Anda di halaman 1dari 17

PENGENDALIAN RISIKO

(RISK CONTROL)
Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah
"Manajemen Resiko Syari'ah"

MAKALAH

Disusun Oleh Kelompok 5 :


Septi Husnah Fadlillah
Nissa Aprilianti
Rinaldi Saputra

Dosen Pengampu :
Kelly Maisyanarta Sari, SE,M.Si

MAHASISWA JURUSAN EKONOMI SYARI'AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, karunia, serta
hidayah-Nya lah, kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pengendalian Risiko (Risk
Control)” sebagai salah satu tugas mata kuliah Manajemen Risiko Syari'ah. Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan,
bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun, khususnya dari guru mata pelajaran guna menjadi acuan dalam bekal
pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Sungai Penuh, 28 Maret 2023

Pemakalah Kelompok 5

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang 1
1.2 Rumusan masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengendalian Risiko Menurut Para Ahli 2
2.2 Teori Risiko 2
2.3 Tujuan Pengendalian Risiko 3
2.4 Pentingnya dilakukan Manajemen Risiko 3
2.5 Fokus dan Waktu Pengendalian Risiko 4
2.6 Lingkungan Pengendalian 5
2.7 Metode-Metode Pengendalian Risiko 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 13
3.2 Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Risiko berkaitan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat
mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami dan
sepakati bersama bahwa tujuan perusahaan adalah membangun dan memperluas
keuntungan kompetitif organisasi.
Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan
menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian
yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah risiko (risk). Dalam
beberapa tahun terakhir, manajemen risiko menjadi trend utama baik dalam
perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja. Hal ini secara konkret menunjukkan
pentingnya manajemen risiko dalam bisnis pada masa kini.
Risiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui pengendalian risiko yang
dilakukan dengan metode-metode pengendalian risiko yang terfokus untuk mengurangi
probabilitas terjadinya risiko dan mengurangi konsekuensi dampak dari risiko tersebut,
yang dilaksanakan sebelum, saat, ataupun setelah terjadinya risiko.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi pengendalian risiko menurut para ahli?
2. Bagaimana penjelasan teori risiko?
3. Bagaimana tujuan dari adanya pengendalian risiko?
4. Bagaimana pentingnya dari adanya pengendalian risiko?
5. Bagaimana fokus dan waktu dilaksanakannya pengendalian risiko?
6. Bagaimana lingkungan pengendalian ?
7. Bagaimana pelaksanaan strategi dan metode-metode dari pengendalian risiko?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi pengendalian risiko menurut para ahli
2. Untuk mengetahui penjelasan teori risiko
3. Untuk mengetahui tujuan dari adanya pengendalian risiko
4. Untuk mengetahui pentingnya dari adanya pengendalian risiko
5. Untuk mengetahui fokus dan waktu dilaksanakannya pengendalian risiko
6. Untuk mengetahui lingkungan pengendalian
7. Untuk mengetahui pelaksanaan strategi dan metode-metode dari pengendalian
risiko

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengendalian Risiko Menurut Para Ahli
Definisi dari risiko. Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan
ketidakpastian tentang suatu keadaaan yang akan terjadi nantinya dengan keputussan
yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini. Menurut Joel G. Siegel
dan Jea K. Shim menjelaskan tentang pengertian tentnag analisis risiko adalah proses
pengukuran dan penganalisaan risiko disatukan dengan keputusan keuangan dan
investasi.
Jadi, jika ditarik kesimpulan yang dimaksud dengan pengendalian risiko adalah
kegiatan yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran
dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai
pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis. Atau lebih singkatnya
adalah suatu tindakan untuk menyelamatkan perusahaan dari kerugian.
2.2 Teori Risiko
Untuk risiko yang tidak bisa dihindari,organisasi perlu melakukan pengendalian
risiko. Dengan menggunakan dua dimensi yaitu probabilitas dan severity.
Pengendalian risiko bertujuan untuk mengurangi probabilitas munculnya kejadian,
mengurangi tingakt keseriusan ( severity ), atau keduanya.
Ada beberapa teori yang ingin menelusuri penyebab munculnya risiko, antara
lain:
1. Teori domino ( Heinrich, 1959 )
Teori ini mengatakan bahwa kecelakaan bisa dilihat sebagai urutan lima
tahap berikut ini :
a. Lingkungan sosial dan faktor bawaan yang menyebabkan seseorang
berperilaku tertentu ( misal mempunyai temperamen tinggi sehingga
gampang marah ).
b. Personal fault ( kesalahan individu ), dimana individu tersebut tidak
mempunyai respon yang tepat (benar) dalam situasi tertentu.
c. Unsafe act or physical hazard ( tindakkan yang berbahaya atau kondisi
fisik yang berbahaya )
d. Kecelakaan
e. Cedera

