(VALUE CHAIN)
DISUSUN OLEH :
AKUNTANSI
KENDARI
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 2
BAB I .............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 3
A. Pengertian Dan Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi ..................................................... 3
B. Peran Sistem Informasi Akuntansi Dalam Rantai Nilai (Value Chain) ................................. 7
C. Sistem Informasi Akuntansi dan Strategi Korporat .............................................................. 10
BAB II........................................................................................................................................... 17
PENUTUP..................................................................................................................................... 17
A. Kesimpulan........................................................................................................................... 17
B. Saran ..................................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 18
2
BAB I
PEMBAHASAN
3
Kelima komponen diatas memungkinkan SIA memenuhi tiga fungsi pentingnya didalam
perusahaan/organisasi.
Selain itu, berikut ini adalah beberapa fungsi dari sistem informasi akuntansi:
➢ Mengumpulkan semua data kegiatan bisnis perusahaan dan menyimpan data tersebut
secara efektif dan efisien. Selain itu, SIA juga dapat mencatat semua sumber daya yang
berpengaruh terhadap usaha tersebut dan semua pihak yang terkait. Dengan fungsi ini,
tidak akan ada suatu hal dalam perusahaan yang tidak tercatat.
➢ Mengambil data yang diperlukan dari berbagai sumber dokumen yang berkaitan dengan
aktivitas bisnis. Data yang sudah tersimpan akan lebih mudah diambil karena setiap
detail dari data sudah terekam dengan SIA.
➢ Membuat dan mencatat data transaksi dengan benar ke dalam jurnal-jurnal yang
diperlukan dalam proses akuntansi sesuai dengan urutan dan tanggal terjadinya
transaksi. Pencatatan ini bertujuan untuk mempermudah pihak-pihak yang
membutuhkan dalam pengecekan semua transaksi sehingga jika terjadi suatu kesalahan
dapat dikoreksi dengan mudah dan dapat diketahui penyebabnya dengan cepat.
➢ Mengubah sekumpulan data menjadi informasi keuangan yang dibutuhkan perusahaan.
Informasi ini berbentuk laporan keuangan baik secara manual maupun secara online
yang diperlukan oleh semua pihak.
➢ Sebagai suatu sistem pengendali keuangan, agar tidak terjadi suatu kecurangan. Dengan
sistem ini, keuangan perusahaan dapat dilacak dengan pasti karena sistem
pertanggungjawaban yang detail. Fungsi ini dapat menjaga aset perusahaan dan
mengurangi risiko untuk penggelapan aset oleh semua pihak terkait
4
Meskipun informasi yang terkandung dalam sistem bervariasi antara industri dan ukuran
bisnis, SIA mencakup data yang berkaitan dengan:
• Pendapatan
• Pengeluaran
• Data pelanggan
• Data karyawan
• Informasi pajak
• Invoice
Menurut West Churchman, sebuah sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian tujuan.
Sebuah sistem terdiri dari beberapa bagian yang memiliki karakteristik sama dengan sistem
induknya, bagian-bagian dari sistem disebut dengan subsistem. Sistem merupakan komponen
bagi perusahaan yang digunakan untuk memproses data hingga menghasilkan informasi yang
bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan terhadap informasi tersebut.
Subsistem Sistem Informasi Akuntansi memproses berbagai transaksi keuangan dan
transaksi nonkeuangan yang secara langsung memengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.
Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari 3 subsistem:
1. Sistem pemrosesan transaksi, mendukung proses operasi bisnis harian.
2. Sistem buku besar/pelaporan keuangan, menghasilkan laporan keuangan, seperti
laporan laba/rugi, neraca, arus kas, pengembalian pajak.
3. Sistem pelaporan manajemen, yang menyediakan pihak manajemen internal berbagai
laporan keuangan bertujuan khusus serta informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan
keputusan, seperti anggaran, laporan kinerja, serta laporan pertanggungjawaban.
