Anda di halaman 1dari 4

Bahan Wawancara GenBI

Apa itu bank Indonesia?

Bank Indonesia (BI) adalah bank sentral Republik Indonesia. Yang memiliki satu tujuan tunggal yaitu
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Tujuan dan Tugas Bank Indonesia
Sebagai bank sentral, BI memiliki satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah. Kestabilan ini bisa mengandung 2 aspek, yakni:
1. Kestabilan nilai mata uang pada barang dan jasa.
2. Kestabilan nilai mata uang pada mata uang negara lain.
Aspek pertama dapat diukur lewat perkembangan laju inflasi, sedangkan aspek kedua tercermin dari
nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Keberadaan tujuan tunggal ini diharapkan dapat
memperjelas sasaran apa yang harus dicapai BI dan batas-batas tanggung jawabnya.
Dalam upaya mencapai tujuan tunggalnya, BI didukung oleh 3 pilar yang merupakan 3 bidang tugasnya,
yakni:
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
- menjual dan membeli surat berharga pemerintah
- menentukan tingkat diskonto
- mengatur cadangan wajib minimum
-mengatur kredit
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
Membuat aturan, standar, dan prosedur dalam peredaran uang
3. Menjaga stabilitas sistem keuangan.
- Mengawasi kegiatan lembaga keuangan
- Mengakses informasi mengenai stabilitas keuangan
- Sebagai lender of the last resort/ sumber pinjaman terakhir

Sejarah Bank Indonesia


Pada tahun 1826, "De Javasche Bank" didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda yang bertugas
untuk mencetak dan mengedarkan uang. Pada tahun 1881, kantor De Javasche Bank dibuka di
Amsterdam yang kemudian berlanjut membuka cabang di New York. Pada tahun 1930, bank ini memiliki
total 16 kantor cabang di Hindia Belanda, yaitu di Bandung, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Surakarta,
Surabaya, Malang, Kediri, Aceh, Medan, Padang, Palembang, Banjarmasin, Pontianak, Makassar, dan
Manado.
Pada tahun 1953, Bank Indonesia didirikan untuk menggantikan fungsi De Javasche Bank sebagai bank
sentral dengan tiga tugas utama di bidang moneter, perbankan, dan sistem pembayaran. Bank Indonesia
juga mendapat tugas penting lain dalam hubungannya dengan Pemerintah dan melanjutkan fungsi bank
komersial yang dilakukan De Javasche Bank sebelumnya.
Pada tahun 1968, Undang-Undang Bank Sentral diterbitkan untuk mengatur kedudukan dan tugas Bank
Indonesia sebagai bank sentral, terpisah dari bank lain yang melakukan fungsi komersial. Selain tugas
pokoknya, Bank Indonesia juga bertugas untuk membantu Pemerintah sebagai agen pembangunan
mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna
meningkatkan taraf hidup rakyat.
Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia terjadi di tahun 1999. Dengan UU No. 23/1999, Bank
Indonesia memiliki tujuan tunggal yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Kemudian pada tahun 2004, Undang-Undang Bank Indonesia diamandemen dengan fokus pada aspek
penting terkait pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia, termasuk penguatan governance.
Pada tahun 2008, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2
tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia
sebagai upaya untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Amendamen ini bermaksud untuk
meningkatkan ketahanan perbankan nasional dalam menghadapi krisis global lewat peningkatan akses
perbankan terhadap Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek dari Bank Indonesia.
Gubernur Bank Indonesia
Perry Warjiyo, lahir di sukoharjo pada tahun 1959. Pada tahun 1982 ia berkuliah di Universitas Gadjah
Mada (UGM), lalu ia melanjutkan pendidikannya di lowa state university hingga meraih gelar master
pada tahun 1989, dan meraih gelar Ph.D di tahn 1991.
Sebelum menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia, beliau menjabat sebagai deputi gubernur BI
periode 2013-2018. Lalu beliau pernah menjabat sebagai asisten gubernur untuk kebijakan moneter,
makroprudensial, dan Internasional. Jabatan tersebut diemban setelah menjadi direktur eksekutif
departemen riset ekonomi dan kebijakan moneter bank indonesia.
Perry Warijiyo resmi menjadi Gubernur Bank Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden RI No.70/P
Tahun 2018 tanggal 16 April 2018, dan mengucapkan sumpah jabatan pada tanggal 24 mei 2018.
Kedudukan BI dalam ketatanegaraan
Undang-Undang Republik Indonesia No. 6/ 2009. Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan
sebagai suatu lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas
dari campur tangan Pemerintah dan/atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur
dalam undang-undang ini.
Hubungan BI dengan pemerintah
Dalam hal hubungan keuangan dengan Pemerintah, Bank Indonesia membantu menerbitkan
dan menempatkan surat-surat hutang negara guna membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) tanpa diperbolehkan membeli sendiri surat-surat hutang negara tersebut.
Meskipun Bank Indonesia merupakan lembaga negara yang independen, tetap diperlukan
koordinasi yang bersifat konsultatif dengan Pemerintah, sebab tugas-tugas Bank Indonesia merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan-kebijakan ekonomi nasional secara keseluruhan.
Kebijakan Bank Indonesia

1. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter Bank Indonesia pada 2023 akan difokuskan pada stabilisasi nilai tukar Rupiah dan
pengendalian inflasi agar kembali ke sasaran lebih awal sebagai bagian dari langkah mitigasi terhadap
dampak rambatan gejolak global, serta dukungan terhadap stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Bank Indonesia akan secara konsisten melanjutkan respons kebijakan suku bunga melalui kalibrasi secara
terukur (well-callibrated), perencanaan yang matang (well-planned), dan dikomunikasikan secara
transparan (well-communicated) untuk memastikan tercapainya sasaran inflasi inti lebih awal yaitu pada
semester I 2023.

Besaran dan waktu respons kebijakan suku bunga tersebut didasarkan pada perkembangan ekspektasi
inflasi dan inflasi inti, dibandingkan dengan perkiraan awal dan sasaran yang akan dicapai (data dependent).

2. Kebijakan Makroprudensial

Kebijakan makroprudensial longgar akan tetap dilanjutkan untuk mendorong kredit dan pembiayaan
perbankan pada sektor-sektor prioritas dan UMKM guna mempercepat pemulihan ekonomi nasional,
sekaligus menjaga stabilitas sistem keuangan dan mengembangkan inklusi ekonomi dan keuangan hijau.

3. Kebijakan Sistem Pembayaran

Digitalisasi sistem pembayaran berdasarkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 yang satu
bahasa, satu bangsa dan satu nusa, terus didorong untuk mengakselerasi integrasi ekonomi dan keuangan
digital, kerja sama sistem pembayaran antarnegara, serta tahapan pengembangan Digital Rupiah
sebagaimana “white paper" yang juga diluncurkan pada  penyelenggaraan PTBI 2022.

4. Kebijakan Pendalaman Pasar Uang

Akselerasi pendalaman pasar uang dan pasar valas sesuai Blueprint Pengembangan Pasar Uang (BPPU) 2025
juga ditempuh untuk memperkuat efektivitas operasi dan transmisi kebijakan, pembangunan pasar uang
yang modern dan berstandar internasional, serta pengembangan instrumen pembiayaan termasuk
pengembangan keuangan berkelanjutan.

5. Kebijakan Ekonomi-Keuangan Inklusif dan Hijau

Program-program pengembangan ekonomi-keuangan inklusif pada UMKM dan ekonomi keuangan


Syariah juga terus diperluas, termasuk dengan digitalisasi serta perluasan akses pasar domestik dan ekspor.

Tujuan Program Beasiswa BI


1. Meningkatkan angka partisipasi pendidikan tinggi, indeks pembangunan manusia (IPM) dan
daya saing bangsa Indonesia.
2. Memotivasi generasi muda dari kalangan tidak mampu dan berprestasi untuk menempuh
pendidikan tinggi.
3. Mengembangkan komunitas mahasiswa yang memiliki wawasan kebanksentralan dan berliterasi
keuangan untuk menjadi frontliner, agent of change dan future leader.
4. Optimalisasi potensi yang dimiliki mahasiswa dan meningkatkan prestasi untuk menghasilkan
SDM yang mandiri serta produktif.
G20

Anda mungkin juga menyukai