedianya cukup
informasi tentang apa yang akan terjadi. Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu
keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang
merugikan. Begitupun dalam bidang agrobisnis, segala kegiatan didalamnya juga mengandung
risiko yang harus ditangani agar tidak menimbulkan kerugian yang fatal. Untuk menangani risiko
tersebut bisa dilakukan dengan manajemen risiko.
Menurut Smith : 1990, manajemen risiko didefinisikan sebagai proses identifikasi,
pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari
sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada
perusahaan tersebut. Dengan kata lain, manajemen risiko adalah suatu cara dalam mengorganisir
suatu risiko yang akan dihadapi baik itu sudah diketahui maupun yang belum diketahui atau yang
tak terpikirkan yaitu dengan cara memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko,
mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko
tertentu. Manajemen risiko juga bisa disebut suatu pendekatan terstruktur dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman.
Oleh karena itu, melalui manajemen risiko, diharapkan kerugian yang ditimbulkan dari
ketidakpastian dapat dikurangi bahkan dihilangkan untuk kelangsungan kegiatan di bidang
agrobisnis.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Manajemen Resiko


Resiko menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan akibat yang
kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan.
Resiko dalam Webster’s Desk Dictionary resiko didefinisikan sebagai suatu potensi
adanya kehilangan (Iban Sofyan, 2004).
Menurut Kasidi (2010), manajemen resiko merupakan desain prosedur serta
implementasi prosedur untuk mengelola suatu resiko usaha. Manajemen resiko
merupakan antisipasi atas semakin kompleksnya aktivitas badan usaha atu perusahaan
yang dipicu oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi.
Definisi lain yang menjelaskan tentang pengertian resiko adalah kemungkinan
terjadinya penyimpangan dari harapan yang dapat menimbulkan kerugian. Resiko
adalah suatu kemungkinan terjadinya peristiwa menyimpang dari apa yang diharapkan,
namun penyimpangan ini baru terlihat bila sudah berbentuk kerugian (Kasidy, 2010).
Sementara pendapat lain yang diutarakan oleh Abbas Salim dalam Kasidy (2010)
resiko adalah ketidakpastian yang mungkin melahirkan kerugian (loss). Sehingga dari
beberapa definisi yang telah diutarakan, dapat diambil kesimpulan bahwa resiko adalah
Sesuatu yang belum pasti namun apabila tidak ditangani dengan tepat akan
menimbulkan kerugian bagi usaha tersebut.
2.2 Manajemen Resiko
Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen resiko
adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang
berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk penilaian resiko,
pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi resiko dengan menggunakan
pemberdayaan/pengelolaan sumber daya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah
memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek negatif
resiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu. Manajemen
resiko tradisional terfokus pada resiko- resiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal
(seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, dan tuntutan hukum).
Manajemen resiko seharusnya bersifat berkelanjutan dan mengembangkan proses
yang bekerja dalam keseluruhan strategi organisasi dan strategi dalam
mengimplementasikan. Manajemen resiko seharusnya ditujukan untuk menanggulangi
suatu permasalahan sesuai dengan metode yang digunakan dalam melaksanakan aktifitas
dalam suatu organisasi di masa lalu, masa kini dan masa depan.
Manajemen resiko harus diintegrasikan dalam budaya organisasi dengan
kebijaksanaan yang efektif dan diprogram untuk dipimpin beberapa manajemen senior.
Manajemen resiko harus diterjemahkan sebagai suatu strategi dalam teknis dan sasaran
operasional, pemberian tugas dan tanggung jawab serta kemampuan merespon secara
menyeluruh pada suatu organisasi, di mana setiap manajer dan pekerja memandang
manajemen resiko sebagai bagian dari deskripsi kerja.Manajemen resiko mendukung
akuntabilitas (keterbukaan), kinerja pengukuran dan reward, mempromosikan efisiensi
operasional dari semua tingkatan.

2.3 Sasaran Manajemen Resiko


Sasaran dari pelaksanaan manajemen resiko adalah untuk mengurangi resiko yang
berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat
diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan
oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi, dan politik. Di sisi lain, pelaksanaan
manajemen resiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya entitas
manajemen resiko (manusia, staff, organisasi).