2
2. Rantai risiko ( Risk Chain )
Menurut Mekhofer, 1987, risiko yang muncul bisa dipecah ke dalam
beberapa komponen :
a. Hazard ( kondisi yang mendorong terjadinya risiko )
b. Lingkungan di mana hazard tersebut berada
c. Interaksi hazard dengan lingkungan
d. Hasil dari interaksi
e. Konsekuensi dari hasil tersebut
2.3 Tujuan Pengendalian Risiko
a. Perusahaan memliki ukuran kuat sebagai pijakan dala mengambil setiap
keputusan, sehingga para manajer menjadi lebih berhati-hati dan selalu
menempatkan ukuran-ukuran dalam berbagai keputusan.
b. Mampu memberi arah bagi suatu perusahaan dalam melihat pengaruh-pengaruh
yang mungkin timbul bak secara jangka pendek dan jangka panjang.
c. Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu menghindari
dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian khususnya kerugian dari segi
finansial.
d. Memungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum.
2.4 Pentingnya dilakukan Manajemen Risiko
Secara umum ada enam tujuan risk management dalam perusahaan atau badan
usaha, diantaranya adalah:
1. Melindungi Perusahaan
Memberikan perlindungan terhadap perusahaan dari tingkat risiko
signifikan yang bisa menghambat proses pencapaian tujuan perusahaan.
2. Membantu Pembuatan Kerangka Kerja
Membantu dalam proses pembuatan kerangka kerja manajemen risiko yang
konsisten atas ririko yang ada pada proses bisnis dan fungsi-fungsi di dalam
sebuah perusahaan.
3. Mendorong Manajemen Agar Proaktif
Mendorong manajemen agar bertindak proaktif dalam mengurangi potensi
risiko, dan menjadikan manajemen risiko sebagai sumber keunggulan bersaing
dan kinerja perusahaan.

3
4. Sebagai Peringatan untuk Berhati-Hati
Mendorong semua individu dalam perusahaan agar bertindak hati-hati
dalam menghadapi risiko perusahaan demi tercapainya tujuan yang diinginkan
bersama.
5. Meningkatkan Kinerja Perusahaan
Membantu meningkatkan kinerja perusahaan dengan menyediakan
informasi tingkat risiko yang disebutkan dalam peta risiko/ risk map. Hal ini juga
berguna dalam pengembangan strategi dan perbaikan proses risk
management secara berkesinambungan.
6. Sosialisasi Manajemen Risiko
Membangun kemampuan individu maupun manajemen untuk
mensosialisasikan pemahaman tentang risiko dan pentingnya risk management.
2.5 Fokus dan Waktu dilakukannya Pengendalian Risiko
a. Fokus pengendalian risiko
Pengendalian risiko bisa difokuskan pada usaha mengurangi
kemungkinan ( probability ) munculnya risiko dan mengurangi keseriusan
( severity ) konsekuensi risiko tersebut.
Pemisahan ( separation ) dan duplikasi ( duplication ) merupakan dua
bentuk umum metode untuk mengurangi keseriusan risiko. Contoh pemisahan
adalah menyebar operasi perusahaan, sehingga terjadi kecelakaan kerja, karyawan
yang menjadi korban akan terbatas.
Tentunya kita bisa menggunakan metode mengurangi kemungkinan
munculnya risiko dengan pengurangan severity secara bersamaan. Sebagai
contoh, dokter ahli bedah belajar metode baru dalam pembedahan yang lebih
canggih dan lebih aman. Dengan metode baru tersebut, dokter tersebut bisa
mengurangi probabilitas terkena risiko digugat akibat mal – praktik, dan juga
sekaligus menurunkan severity tuntutan jika risiko gugatan terjadi.
b. Waktu pengendalian risiko
Dari sisi timing ( waktu ), pengendalian risiko bisa dilakukan sebelum,
selama, dan sesudah risiko terjadi. Sebagai contoh, perusahaan bisa melakukan
training untuk karyawannya mengenai peraturan, prosedur, dan teknik untuk
menghindari kecelakaan kerja. Karena aktivitas tersebut dilakukan sebelum
terjadinya kecelakaan kerja, maka aktivitas tersebut merupakan aktivitas sebelum
risiko terjadi.