Berbagai transaksi non keuangan yang tidak bisa diproses oleh Sistem Informasi Akuntansi
biasa, diproses oleh Sistem Informasi Manajemen. Adapun perbedaan keduanya adalah :
• SIA mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan
mengkomunikasikan informasi keuangan.
• SIM mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan
mengkomunikasikan semua tipe informasi.
Sebuah Sistem Informasi Akuntansi menambah nilai dengan cara:
5
➢ Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga dapat melakukan
aktivitas utama pada value chain secara efektif dan efisien.
➢ Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa yang dihasilkan.
➢ Meningkatkan efisiensi.
➢ Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan.
➢ Meningkatkan sharing knowledge.
➢ Menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan.
1. Spesialis Informasi.
2. Akuntan.
Dari contoh diatas dapat ditemukan 2 aspek yang berhubungan dengan sistem bisnis
modern yaitu :
1. Pentingnya komunikasi antar departemen yang mengarah untuk tercapainya suatu
keputusan.
2. Peranan SIA dalam menghasilkan informasi yang dapat membantu departemen lainnya
untuk mengambil keputusan.
Informasi Akuntansi yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Akuntansi dibedakan menjadi
2, yaitu :
6
• Informasi Akuntansi keuangan, berbentuk laporan keuangan yang ditujukan kepada
pihak extern.
• Informasi Akuntansi Manajemen, berguna bagi manajemen dalam pengambilan
keputusan.
Alasan mengapa mempelajari SIA adalah karena informasi sangat dibutuhkan dalam
pengambilan keputusan. SIA digunakan untuk melakukan kontrol terhadap Aset yang dimiliki
organisasi tersebut. Menyiapkan data data keuangan dan non keuangan untuk menjadi informasi
yang akurat guna pengambilan keputusan.
Sistem Informasi Akuntansi yang baik harus memiliki kriteria seperti di bawah ini:
• Keamanan – Akses ke sistem dan datanya dikontrol dan dibatasi hanya untuk yang
berwenang.
• Kerahasiaan – Perlindungan informasi sensitif dari pengungkapan yang tidak sah.
• Privasi – Pengumpulan, penggunaan, dan pengungkapan informasi pribadi tentang
pelanggan dilakukan dengan cara yang tepat.
• Integritas pemrosesan – Pemrosesan data yang akurat, lengkap, dan tepat waktu
dilakukan dengan otorisasi yang tepat.
• Ketersediaan – Sistem tersedia untuk memenuhi kewajiban operasional dan kontrak.
7
1. Inbound logistics (logistic lingkar dalam) terdiri dari penerimaan, penyimpanan, dan
distribusi bahan-bahan masukan yang digunakan oleh organisasi untuk menghasilkan produk
dan jasa yang dijualnya.
2. Operasi (operations) adalah aktivitas-aktivitas yang mengubah masukan menjadi jasa atau
produk yang sudah jadi. Contoh, aktivitas perakitan didalam sebuah perusahaan otomotif
mengubah bahan mentah menjadi mobil yang lengkap.
3. Outbond logistics (logistic lingkar luar) adalah aktivitas-aktivitas yang melibatkan distribusi
produk yang sudah jadi ke para pelanggan. Contoh, mengirimkan mobil yang sudah jadi
melalui jasa pelayaran ke para dealer mobil.
4. Pemasaran dan penjualan mengarah pada aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan
membantu para pelanggan untuk membeli jasa atau produk yang dihasilkan organisasi.
Pemasangan iklan adalah sebuah contoh kegiatan pemasaran dan penjualan.
5. Pelayanan (service) memberikan dukungan pelayanan purna jual kepada para pelanggan.
Misalnya pelayanan perbaikan dan perawatan.
Organisasi juga melaksanakan berbagai aktivitas pendukung (support activities) yang
memungkinkan kelima aktivitas utama tersebut dilaksanakan secara efisien dan
efektif.Aktivitas-aktivitas pendukung tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat kategori,
yaitu:
1. Infrastruktur perusahaan mengarah pada aktivitas-aktivitas akuntansi, keuangan,hukum, dan
administrasi umum yang penting bagi sebuah organisasi untuk beroperasi. SIA adalah bagian
dari infrastruktur perusahaan.
