Anda di halaman 1dari 19

MANAJEMEN RISIKO (RISK MANAGEMENT)

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Bisnis (PE104) yang diampu oleh
Leni Permana, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:

Kelompok 17
Felicia Martsha (2201821)
Ninda Auliyah Mahmudah (2206019)

Kelas 2B

PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2023
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan segala rahmat-Nya sehingga makalah ini bisa diselesaikan dengan
baik. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Rasulullah saw.
yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang
seperti sekarang ini.
Adapun dalam penyusunan makalah ini, tentunya tidak bisa lepas dari
dukungan dan peran serta dari banyak pihak, untuk itu kami mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Leni Permana, S.Pd., M.Pd. yang telah memberikan tugas
ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh mahasiswa Pendidikan
Ekonomi kelas B karena telah membantu memberikan saran dan kritik dalam
pembuatan makalah ini. Makalah berjudul “Manajemen Risiko (Management
Risk)” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Bisnis. Selain itu,
makalah ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca sehingga
dapat menambah pengetahuan dan pemahaman tentang “Manajemen Risiko
(Management Risk)”.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari teknik penulisan maupun materi mengingat kemampuan yang
kami miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan penyusunan makalah ini.

Bandung, 14 April 2023

Kelompok 17

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………….. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………… 1
C. Tujuan Pembahasan ………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………..……………… 3
A. Pengertian Manajemen Risiko…………………………………….. 3
B. Tujuan Manajemen Risiko………………………………………… 4
C. Manfaat Manajemen Risiko……………………………………….. 5
D. Prasarana Manajemen Risiko……………………………………… 6
E. Proses Manajemen Risiko…………………………………………. 7
F. Jenis-Jenis Risiko dalam Manajemen Risiko……………………… 9
G. Kegagalan Manajemen Risiko …………………………………….. 12
BAB III PENUTUP………………………………………………………... 14
A. Kesimpulan……………………………………………………….... 14
B. Saran……………………………………………………………….. 15
DAFTAR PUSTAKA………..…………………………………………….. 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Risiko merupakan kata yang sudah kita dengar hampir setiap hari. Biasanya
kata tersebut mempunyai konotasi yang negatif, sesuatu yang tidak kita sukai,
sesuatu yang ingin kita hindari. Risiko berkaitan erat dengan kondisi
ketidakpastian. Risiko muncul karena ada kondisi ketidakpastian. Praktis kita
menghadapi banyak ketidakpastian di dunia ini.
Manajemen risiko berperang penting untuk menghindari risiko yang terjadi
dalam sebuah perusahaan. Risiko diartikan sebagai akibat yang kurang
menyenangkan dari suatu tindakan. Risiko menjadi kata yang tidak asing di telinga
dan memiliki konotasi negatif. Contoh saja, jika kita mempunyai sebuah bisnis,
namun karyawan-karyawan tidak jujur dan suka mencuri, maka ada risiko bisnis
akan rugi.
Dalam sebuah perusahaan yang tentu terdapat aktivitas bisnis, sebuah risiko
harus dikelola dengan sebaik mungkin, terlebih di tengah situasi pandemi seperti
sekarang ini. Karena risiko bisa muncul kapan saja dan beragam. Dibutuhkan suatu
metode atau cara untuk mengantisipasinya.
Dari gambaran tersebut, dapat dikatakan bahwa manajemen risiko adalah
proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan untuk meningkatkan probabilitas
pencapaian tujuan, dan mengurangi dampak merugikan pada suatu kejadian bagi
organisasi. Selain itu, manajemen risiko berfungsi untuk melakukan pengawalan
bagi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen risiko?
2. Apa saja tujuan manajemen risiko?
3. Apa saja manfaat manajemen risiko?
4. Apa saja prasarana yang diperlukan untuk manajemen risiko?
5. Bagaimana proses manajemen risiko?
6. Apa saja jenis-jenis manajemen risiko?
7. Apa yang menyebebabkan kegagalan dalam manajemen risiko?