4
Pengendalian risiko juga bisa dilakukan pada saat terjadinya risiko. Sebagai
contoh, kantong udara pada mobil secara otomatis akan mengembang jika terjadi
kecelakaan. Pengendalian risiko bisa juga dilakukan setelah risiko terjadi.
2.6 Lingkungan Pengendalian Risiko
1. Makna lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian adalah hal yang mendasar dala komponen
pengendalian. Terdiri atas, tindakan, kebijakan, prosedur yang mencerminkan
sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur dan komisaris, dan pemilik
perusahaan.Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para
manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di
organisasi tersebut.
Dari pengertian lingkungan pengendalian tersebut dapat diketahui bahwa
efektivitas pengendalian dalam suatu organisasi terletak pada sikap manajemen.
Untuk itu, manajemen dan staf harus menciptakan dan memelihara lingkungan
dalam organisasi yang menetapkan perilaku positif dan dukungan terhadap
pengendalian manajemen dan kesadaran manajemen. Lingkungan pengendalian
yang positif merupakan landasan bagi seluruh standar pengendalian manajemen.
Lingkungan pengendalian memberikan suatu bidang pengetahuan, struktur, dan
suasana yang mempengaruhi mutu pengendalian manajemen.
2. Penetapan risiko pengendalian
Merupakan proses penilaian tentang efektivitas rancangan dan pengoprasian
kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern suatu perusahaan dalam
mencegah dan mendeteksi salah saji dalam laporan keuangan.
Dalam penetapan risiko pengendalian untuk suatu asersi, auditor perlu
melakukan beberapa hal, diantaranya :
a. mempertimbangkan pengetahuan yang diperoleh dari prosedur untuk
mendapatkan pemahaman.
b. Mengidentifikasi salah saji material.
c. Identifikasi pengendalian diperlukan.
d. Melakukan pengujian pengendalian.

5
2.7 Pendekatan Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko (risk control) adalah suatu tindakan untuk menyelamatkan
perusahaan dari kerugian.
Pengendalian Risiko,dijalankan dengan metode berikut:
a. Menghindari Risiko
Salah satu cara mengendalikan suatu risiko murni adalah menghindari
harta, orang, atau kegiatan dari exposure terhadap risiko dengan jalan : 1.
Menolak memiliki, menerima atau melaksanakan kegiatan itu walaupun hanya
untuk sementara. 2. Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur diterima, atau
segera menghentikan kegiatan begitu kemudian diketahui mengandung risiko.
Jadi menghindari risiko berarti menghilangkan risiko itu.
Beberapa karakteristik dasar penghindaran risiko seharusnya diperhatikan :
1. Boleh jadi tidak ada kemungkinan menghindari risiko, makin luas risiko yang
dihadapi, maka makin besar ketidamungkinan menghindarinya, misalnya kalau
ingin menghindari semua risiko tanggung jawab, maka semua kegiatan perlu
dihentikan. 2. Faedah atau laba potensial yang bakal diterima dari sebab
pemilikan suatu harta, memperkerjakan pegawai tertentu, atau bertanggung jawab
atas suatu kegiatan, akan hilang, jika dilaksanakan pengendalian risiko. 3. Makin
sempit risiko yang dihadapi, maka akan semakin besar kemungkinan akan
tercipta risiko yang baru, misalnya menghindari risiko pengangkutan dengan
kapal dan menukarnya dengan pengankutan darat, akan timbul risiko yang
berhubungan dengan pengangkutan darat.
Untuk mengimplementasikan keputusan penghindaran risiko, maka harus
diadakan penetapan semua harta, personil, atau kegiatan yang menghadapi risiko
yang ingin dihindarkan tersebut. Dengan dukungan pihak manajemen puncak,
maka manajer risiko seharusnya menganjurkan policy dan prosedur tertentu yang
harus diikuti oleh semua bagian perusahaan dan pegawai.
Penghindaran risiko dikatakan berhasil jika tidak ada terjadi kerugian yang
disebabkan risiko yang ingin dhindarkan itu. Sesungguhnya metode itu tidak
diimplementasikan sebagaimana mestinya, jika ternyata larangan-larangan yang
telah diinstruksikan itu ternyata dilanggar walau kebetulan tidak terjadi kerugian.