2. Sumber daya manusia melibatkan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan perekrutan,
pengontrakan, pelatihan, dan pemberian kompensasi dan keuntungan bagi pegawai.
3. Teknologi merupakan aktivitas yang meningkatkan produk atau jasa. Contoh: penelitian dan
pengembangan, investasi dalam teknologi informasi yang baru, pengembangan Website, dan
desain produk.
4. Pembelian (purchasing) termasuk seluruh aktivitas yang melibatkan perolehan
bahanmentah, suplai, mesin, dan bangunan yang digunakan untuk melaksanakan aktivitas-
aktivitas utama. Ingat bahwa sistem sering terdiri dari subsistem, jadi tiap tahap dalam rantai
nilai organisasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari satu kumpulan berbagai aktivitas.
8
1. Penelitian pasar.
2. Menghubungi para pelanggan lewat telpon.
3. Memproses pesanan, dll.
Sebagai tambahan, rantai nilai oraganisasi itu sendiri adalah suatu bagian dari sistem yang
lebih besar. Oragnisasi berinteraksi dengan para pemasok, distributor dan pelanggan.
Model rantai nilai menunjukkan bahwa SIA adalah aktivitas pendukung. SIA dapat
menambah nilai bagi organisasi dengan cara memberikan informasi yang akurat dan
tepatwaktu, agar kelima aktivitas utama rantai nilai dapat dilaksanakan dengan lebih efektif
danefisien. SIA yang dirancang dengan baik dapat melakukan hal ini dengan cara:
1. Memperbaiki kualitas dan mengurangi biaya untuk menghasilkan produk atau jasa.
2. Memperbaiki efisiensi. SIA yang dirancang dengan baik dapat membantumemperbaiki
efisiensi jalannya suatu proses dengan memberikan informasi yanglebih tepat waktu.
3. Memperbaiki pengambilan keputusan. SIA dapat memperbaiki pengambilankeputusan
dengan memberikan informasi dengan tepat waktu.
4. Berbagi pengetahuan. Sistem informasi akuntansi yang dirancang dengan baik bisa
mempermudah proses berbagi pengetahuan dan keahlian, yang selanjutnya dapat
memperbaiki proses operasi perusahaa, dan bahkan memberikan keunggulan
kompetitif.
Peranan SIA dalam menghasilkan informasi yang dapat membantu departemen lainnya
untuk mengambil keputusan :
Sistem informasi akuntansi yang dirancang dengan baik juga dapat membantu
meningkatkan laba organisasi dengan memperbaiki efisiensi dan efektivitas rantai
persediaannya. Contoh: dengan mengijinkan para pelanggan secara langsung mengakses sistem
9
persediaan dan order penjualan milik perusahaan, biaya aktivitas penjualan dan pemasaran
dapat dikurangi. Selanjutnya, apabila akses seperti itu mengurangi biaya yang ditanggung para
pelanggan dan waktu pemesanan, baik tingkat penjualan dan perolehan pelanggan akan
meningkat. Tentu saja, dengan membuat sistem informasi antar-organisasi seperti itu akan
menimbulkan kekhawatiran baru mengenai sistem pengendalian yang harus dibicarakan. Hal
ini juga membutuhkan peningkatan keandalan dan keakuratan data sistem informasi akuntansi.
Data mengarah pada fakta-fakta yang kita kumpulkan, simpan, dan proses dengan sistem
informasi. Contoh mengenai aktivitas utama rantai nilai penjualan. Data yang perlu
dikumpulkan adalah tentang kejadian penjualan itu sendiri (contoh: tanggal penjualan, jumlah
total penjualan). Data yang juga perlu dikumpulkan adalah data tentang sumber daya yang
dijual (contoh: identitas barang atau jasa, jumlah yang dijual, harga per unit). Akhirnya, data
yang perlu dikumpulkan adalah data tentang para pelaku yang terlibat di dalam penjualan
(contoh: identitas pelanggan dan penjual produk).