1
2

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui maksud manajemen risiko.
2. Mengetahui tujuan manajemen risiko.
3. Mengetahui manfaat menajemen risiko.
4. Mengetahui prasarana yang diperlukan untuk menajemen risiko.
5. Mengetahui proses manajemen risiko.
6. Mengetahui jenis-jenis manajemen risiko.
7. Mengetahui penyebab kegagalan manajemen risiko.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah sebuah proses untuk analisis, identifikasi, evaluasi,
pengendalian, dan menanggulangi risiko yang dihadapi oleh organisasi atau
perusahaan. Dalam ilmu ekonomi, risiko berhubungan dengan pendekatan dan
metode dalam menghadapi ketidakpastian dalam bisnis. Pada dasarnya manajemen
risiko ini mencakup berbagai kegiatan seperti perencanaan, organisasi, memimpin,
koordinasi, dan mengawasi program risiko.
Dalam KBBI, risiko artinya sebuah hasil dari tindakan tidak menyenangkan,
seperti bisa merugikan dan membahayakan. Ketidakpastian dalam risiko berupa
pengembangan strategi, ancaman, dan mitigasi risiko.
Menurut Idroes (2008), manajemen risiko adalah metode logis dan sistematis
untuk identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap, menetapkan solusi, dan monitor
pelaporan risiko yang berlangsung setiap aktivitas atau proses.
Menurut Milton C Regan dalam bukunya “Risky Business” (2006), pengertian
manajemen risiko adalah penerapan beragam kebijakan dan prosedur untuk
meminimalisasi peristiwa yang menurunkan kapasitas dan kualitas kerja
perusahaan. Sementara itu menurut Noshworthy (2000), pengertian manajemen
risiko adalah usaha mengurangi risiko dalam proses pelaksanaan teknis dan
pengambilan keputusan bisnis.
Dari penjelasan tersebut perlu dipahami sasaran (objectives), ketidakpastian
(uncertainty), dan dampak (effect). Berikut penjelasannya:
• Sasaran (objectives)
Sasaran adalah hal yang dicapai oleh perusahaan baik itu dalam
finansial, produksi, penjualan, dan lainnya. Sasaran ini bisa berdasarkan
bentuk dan kategori sesuai tingkat organisasi. Organisasi yang memiliki
sasaran jelas bisa mengelola potensi risiko.
• Ketidakpastian (uncertainty)
Ketidakpastian terjadi karena kekurangan informasi mengenai sesuatu,
dilihat dari seberapa besar tingkat kemungkinan terjadi, dan dampak
sasaran.

3
4

• Dampak (effect)
Dampak terjadi karena penyimpangan (deviasi) dari sasaran yang
diharapkan. Penyimpangan ini berdampak pada hasil negatif dan positif.
Sederhananya, dapat disimpulkan bahwa manajemen risiko atau risk
management adalah proses perencanaan, kepemimpinan, pengendalian kegiatan
untuk meminimalkan risiko pendapatan perusahaan.
Risiko terjadi karena peristiwa yang berpotensi berdampak pada sasaran.
Risiko ini bisa berdampak positif dan negatif. Salah satu cara menangani risiko
terdiri dari dua aspek, yaitu mitigasi terjadi kemungkinan peristiwa yang berisiko
serta mitigasi dampak. Mitigasi dampak yaitu melakukan antisipasi supaya
peristiwa risiko bisa dikurangi.
B. Tujuan Manajemen Risiko
Manajemen risiko memiliki beberapa tujuan untuk organisasi atau perusahaan.
Adapun tujuan manajemen risiko antara lain:
1. Melacak Sumber-Sumber Risiko
Poin pertama tujuan manajemen risiko adalah guna melakukan mitigasi atau
pelacakan sumber-sumber yang berpotensi mengancam produktivitas dan
keamanan bisnis. Proses pelacakan ini dapat dilakukan dengan riset dan
analisa prosedural dari setiap aktivitas perusahaan, mulai dari proses
produksi hingga pengelolaan aset.
2. Menyediakan Informasi Risiko Bagi Perusahaan
Tujuan manajemen risiko yang berikutnya adalah menyediakan informasi
tentang sumber-sumber potensi risiko di perusahaan. Setelah melakukan
analisa, seorang manajer risiko perlu menyusun laporan risiko berdasarkan
data dari proses mitigasi.
3. Minimalisasi Kerugian Akibat Terjadinya Risiko
Setelah risiko ditemukan dan dianalisa, maka pihak-pihak yang terkait
dengan risiko perlu melakukan upaya agar risiko tidak sampai terjadi dan
mengancam keberlangsungan bisnis. Dalam hal ini, manajer risiko bisa
membantu para pihak terlibat menemukan solusi penanganan risiko, seperti
melenyapkan potensi, meminimalisasi, atau mentransfer risiko ke pihak
lain.
5