6
b. Mengendalikan Risiko
a. Pengendalian risiko (kerugian) dijalankan dengan :
1. Merendahkan kans (chance) untuk terjadinya kerugian.
2. Mengurangi keparahan jika kerugian itu memang terjadi. Kedua
tindakan itu dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara :
 Tindakan pencegahan kerugian atau tindakan pengurangan
kerugian.
 Menurut sebab kejadian yang akan dikontrol.
3. Menurut lokasi daripada kondisi-kondisi yang akan dikontrol.
4. Menurut timing-nya.
b. Pengendalian kerugian menurut sebab-sebab terjadinya.
Secara tradisional tekhnik pengendalian kerugian diklasifikasikan
menurut pendekatan yang dilakukan :
1. Pendekatan engineering
Pendekatan engineering menekankan kepada sebab-sebab yang
bersifat fisikal dan mekanikal misalnya memperbaiki kael listrik yang
tidak memenuhi syarat, pembuangan limbah yang tidak memenuhi
ketentuan, konstruksi bangunan dan bahan dengan kualitas buruk dan
sebagainya.
2. Pendekatan hubungan kemanusiaan ( human relations )
Pendekatan human ralation menekankan sebab-sebab
kecelakaan yang berasal dari faktor manusia, seperti kelengahan, suka
menghadang bahaya, sengaja tidak memakai alat pengaman yang
diharuskan, dan lain-lain faktor psikologis.
c. Pengendalian Kerugian Menurut Lokasi
Tindakan pengendalian risiko dapat pula diklasifikasikan menurut
lokasi daripada kondisi yang direncanakan untuk dikendalikan. Dr. Haddon
menegaskan bahwa kemungkinan dan keparahan kerugian dari kecelakaan
lalu-lintas tergantung atas kondisi-kondisi dalam :
1. Orang yang mempergunakan jalan
2. Kendaraan
3. Lingkungan umum jalan raya yang melingkupi faktor-faktor seperti
desain, pemeliharaan, keadaan lalu lintas, dan praturan. Konsep

