Disusun oleh:
Kelompok 6
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga penyusunan Makalah ini telah dapat
diselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan. Tidak lupa pula kami
menyampaikan rasa terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan
makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Contents
COVER.............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................................................4
1.3 TUJUAN...............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5
2.1 Pengertian Pengendalian Risiko Menurut Para Ahli.................................................5
2.2 Tujuan Pengendalian Risiko....................................................................................5
2.3 Pentingnya dilakukan Pengendalian Risiko..............................................................5
2.4 Fokus dan Waktu dilakukannya Pengendalian Risiko..............................................6
2.5 Lingkungan Pengendalian Risiko.............................................................................7
2.6 Pendekatan Pengendalian Risiko..............................................................................8
BAB III PENUTUP..........................................................................................................16
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................16
3.2 SARAN..................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Risiko berkaitan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat
mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami
dan sepakati bersama tujuan perusahaan adalah membangun dan memeperluas
keuntungan kompetitif organisasi.
1.3 TUJUAN
1. Tujuan makalah ini adalah dapat mengembangkan wawasan dan
pengetahuan tentang pengendalian risiko.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengendalian Risiko Menurut Para Ahli
Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang
suatu keadaan yang akan terjadi nantinya dengan keputusan yang diambil
berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini.
5
1. Melindungi perusahaan
Memberikan perlindungan terhadap perusahaan dari tingkat risiko
signifikan yang bisa menghambat proses pencapaian tujuan perusahaan.
2. Membantu Pembuatan Kerangka Kerja
Membantu dalam proses pembuatan kerangka kerja manajemen
risiko yang konsisten atas ririko yang ada pada proses bisnis dan fungsi-
fungsi di dalam sebuah perusahaan.
3. Mendorong Manajemen Agar Proaktif
Mendorong manajemen agar bertindak proaktif dalam mengurangi
potensirisiko, dan menjadikan manajemen risiko sebagai sumber
keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan.
4. Sebagai Peringatan untuk Berhati-Hati
Mendorong semua individu dalam perusahaan agar bertindak hati-
hati dalam menghadapi risiko perusahaan demi tercapainya tujuan yang
diinginkan bersama.
5. Meningkatkan Kinerja Perusahaan
Membantu meningkatkan kinerja perusahaan dengan menyediakan
informasi tingkat risiko yang disebutkan dalam peta risiko/ risk map. Hal
ini juga bergunadalam pengembangan strategi dan perbaikan proses risk
management secara berkesinambungan.
6. Sosialisasi Manajemen Risiko
Membangun kemampuan individu maupun manajemen untuk
mensosialisasikan pemahaman tentang risiko dan pentingnya risk
management .
6
pemisahan adalah menyebar operasi perusahaan, sehingga apabila terjadi
kecelakaan kerja, karyawan yang menjadi korban akan terbatas.
Tentunya kita bisa menggunakan metode mengurangi
kemungkinan munculnya risiko dengan pengurangan severity secara
bersamaan. Sebagai contoh,dokter ahli bedah belajar metode baru dalam
pembedahan yang lebih canggih dan lebih aman. Dengan metode baru
tersebut, dokter tersebut bisa mengurangi probabilitas terkena risiko
digugat akibat mal– praktik, dan juga sekaligus menurunkan severity
tuntutan jika risiko gugatan terjadi.
b. Waktu Pengendalian Risiko
Dari sisi timing ( waktu ), pengendalian risiko bisa dilakukan
sebelum,selama, dan sesudah risiko terjadi. Sebagai contoh, perusahaan
bisa melakukan training untuk karyawannya mengenai peraturan,
prosedur, dan teknik untuk menghindari kecelakaan kerja. Karena aktivitas
tersebut dilakukan sebelum terjadinya kecelakaan kerja, maka aktivitas
tersebut merupakan aktivitas sebelum risiko terjadi.
Pengendalian risiko juga bisa dilakukan pada saat terjadinya risiko.
Sebagai contoh, kantong udara pada mobil secara otomatis akan
mengembang jika terjadi kecelakaan. Pengendalian risiko bisa juga
dilakukan setelah risiko terjadi
7
memelihara lingkungan dalam organisasi yang menetapkan perilaku positif
dan dukungan terhadap pengendalian manajemen dan kesadaran
manajemen. Lingkungan pengendalian yang positif merupakan landasan
bagi seluruh standar pengendalian manajemen. Lingkungan pengendalian
memberikan suatu bidang pengetahuan,struktur, dan suasana yang
mempengaruhi mutu pengendalian manajemen.
