Anda di halaman 1dari 24

Tindakan Penyimpangan

Dalam Asuransi

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Kelompok 3
Putri Senari
1 18112110051

Nadella Maharani Heryanto


2 1811211009

Vikra Annisa
3 1811212025

Sherli
4 1911216002

M Daffa
5 1811213008
Kelompok 3
Hadisty Aisyah Putri
6 1811212045

Valda Yasmina Putri


7 1811213032

Suci Pratiwi Maritim


8 1911216006

Monica Chentya Dewi


9 1811212004

Alhabib Rahmanda Novta


10 1811211023
Adverse Selection
Definisi Adverse Selection
Adverse selection adalah sebuah konsep dalam ilmu ekonomi, 
asuransi, dan manajemen risiko, yang menggambarkan situasi di
mana partisipasi pasar dipengaruhi oleh informasi asimetris.

Adverse selection merupakan permasalahan asymmetric information


yang terjadi ex ante, yakni sebelum disalurkannya kredit/pembiayaan.
Adverse selection merupakan permasalahan yang timbul ketika
pemilik dana memilih entrepreneur yang akan diberikan
kredit/pembiayaan (Tarsidin, 2010:43).
Contoh Adverse Selection

Sebuah restoran swasaji all-you-can-eat yang menetapkan satu harga untuk


semua pelanggan berisiko dirugikan karena dipilih oleh pelanggan dengan
nafsu makan tinggi yang merupakan pelanggan yang paling tidak
menguntungkan. Restoran ini tidak memiliki cara untuk mengetahui apakah
pelanggan memiliki nafsu makan tinggi atau rendah. Pelanggan adalah
satu-satunya yang tahu jika mereka memiliki nafsu makan tinggi atau rendah.
Dalam hal ini pelanggan dengan nafsu makan tinggi cenderung
menggunakan informasi yang mereka miliki dan pergi ke restoran tersebut.
Dalam hal ini, penjual yang dirugikan akibat adverse selection dapat
melindungi dirinya dengan mengamati pelanggan atau dengan
mengidentifikasi sinyal nafsu makan yang kredibel.
...................................................................................
Moral Hazard
Moral Hazard Persepsi yang buruk terhadap risiko adalah
perilaku seseorang yang tidak peduli terhadap risiko, bahkan
cenderung ugal-ugalan atau urakan
(Nyman 2004) menyebut persepsi yang buruk terhadap
risiko ini sebagai ‘Morale Hazard’ yang secara
sederhana dideskripsikan sebagai carelessness or
indifference to a loss (kecerobohan atau ketidakpedulian
terhadap kerugian). Ketidakpedulian dan perilaku urakan
terhadap risiko (morale hazard) ini agaknya merupakan
faktor yang paling dominan karena kehadirannya dapat
menjadi pemicu timbulnya Moral hazard.
Perbandingan Konsep
Moral Hazard & Efisiensi Pelayanan Kesehatan
Efisiensi Pelayanan Kesehatan Moral Hazard
Pasien mendapat pelayanan sesuai Pasien mendapat pelayanan melebihi atau
dengan yang di bayar kurang dari yang ia bayarkan

Pasien mengikuti/menolak saran p


Pasien mengikuti/menolak saran
emeriksaan
pemeriksaan
dokter berdasarkan
Efisiensi literatur
Pelayanan medis,
Kesehatan dokter berdasarkan literatur medis, diikuti
tanpa ada
dengan adanya kepentingan ekonomis
kepentingan ekonomis Pasien mendapat benefit perawatan yang
Pasien mendapat benefit perawatan yang
maksimum tetapi dengan biaya tinggi
maksimum dengan biaya rendah
Bentuk Moral Hazard
Pertama pihak asuransi mungkin saja tidak mendorong sepenuhnya peserta
asuransi melakukan pencegahan (preventif) sehingga peserta asuransi memiliki
sedikit motivasi untuk menjaga dirinya untuk berperilaku hidup sehat, pada kasus ini
telah terjadi Moral hazard karena pelayanan kesehatan diberikan pada peserta
asuransi yang tidak melakukan tindakan preventif untuk menghindari pengobatan.

Kedua pihak asuransi mungkin saja mendorong peserta asuransi untuk


mendapatkan pelayanan kesehatan yang tidak diperlukan atau tidak krusial
(mendesak) seperti meminta tambahan hari untuk berobat atau meminta tambahan
tindakan yang seharusnya tidak diperlukan pada kasus pihak asuransi
mendapatkan permasalahan moral hazard karena peserta asuransi menggunakan
pelayanan yang berlebihan, dari kedua kasus di atas pihak asuransi baik
pemerintah ataupun swasta mengalami kerugian karena mereka harus membayar
lebih banyak dari pada premi yang mereka terima.
Tingkat Moral Hazard
Biasanya risiko moral hazard dapat diukur setelah kejadian
moral hazard ini terjadi (klaim sudah dibayar).