2.4 Katagori Resiko


Resiko dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni:
1. Resiko non-sistematis, yakni resiko yang dapat dihilangkan atau dikurangi melalui
suatu diversifikasi atau tindakan pencegahan dan penanggulangan resiko.
2. Resiko sistematis, resiko yang tidak dapat dihilangkan atau dikurangi melalui
diversifikasi, biasanya berhubungan dengan pasar atau kejadian yang dapat secara
sistematis akan mempengaruhi posisi pasar (Iban Sofyan, 2004).
Selain, itu, Kasidy (2010) membagi jenis resiko menjadi dua yaitu:

1. Resiko spekulatif
Resiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat
memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian. Resiko spekulatif
kadang-kadang dikenal dengan istilah resiko bisnis (business risk). Seseorang yang
menginvestasikan dananya di suatu tempat menghadapi dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya
merugikan. Resiko yang dihadapi seperti ini adalah resiko spekulatif.

2. Resiko murni
Resiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan
atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contoh adalah
kebakaran, apabila perusahaan menderita kebakaran, maka perusahaan tersebut akan
menderita kerugian. Kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan
demikian kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan
kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu. Resiko murni
adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak
mungkin menguntungkan. Salah satu cara menghindarkan resiko murni adalah dengan
asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya resiko
murni kadang dikenal dengan istilah resiko yang dapat diasuransikan (insurable risk).
Perbedaan utama antara resiko spekulatif dengan resiko murni adalah kemungkinan
untung ada atau tidak, untuk resiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung
sedangkan untuk resiko murni tidak dapat kemungkinan untung.
Kejadian sesungguhnya terkadang menyimpang dari perkiraan. Artinya ada
kemungkinan penyimpangan yang menguntungkan maupun merugikan. Jika kedua
kemungkinan itu ada, maka dikatakan resiko itu bersifat spekulatif. Sebaliknya, lawan
dari risiko spekulatif adalah resiko murni, yaitu hanya ada kemungkinan kerugian dan
tidak mempunyai kemungkinan keuntungan. Manajer resiko tugas utamanya menangani
risiko murni dan tidak menangani risiko spekulatif, kecuali jika adanya resiko spekulatif
memaksanya untuk menghadapi resiko murni tersebut.
Menentukan sumber resiko adalah penting karena mempengaruhi cara
penanganannya. Sumber resiko dapat diklasifikasikan sebagai resiko sosial, resiko fisik,
dan resiko ekonomi.
Biaya-biaya yang ditimbulkan karena menanggung resiko atau ketidakpastian
dapat dibagi sebagai berikut:

1) Biaya-biaya dari kerugian yang tidak diharapkan


2) Biaya-biaya dari ketidakpastian itu sendiri
2.5 ISO 31000

Menurut ISO 31000, seluruh organisasi menghadapi faktor internal dan external
yang akan mempengaruhi perusahaan pada keadaan yang tidak pasti untuk mencapai tujuan
perusahaan, hal ini disebut dengan “risiko”. International Standard Organization (ISO)
mengeluarkan rekomendasi berupa prinsip – prinsip dan kerangka untuk pengelolaan risiko
untuk membantu perusahaan dalam mengelola risiko yang mungkin terjadi.

ISO 31000 dibuat oleh ISO Technical Management Board untuk Manajemen
Risiko. ISO 31000 dapat digunakan oleh industry dan organisasi manapun dan pada seluruh
level organisai tidak terbatas pada organisasi tertentu. ISO 31000 berisi prinsip – prinsip
dan panduan untuk pengelolaan risiko organisasi. Penerapan ISO 31000 dapat membantu
organisasi memperbaiki dan mengidentifikasi peluang – peluang serta ancaman – ancaman
yang mungkin terjadi. ISO 31000 tidak digunakan untuk tujuan sertifikasi, artinya
tidak/belum ada sertifikat ISO 31000 untuk suatu organisasi, namun ISO 31000 bisa
digunakan untuk program audit manajemen risiko.

ISO 31000 mensyaratkan bahwa penerapan manajemen risiko yang efektif haruslah
mengikuti 11 prinsip sebagai berikut:

