Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENGENDALIAN RISIKO

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Risiko

Oleh :

Nama : Siti Julaiha

NIM : 22150319

Dosen Pengampu :

Rusdiana, SE., MM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM

MARTAPURA

2024
KATA PENGANTAR

Bismillahhirohmannirohim dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha


Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Pengendalian Risiko”. Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Risiko. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Makalah ini saya susun dengan maksimal atas bantuan berbagai pihak yang telah
banyak membantu dan memberikan bimbingan kepada penulis, sehingga dapat
terlaksana dengan baik, meskipun masih ada beberapa kekurangan. Dengan bimbingan
Dosen yang bersangkutan Rusdiana, SE., MM. pada kesempatan ini saya mengucapkan
terima kasih kepada ibu sebagai dosen pengampu mata kuliah Manajemen Risiko dalam
penyelesaian tugas ini. Saya sebagai penulis sekaligus penyusun menyadari bahwa
dalam pengetikan dan penyusunan makalah ini jauh dari sempurna seperti apa yang
diinginkan, untuk itu saya penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun bagi para pembaca semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam proses
belajar mengajar.

Martapura, 21 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Risiko berkaitan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat
mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami
dan sepakati bersama bahwa tujuan perusahaan adalah membangun dan
memperluas keuntungan kompetitif organisasi.
Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan
menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan
ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah
risiko (risk). Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen risiko menjadi trend
utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja. Hal ini secara
konkret menunjukkan pentingnya manajemen risiko dalam bisnis pada masa
kini.
Risiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui pengendalian
risiko yang dilakukan dengan metode-metode pengendalian risiko yang terfokus
untuk mengurangi probabilitas terjadinya risiko dan mengurangi konsekuensi
dampak dari risiko tersebut, yang dilaksanakan sebelum, saat, ataupun setelah
terjadinya risiko.

2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi pengendalian risiko menurut para ahli??
2. Bagaimana penjelasan teori risiko?
3. Bagaimana tujuan dari adanya pengendalian risiko?
4. Bagaimana pentingnya dari adanya pengendalian risiko?
5. Bagaimana fokus dan waktu dilaksanakannya pengendalian risiko?
6. Bagaimana pelaksanaan strategi dan metode-metode dari pengendalian
risiko?

C. Tujuan
Dapat Menguraikan tentang pengendalian Risiko yang terdiri atas
penanggulangan Risiko dan Pembiyaan Risiko.

3
BAB II

PEMBAHSAN

A. Pengertian Pengendalian Risiko Menurut Para Ahli

Definisi dari risiko. Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan


ketidakpastian tentang suatu keadaaan yang akan terjadi nantinya dengan keputussan
yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini.

menurut Joel G. Siegel dan Jea K. Shim menjelaskan tentang pengertian tentnag
analisis risiko adalah proses pengukuran dan penganalisaan risiko disatukan dengan
keputusan keuangan dan investasi.

Jadi, jika ditarik kesimpulan yang dimaksud dengan pengendalian risiko adalah
kegiatan yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam
memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan
manajemen secara komprehensif dan sistematis. Atau lebih singkatnya adalah suatu
tindakan untuk menyelamatkan perusahaan dari kerugian.

B. Teori Risiko

Untuk risiko yang tidak bisa dihindari,organisasi perlu melakukan pengendalian risiko.
Dengan menggunakan dua dimensi yaitu probabilitas dan severity. Pengendalian risiko
bertujuan untuk mengurangi probabilitas munculnya kejadian, mengurangi tingakt
keseriusan ( severity ), atau keduanya.

Ada beberapa teori yang ingin menelusuri penyebab munculnya risiko, antara lain :

1. Teori Domino (Heinirich, 1959)

Teori ini mengatakan bahwa kecelakaan bisa dilihat sebagai urutan lima tahap
berikut ini :

4
1. Lingkungan sosial dan faktor bawaan yang menyebabkan seseorang berperilaku
tertentu ( misal mempunyai temperamen tinggi sehingga gampang marah )

2. Personal fault ( kesalahan individu ), dimana individu tersebut tidak mempunyai


respon yang tepat (benar) dalam situasi tertentu.