Variance (selisih) biaya yang telah dikeluarkan dengan biaya


yang sebenarnya diindikasikan sebagai pengeluaran atas
perbuatan moral hazard.
Ciri-ciri Moral Hazard
Ciri-ciri moral hazard adalah sulit diidentifikaskan, namun
kadang-kadang tercermin dari keadaan keadaan tertentu
seperti: tidak rapi, tidak bersih. Ciri lain dari moral hazard
ialah sulit diperbaiki/dirubah, karena menyangkut sifat,
pembawa ataupun karakter manusia
Penyebab Moral Hazard
Menurut Bhttacharya, Hyde & Ty (2014) faktor determinan
penyebab moral hazard ada dua yaitu price distortion
(perbedaan harga), proce elasticity (elastisitas harga, dan
jumlah risko yang ditanggung dalam kontrak asuransi.
Semakin kecil perbedaan harga, semakin kecil kemungkinan
terjadi moral hazard.
KASUS MORAL HAZARD
Sebuah surat yang dituliskan Nina Agustiana dalam formulir keluhan peserta 
BPJS Kesehatan menggunakan tulisan tangan. Tercantum nama peserta R.
Karmilah
(almarhumah) dilengkapi nomor kepesertaan, yang tak lain adalah ibunya. Nina
kecewa, dari total biaya perawatan ibunya, yang dibayar BPJS Kesehatan ke
Rumah Sakit Santo Borromeus, Bandung cuma Rp8,9 juta.
Dua bulan kemudian, Harry Mulyana kuasa dari keluarga, melayangkan kembali
surat yang ditujukan untuk dr. Herman Dinata Mihardja selaku Kepala BPJS
Kesehatan Cabang Bandung. Inti surat mempertanyakan klaim yang dibayarkan
BPJS Kesehatan kepada RS Borromeus hanya senilai Rp8,9 Juta atau sekitar
10,42 persen dari total biaya rumah sakit.
.....................................................................................................................................
.
Pencegahan Moral Hazard
]

Cost sharing

Deductible

Monitoring dan Gatekeeping


Lembaga yang dalam pencegahan
dan pengawasan Moral Hazard

ICW akan menjadi mitra strategis BPJS Kesehatan dalam


melakukan pengawasan terhadap jalannya pelayanan
kesehatan di lapangan.
Fraud
Definisi Fraud
Fraud atau kecurangan adalah suatu tindakan yang
disengaja oleh satu individu atau lebih dalam manajemen atau
pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola, karyawan, dan
pihak ketiga yang melibatkan penggunaan tipu muslihat untuk
memperoleh satu keuntungan secara tidak adil atau
melanggar hukum (IAPI, 2013).
Fraud pada dasarnya merupakan serangkaian ketidakberesan
(irregularities) dan perbuatan melawan hukum (illegal act)
yang dilakukan oleh orang luar atau orang dalam perusahaan
guna mendapatkan keuntungan dan merugikan orang lain.
Jenis-Jenis Fraud
Menurut The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE)

Penyimpangan atas asset


(Asset Misappropriation) 

A
B C Pernyataan palsu atau
salah pernyataan
Korupsi (Corruption) 
(Fraudulent Statement) 
Jenis-Jenis Fraud
menurut Albrecht (2012),

fraud dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu:


• Employee embezzlement atau occupational fraud. Pencurian yang dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung oleh karyawan kepada perusahaan.
• Management fraud. Manajemen puncak memberikan informasi yang bias dalam
laporan keuangan. 
• Investment scams. Melakukan kebohongan investasi dengan menanam modal. 
• Vendor fraud. Perusahaan mengeluarkan tarif yang mahal dalam hal pengiriman
barang. 
• Customer fraud. Pelanggan menipu penjual agar mereka mendapatkan sesuatu
yang lebih dari seharusnya.
tiga hal yang melatarbelakangi seseorang
melakukan tindakan kecurangan (fraud)
Menurut Fuad (2015),

Pressure (tekanan),

Rationalization (rasionalisasi), A
Opportunity (kesempatan)
B C
sifat-sifat terkait elemen capability (kemampuan)
yang sangat penting dalam pribadi pelaku kecurangan, yaitu:

Menurut Wolfe dan Hermanson (2004),

1. Positioning.
2. Intelligence and creativity.
3. Convidence / Ego.
4. Coercion.
5. Deceit.
6. Stress.
Pencegahan Fraud

• Risk Analysis. Desain kebijakan anti korupsi harus diawali dengan melakukan
analisa apa saja pola korupsi yang mungkin terjadi. Kemudian ditindak
lanjuti dengan desain program anti korupsi yang sejalan dengan analisa tersebut. 
• Implementasi. Melakukan sosialisasi kebijakan anti korupsi, pelatihan anti korupsi,
dan evaluasi proses bisnis untuk menghindari korupsi.
• Sanksi. Harus ada sosialisasi kepada seluruh karyawan mengenai sangsi atas
korupsi. Sangsi itu dapat berupa pengurangan kompensasi, tidak naik jabatan,
atau bahkan pemecatan dan/atau proses hukum. 
• Monitoring. Melakukan evaluasi program anti korupsi secara berkala dan mengambil
langkah perbaikan secara terus menerus.
Contoh Kasus Fraud

Contoh  Kasus  Fraud Pt. Kimia Farma


PT Kimia Farma merupakan salah satu dari produsen obat-obatan milik pemerintah yan
g ada di Indonesia. Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma me
laporkan adanya laba bersih yaitu sebesar Rp 132 milyar, dan laporan tersebut di audit o
leh Hans Tuanakotta &Mustofa(HTM).
Namun, Kementrian BUMN dan BAPEPAM menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu be
sar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 20
02 laporan keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali dan hasilnya telah ditemukan
kesalahan yang cukup mendasar.
.......................................................
BI dan AKKI Tindak Lanjuti Kasus Fraud

Kartu Kredit dan Debit


Jakarta - Pihak Bank Indonesia (BI) dan Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI)
segera menindaklanjuti dugaan pencurian data pada kartu kredit dan/atau k
artu debit di merchant Body Shop. Penelitian telah dilakukan secara bersam
a-sama, termasuk dengan pihak Visa.
Direktur Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI Difi
Ahmad Johansyah mengatakan, penelitian dan tindak lanjut dilakukan berda
sarkan laporan dari AKKI, Visa, dan Penerbit/Acquirer Kartu Kredit.
.......................................................................
Thank you
Insert the title of your subtitle Here
PERTANYAAN

Anda mungkin juga menyukai