1. Pengelolaan risiko menciptakan dan melindungi nilai yang berkontribusi untuk


pencapaian objektif dan perbaikan organisasi
2. Manajemen risiko merupakan bagian yang terintegrasi dengan keseluruhan proses dalam
organisasi dan menjadi bagian dari tanggung jawab manajemen
3. Manajemen risiko merupakan bagian dari proses pengambilan keputusan melalui
peranannya dalam memberikan pilihan kepada pengambil keputusan
4. Manajemen risiko secara eksplisit memperhitungkan ketidakpastian dan sifat
ketidakpastian itu, serta berusaha mengurangi ketidakpastian dalam setiap aktivitasnya
dalam memastikan pencapaian objektif organisasi.
5. Manajemen risiko adalah suatu yang sistematis, terstruktur, dan tepat waktu agar dapat
berkontribusi secara efisien dan secara konsisten menghasilkan sesuatu yang dapat
diperbandingkan dan diandalkan
6. Manajemen risiko berdasarkan ketersediaan informasi yang terbaik seperti data historis,
pengalaman, umpan balik pemangku kepentingan, observasi, perkiraan ke depan dan
pertimbangan para ahli.
7. Manajemen risiko memerlukan penyesuaian sesuai dengan konteks eksternal dan internal
organisasi dan profil risiko organisasi.
8. Manajemen risiko memperhitungkan faktor manusia dan budayanya yang merupakan
kemampuan, persepsi dan kemauan individu eksternal maupun internal dari suatu
organisasi yang dapat mendukung pencapaian objektif.
9. Manajemen risiko adalah transparan dan inklusif melibatkan semua pemangku
kepentingan terutama pengambil keputusan dalam menentukan kriteria risiko.
10. Manajemen risiko adalah dinamis, iterative, dan responsive terhadap perubahan, eksternal
dan internal.
11. Manajemen risiko memfasilitasi perbaikan berkelanjutan organisasi yang diukur dari
tingkat kematangan manajemen risikonya.

2.6 Hubungan antara prinsip, kerangka dan proses dalam ISO 31000

Framework Manajemen Risiko ISO 31000 menggunakan PDCA atau Plan Do Check
Action untuk perbaikan berkelanjutan (continual improvement) sebagai basis framework dan
proses management risiko.

Pada proses risiko, menurut ISO 31000 assesment risiko merupakan bagian yang
paling penting dalam pengelolaan risiko. Oleh karena itu, organisasi perlu melakukan
assessment risiko yang benar agar memperoleh laporan profil risiko yang tepat sehingga
organisasi dapat secara cermat mengelola risikonya.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Risiko Pemasaran Broiler

clause 5 (proses)

Budidaya ayam broiler secara umum memiliki resiko yang banyak terutama pada proses
produksi. Selain proses produksi budidaya broiler juga memiliki resiko pada pemasaranya.
Berikut merupakan anaisis risiko pada proses pemasaran ayam broiler:

1. Penularan penyakit dari mobil yang digunakan untuk mengangkut


2. Kematian dalam perjalanan
3. Kemungkinan penularan penyakit ke manusia saat pengiriman
4. Cuaca yang buruk
5. Kualitas daging yang menurun karena keadaan di jalan
6. Kendaraan yang digunaakan mengalami kerusakan
7. Ayam terlalu lama dijalan menyebabkan kematian yang tinggi
8. Kecurangan oknum dijalan seperti pencurian ayam
9. Berat ayam yang diterima konsumen tidak sesuai
10. Ketidak puasan konsumen dan hilangnya kepercayaan konsumen
Dari resiko diatas kemuadian di analisis dengan ukuran frekuensi dan kerugian yang
ditimbulkan. Sehinggi mendapatkan table seperti gambar dibawah ini
Kemudian dilakukan pemantauan dan pengkajian ulang (monitor & review) terhadap
seluruh proses maanjemen risiko termasuk konteksnya Catatan-catatan hasil Pemantauan dan
pengkajian ulang disimpan sebagai bukti dan laporan bahwa aktifitas itu telah dilaksanakan dan
sebagai masukan bagi Risk Management Framework yang telah disiapkan sebelumnya. Selama
melaksanakan ke enam proses manajemen risiko itu komunikasi dan konsultasi) selalu
dilaksanakan kepada semua stakeholder, secara kontinyu dan iterative.

3.2 Manajemen Resiko Pemasaran


Menurut ISO 31000 mensyaratkan bahwa penerapan manajemen risiko yang efektif haruslah
mengikuti 11 prinsip sebagai berikut:

1. Manajemen risiko menciptakan nilai tambah (creates value)

Manajemen risiko menciptakan nilai tambah (create value) yang bertujuan untuk
berkontribusi untuk mencapai nyata objektif dan peningkatan.

2. Manajemen risiko adalah bagian integral proses dalam organisasi (an integral part
of organizational processes)

Manajemen risiko adalah bagian integral proses dalam organisasi yang bertanggung
jawab dalam seluruh kegiatan suatu perusahaan agar dapat mengevaluasi kembali kegiatan
perusahaan. Hal ini bertujuan memperbaiki kinerja perusahaan jika terdapat suatu permasalah.