2. Penetapan Risiko Pengendalian
Merupakan proses penilaian tentang efektivitas rancangan dan
pengoprasian kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern suatu
perusahaan dalam mencegah dan mendeteksi salah saji dalam laporan
keuangan.
Dalam penetapan risiko pengendalian untuk suatu asersi, auditor perlu
melakukan beberapa hal, diantaranya :
a) Mempertimbangkan pengetahuan yang diperoleh dari prosedur
untukmendapatkan pemahaman.
b) Mengidentifikasi salah saji material.
c) Identifikasi pengendalian diperlukan.
d) Melakukan pengujian pengendalian.
8
Beberapa karakteristik dasar penghindaran risiko seharusnya
diperhatikan :
1. Boleh jadi tidak ada kemungkinan menghindari risiko, yaitu makin luas
risiko yang dihadapi, maka makin besar ketidak mungkinan
menghindarinya, misalnya jiika ngin menghindari semua risiko
tanggung jawab, maka semua kegiatan perlu dihentikan.
2. Faedah atau laba potensial yang bakal diterima dari sebab pemilikan
suatu harta, memperkerjakan pegawai tertentu, atau bertanggung jawab
atas suatu kegiatan, akan hilang, jika dilaksanakan pengendalian risiko.
3. Makin sempit risiko yang dihadapi, maka akan semakin besar
kemungkinan akan tercipta risiko yang baru, misalnya menghindari
risiko pengangkutan dengan kapal dan menukarnya dengan
pengankutan darat, akan timbul risiko yang berhubungan dengan
pengangkutan darat.
b. Mengendalikan Risiko
1. Merendahkan kans (Chance) untuk terjadinya kerugian.
2. Mengurangi keparahan jika kerugian itu memang terjadi.
9
ketentuan, konstruksi bangunan dan bahan dengan kualitas buruk dan
sebagainya.
2. Pendekatan hubungan kemanusiaan (human relations)
Pendekatan human ralation menekankan sebab-sebab kecelakaan
yang berasal dari faktor manusia, seperti kelengahan, suka menghadang
bahaya, sengaja tidak memakai alat pengaman yang diharuskan, dan lain-
lain faktor psikologis.
Pengendalian kerugian menurut lokasi
Tindakan pengendalian risiko dapat pula diklasifikasikan menurut
lokasi dari pada kondisi yang direncanakan untuk dikendalikan. Dr.
Haddon menegaskan bahwa kemungkinan dan keparahan kerugian dari
kecelakaan lalu-lintas tergantung atas kondisi-kondisi dalam :
1) Orang yang mempergunakan jalan
2) Kendaraan
3) Lingkungan umum jalan raya yang melingkupi faktor-faktor seperti
desain, pemeliharaan, keadaan lalu lintas dan peraturan.
Konsep Haddon ini dapat diperluas pemakaiannya untuk bentuk
kerugian lain, misalnya:
1) Kerugian lokasi
2) Kerusakan kebakaran terhadap bangunan. Orang yang menggunakan
bangunan itu, dan masyarakat disekitarnya.
Pengendalian Menurut Timming
Pendekatan ini mempertanya apakah metode ini dipakai:
1) Sebelum kecelakaan.
2) Selama kecelakaan.
3) Sesudah kecelakaan.
Klasifikasi ini telah dipergunakan juga sebagai kriteria untuk
membedakan antara minimization dan salvage. Tindakan pencegahan
kerugian (berdasarkan definisi) semuanyan dilaksanakan sebelum
kejadian.
c. Analisa kerugian dan Analisa hazard
10
Analisa Kerugian
Untuk mendapatkan informasi atas kerugian, maka pengendali
kerugian perlu untuk membangun :
1) Jaringan pemberi informasi
2) Formulir untuk melaporkan kerugian
Pemberi informasi yang utama ialah supervisor lini utama tempat
terjadinya kecelakaan ialah yang bertangung jawab memberikan informasi
tentang kronolagi terjadinya kecelakaan dan mengisi formulir dengan
sempurna merekan akan lebih waspada terhadap kecelakaan.
Informasi yang dapat digunakan untuk:
1) Mengukur performance manajer lini
2) Menetapkan operasi mana yang perlu di betulkan
3) Mengidentifikasi hazard yang tersangkut dengan kerugian itu
4) Menyediakan informasi yang dapat di gunakan untuk memotofasi
manajer dan para karyawan.