3. Unsafe act or physical hazard ( tindakkan yang berbahaya atau kondisi fisik
yang berbahaya )

4. Kecelakaan

5. Cedera

2. Rantai Risiko (Risk Chain)

Menurut Mekhofer, 1987, risiko yang muncul bisa dipecah ke dalam beberapa
komponen :

1. Hazard (kondisi yang mendorong terjadinya risiko)

2. Lingkungan di mana hazard tersebut berada

3. Interaksi hazard dengan lingkungan

4. Hasil dari Interaksi

5. Konsekuensi dari hasil tersebut

C. Tujuan Pengendalian Risiko

Secara umum ada enam tujuan risk management dalam perusahaan atau badan
usaha, diantaranya adalah:

a. Melindungi Perusahaan

Memberikan perlindungan terhadap perusahaan dari tingkat risiko signifikan


yang bisa menghambat proses pencapaian tujuan perusahaan.

b. Membantu Pembuatan Kerangka Kerja

5
Membantu dalam proses pembuatan kerangka kerja manajemen risiko yang
konsisten atas ririko yang ada pada proses bisnis dan fungsi-fungsi di dalam sebuah
perusahaan.

c. Mendorong Manajemen Agar Proaktif

Mendorong manajemen agar bertindak proaktif dalam mengurangi potensi


risiko, dan menjadikan manajemen risiko sebagai sumber keunggulan bersaing dan
kinerja perusahaan.

d. Sebagai Peringatan Untuk Berhati-hati

Mendorong semua individu dalam perusahaan agar bertindak hati-hati dalam


menghadapi risiko perusahaan demi tercapainya tujuan yang diinginkan bersama.

e. Mengingatkan kenerja Perusahaan

Membantu meningkatkan kinerja perusahaan dengan menyediakan informasi


tingkat risiko yang disebutkan dalam peta risiko/ risk map. Hal ini juga berguna dalam
pengembangan strategi dan perbaikan proses risk management secara
berkesinambungan.

f. Soialisasi Manajemen Risiko

Membangun kemampuan individu maupun manajemen untuk mensosialisasikan


pemahaman tentang risiko dan pentingnya risk management.

D. Fokus dan waktu Dilakukannya Pengendalian Risiko

a. Fokus Pengendalian Risiko

Pengendalian risiko bisa difokuskan pada usaha mengurangi


kemungkinan ( probability ) munculnya risiko dan mengurangi keseriusan
( severity ) konsekuensi risiko tersebut.

Pemisahan ( separation ) dan duplikasi ( duplication ) merupakan dua bentuk


umum metode untuk mengurangi keseriusan risiko. Contoh pemisahan adalah

6
menyebar operasi perusahaan, sehingga terjadi kecelakaan kerja, karyawan yang
menjadi korban akan terbatas.

Tentunya kita bisa menggunakan metode mengurangi kemungkinan munculnya


risiko dengan pengurangan severity secara bersamaan. Sebagai contoh, dokter
ahli bedah belajar metode baru dalam pembedahan yang lebih canggih dan lebih
aman. Dengan metode baru tersebut, dokter tersebut bisa mengurangi
probabilitas terkena risiko digugat akibat mal – praktik, dan juga sekaligus
menurunkan severity tuntutan jika risiko gugatan terjadi.

b. Waktu Pengendalian Risiko

Dari sisi timing ( waktu ), pengendalian risiko bisa dilakukan sebelum, selama,
dan sesudah risiko terjadi. Sebagai contoh, perusahaan bisa melakukan training
untuk karyawannya mengenai peraturan, prosedur, dan teknik untuk
menghindari kecelakaan kerja. Karena aktivitas tersebut dilakukan sebelum
terjadinya kecelakaan kerja, maka aktivitas tersebut merupakan aktivitas
sebelum risiko terjadi.

Pengendalian risiko juga bisa dilakukan pada saat terjadinya risiko. Sebagai
contoh, kantong udara pada mobil secara otomatis akan mengembang jika terjadi
kecelakaan. Pengendalian risiko bisa juga dilakukan setelah risiko terjadi.

E. Lingkungan pengendalian Risiko

1. Makna Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian adalah hal yang mendasar dala komponen


pengendalian. Terdiri atas, tindakan, kebijakan, prosedur yang mencerminkan
sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur dan komisaris, dan pemilik
perusahaan.

Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para manajemen


dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di organisasi tersebut.

Dari pengertian lingkungan pengendalian tersebut dapat diketahui bahwa


efektivitas pengendalian dalam suatu organisasi terletak pada sikap manajemen.

7
Untuk itu, manajemen dan staf harus menciptakan dan memelihara
lingkungan dalam organisasi yang menetapkan perilaku positif dan dukungan
terhadap pengendalian manajemen dan kesadaran manajemen. Lingkungan
pengendalian yang positif merupakan landasan bagi seluruh standar
pengendalian manajemen. Lingkungan pengendalian memberikan suatu bidang
pengetahuan, struktur, dan suasana yang mempengaruhi mutu pengendalian
manajemen.