3. Manajemen risiko adalah bagian dari pengambilan keputusan (part of decision


making)

Manajemen risiko adalah bagian dari pengambilan keputusan dalam kegiatan perusahaan
diadakan rapat untuk memutuskan resiko tersebut bisa diterima atau ada penanganan resiko
untuk menyelesaikan risiko tersebut. Hal ini dilakukan dengan mengadakan suatu pertemua atau
rapat untuk membahas risiko yang dapat mengancam perusahaan.

4. Manajemen risiko secara eksplisit menangani ketidakpastian (explicitly addresses


uncertainty)
Manajemen risiko secara eksplisit menangani ketidakpastian yang terjadi dal perusahaan
seperti kerusakan kendaraan dalam pengirim ayam, terjadi kematian masal, dan lain-lain. Dalam
mengatasi hal tersebut harus diadakan pengecekan kedaraan untuk mengatisipasi dan diperlukan
sanitasi terhadap keranjang ayam untuk mencegah kematian ayam.

5. Manajemen risiko bersifat sistematis, terstruktur, dan tepat waktu (systematic,


structured and timely)

Manajemen risiko bersifat sistematis, terstruktur, dan tepat waktu dimana diperlukan
karyawan yang handal, disiplin dan sistematis untuk bisa berkontribusi bagi perusahaan untuk
mencapai tujuan.

6. Manajemen risiko berdasarkan informasi terbaik yang tersedia (based on the best
available information)

Manajemen risiko berdasarkan informasi terbaik yang tersedia dimana mencari informasi
berdasarkan pengalam, pengamata, prakira, dan pertimbangan dari pakar ahli untuk menyusun
strategi atau mempertimbangkan segala kemungkinan yang terjadi dalam perusahaan untuk
mengantisipasi risiko yang terjadi dalam perusahaan

7. Manajemen risiko dibuat sesuai kebutuhan (tailored)

Manajemen risiko dibuat sesuai kebutuhan yang berarti perlunya manajemen risiko yang
selarasas dengan konteks internal atau eksternal dalam perusahaan. Hal ini berguna untuk
mengetahui apakah semua kegiatan searah dengan rencana atau strategi yang telah ditetapkan
oleh perusahaan.

8. Manajemen risiko memperhitungkan faktor manusia dan budaya (takes human and
cultural factors into account)

Manajemen risiko memperhitungkan faktor manusia dan budaya dimana perusahaan


harus bisa mengakui kapabilitas, persepsi dan tujuan pihak-pihak eksternal dan internal
perusahaan. Dalam hal ini perusahaan harus bisa melihat pihak tersebut dapat memberikan
dukungan atau hambatan tujuan perusahaan sehingga dapat memilih pihak-pihak yang bisa
mendukung perusahaan.

9. Manajemen risiko bersifat transparan dan inklusif (transparent and inclusive)


Manajemen risiko bersifat transparan dan inklusif dimana diperlukannya para pemilik
wewenang dalam perusahaan untuk menentukan kriteria risiko yang dilihat dari seluruh sudut
pandang sehingga manajemen risiko tetap relevan dan mengikuti perkembangan jaman.

10. Manajemen risiko bersifat dinamis, iteratif, dan responsif terhadap perubahan
(dynamic, iterative and responsive to change)

Manajemen risiko bersifat dinamis, iteratif, dan responsif terhadap perubahan dimana
seiring dengan terjadinya kegiatan perusahaan baik internal maupun eksternal sering terjadinya
risiko-risiko yang baru. Risiko baru ini diperlukannya pemantauan dan tinjau dalam menghadapi
risiko tersebut.

11. Manajemen risiko memfasilitasi perbaikan dan pengembangan berkelanjutan


organisasi (facilitates continual improvement and enhancement of the organization)

Manajemen risiko memfasilitasi perbaikan dan pengembangan berkelanjutan organisasi


dimana perusahaan harus mengembangkan dan mengimplementasikan strategi yang telah dibuat
berdasarkan semua aspek-aspek perusahaan baik internal maupun ekstenal. Selama perusahaan
berjalan diperlukan perbaikan strategi yang bertujuan mematangkan strategi yang diterapkan.