4. Memberikan Rasa Aman Bagi Stakeholder


Tujuan manajemen risiko perusahaan adalah agar stakeholder merasa aman
dan percaya dengan integritas bisnis. Stakeholder di sini bukan sebatas
investor saja, tapi juga pekerja, supplier, asuransi, dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan dengan perusahaan.
5. Menjaga Stabilitas dan Pertumbuhan Perusahaan
Tujuan manajemen risiko adalah agar perusahaan bisa berkembang dengan
stabil sesuai target bisnisnya. Dengan adanya proses manajemen risiko,
perusahaan bisa melakukan penanganan lebih cepat terhadap sumber-
sumber yang mengancam pertumbuhan usaha.
C. Manfaat Manajemen Risiko
Meski punya tahapan panjang dan berkelanjutan, faktanya proses manajemen
risiko adalah salah satu komponen pengelolaan bisnis terpenting yang bisa
melindungi perusahaan dari banyak masalah. Selengkapnya tentang manfaat
manajemen risiko adalah sebagai berikut:
1. Membantu Perusahaan Mencapai Visi Misi
Manfaat manajemen risiko perusahaan yang pertama adalah membantu
perusahaan mencapai visi, misi, dan tujuan bisnisnya. Tanpa proses
manajemen risiko perusahaan yang benar, perusahaan akan kesulitan atau
bahkan gagal mewujudkan visi misi.
2. Mencegah Perusahaan Mengalami Kolaps
Poin kedua manfaat manajemen risiko adalah mencegah bisnis mengalami
kolaps. Ada banyak faktor yang bisa mengakibatkan bisnis bangkrut, mulai
dari faktor pengelolaan finansial sampai fraud oleh manusia. Proses
manajemen risiko adalah salah satu solusi terampuh guna menghindari
kebangkrutan, terutama dari segi keuangan.
3. Meningkatkan Keuntungan Perusahaan
Selain untuk meminimalisasi ancaman, proses manajemen risiko juga bisa
dimanfaatkan guna meningkatkan profitabilitas bisnis. Dengan adanya
manajemen risiko perusahaan, dapat menganalisa pengelolaan sumber daya
yang sekiranya kurang efisien/efektif.
6

4. Menjaga Kepercayaan Stakeholder


Manfaat manajemen risiko perusahaan yang terakhir adalah agar
stakeholder terus mempercayai perusahaan, sehingga reputasi bisnis juga
akan tetap terjaga. Jika perusahaan terbukti punya nama baik dimata
stakeholder, akan lebih banyak lagi stakeholder datang pada perusahaan
untuk memulai kerjasama.
D. Prasarana Manajemen Risiko
Salah satu hal yang penting dikerjakan untuk mempersiapkan manajemen
risiko adalah menyiapkan prasarana yang mendukung manajemen risiko, yang
meliputi prasarana lunak dan keras.
1. Prasarana Lunak
Ada beberapa isu yang berkaitan dengan penyiapan prasarana lunak untuk
manajemen risiko, yaitu:
• Mengembangkan Budaya Sadar Risiko. Tujuan dari budaya sadar risiko
adalah agar setiap anggota organisasi sadar adanya risiko, dan
mengambil keputusan tertentu dengan mempertimbangkan aspek
risikonya. Dengan singkat, tujuan budaya sadar risiko adalah agar
anggota lebih berhati- hati dalam pengambilan keputusan. Jika anggota
tersebut sadar akan risiko, maka organisasi (yang terdiri dari kumpulan
individu) akan menjadi lebih peka terhadap risiko.
• Dukungan Manajemen. Sama seperti program lainnya, dukungan
manajemen khususnya manajemen puncak terhadap program
manajemen risiko penting diberikan. Bentuk dukungan bisa eksplisit
maupun implisit. Dukungan manajemen puncak bisa dituangkan antara
lain ke dalam pernyataan tertulis, misal manajemen puncak mendukung
atau ikut merumuskan/menyetujui misi dan visi, prosedur dan kebijakan,
yang berkaitan dengan manajemen risiko. Dukungan manajemen juga
bisa ditunjukkan melalui partisipasi manajemen pada program-program
manajemen risiko.
7