2. Penetapan Risiko Pengendalian

Merupakan proses penilaian tentang efektivitas rancangan dan


pengoprasian kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern suatu
perusahaan dalam mencegah dan mendeteksi salah saji dalam laporan keuangan.

Dalam penetapan risiko pengendalian untuk suatu asersi, auditor perlu


melakukan beberapa hal, diantaranya :

a) Mempertimbangkan pengetahuan yang diperoleh dari Prosedur untuk


mendapatkan pemahaman

b) Menegedentifikasi salah saji meterial

c) Identifikasi pengendalian yang diperlukan

d) Melakukan penguji pengendalian

F. Pendekatan Pengendalian Risiko

Pengendalian risiko (risk control) adalah suatu tindakan untuk menyelamatkan


perusahaan dari kerugian.

Pengendalian Risiko,dijalankan dengan metode berikut:

a) Menghindari Risiko

Salah satu cara mengendalikan suatu risiko murni adalah menghindari harta,
orang, atau kegiatan dari exposure terhadap risiko dengan jalan :

8
1. Menolak memiliki, menerima atau melaksanakan kegiatan itu walaupun
hanya untuk sementara.

2. Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur diterima, atau segera


menghentikan kegiatan begitu kemudian diketahui mengandung risiko. Jadi
menghindari risiko berarti menghilangkan risiko itu.

Beberapa karakteristik dasar penghindaran risiko seharusnya diperhatikan :

1. Boleh jadi tidak ada kemungkinan menghindari risiko, makin luas risiko
yang dihadapi, maka makin besar ketidamungkinan menghindarinya,
misalnya kalau ingin menghindari semua risiko tanggung jawab, maka
semua kegiatan perlu dihentikan.

2. Faedah atau laba potensial yang bakal diterima dari sebab pemilikan suatu
harta, memperkerjakan pegawai tertentu, atau bertanggung jawab atas suatu
kegiatan, akan hilang, jika dilaksanakan pengendalian risiko.

3. Makin sempit risiko yang dihadapi, maka akan semakin besar


kemungkinan akan tercipta risiko yang baru, misalnya menghindari risiko
pengangkutan dengan kapal dan menukarnya dengan pengankutan darat,
akan timbul risiko yang berhubungan dengan pengangkutan darat.

Untuk mengimplementasikan keputusan penghindaran risiko, maka harus


diadakan penetapan semua harta, personil, atau kegiatan yang menghadapi
risiko yang ingin dihindarkan tersebut. Dengan dukungan pihak manajemen
puncak, maka manajer risiko seharusnya menganjurkan policy dan prosedur
tertentu yang harus diikuti oleh semua bagian perusahaan dan pegawai.

Penghindaran risiko dikatakan berhasil jika tidak ada terjadi kerugian yang
disebabkan risiko yang ingin dhindarkan itu. Sesungguhnya metode itu tidak
diimplementasikan sebagaimana mestinya, jika ternyata larangan-larangan
yang telah diinstruksikan itu ternyata dilanggar walau kebetulan tidak terjadi
kerugian.

b) Mengendalikan Risiko

9
Pengendalian risiko (kerugian) dijalankan dengan :

1. Merendahkan kans (chance) untuk terjadinya kerugian.

2. Mengurangi keparahan jika kerugian itu memang terjadi. Kedua tindakan


itu dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara :

– Tindakan pencegahan kerugian atau tindakan pengurangan kerugian.

– Menurut sebab kejadian yang akan dikontrol.

3. Menurut lokasi daripada kondisi-kondisi yang akan dikontrol.

4. Menurut timing-nya.

Pengendalian kerugian menurut sebab-sebab terjadinya.

Secara tradisional tekhnik pengendalian kerugian diklasifikasikan menurut


pendekatan yang dilakukan :

1. Pendekatan engineering

Pendekatan engineering menekankan kepada sebab-sebab yang bersifat


fisikal dan mekanikal misalnya memperbaiki kael listrik yang tidak
memenuhi syarat, pembuangan limbah yang tidak memenuhi ketentuan,
konstruksi bangunan dan bahan dengan kualitas buruk dan sebagainya.

2. Pendekatan hubungan kemanusiaan ( human relations )

Pendekatan human ralation menekankan sebab-sebab kecelakaan yang


berasal dari faktor manusia, seperti kelengahan, suka menghadang bahaya,
sengaja tidak memakai alat pengaman yang diharuskan, dan lain-lain faktor
psikologis.