7
Haddon ini dapat diperluas pemakaiannya untuk bentuk kerugian lain,
misalnya : Kerugian Lokasi, Kerusakan kebakaran terhadap
Bangunan.Orang yang menggunakan bangunan itu, dan masyarakat di
sekitarnya. Tanggung – gugat produk pemakai produk, pembuat
produk-produk itu dan lingkungan hukum.
d. Pengendalian Menurut Timming
Pendekatan ini mempertanyakan apakah metode itu dipakai :
1. Sebelum kecelakaan.
2. Selama kecelakaan terjadi.
3. Sesudah kecelakaan itu.
Klasifikasi ini telah dipergunakan juga sebagai kriteria untuk
membedakan antara minimization dan salvage. Tindakan pencegahan
kerugian (berdasarkan definisi) semuanya dilaksanakan sebelum kejadian.
c. Analisa Kerugian dan Analisa Hazard
a. Analisis Kerugian
Untuk mendapatkan informasi atas kerugian, maka pengendali
kerugian perlu untuk membangun :
1. Jaringan pemberi informasi
2. Formulir unutk melaporkan kerugian
Pemberi informasi yang utama ialah supervisor lini utam tempat
terjadinya kecelakaan ialah yang bertangung jawab memberikan informasi
tentang kronolagi terjadinya kecelakaan dan mengisi formulir dengan
sempurna merekan akan lebih waspada terhadap kecelakaan.
Informasi yang tersedia dapat di gunakan untuk
1. Mengukur peformance manajer lini
2. Menetapkan operasi mana yang perlu di betulkan
3. Mengidentifikasikan hazard yang tersangkut dengan kerugianitu
4. Menyediakan informasi yang dapat di guanakan untuk memotifasi
manajer dan para karyawan.
Informasi selanjutnya dapat di peroleh dari data statistik.dengan
iformasi dari statistik ini dapat dibandingkan pengalaman perusahaan
sendiri. Selanjutnya dengan memanfaatkan informasi statistik dapat dapat
mengetahui karakterrisitk kecelakaan yaang sering terjadi.

8
b. Analisis Hazard
Hazard adalah suatu keadaan atau kondisi yang dapat memperbesar
kemungkinan terjadinya suatu peril. Hazard menimbulkan kondisi yang
kondusif terhadap bencana yang menimbulkan kerugian, dan kerugian
adalah penyimpangan yang tidak diharapkan.
Ada 4 (empat) tipe hazard yaitu :
a. Physical Hazard, adalah suatu kondisi yang bersumber pada
karakteristik secara fisik dari suatu obyek yang dapat memperbesar
kemungkinan terjadi suatu peril ataupun memperbesar terjadinya
suatu kerugian.
b. Moral Hazard, adalah suatu kondisi yang bersumber dari orang yang
bersangkutan yang berkaitan dengan sikap mental atau pandangan
hidup serta kebiasaannya yang dapat memperbesar kemungkinan
terjadinya suatu peril ataupun suatu kerugian.
c. Morale Hazard. Meskipun pada dasarnya setiap orang tidak
mengingatkan terjadinya suatu kerugian, akan tetapi karena merasa
bahwa ia telah memperoleh jaminan baik atas diri maupun harta
miliknya, maka seringkali menimbulkan kecerobohan atau kurang
hati-hati. Keadaan yang demikian itu akan dapat memperbesar
terjadinya suatu kerugian.
d. Legal Hazard, seringkali berdasarkan peraturan-peraturan ataupun
perundang-undangan yang bertujuan melindungi masyarakat justru
diabaikan atau pun kurang diperhatikan sehingga dapat memperbesar
terjadinya suatu peril.
d. Menentukan Kelayakan Ekonomi
Upaya pencegahan terhadap segala risiko harus selalu ditinjau dari sudut
manfaat dan biayanya yang harusnya bersifat economical feasible. Oleh karena
itu perlu dilakukan analisis terhadap hal-hal berikut :
a. Biaya yang timbul karena peril (kecelakaan)
Biaya atau kerugian yang timbul karena peril yang sering
diperhitungkan atau dialokasikan lebih rendah dari jumlah yang mungkin
terjadi. Hal ini karena adanya kerugian lain yang tersembunyi, yang tidak
terlihat secara langsung pada saat peril terjadi. Biaya atau kerugian tersebut
diantaranya :