Setelah data dikumpulkan, merupakan tugas SIA untuk mengubah berbagai fakta tersebut
agar dapat digunakan untuk membuat suatu keputusan. Jadi, informasi adalah data yang telah
diatur dan diproses untuk memberikan arti.
Tulisan ini pada dasarnya akan memiliki tiga pokok bahasan, yaitu: (1) Strategi Generik
Porter, (2) Strategi Generik Glueck, (3) Strategi Utama, dan (4) Efektivitas Industri vs Posisi
Kompetitif.
10
1. Strategi Biaya Rendah (cost leadership)
Strategi Biaya Rendah (cost leadership) menekankan pada upaya memproduksi
produk standar (sama dalam segala aspek) dengan biaya per unit yang sangat rendah. Produk
ini (barang maupun jasa) biasanya ditujukan kepada konsumen yang relatif mudah
terpengaruh oleh pergeseran harga (price sensitive) atau menggunakan harga sebagai faktor
penentu keputusan. Dari sisi perilaku pelanggan, strategi jenis ini amat sesuai dengan
kebutuhan pelanggan yang termasuk dalam kategori perilaku low-involvement, ketika
konsumen tidak (terlalu) peduli terhadap perbedaan merek, (relatif) tidak membutuhkan
pembedaan produk, atau jika terdapat sejumlah besar konsumen memiliki kekuatan tawar-
menawar yang signifikan.
Terutama dalam pasar komoditi, strategi ini tidak hanya membuat perusahaan
mampu bertahan terhadap persaingan harga yang terjadi tetapi juga dapat menjadi pemimpin
pasar (market leader) dalam menentukan harga dan memastikan tingkat keuntungan pasar
yang tinggi (di atas rata-rata) dan stabil melalui cara-cara yang agresif dalam efisiensi dan
kefektifan biaya. Sumber dari keefektifan biaya (cost effectiveness) ini bervariasi. Termasuk
di dalamnya adalah pemanfaatan skala ekonomi (economies of scale), investasi dalam
teknologi yang terbaik, sharing biaya dan pengetahuan dalam internal organisasi, dampak
kurva pembelajaran dan pengalaman (learning and experience curve), optimasi kapasitas
utilitas, dan akses yang baik terhadap bahan baku atau saluran distribusi. Pada prinsipnya,
alasan utama pelaksanaan strategi integrasi ke hulu (backward integration), ke hilir (forward
integration), maupun ke samping (horizontal integration) adalah untuk memperoleh berbagai
keuntungan dari strategi biaya rendah ini. Biasanya strategi ini dijalankan beriringan dengan
strategi diferensiasi. (Lihat David, 1998; Fournier dan Deighton, 1997; Pass dan Lowes,
1997; Porter, 1980 dan 1985).
Untuk dapat menjalankan strategi biaya rendah, sebuah perusahaan harus mampu
memenuhi persyaratan di dua bidang, yaitu: sumber daya (resources) dan organisasi. Strategi
ini hanya mungkin dijalankan jika dimiliki beberapa keunggulan di bidang sumber daya
perusahaan, yaitu: kuat akan modal, trampil pada rekayasa proses (process engineering),
pengawasan yang ketat, mudah diproduksi, serta biaya distribusi dan promosi rendah.
Sedangkan dari bidang organisasi, perusahaan harus memiliki: kemampuan mengendalikan
11
biaya dengan ketat, informasi pengendalian yang baik, insentif berdasarkan target (alokasi
insentif berbasis hasil). (Umar, 1999).
