Anda di halaman 1dari 2

Nama : Septi Husnah Fadlillah

Nim : 2010402102
Jurusan : Ekonomi Syari'ah (6D)
Mata Kuliah : Ekonomi Moneter
Dosen Pengampu : Yogi Ahmad Yani. MM
TUGAS
1. Pendapat sendiri tentang kebijakan pemerintah dalam mengenai
pemberian subsidi BBM!
Jawab :
Menurut pendapat saya, dengan adanya kebijakan pemerintah dalam
mengenai pemberian subsidi BBM ini akan tergantung pada beberapa faktor
seperti tujuan, efektivitas dan dampak secara keseluruhan. Secara
keseluruhan, saya menganggap kebijakan subsidi BBM dapat menjadi
kebijakan yang efektif untuk membantu mengurangi beban biaya hidup bagi
masyarakat yang bergantung pada kendaraan bermotor, terutama dengan
lalu lintas terbatas atau terpencil. Dalam hal ini, saya berpendapat bahwa
kebijakan pemberian subsidi BBM sebaiknya tidak dilakukan secara terus-
menerus dan tanpa evaluasi yang memadai. Pemerintah seharusnya
melakukan analisis terhadap efektivitas dan dampak dari kebijakan ini
secara berkala, serta mempertimbangkan alternatif kebijakan yang lebih
efektif dan berkelanjutan. Selain itu, pemerintah juga perlu memperkuat
sistem pengawasan dan pengendalian agar subsidi BBM dapat tepat sasaran
dan tidak disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Jadi kesimpulannya yaitu pemerintah perlu mempertimbangkan
dengan cermat sebelum mengambil keputusan. Saya berharap pemerintah
dapat mengembangkan kebijakan subsidi BBM yang lebih efektif,
berkelanjutan dan dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi
masyarakat dan ekonomi secara keseluruhan.
2. Sejarah perkembangan ekonomi moneter di Indonesia!
Jawab :
Sejarah perkembangan ekonomi moneter di indonesia dimulai sejak
masa kolonial belanda hingga saat ini. Ada beberapa tahapan penting dalam
sejarah perkembangan ekonomi moneter di indonesia :
1. Masa Kolonial Belanda (1600an-1942)
Pada masa ini, belanda memperkenalkan uang kertas dan uang
logam sebagai pembayaran di indonesia. Pada tahun 1826, belanda
mendirikan De Javasche Bank sebagai bank sentral di indonesia. Bank

1
ini bertugas mengeluarkan uang, mengendalikan inflasi, serta menjaga
stabilitas ekonomi di indonesia.
2. Masa pendudukan jepang (1942-1945)
Selama masa pendudukan jepang, jepang mengeluarkan mata
uang baru yaitu "Roepiah". Roepiah memiliki nilai yang jauh lebih
rendah dibandingkan dengan mata uang sebelumnya, sehingga
mengakibatkan inflasi yang tinggi.
3. Kemerdekaan Indonesia (1945)
Setelah indonesia merdeka pada tahun 1945, pemerintah
indonesia mencetak uang sendiri untuk menggantikan mata uang
jepang. Pada tahun 1946, indonesia mendirikan bank sentral pertama
di indonesia. Bank indonesia bertugas mengatur dan mengendalikan
peredaran uang di indonesia.
4. Masa Orde Lama 1950an-1960an)
Pada masa ini, bank indonesia menjadi lembaga independen
yang bertugas mengatur kebijakan moneter dan mengawasi bank-bank
indonesia. Pada tahun 1959, indonesia bergabung dengan Dana
Moneter Internasional (IMF) dab Bank Dunia.
5. Masa Orde Baru (1960an-1990an)
Pada masa ini, indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi
yang pesat. Namun, inflasi dan defisit anggaran menjadi masalah
serius pada akhir 1980an dan awal 1990an. Pada tahun 1997, krisis
ekonomi melanda indonesia dan menyebabkan nilai rupiah anjlok.
6. Reformasi (1998-sekarang)
Setelah krisis ekonomi pada tahun 1997, Bank Indonesia
melakukan reformasi untuk memperbaiki sistem keuangan dan
moneter di indonesia. Bank indonesia menjadi lebih independen dan
bertugas menjaga stabilitas ekonomi dengan mengatur suku bunga dan
memantau inflasi. Pada tahun 2004, indonesia kembali bergabung
dengan IMF. Saat ini, Bank Indonesia masih terus berupaya untuk
meningkatkan kualitas kebijakan moneter dan perbankan di indonesia.

Anda mungkin juga menyukai