9
1. Biaya karna hilangnya waktu kerja
2. Biaya karna hilangnya waktu kerja pengawai lainya
3. Biaya dari waktu yang terpakai bagi supervisor untuk menyediakan
form laporan kecelakaan dan waktu untuk mengajarkan penganti
karyawan yang cedera
4. Biaya yang berkenan rusaknya mesin, peralatan, atau harta lainya
5. Biaya yang berkenan pembayaran gaji karyawan yang pulih dari cidera
6. Hilangnya waktu produksi
b. Biaya pengendalian risiko kerugian
Biaya pengadaan, pemasangan dan perawatan peralatan pengendalian
kerugian dapat di bagi menjadi 3 kategori :
1. Pengeluaran modal dan depresiasi untuk alat pencengahan
2. Pengeluaran seperti gaji, tunjangan, pakaian, biaya, training, dan
sebagainya
3. Pengeluaran untuk menjalankan program
c. Membandingkan Manfaat dan Biaya
Pertama karena manfaat biaya tidak pasti, maka benefit itu harus
dikalikan dengan probobilitas sebesar mafaat itu akan terjadi. Kedua, baik
manfaat (benefit) maupun biaya bisa disebarkan pada biaya unurk beberapa
tahun. Akibatnya orang harus mebnadingkan present value dari expected
cost.
d. Evaluasi
Usaha pengendalian kerugian di evaluasi dengan menetapkan
1. Apakah biaya kecelakaan adalah dikurangin dengan adanya usaha
tersebut. Apakah kebijakkan keselamatan ( safety policy)
dan prosedur yang di anjurkan oleh manajer risiko ada di jalankan.
2. Mengukur perubahan-perubahan dalam kerugian dan biaya untuk
pencegahan, misalnya premi asuransi, biaya-biaya karena peril,
frekuensi peril, keparahan kerugian, yang harus dianalisis secara
agregat.

10
e. Pemisahan Risiko
Yang dimaksud dengan pemisahan risiko ialah kegiatan memisahkan atau
menyebarkan harta yang menghadapi risiko sama, menggantikan penempatan
dalam satu lokasi.
Misalnya jika banyak mempunyai truk, maka tindakan pemisahan dilakukan
dengan menempatkannya dalam beberapa pool yang berlainan, menempatkan
barang persediaan tidak dalam satu gudang saja, tapi dipisahkan dalam dua atau
lebih. Maksud pemisahan ini adalah mengurangi jumlah kerugian untuk satu
peristiwa. Dengan menambah banyaknya independent exposure unit maka
probabilitas kerugian-harapan diperkecil. Jadi, memperbaiki kemampuan
perusahaan untuk meramalkan kerugian yang akan dialami.
f. Kombinasi atau Pooling
Kombinasi atau Pooling merupakan suatu metode pengendalian risiko yang
dilakukan dengan cara melakukan tindakan kombinasi dari metode-metode yang
ada, baik itu penghindaran risiko, pengendalian risiko, pemisahan risiko maupun
pemindahan risiko. Dengan tujuan untuk meminimalkan dampak risiko yang
mungkin terjadi.
Salah satu cara perusahaan mengkombinasikan risiko adalah dengan
perkembangan internal. Misalnya, perusahaan angkutan memperbanyak jumlah
truknya ; satu perusahaan merger dengan perusahaan lain ; perusahaan asuransi
mengkombinasikan risiko murni dengan jalan menanggung risiko sejumlah besar
orang atau perusahaan.
g. Pemindahan Risiko
Memindahkan atau mentransfer risiko terjadi apabila seseorang mengalami
kerugian di mana akibat keuangan dari kerugian tersebut sebagian atau
seluruhnya ditanggung oleh orang lain.
Alasan Memindahkan Risiko
• Kerugian yang terjadi diperkirakan terlalu besar untuk ditanggung sendiri
dan atau dapat menghambat tercapainya tujuan perusahaan.
• Sesuai dengan undang-undang atau peraturan yang berlaku yang
mewajibkan perusahaan mentransfer kerugian tertentu kepada orang lain.
• Pemindahan kerugian telah diperhitungkan sebagai cara yang paling efisien,
meskipun ada kewajiban menanggung sendiri dan tidak ada ketentuan yang
mewajibkannya.
11
Pemindahan risiko dapat dilakukan dengan tiga cara :
1. Harta milik atau kegiatan yang menghadapi risiko dapat dipindahkan
kepada pihak lain, baik dinyatakan dengan tegas, maupun berikut dengan
transaksi atau kontrak. Contoh : Perusahaan yang menjual salah satu
gedungnya, dengan sendirinya telah memindahkan risiko yang berhubungan
dengan pemilikan gedung itu kepada pemilik baru. Ada perusahaan yang
menyerahkan sebagian kegiatan perusahaan kepada kontraktor, dengan
tujuan untuk memindahkan segala risiko yang berhubungan dengan
pekerjaan itu.
2. Risiko itu sendiri yang dipindahkan.
Contoh : Pada suatu kasus persewaan gedung, penyewa mungkin sanggup
mengalihkan kepada pemilik berkenaan tanggung jawab kerusakan gedung
karena kealpaan si penghuni.
3. Suatu risk financing transfer menciptakan suatu loss exposure untuk
transferee. Pembatalan perjanjian itu oleh transferee dapat dipandang
sebagai cara ketiga dalam risk control transfer. Dengan pembatalan itu,
transferee tidak bertanggung jawab secara hukum untuk kerugian yang
semula ia setujui, untuk dibayar. Contoh yang dikemukakan diatas transfree
memaafkan transfertor dari tanggung jawab, karena itu exposure itu
sendirilah yang dihilangkan.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. pengendalian risiko adalah kegiatan yang membahas tentang bagaimana suatu
organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang
ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif
dan sistematis. Atau lebih singkatnya adalah suatu tindakan untuk
menyelamatkan perusahaan dari kerugian.
2. Teori risiko terbagi menjadi 2, yaitu, teori domino yang di cetuskan oleh Heinrich
pada tahun 1959, dan teori risk chain yang dicetuskan oleh Mekhofer, 1987.
3. Tujuan dari pengendalian risiko adalah sebagai pijakan dalam pengambilan
keputusan oleh perusahaan sehingga dapat menekan risiko yang ditanggung
seminimun mungkin.
4. pentingnya pengendalian risiko adalah sebagai peringatan dini dan bagi
manajemen di suatu perusahaan untuk bekerja proaktif dan meminimalisir
kerugian.
5. Fokus pengendalian risiko diantaranya yaitu mengurangi probabilitas terjadinya
risiko dan konsekuensi dampak risiko. Waktu pengendalian risiko dapat
dilakukan sebelum, saat, dan setelah terjadinya risiko.
6. Metode pengendalian risiko diantaranya, adalah menghindari risiko,
mengendalikan risiko, analisa kerugian dan hazard, pemisahan risiko, kombinasi,
dan pemindahan risiko.
3.2 Saran
Dengan diperolehnya gambaran mengenai pengendalian risiko diharapkan dapat
memberikan pemahaman bahwa dalam melakukan manajemen dalam suatu perusahaan
diperlukan tindakan dengan metode tertentu untuk meminimalisir terjadinya kerugian