 Pengendalian Kerugian Menurut Lokasi

Tindakan pengendalian risiko dapat pula diklasifikasikan menurut lokasi


daripada kondisi yang direncanakan untuk dikendalikan. Dr. Haddon

10
menegaskan bahwa kemungkinan dan keparahan kerugian dari kecelakaan
lalu-lintas tergantung atas kondisi-kondisi dalam :

1. Orang yang mempergunakan jalan

2. Kendaraan

3. Lingkungan umum jalan raya yang melingkupi faktor-faktor seperti


desain, pemeliharaan, keadaan lalu lintas, dan praturan. Konsep Haddon ini
dapat diperluas pemakaiannya untuk bentuk kerugian lain, misalnya :

Kerugian Lokasi

Kerusakan kebakaran terhadap

Bangunan.Orang yang menggunakan bangunan itu, dan masyarakat di


sekitarnya.

Tanggung – gugat produk pemakai produk, pembuat produk-produk itu dan


lingkungan hukum.

 Pengendalian Menurut Timming

Pendekatan ini mempertanyakan apakah metode itu dipakai :

1. Sebelum kecelakaan.

2. Selama kecelakaan terjadi.

3. Sesudah kecelakaan itu.

Klasifikasi ini telah dipergunakan juga sebagai kriteria untuk membedakan


antara minimization dan salvage. Tindakan pencegahan kerugian
(berdasarkan definisi) semuanya dilaksanakan sebelum kejadian.

c) Analisis Kerugian Analisis Hazard

Langkah pertama dalam pengendalian kerugian adalah untuk


mengidentifikasi dan menganalisis :

11
1. Kerugian yang telah terjadi

2. Hazard yang menyababkan kerugian itu atau yang mungkin

menybabkan kerugian di masa akan datang

Langkah ini memerlukan:

1. Suatu sistem pelaporan yang komprehensif

2. Inspeksi secara berkala

Analisis Kerugian

Untuk mendapatkan informasi atas kerugian, maka pengendali kerugian


perlu untuk membangun :

1 Jaringan pemberi informasi

2 Formulir unutk melaporkan kerugian

Pemberi informasi yang utama ialah supervisor lini utam tempat terjadinya
kecelakaan ialah yang bertangung jawab memberikan informasi tentang
kronolagi terjadinya kecelakaan dan mengisi formulir dengan sempurna
merekan akan lebih waspada terhadap kecelakaan.

Informasi yang tersedia dapat di gunakan untuk

1 Mengukur peformance manajer lini

2 Menetapkan operasi mana yang perlu di betulkan

3 Mengidentifikasikan hazard yang tersangkut dengan kerugianitu

4 Menyediakan informasi yang dapat di guanakan untuk memotifasi


manajer dan para karyawan.

Informasi selanjutnya dapat di peroleh dari data statistik.dengan


iformasi dari statistik ini dapat dibandingkan pengalaman perusahaan

12
sendiri. Selanjutnya dengan memanfaatkan informasi statistik dapat dapat
mengetahui karakterrisitk kecelakaan yaang sering terjadi.

Analisis Hazard

Hazard adalah suatu keadaan atau kondisi yang dapat memperbesar


kemungkinan terjadinya suatu peril. Hazard menimbulkan kondisi yang
kondusif terhadap bencana yang menimbulkan kerugian, dan kerugian
adalah penyimpangan yang tidak diharapkan.

Ada 4 (empat) tipe hazard yaitu :

 Physical Hazard, adalah suatu kondisi yang bersumber pada


karakteristik secara fisik dari suatu obyek yang dapat memperbesar
kemungkinan terjadi suatu peril ataupun memperbesar terjadinya
suatu kerugian.

 Moral Hazard, adalah suatu kondisi yang bersumber dari orang yang
bersangkutan yang berkaitan dengan sikap mental atau pandangan
hidup serta kebiasaannya yang dapat memperbesar kemungkinan
terjadinya suatu peril ataupun suatu kerugian.

 Morale Hazard. Meskipun pada dasarnya setiap orang tidak


mengingatkan terjadinya suatu kerugian, akan tetapi karena merasa
bahwa ia telah memperoleh jaminan baik atas diri maupun harta
miliknya, maka seringkali menimbulkan kecerobohan atau kurang
hati-hati. Keadaan yang demikian itu akan dapat memperbesar
terjadinya suatu kerugian.