2. Prasarana Keras
Di samping prasaran lunak, prasarana keras juga perlu disiapkan. Contoh
prasarana keras yang perlu disiapkan adalah ruangan perkantoran,
komputer, dan prasarana fisik lainnya. Prasarana fisik tersebut perlu
dipersiapkan agar pekerjaan manajemen risiko berjalan sebagaimana
mestinya.
E. Proses Manajemen Risiko
Risiko yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan harus dikelola, agar
organisasi atau perusahaan bisa bertahan, atau barangkali mengoptimalkan risiko.
Perusahaan sering kali secara sengaja mengambil risiko tertentu, karena melihat
potensi keuntungan dibalik risiko tersebut. Manajemen risiko pada dasarnya
dilakukan melalui proses-proses berikut ini.
1. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko apa saja
yang dihadapi oleh suatu organisasi. Banyak risiko yang dihadapi oleh
suatu organisasi, mulai dari risiko penyelewengan oleh karyawan, risiko
bangkrut, dan lainnya. Ada beberapa teknik untuk mengidentifikasi risiko,
misal dengan menelusuri sumber risiko sampai terjadinya peristiwa yang
tidak diinginkan. Misalkan terjadi kebakaran, kebakaran merupakan
peristiwa yang merugikan (peril). Identifikasi semacam dilakukan dengan
melihat sekuen dari sumber risiko sampai ke terjadinya peristiwa yang
merugikan. Pada beberapa situasi, risiko yang dihadapi oleh perusahaan
cukup standar.
2. Evaluasi dan Pengukuran Risiko
Langkah berikutnya adalah mengukur risiko tersebut dan mengevaluasi
risiko tersebut. Tujuan evaluasi risiko adalah untuk memahami
karakteristik risiko dengan lebih baik. Jika kita memperoleh pemahaman
yang lebih baik, maka risiko akan lebih mudah dikendalikan. Evaluasi yang
lebih sistematis dilakukan untuk mengukur risiko tersebut.
Ada beberapa teknik untuk mengukur risiko tergantung jenis risiko
tersebut. Sebagai contoh kita bisa memperkirakan probabilitas
kemungkinan risiko atau suatu kejadian jelek terjadi. Dengan probabilitas
8

tersebut kita berusaha mengukur risiko. Teknik lain adalah membuat


matriks dengan sumbu mendatar adalah probabilitas terjadinya risiko, dan
sumbu vertikal adalah tingkat keseriusan konsekuensi risiko tersebut
(severity, atau besarnya kerugian yang timbul akibat risiko tersebut). Setiap
risiko bisa dievaluasi kemudian dimasukkan ke dalam matriks tersebut.
Untuk risiko lain, evaluasi dan pengukuran yang berbeda bisa dilakukan.
Sebagai contoh, risiko perubahan tingkat bunga bisa diukur dengan teknik
duration (durasi). Modul identifikasi dan pengukuran risiko spekulatif akan
banyak membicarakan pengukuran risiko perubahan tingkat bunga. Risiko
pasar bisa dievaluasi dengan menggunakan teknik VAR (Value At Risk).
3. Pengelolaan Risiko
Setelah analisis dan evaluasi risiko, langkah berikutnya adalah mengelola
risiko. Risiko harus dikelola. Jika organisasi gagal mengelola risiko, maka
konsekuensi yang diterima bisa cukup serius, misal kerugian yang besar.
Risiko bisa dikelola dengan berbagai cara, seperti penghindaran, ditahan
(retention), diversifikasi, atau ditransfer ke pihak lainnya. Erat kaitannya
dengan manajemen risiko adalah pengendalian risiko (risk control), dan
pendanaan risiko (risk financing).
• Penghindaran. Cara paling mudah dan aman untuk mengelola risiko
adalah menghindar. Tetapi cara semacam ini barangkali tidak
optimal. Sebagai contoh, jika kita ingin memperoleh keuntungan
dari bisnis, maka mau tidak mau kita harus keluar dan menghadapi
risiko tersebut. Kemudian kita akan mengelola risiko tersebut.
• Ditahan (Retention). Dalam beberapa situasi, akan lebih baik jika
kita menghadapi sendiri risiko tersebut (menahan risiko tersebut,
atau risk retention).
• Diversifikasi. Diversifikasi berarti menyebar eksposur yang kita
miliki sehingga tidak terkonsentrasi pada satu atau dua eksposur
saja.
• Transfer Risiko. Jika kita tidak ingin menanggung risiko tertentu,
kita bisa mentransfer risiko tersebut ke pihak lain yang lebih mampu
menghadapi risiko tersebut.
9