2. Strategi Pembedaan Produk (differentiation)
Strategi Pembedaan Produk (differentiation), mendorong perusahaan untuk
sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya. Keunikan
produk (barang atau jasa) yang dikedepankan ini memungkinkan suatu perusahaan untuk
menarik minat sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya. Cara pembedaan produk
bervariasi dari pasar ke pasar, tetapi berkaitan dengan sifat dan atribut fisik suatu produk
atau pengalaman kepuasan (secara nyata maupun psikologis) yang didapat oleh konsumen
dari produk tersebut. Berbagai kemudahan pemeliharaan, features tambahan, fleksibilitas,
kenyamanan dan berbagai hal lainnya yang sulit ditiru lawan merupakan sedikit contoh dari
diferensiasi. Strategi jenis ini biasa ditujukan kepada para konsumen potensial yang relatif
tidak mengutamakan harga dalam pengambilan keputusannya (price insensitive).
Perlu diperhatikan bahwa terdapat berbagai tingkatan diferensiasi. Diferensiasi
tidak memberikan jaminan terhadap keunggulan kompetitif, terutama jika produk-produk
standar yang beredar telah (relatif) memenuhi kebutuhan konsumen atau jika
kompetitor/pesaing dapat melakukan peniruan dengan cepat. Contoh penggunaan strategi ini
secara tepat adalah pada produk barang yang bersifat tahan lama (durable) dan sulit ditiru
oleh pesaing.
Resiko lainnya dari strategi ini adalah jika perbedaan atau keunikan yang
ditawarkan produk tersebut ternyata tidak dihargai (dianggap biasa) oleh konsumen. Jika hal
ini terjadi, maka pesaing yang menawarkan produk standar dengan strategi biaya rendah
akan sangat mudah merebut pasar. Oleh karenanya, dalam strategi jenis ini, kekuatan
departemen Penelitian dan Pengembangan sangatlah berperan.
Pada umumnya strategi biaya rendah dan pembedaan produk diterapkan
perusahaan dalam rangka mencapai keunggulan bersaing (competitive advantage) terhadap
para pesaingnya pada semua pasar. (Lihat David, 1998; Fournier dan Deighton, 1997; Pass
dan Lowes, 1997; Porter, 1980 dan 1985).
Secara umum, terdapat dua bidang syarat yang harus dipenuhi ketika perusahaan
memutuskan untuk memanfaatkan strategi ini, yaitu: bidang sumber daya (resources) dan
bidang organisasi. Dari sisi sumber daya perusahaan, maka untuk menerapkan strategi ini
12
dibutuhkan kekuatan-kekuatan yang tinggi dalam hal: pemasaran produk, kreativitas dan
bakat, perekayasaan produk (product engineering), riset pasar, reputasi perusahaan,
distribusi, dan ketrampilan kerja. Sedangkan dari sisi organisasi, perusahaan harus kuat dan
mampu untuk melakukan: koordinasi antar fungsi manajemen yang terkait, merekrut tenaga
yang berkemampuan tinggi, dan mengukur insentif yang subyektif di samping yang obyektif.
(Umar, 1999).
3. Strategi Fokus (focus)
Strategi fokus digunakan untuk membangun keunggulan bersaing dalam suatu
segmen pasar yang lebih sempit. Strategi jenis ini ditujukan untuk melayani kebutuhan
konsumen yang jumlahnya relatif kecil dan dalam pengambilan keputusannya untuk
membeli relatif tidak dipengaruhi oleh harga. Dalam pelaksanaannya – terutama pada
perusahaan skala menengah dan besar –, strategi fokus diintegrasikan dengan salah satu dari
dua strategi generik lainnya: strategi biaya rendah atau strategi pembedaan karakteristik
produk. Strategi ini biasa digunakan oleh pemasok “niche market” (segmen khusus/khas
dalam suatu pasar tertentu; disebut pula sebagai ceruk pasar) untuk memenuhi kebutuhan
suatu produk — barang dan jasa — khusus.