Analisis Hazard
Hazard adalah suatu keadaan atau kondisi yang dapat memperbesar
kemungkinan terjadinya suatu peril. Hazard menimbulkan kondisi yang
kondusif terhadap bencana yang menimbulkan kerugian, dan kerugian
adalah penyimpangan yang tidak diharapkan.
Ada 4 tipe Hazard yaitu:
a) hysical Hazard, adalah suatu kondisi yang bersumber pada karakteristik
secara fisik dari suatu obyek yang dapat memperbesar kemungkinan
terjadi suatu peril ataupun memperbesar terjadinya suatu kerugian.
b) Moral Hazard, adalah suatu kondisi yang bersumber dari orang yang
bersangkutan yang berkaitan dengan sikap mental atau pandangan
11
hidup serta kebiasaannya yang dapat memperbesar kemungkinan
terjadinya suatu peril ataupun suatu kerugian.
c) Morale Hazard. Meskipun pada dasarnya setiap orang tidak
mengingatkan terjadinya suatu kerugian, akan tetapi karena merasa
bahwa ia telah memperoleh jaminan baik atas diri maupun harta
miliknya, maka seringkali menimbulkan kecerobohan atau kurang hati-
hati. Keadaan yang demikian itu akan dapat memperbesar terjadinya
suatu kerugian.
d) Legal Hazard, seringkali berdasarkan peraturan-peraturan ataupun
perundang-undangan yang bertujuan melindungi masyarakat justru
diabaikan ataupun kurang diperhatikan sehingga dapat memperbesar
terjadinya suatu peril.
d. Menentukan Kelayakan Ekonomi
Upaya pencegahan terhadap segala risiko harus selalu ditinjau dari
sudut manfaat dan biayanya yang harusnya bersifat economical feasible.
Oleh karena itu perlu dilakukan analisis terhadap hal-hal berikut :
a) Biaya yang timbul kaena peril (kecelakaan)
Biaya atau kerugian yang timbul karena peril yang sering
diperhitungkan atau dialokasikan lebih rendah dari jumlah yang mungkin
terjadi. Hal ini karena adanya kerugian lain yang tersembunyi, yang tidak
terlihat secara langsung pada saat peril terjadi. Biaya atau kerugian
tersebut diantaranya :
1) Biaya karena hilangnya waktu kerja.
2) Biaya karena hilangnya waktu kerja pegawai lainnya
3) Biaya dari waktu yang terpakai bagi supervisor untuk menyediakan
form laporan kecelakaan dan waktu mengajarkan pengganti karyawan
yang cidera.
4) Biaya yang berkenan rusaknya mesin, peralatan, atau harta lainnya.
5) Biaya yang berkenan pembayaran gaji karyawan yang pulih dari cidera
6) Hilangnya waktu produksi
b) Biaya pengendalian risiko kerugian
12
Biaya pengadaan, pemasangan dan perawatan peralatan
pengendalian kerugian dapat di bagi menjadi 3 kategori :
1) Pengeluaran modal dan depresiasi untuk alat pencegahan
2) Pengeluaran seperti gaji, tunjangan, pakaian, biaya, training,
dansebagainya
3) Pengeluaran untuk menjalankan program
c) Membandingkan manfaat dan biaya
Pertama karena manfaat biaya tidak pasti, maka benefit itu harus
dikalikan dengan probabilitas sebesar mafaat itu akan terjadi. Kedua,
baik manfaat (benefit) maupun biaya bisa disebarkan pada biaya unurk
beberapa tahun. Akibatnya orang harus membandingkan present value
dari expected cost .
d) Usaha pengendalian kerugian di evaluasi dengan menetapkan
1) Apakah biaya kecelakaan adalah dikurangin dengan adanya usaha
tersebut.
2) Apakah kebijakkan keselamatan ( safety policy) dan prosedur yang
di anjurkan oleh manajer risiko ada di jalankan.
3) Mengukur perubahan-perubahan dalam kerugian dan biaya untuk
pencegahan,misalnya premi asuransi, biaya-biaya karena peril,
frekuensi peril, keparahan kerugian, yang harus dianalisis secara
agregat.
e. Pemisahan Risiko
Yang dimaksud dengan pemisahan risiko ialah kegiatan
memisahkan atau menyebarkan harta yang menghadapi risiko sama,
menggantikan penempatan dalam satu lokasi. Misalnya jika banyak
mempunyai truk, maka tindakan pemisahan dilakukan dengan
menempatkannya dalam beberapa pool yang berlainan, menempatkan
barang persediaan tidak dalam satu gudang saja, tapi dipisahkan dalam dua
atau lebih.