 Legal Hazard, seringkali berdasarkan peraturan-peraturan ataupun


perundang-undangan yang bertujuan melindungi masyarakat justru
diabaikan atau pun kurang diperhatikan sehingga dapat memperbesar
terjadinya suatu peril.

Alat-alat baru dalam menemukan hazard melalui inspeksi adalah :

1. Checklist

13
2. Fault tree analysisi ( liaht mehr and hedges 1974,p.431)

d) Menentukan Kelayakan Ekonomi

Upaya pencegahan terhadap segala risiko harus selalu ditinjau dari sudut
manfaat dan biayanya yang harusnya bersifat economical feasible. Oleh
karena itu perlu dilakukan analisis terhadap hal-hal berikut :

 Biaya yang timbul karena peril (kecelakaan)

Biaya atau kerugian yang timbul karena peril yang sering diperhitungkan
atau dialokasikan lebih rendah dari jumlah yang mungkin terjadi. Hal ini
karena adanya kerugian lain yang tersembunyi, yang tidak terlihat secara
langsung pada saat peril terjadi. Biaya atau kerugian tersebut diantaranya :

1 Biaya karna hilangnya waktu kerja

2 Biaya karna hilangnya waktu kerja pengawai lainya

3 Biaya dari waktu yang terpakai bagi supervisor untuk menyediakan


form laporan kecelakaan dan waktu untuk mengajarkan penganti karyawan
yang cedera

4 Biaya yang berkenan rusaknya mesin, peralatan, atau harta lainya

5 Biaya yang berkenan pembayaran gaji karyawan yang pulih dari cidera

6 Hilangnya waktu produksi

 Biaya pengendalian risiko kerugian

Biaya pengadaan, pemasangan dan perawatan peralatan pengendalian


kerugian dapat di bagi menjadi 3 kategori :

14
1 Pengeluaran modal dan depresiasi untuk alat pencengahan

2 Pengeluaran seperti gaji, tunjangan, pakaian, biaya, training, dan


sebagainya

3 Pengeluaran untuk menjalankan program

 Membandingkan Manfaat dan Biaya

Pertama karena manfaat biaya tidak pasti, maka benefit itu harus
dikalikan dengan probobilitas sebesar mafaat itu akan terjadi. Kedua, baik
manfaat (benefit) maupun biaya bisa disebarkan pada biaya unurk beberapa
tahun. Akibatnya orang harus mebnadingkan present value dari expected
cost.

 Evaluasi

Usaha pengendalian kerugian di evaluasi dengan menetapkan

1. Apakah biaya kecelakaan adalah dikurangin dengan adanya usaha


tersebut.

2. Apakah kebijakkan keselamatan ( safety policy) dan prosedur yang di


anjurkan oleh manajer risiko ada di jalankan.

3. Mengukur perubahan-perubahan dalam kerugian dan biaya untuk


pencegahan, misalnya premi asuransi, biaya-biaya karena peril, frekuensi
peril, keparahan kerugian, yang harus dianalisis secara agregat.

e) Pemisahan Risiko

Yang dimaksud dengan pemisahan risiko ialah kegiatan memisahkan


atau menyebarkan harta yang menghadapi risiko sama, menggantikan
penempatan dalam satu lokasi.

Misalnya jika banyak mempunyai truk, maka tindakan pemisahan


dilakukan dengan menempatkannya dalam beberapa pool yang berlainan,

15
menempatkan barang persediaan tidak dalam satu gudang saja, tapi
dipisahkan dalam dua atau lebih.

Maksud pemisahan ini adalah mengurangi jumlah kerugian untuk satu


peristiwa. Dengan menambah banyaknya independent exposure unit maka
probabilitas kerugian-harapan diperkecil. Jadi, memperbaiki kemampuan
perusahaan untuk meramalkan kerugian yang akan dialami.

f) Kombinasi Atau Pooling

Kombinasi atau Pooling merupakan suatu metode pengendalian risiko


yang dilakukan dengan cara melakukan tindakan kombinasi dari metode-
metode yang ada, baik itu penghindaran risiko, pengendalian risiko,
pemisahan risiko maupun pemindahan risiko. Dengan tujuan untuk
meminimalkan dampak risiko yang mungkin terjadi.