• Pengendalian Risiko. Pengendalian risiko dilakukan untuk


mencegah atau menurunkan probabilitas terjadinya risiko atau
kejadian yang tidak kita inginkan.
• Pendanaan Risiko. Pendanaan risiko mempunyai arti bagaimana
mendanai kerugian yang terjadi jika suatu risiko muncul.
F. Jenis-Jenis Risiko dalam Manajemen Risiko
Risiko beragam jenisnya, mulai dari risiko kecelakaan, kebakaran, risiko
kerugian, fluktuasi kurs, perubahan tingkat bunga, dan lainnya. Untuk memudahkan
pemahaman dan analisis terhadap risiko, kita bisa memetakan atau
mengelompokkan risiko-risiko tersebut. Salah satu cara untuk mengelompokkan
risiko adalah dengan melihat tipe-tipe risiko. Bagan berikut ini menunjukkan bahwa
risiko bisa dikelompokkan ke dalam dua tipe risiko: risiko murni dan risiko
spekulatif, risiko subjektif dan objektif, dan dinamis dan statis.

Gambar 1
Bagan Pengelompokkan Risiko
10

Risiko bisa dikelompokkan ke dalam risiko murni dan risiko spekulatif dengan
penjelasan sebagai berikut ini.
1. Risiko Murni (Pure Risks)
Risiko Murni adalah risiko di mana kemungkinan kerugian ada, tetapi
kemungkinan keuntungan tidak ada. Jadi kita membicarakan potensi
kerugian untuk risiko tipe ini.
2. Risiko Spekulatif
Risiko Spekulatif adalah risiko di mana kita mengharapkan terjadinya
kerugian dan juga keuntungan. Potensi kerugian dan keuntungan
dibicarakan dalam jenis risiko ini. Kerugian akibat risiko spekulatif akan
merugikan individu tertentu, tetapi akan menguntungkan individu lainnya.
Misalkan suatu perusahaan mengalami kerugian karena penjualannya
turun, perusahaan lain barangkali akan memperoleh keuntungan dari situasi
tersebut. Secara total, masyarakat tidak dirugikan oleh risiko spekulatif
tersebut.
Di samping kategorisasi murni dan spekulatif, risiko juga bisa dibedakan antara
risiko yang dinamis dan yang statis.
1. Risiko Statis
Risiko Statis muncul dari kondisi keseimbangan tertentu. Sebagai contoh,
risiko terkena petir merupakan risiko yang muncul dari kondisi alam yang
tertentu. Karakteristik risiko ini praktis tidak berubah dari waktu ke
waktu.
2. Risiko Dinamis
Risiko Dinamis muncul dari perubahan kondisi tertentu.
Risiko juga bisa dikelompokkan ke dalam risiko subjektif dan objektif dengan
penjelasan sebagai berikut ini.
1. Risiko Objektif
Risiko Objektif adalah risiko yang didasarkan pada observasi parameter
yang objektif. Sebagai contoh, fluktuasi harga atau tingkat keuntungan
investasi di pasar modal bisa diukur melalui standar deviasi, misal standar
deviasi return saham adalah 25% per tahun.
11

2. Risiko Subjektif
Risiko Subjektif berkaitan dengan persepsi seseorang terhadap risiko.
Dengan kata lain, kondisi mental seseorang akan menentukan kesimpulan
tinggi rendahnya risiko tertentu. Sebagai contoh, untuk standar deviasi
return pasar yang sama sebesar 25%, dua orang dengan kepribadian berbeda
akan mempunyai cara pandang yang berbeda. Orang yang konservatif akan
menganggap risiko investasi di pasar modal terlalu tinggi. Sementara bagi
orang yang agresif, risiko investasi di pasar modal dianggap tidak terlalu
tinggi. Kedua orang tersebut melihat pada risiko objektif yang sama, yaitu
standar deviasi return sebesar 25% per tahun.