13
DAFTAR PUSTAKA
Irham, Fahmi. 2016. MANAJEMEN RISIKO Teori, Kasus, dan Solusi, Alfabeta. Bandung :
ALFABETA.
Mulyawan, Setia. 2015. Manajemen Risiko. Bandung : CV Pustaka Setia
Pane, Fitri. 2014. Penanggulangan Resiko. [SUMBER ONLINE].
http://fitriahpane.blogspot.com/2014/01/penanggulangan-resiko.html
Kangari, R. 1995. Risk Management Perceptions and Trends of U.S. Construction. Journal
of Construction Engineering and Management. ASCE. December.
Seravine. 2011. Teknik-Teknik Manajemen Resiko. [SUMBER ONLINE].
http://tugaskuliahanakmenej.blogspot.com/2011/12/teknik-teknik-manajemen-
risiko.html
Sukhron, Ahmad. 2017. Manajemen Resiko. [SUMBER ONLINE].
https://ahmadsukhron28.blogspot.com/2017/10/manajemen-resiko.html
Mardhani, Dessy Sri. 2016. Pengendalian Risiko. [SUMBER ONLINE].
http://dessysrimardhani.blogspot.com/2016/04/pengendalian-risiko-manajeman-
risiko.html
Tim Pengendalian Risiko. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. {SUMBER
ONLINE]. https://slideplayer.info/slide/2927803/

14

Anda mungkin juga menyukai