Setelah menerapkan 11 prinsip tersebut perhusahaan masuk kedalam bagan framework,


Sebagaimana pada bagan framework, framework dalam mengimplementasikan manajemen
risiko terdiri dari :

1. Perbaikan Framework Berkelanjutan


2. Rancangan Pola Kerja Untuk Mengelola
3. Penerapan Manajemen Risiko
4. Pemantauan Dan Rewiew Terhadap Framework
Setelah pemberian mandat dan komitmen, kerangka kerja ISO 31000: 2009 dilanjutkan
dengan kerangka implementasi “Plan, Do, Check, Act”, yaitu dengan melakukan:
1. Plan

Plan mendifinisikan dan menganalisis suatu masalah serta mengindentifikasikan akar


masalahnya dengan cara melakukan recoding atau pelaporan untuk menganalisis permasalah
yang dialami selama perusahaan berjalan. Setelah mengetahui permasalahan yang dialami
dilakukan perencanaan dalam mengatasi masalah tersebut misalnya dengan memilih menerapkan
manjemen dengan penambahan nilai atau (creates value) dimana perusahaan membuat tempat
pemotongan ayam sehingga perusahaan memiliki tempat pemotongan ayam broiler yang dapat di
tawarkan kepada konsumen secara optional. Dengan demikian maka perusahaan dapat menjual
dan menjaga kualitas daging broiler yang dijual. Solusi tersebut disertakan pemberian pelatihan
atau training kepada karyawan serta menggunakan teknologi tepat guna seperti memasarkan
produk lewat sosial media.

2. Do

Do yaitu melaksanakan kegaiatan perusahan secara terperinci dan sistemantis untuk


mengetahui apakah dengan menggunakan strategi tersebut dapat menyatasi risiko yang dihadapi
atau tidak.
3. Check

Check yaitu melaksanakan pemantauan dan kajian kembali rencana untuk mengatasi
risiko yang dihadapi dan mengamati kemajuan rencana manajemen risiko. Selain melakukan
pemantauan juga ada membuat laporan atau recording untuk melakukan perbandingan dengan
rencana sebelumnya.

4. Act

Act yaitu melakukan kajian ulang dan mendefiniskan masalah yang akan datang dimana
untuk mengetahui apakah rencara tersebut masih efektif untuk mengatasi risiko tersebut. Selain
mengkaji ulang juga dapat membuat rencana baru untuk menghapi risiko yang akan datang yang
dapat mengancam perusahaan.

Setelah clause 4 (framework) kembali pada clause 5 (proses) yang merupakan bagian
terintegrasi dan terkustomisasi menutrut proses bisnis organisasi. Bagian clause 5 merupakan
bagian yang paling penting dalam proses pengelolaan risiko.
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Risiko merupakan kejadian yang tidak diharapkan karna menyebabkan kerugian. Risiko
harus dapat di atasi dengan manajemen resiko yang baik. Tujuan dari manajemen risiko adalah
minimalisasi kerugian dan meningkatkan kesempatan ataupun peluang perusahaan untuk
mencapai tujuan. menurut ISO 31000 adalah deviasi dari apa yang diharapkan, bisa bersifat
positif dan/atau negative. Sekaub ISO 31000 juga ada ISO 31010 dimana menjadi standar
pendukung untuk ISO 31000 dan memberikan pedoman untuk pemilihan dan penerapan teknik
sistematis untuk menilai/melakukan asesmen risiko. Dengan menggunakan ISO 31000 dan ISO
31010 kita dapat menyusun strategi untuk meminimal kerugian yang dialami perusahaan. Yang
dalam hal pemasaran ayam broiler ini adalah dengan memiliki tempat pemotongan ayam
sehingga perusahaan memiliki tempat pemotongan ayam broiler yang dapat di tawarkan kepada
konsumen secara optional. Dengan demikian maka perusahaan dapat menjual dan menjaga
kualitas daging broiler yang dijual dan mengurangi risiko-risiko lainya.
DAFTAR PUSTAKA

Ariana Tulus Purnomo, 2015, ISO/IEC 31010:2009 Risk management-Risk assessment


techniques, Sumber
(https://blogs.itb.ac.id/23215116arianael5216mrkisem1t15d16mr/2015/11/15/iso-31010/)
COSO ERM Executive Summary
(http://www.coso.org/documents/coso_erm_executivesummary.pdf ).
International Organization for Standardization (ISO). “ISO 13000:2009—Risk Management:
Principles and Guidelines.” Geneva, 2009.
(http://www.iso.org/iso/home/standards/iso31000.htm).
Kevin W Knight AM “Applying ISO 31000:2009 in Regulatory Work”.
Diane Christina “Asesmen Manajemen Risiko berbasis COSO ERM“.
Diane Christina “Asesmen Manajemen Risiko berbasis ISO 31000:2009“.

Anda mungkin juga menyukai