Berikut ini contoh-contoh risiko yang biasa dihadapi oleh suatu organisasi.
Risiko-risiko tersebut dikelompokkan ke dalam risiko murni dan spekulatif.
TIPE RISIKO DEFINISI
Risiko Aset Fisik Risiko yang terjadi karena kejadian tertentu berakibat
buruk (kerugian) pada aset fisik organisasi.
Risiko Karyawan Risiko karena karyawan organisasi mengalami peristiwa
yang merugikan.
Risiko Legal Risiko kontrak tidak sesuai yang diharapkan,
dokumentasi yang tidak benar.
Risiko Pasar Risiko yang terjadi dari pergerakan harga atau volatilitas
harga pasar.
Risiko Kredit Risiko karena counter party gagal memenuhi
kewajibannya kepada perusahaan.
Risiko Likuiditas Risiko tidak bisa memenuhi kebutuhan kas, risiko tidak
bisa menjual dengan cepat karena ketidaklikuidan atau
gangguan pasar.
Risiko Operasional Risiko kegiatan operasional tidak berjalan lancar dan
mengakibatkan kerugian: kegagalan sistem, human error,
pengendalian dan prosedur yang kurang.
Tabel 1
Tipe-Tipe Resiko dan Definisnya

Pembagian risiko ke dalam dua tipe, yaitu risiko murni dan risiko spekulatif,
barangkali tidak sepenuhnya memuaskan. Ada beberapa jenis risiko yang
barangkali bisa masuk ke dalam risiko murni maupun spekulatif. Pembagian
semacam itu bukan harga mati. Pembagian semacam itu diharapkan memudahkan
kita memahami jenis-jenis risiko dan karakteristiknya.
12

G. Kegagalan Manajemen Risiko


Manajemen risiko organisasi bertujuan menciptakan sistem atau mekanisme
dalam organisasi sehingga risiko yang bisa merugikan organisasi bisa diantisipasi
dan dikelola untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan. Manajemen risiko
perusahaan dapat menyesuaikan diri dengan hipotesis bisnis dan secara intensif
membantu dalam mengatasi potensi kegagalan bisnis.
Dalam kegagalan manajemen risiko, penulis Matei Et Al. (2012) menekankan
bahwa organisasi gagal karena kerugian tak terduga yang diciptakan oleh tiga faktor
utama:
1. Modal yang tidak mencukupi
2. Kesalahan model
3. Risiko ketidaktahuan
Akibatnya, sistem manajemen dan mitigasi risiko mungkin tidak berhasil
karena alasan yang lebih halus dan tidak langsung. Pada titik ini, ada tiga alasan
terkenal lainnya mengapa manajemen risiko gagal:
1. Risiko badan
2. Pergeseran atau perubahan dalam lanskap ancaman dan secara inheren
dalam bentuk risiko
3. Kegagalan inkremental
Setelah risiko diidentifikasi dan diukur harus disimpulkan pada tingkat
manajemen atas organisasi. Ketidakmampuan untuk mengkomunikasikan risiko
dengan benar kepada manajemen puncak dapat menyebabkan kegagalan
manajemen risiko secara keseluruhan. Kegagalan ini merupakan indikator
penerimaan risiko/paparan yang tidak perlu. Dalam literatur kegagalan manajemen
risiko, Stulz (2008) menunjukkan bahwa kegagalan dalam manajemen risiko dapat
dibagi menjadi enam kelas:
1. Mismeasurement risiko yang diketahui
2. Kegagalan untuk mempertimbangkan risiko
3. Kegagalan untuk mengkomunikasikan risiko kepada manajemen puncak
4. Kegagalan untuk memantau risiko
5. Kegagalan untuk mengelola risiko
13