Maksud pemisahan ini adalah mengurangi jumlah kerugian untuk
satu peristiwa. Dengan menambah banyaknya independent exposure unit
13
maka probabilitas kerugian-harapan diperkecil. Jadi, memperbaiki
kemampuan perusahaan untuk meramalkan kerugian yang akan dialami.
f. Kombinasi atau Pooling
Kombinasi atau Pooling merupakan suatu metode pengendalian
risiko yang dilakukan dengan cara melakukan tindakan kombinasi dari
metode-metode yang ada, baik itu penghindaran risiko, pengendalian
risiko, pemisahan risiko maupun pemindahan risiko. Dengan tujuan untuk
meminimalkan dampak risiko yangmungkin terjadi.
Salah satu cara perusahaan mengkombinasikan risiko adalah
dengan perkembangan internal. Misalnya, perusahaan angkutan
memperbanyak jumlah truknya ; satu perusahaan merger dengan
perusahaan lain ; perusahaan asuransi mengkombinasikan risiko murni
dengan jalan menanggung risiko sejumlah besar orang atau perusahaan.
g. Pemindahan Risiko
Memindahkan atau mentransfer risiko terjadi apabila seseorang
mengalami kerugian di mana akibat keuangan dari kerugian tersebut
sebagian atau seluruhnya ditanggung oleh orang lain.
Alasan memindahkan risiko:
1) Kerugian yang terjadi diperkirakan terlalu besar untuk ditanggung
sendiri dan atau dapat menghambat tercapainya tujuan perusahaan.
2) Sesuai dengan undang-undang atau peraturan yang berlaku yang
mewajibkan perusahaan mentransfer kerugian tertentu kepada orang
lain.
3) Pemindahan kerugian telah diperhitungkan sebagai cara yang paling
efisien, meskipun ada kewajiban menanggung sendiri dan tidak ada
ketentuan yang mewajibkannya.
Pemindahan risiko dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
1) Harta milik atau kegiatan yang menghadapi risiko dapat dipindahkan
kepada pihak lain, baik dinyatakan dengan tegas, maupun berikut
dengan transaksi atau kontrak.
14
Contoh : Perusahaan yang menjual salah satu gedungnya, dengan
sendirinya telah memindahkan risiko yang berhubungan dengan
pemilikan gedung itu kepada pemilik baru. Ada perusahaan yang
menyerahkan sebagian kegiatan perusahaan kepada kontraktor, dengan
tujuan untuk memindahkan segala risiko yang berhubungan dengan
pekerjaan itu.
2) Risiko itu sendiri yang dipindahkan.
Contoh : Pada suatu kasus persewaan gedung, penyewa mungkin
sanggup mengalihkan kepada pemilik berkenaan tanggung jawab
kerusakan gedung karena kealpaan si penghuni.
Contoh yang dikemukakan diatas transfree memaafkan transfertor dari
tanggung jawab, karena itu exposure itu sendirilah yang dihilangkan.
3) Suatu risk financing transfer menciptakan suatu loss exposure untuk
transferee. Pembatalan perjanjian itu oleh transferee dapat dipandang
sebagai cara ketiga dalam risk control transfer. Dengan pembatalan itu,
transferee tidak bertanggung jawab secara hukum untuk kerugian yang
semula ia setujui, untuk dibayar.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pengendalian risiko adalah kegiatan yang membahas tentang
bagaimanasuatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai
permasalahanyang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen
secarakomprehensif dan sistematis. Atau lebih singkatnya adalah suatu tindakan
untuk menyelamatkan perusahaan dari kerugian.
3.2 SARAN
Demikianlah makalah tentang Pengendalian Risiko, Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Karenanya, penulis sangat menghargai kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca yang dapat kami pergunakan untuk menyempurnakan makalah
kami kedepannya agar lebih baik..
16
DAFTAR PUSTAKA
Meileni Nurhayati. 2019. Makalah Manajemen Resiko, Sistem Pengendalian
Manajemen, Ekonomi Dan Bisnis (Sumber Online) .
https://www.academia.edu/38491361/Pengendalian_Resiko_docx
17