Syarat bagi penerapan strategi ini adalah adanya besaran pasar yang cukup (market
size), terdapat potensi pertumbuhan yang baik, dan tidak terlalu diperhatikan oleh pesaing
dalam rangka mencapai keberhasilannya (pesaing tidak tertarik untuk bergerak pada ceruk
tersebut). Strategi ini akan menjadi lebih efektif jika konsumen membutuhkan suatu
kekhasan tertentu yang tidak diminati oleh perusahaan pesaing. Biasanya perusahaan yang
bergerak dengan strategi ini lebih berkonsentrasi pada suatu kelompok pasar tertentu (niche
market), wilayah geografis tertentu, atau produk — barang atau jasa — tertentu dengan
kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen secara baik, excellent delivery. (Lihat David,
1998; Fournier dan Deighton, 1997; Pass dan Lowes, 1997; Porter, 1980 dan 1985).
Ada 2 strategi dasar bisnis yang dapat diikuti oleh perusahaan, berdasarkan
argumentasi seorang professor bisnis di Harvard, Michael Porter. yaitu :
1. Strategi diferensiasi produk memerlukan penambahan beberapa fitur atau pelayanan
atas produk Anda yang tidak diberikan oleh para pesaing. Dengan melakukan hal ini,
perusahaan akan dapat menetapkan harga premium ke para pelanggannya.
13
2. Strategi biaya rendah (low-cost) memerlukan perjuangan untuk menjadi penghasil
suatu produk atau jasa yang paling efisien. Kadang-kadang, sebuah perusahaan dapat
berhasil baik dalam menghasilkan produk yang lebih baik dari para pesaingnya
dengan biaya yang lebih rendah dari biaya rata-rata untuk industri tersebut. Akan
tetapi, biasanya perusahaan harus memilih di antara kedua strategi tersebut. Apabila
mereka berkonsentrasi untuk menjadi penghasil produk yang biayanya paling rendah,
mereka harus melepas beberapa keistimewaan penambah nilai yang mungkin
membedakan produk mereka dengan produk lainnya. Apabila mereka berfokus pada
diferensiasi produk, mereka tampaknya tidak akan memiliki biaya yang paling
rendah dalam industri mereka. Jadi, strategi bisnis melibatkan pemilihan.
14
Perkembangan teknologi informasi dapat mempengaruhi strategi. Perkembangan
internet sangat mempengaruhi cara berbagai tahapan rantai nilai dilaksanakan. Contoh :
untuk produk-produk yang dapat diubah menjadi data digital, internet memungkinkan
organisasi untuk secara signifikan mempersingkat aktivitas inbound dan outbond logistics
mereka.
Selain secara langsung mempengaruhi cara-cara organisasi menjalankan aktivitas-
aktivitas rantai nilai mereka, internet juga dapat secara signifikan mempengaruhi baik
strategi dan posisi strategis. Contoh: internet secara dramatis dapat mengurangi biaya, dan
karenanya membantu perusahaan mengimplementasikan strategi biaya rendah (low-cost
strategy). Akan tetapi, jika setiap perusahaan dalam industri tertentu mempergunakan
internet untuk mengadopsi strategi biaya rendah, maka pengaruhnya akan problematis.
Bahkan, salah satu hasil yang mungkin terjadi adalah persaingan harga yang ketat antar-
perusahaan. Apabila hal ini terjadi, hasil dari penghematan biaya yang diberikan oleh
internet akan diperoleh para pelanggan, bukan dikuasai oleh perusahaan dalam bentuk laba
tinggi. Lebih jauh lagi, karena setiap perusahaan dapat mempergunakan internet untuk
mempersingkat aktivitas-aktivitas rantai nilainya, sepertinya tidak mungkin perusahaan
dapat menggunakan internet untuk mendapatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan
jika dihadapkan dengan para pesaingnya. Oleh karena itu, begitu sebagian besar perusahaan
dalam suatu industri mulai mengintegrasikan secara penuh internet ke dalam rantai nilai
mereka, pengaruhnya mungkin adalah mendorong perusahaan untuk bergeser dari mengikuti
strategi biaya rendah, ke semacam bentuk strategi diferensiasi produk.