6. Kegagalan untuk menggunakan metrik risiko yang tepat atau sistem


pengukuran
Kegagalan manajemen risiko dapat disebabkan oleh penggunaan matriks risiko
yang tidak tepat, yang menginduksi pengukuran yang tidak akurat. Matriks risiko
yang paling umum dalam manajemen risiko modern adalah “Value At Risk” (VAR).
Terlepas dari kenyataan bahwa VAR telah terbukti menjadi ukuran risiko klasik,
kebermaknaan secara langsung tergantung pada kualitas jawaban yang terkait dan
pertanyaan yang melekat.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mungkin bertanggung jawab
atas kegagalan manajemen risiko, akibatnya tepat untuk menegaskan bahwa
operator dan kegagalan operasional adalah dua kelompok utama di mana kegagalan
manajemen risiko mungkin jatuh.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen risiko atau risk management adalah proses perencanaan,
kepemimpinan, pengendalian kegiatan untuk meminimalkan risiko pendapatan
perusahaan. Dalam sebuah perusahaan yang tentu terdapat aktivitas bisnis, sebuah
risiko harus dikelola dengan sebaik mungkin. Karena risiko bisa muncul kapan saja
dan beragam. Dibutuhkan suatu metode atau cara untuk mengantisipasinya.
Risiko ada di mana-mana, dengan berbagai tipe dan jenis risiko. Risiko muncul
karena ada ketidakpastian. Banyak cara untuk mempelajari risiko. Salah satunya
adalah dengan mengelompokkan risiko. Risiko bisa dikategorikan sebagai risiko
murni dan spekulatif. Risiko juga bisa dikategorikan sebagai risiko objektif dan
subjektif, dan risiko dinamis dan statis.
Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko. Kegagalan mengelola
risiko bisa mengakibatkan konsekuensi yang serius terhadap organisasi. Proses
manajemen risiko mencakup identifikasi risiko, evaluasi dan pengukuran risiko,
dan pengelolaan risiko. Kegiatan tersebut pada dasarnya bertujuan mempelajari
karakteristik risiko dengan baik sehingga kita bisa mengelola risiko dengan baik.
Di samping itu, manajemen risiko juga memerlukan infrastruktur pendukungnya,
baik keras maupun lunak.
Pembagian risiko ke dalam dua tipe, yaitu risiko murni dan risiko spekulatif,
barangkali tidak sepenuhnya memuaskan. Ada beberapa jenis risiko yang
barangkali bisa masuk ke dalam risiko murni maupun spekulatif. Pembagian
semacam itu bukan harga mati. Pembagian semacam itu diharapkan memudahkan
kita memahami jenis-jenis risiko dan karakteristiknya.
Banyak faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan dalam manajemen risiko.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mungkin bertanggung jawab atas
kegagalan manajemen risiko, akibatnya tepat untuk menegaskan bahwa operator
dan kegagalan operasional adalah dua kelompok utama di mana kegagalan
manajemen risiko mungkin jatuh.

14
15

B. Saran
Risiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada suatu kegiatan
atau aktivitas yang dilakukan manusia, oleh karena itu pemakaian teknik analisis
risiko, yang diadopsi dari disiplin ilmu manajemen dalam proses pengambilan
keputusan pada kegiatan investasi di sektor industri konstruksi, khususnya
subsektor sangat penting, karena dalam setiap kegiatan, seperti bisnis properti, pasti
ada berbagai ketidakpastian (uncertainty).
Faktor ketidakpastian inilah yang akhirnya menyebabkan timbulnya risiko
pada suatu kegiatan. Oleh karena itu agar bisnis property dapat dijalankan dengan
baik oleh pemimpin, perlu diperhatikan beberapa hal, yakni:
1. Pemilihan teknis analisis risiko baiknya memenuhi prasyarat keberhasilan
analisis risiko.
2. Faktor-faktor eksisting yang berisiko tinggi dalam bisnis hendaknya
menjadi perhatian penting bagi manager untuk diprioritaskan dalam
manajemen analisis risiko dan perencanaan pembiayaannya, dengan
pertimbangan elemen-elemen pendukung sebagai dasar analisi risiko yang
dominan muncul.
3. Perusahaan harus konsisten dalam melaksanakan tahapan manajemen
risiko.
DAFTAR PUSTAKA
Redaksi OCBC NISP. 2021. Pengertian Manajemen Risiko, Tujuan, Manfaat, &
Jenisnya. Diakses pada tanggal 14 April 2023, dari
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/08/30/manajemen-risiko
Latifatul, D. 2021. Pengertian, Proses, dan Contoh Manajemen Risiko. Diakses
pada tanggal 14 April 2023, dari
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61adbf54c8357/pengertian-proses-dan-
contoh-manajemen-risiko
Artikel GRC. 2021. 12 Penyebab Kegagalan Manajemen Risiko. Diakses pada
tanggal 14 April 2023, dari https://surabaya.proxsisgroup.com/penyebab-
kegagalan-manajemen-risiko/
ppsdmaparatur.esdm.go.id. 2022. Serba-Serbi Manajemen Risiko. Diakses pada
tanggal 14 April 2023, dari https://ppsdmaparatur.esdm.go.id/berita/serba-
serbi-manajemen-risiko
Hanafi, Mamduh. 2021. Risiko, Proses Manajemen Risiko, dan Enterprise Risk
Management. Modul Manajemen. Jakarta: Universitas Mercu Buana.

16

Anda mungkin juga menyukai