Salah satu cara perusahaan mengkombinasikan risiko adalah dengan


perkembangan internal. Misalnya, perusahaan angkutan memperbanyak
jumlah truknya ; satu perusahaan merger dengan perusahaan lain ;
perusahaan asuransi mengkombinasikan risiko murni dengan jalan
menanggung risiko sejumlah besar orang atau perusahaan.

g) Pemindahan Risiko

Memindahkan atau mentransfer risiko terjadi apabila seseorang


mengalami kerugian di mana akibat keuangan dari kerugian tersebut
sebagian atau seluruhnya ditanggung oleh orang lain.

Alasan Memindahkan Risiko

 Kerugian yang terjadi diperkirakan terlalu besar untuk


ditanggung sendiri dan atau dapat menghambat tercapainya
tujuan perusahaan.

16
 Sesuai dengan undang-undang atau peraturan yang berlaku yang
mewajibkan perusahaan mentransfer kerugian tertentu kepada
orang lain.

 Pemindahan kerugian telah diperhitungkan sebagai cara yang


paling efisien, meskipun ada kewajiban menanggung sendiri dan
tidak ada ketentuan yang mewajibkannya.

Pemindahan risiko dapat dilakukan dengan tiga cara :

1. Harta milik atau kegiatan yang menghadapi risiko dapat


dipindahkan kepada pihak lain, baik dinyatakan dengan tegas, maupun
berikut dengan transaksi atau kontrak.

Contoh : Perusahaan yang menjual salah satu gedungnya, dengan


sendirinya telah memindahkan risiko yang berhubungan dengan
pemilikan gedung itu kepada pemilik baru. Ada perusahaan yang
menyerahkan sebagian kegiatan perusahaan kepada kontraktor, dengan
tujuan untuk memindahkan segala risiko yang berhubungan dengan
pekerjaan itu.

2. Risiko itu sendiri yang dipindahkan.

Contoh : Pada suatu kasus persewaan gedung, penyewa mungkin


sanggup mengalihkan kepada pemilik berkenaan tanggung jawab
kerusakan gedung karena kealpaan si penghuni.

Contoh yang dikemukakan diatas transfree memaafkan transfertor dari


tanggung jawab, karena itu exposure itu sendirilah yang dihilangkan.

3. Suatu risk financing transfer menciptakan suatu loss exposure


untuk transferee. Pembatalan perjanjian itu oleh transferee dapat

17
dipandang sebagai cara ketiga dalam risk control transfer. Dengan
pembatalan itu, transferee tidak bertanggung jawab secara hukum untuk
kerugian yang semula ia setujui, untuk dibayar.

BAB III

PENUTUP

G. KESIMPULAN

1. pengendalian risiko adalah kegiatan yang membahas tentang bagaimana suatu


organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang
ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif
dan sistematis. Atau lebih singkatnya adalah suatu tindakan untuk
menyelamatkan perusahaan dari kerugian.

2. Teori risiko terbagi menjadi 2, yaitu, teori domino yang di cetuskan oleh
Heinrich pada tahun 1959, dan teori risk chain yang dicetuskan oleh Mekhofer,
1987.

3.Tujuan dari pengendalian risiko adalah sebagai pijakan dalam pengambilan


keputusan oleh perusahaan sehingga dapat menekan risiko yang ditanggung
seminimun mungkin.

18
4. pentingnya pengendalian risiko adalah sebagai peringatan dini dan bagi
manajemen di suatu perusahaan untuk bekerja proaktif dan meminimalisir
kerugian.

5. Fokus pengendalian risiko diantaranya yaitu mengurangi probabilitas


terjadinya risiko dan konsekuensi dampak risiko. Waktu pengendalian risiko
dapat dilakukan sebelum, saat, dan setelah terjadinya risiko.

6. Metode pengendalian risiko diantaranya, adalah menghindari risiko,


mengendalikan risiko, analisa kerugian dan hazard, pemisahan risiko,
kombinasi, dan pemindahan risiko.

DAFTAR PUSAKA

Mulyawan, Setia. 2015. Manajemen Risiko. Bandung : CV Pustaka Setia

Pane, Fitri. 2014. Penanggulangan Resiko.

https://www.academia.edu/38491361/Pengendalian_Resiko_docx

http://fitriahpane.blogspot.com/2014/01/penanggulangan-resiko.htm

http://tugaskuliahanakmenej.blogspot.com/2011/12/teknik-teknik-manajemen-
risiko.html

https://ahmadsukhron28.blogspot.com/2017/10/manajemen-resiko.html

http://dessysrimardhani.blogspot.com/2016/04/pengendalian-risiko-manajeman-
risiko.html

https://slideplayer.info/slide/2927803/

19

Anda mungkin juga menyukai