Internet juga dapat mempengaruhi keinginan relatif untuk mengikuti ketiga posisi
strategis yang digambarkan sebelumnya. Sebagai contoh, dengan secara drastis mengurangi
atau menghilangkan halangan geografis, internet membuat produk suatu perusahaan tersedia
di hampir semua tempat. Konsekuensinya adalah merupakan hal yang sulit untuk membuat
atau mempertahankan posisi strategis berdasar akses. Ini hanyalah suatu contoh tentang
bagaimana cara internet dapat mempengaruhi strategi dan pilihan posisi strategis
perusahaan.
SIA suatu organisasi memainkan peranan penting dalam membantu organisasi
mengadopsi dan mempertahankan posisi strategis. Mencapai kesesuaian yang baik antar
aktivitas membutuhkan pengumpulan data tiap aktivitas. Hal lain yang juga penting adalah
15
sistem informasi harus mengumpulkan dan mengintegrasikan baik data keuangan maupun
non-keuangan dari aktivitas-aktivitas organisasi.
Dengan beberapa informasi tambahan yang ditangkap di tempat lain dalam sistem,
informasi penting seperti pelanggan dan profitabilitas produk, hutang dagang dan umur
piutang, dan proyeksi arus kas, dan pembukuan menjadi lebih mudah untuk dilakukan.
Selain itu, sistem pembukuan dapat menghasilkan laporan keuangan seperti laporan
neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas atau cash flow, serta laporan pengembalian pajak.
Informasi akuntansi dapat diurutkan berdasarkan berbagai kriteria, memberikan
wawasan penting bagi manajemen tentang operasi bisnis, sehingga dapat mengambil
keputusan dengan tepat.
16
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Informasi Akuntansi merupakan bagian dari perkembangan bisnis. SIA akan
membantu seseorang mengelola bisnis lebih akurat dan mudah. Sistem ini telah ditetapkan
secara khusus agar bisa menjadi sistem informasi akuntansi yang sesuai untuk sebuah bisnis.
Perusahaan membutuhkan SIA yang didesain dengan baik untuk memberikan informasi yang
mereka butuhkan seperti untuk perencanaan, pengelolaan, pengendalian yang efektif untuk
bisnis Anda. Selain itu SIA juga akan memberikan informasi yang dibutuhkan untuk
mempersiapkan laporan keuangan.
B. Saran
Dalam suatu sistem informasi perusahaan, sistem informasi akuntansi merupakan suatu
bagian dari sistem informasi yang lebih banyak berhubungan dengan data keuangan. Sarana
dan prasarana yang diperlukan dalam operasional usaha harus dapat terpenuhi dan terpelihara
dengan baik. Perlu ada peningkatan pengetahuan dan pelatihan guna mengantisipasi
perkembangan sistem informasi akuntansi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Pangestika, Witdya. 2019. Berbagai Hal Mengenai Sistem Informasi Akuntansi (SIA) untuk
Bisnis. https://www.jurnal.id/id/blog/2018-ketahui-tentang-sistem-informasi-akuntansi-sia-
untuk-bisnis-anda/. (27/5/19).
Fhanya. 2010. Pengertian SIA, Alasan Mempelajari SIA, Peran SIA dalam Rantai Nilai (Value
Chain). https://fhanincredible.wordpress.com/2010/10/09/tinjauan-menyeluruh-sia/. (9/10/10).
Fadhli, Defhi Nur. 2010. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) & Stratergi Korporat.
http://defhitugas2010.blogspot.com/2010/10/sistem-informasi-akuntansi-sia-strategi.html.
(20/10/10).
Dinar Rachmawan Putra. 2014. Peran Sistem Informasi Akuntansi Dalam Rantai Nilai.
https://id.scribd.com/doc/228747390/Peran-Sistem-Informasi-Akuntansi-Dalam-Rantai-Nilai.
(09/06/14).
Claudia Purba. 2012. Peran SIA dalam Rantai Nilai (Value Chain).
http://claudiapurba.blogspot.com/2012/11/peran-sia-dalam-rantai-nilai-value-
chain.html?m=1. (25/11/12).
18