Anda di halaman 1dari 16

EKONOMI MONETER ISLAM

Bank Sentral, Lembaga Keuangan dan Bank Umum

Dosen Pengampu : Safaah Restuning Hayati, Lc, S E I , M.A Ek

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Aris Seno Aji Muzaqi 20170730001


2. Khintan Anggraini 20170730012
3. Nizar Habibunnizar 20170730127

Ekonomi Syariah

Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2020/2021
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji
syukur kami panjatkan kepada-Nya, shalawat serta salam yang selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, berkat rahmat dan karunia-Nya yang berlimpah, kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Bank Sentral, Lembaga Keuangan dan Bank Umum” tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari pembuatan dan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
matakuliah Ekonomi Moneter Islam tahun semester gasal 2020/2021. Makalah ini juga disusun
agar pembaca dapat memahami atau memperluas pengetahuan tentang hukum bisnis syariah yang
kami sajikan berdasarkan pengamatan dari beberapa referensi.

Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan yang dibuat baik secara
sengaja maupun tidak sengaja dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, kami sekelompok
memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan tersebut dan kami berharap para pembaca
dapat membantu kami dengan memberikan saran dan kritik agar bisa menjadi lebih baik lagi.

Yogyakarta, Senin 17 Februari 2020

Penyusun
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang keuangan
atau yang sering kita sebut dengan lembaga keuangan. Kegiatan utama lembaga keuangan
adalah membiayai permodalan suatu bidang usaha di samping usaha lain seperti
menampung uang yang sementara waktu belum digunakan oleh pemiliknya. Selain itu,
kegiatan lainnya lembaga keuangan tidak terlepas dari jasa keuangan.
Dalam prakteknya lembaga keuangan digolongkan ke dalam dua golongan besar
yaitu: Pertama lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan lainnya. Salah satu contoh
lembaga keuangan bank adalah adanya Bank Sentral.
Bank sentral dibentuk dengan tujuan sosial ekonomi tertentu yang menyangkut
kepentingan nasional atau kesejahteraan umum, sepert stabilitas harga dan perkembangan
ekonomi, dan di sisi lain, dalam suatu sistem perbankan, ketiadaan koordinator dan
regulator yang tidak berpihak, akan mengakibatkan bank-bank tidak dapat melaksanakan
operasinya secara efisien.
Oleh karena itu, bank sentral dapat melaksanakan kepengawasan terhadap
kebijaksanaan moneter oleh bank-bank dan untuk mengawasi serta memimpin seluruh
sistem perbankan.
Peran Bank Sentral akan tercermin dari tugas utama yang diembannya, yaitu
menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan mengawasi bank, serta
menjaga kelancaran sistem pembayaran. Peran yang sangat mendasar adalah mencetak dan
mengedarkan uang. Bank sentral merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang untuk
mengeluarkan dan mengedarkan mata uang sebagai alat pembayaran yang sah di suatu
negara.
Di Indonesia, peranan Bank Sentral ini diserahkan kepeda Bank Indonesia.
Undang-undang yang mengatur tentang Bank Sentral adalah Undang-Undang No. 13
Tahun 1968.

B. Rumusan Masalah
1. Konsep dan Pengertian
2. Fungsi dan Tugas Bank Sentral
3. Bank Indonesia sebagai Bank Sentral
4. Independensi Bank Sentral
5. Peran Lembaga Keuangan
6. Jenis dan Karakteristik Lembaga Keuangan
7. Pengelolaan dan Pengaturan Bank Umum
8. Merger dan Akuisisi Bank Umum

C. Tujuan
Agar dapat memahami konsep, fungsi dan tugas bank sentral melihat bagaimana
Bank Indonesia menduduki bank sentral menjadikan peran Lembaga keuangan melihat
jenis dan karakteristik Lembaga keuangan dalam pengelolaan dan pengaturan bank umum
serta merger dan akuisisi bank umum.
BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep dan Pengertian


a. Bank Sentral di Indonesia
Di Indonesia, peranan bank sentral dilakukan oleh bank Indonesia. Berawal dari De
Javasche Bank yang didirikan oleh Belanda pada 24 Januari 1828, setelah Indonesia
merdeka, bank tersebut dinasionalisasi menjadi Bank Indonesia dan berada di bawah
kewenangan pemerintah Indonesia. Pada awal periode kemeredekaan, bank Indonesia
masih melakukan usaha komersial. Namun dalam perkembangannya, usaha tersebut
dihentikan. Apalagi semenjak krisis moneter yang dialami Indonesia pada tahun 1997-
1998, Bank Indonesia diberikan independensi untuk fokus pada tujuan utama, yaitu
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Bank Sentral ialah sebuah badan keuangan, yang pada umumnya dipunyai
pemerintah, serta menjamin supaya kegiatan badan-badan keuangan tersebut bisa
menciptakan tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi dan stabil.
Bank sentral di Indonesia yaitu Bank Indonesia (BI). Menurut UU RI NO.3 Tahun
2004 Tentang perubahan atas UU. No.3 Tahun 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia,
Bank indonesia ialah suatu lembaga negara yang mandiri dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya, bebas dari pengaruh pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal
yang tegas diatur dalam undang-undang.
Bank Indonesia sebagai bank sentral yang bertujuan untuk mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk menggapai tujuan tersebut, Bank Indonesia
melakukan suatu kebijakan moneter secara terus-menerus, konsisten, transparan, dan mesti
mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian.

B. Fungsi dan Tugas Bank Sentral


a. Tujuan atau Fungsi Bank Sentral (Bank Indonesia)
Seperti yang telah disebutkan di atas, tujuan atau fungsi bank sentral atau Bank
Indonesia yang utama adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Kestabilan nilai rupiah yang dimaksud terdiri dari dua aspek yaitu1:
1. Kestabilan terhadap barang dan jasa, yang tercermin dalam kestabilan tingkat
inflasi di Indonesia
2. Kestabilan terhadap mata uang negara lain, yang tercermin dalam nilai tukar
mata uang asing (kurs)
b. Tugas Bank Sentral di Indonesia
Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, tugas bank sentral memiliki tiga
tugas utama sebagai berikut:
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
Tugas bank sentral ini dilakukan dalam rangka mengendalikan jumlah uang
beredar, agar tercipta kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa. Selain itu,
kebijakan ini juga dapat dilaksanakan untuk mendorong perekonomian nasional.
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia juga perlu berkoordinasi dengan
Pemerintah agar kebijakan moneter yang dilaksanakan sejalan dengan kebijakan
fiskal dan kebijakan ekonomi lainnya yang ditetapkan pemerintah, sehingga hasil
yang diperoleh dari pelaksanaan kebijakan tersebut dapat dimaksimalkan.
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Tugas bank sentral ini dilakukan dalam rangka terciptanya kesepakatan,
aturan, standar dan prosedur yang digunakan untuk mengatur peredaran uang.
Sistem pembayaran yang dimaksud dapat berupa sistem pembayaran tunai dan non
tunai.
3. Mengatur dan mengawasi perbankan
Seiring dengan terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tugas
pengawasan yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia difokuskan kepada
pengawasan makroprudensial, sementara pengawasan mikroprudensial diserahkan
kepada OJK. Pelaksanaan pengawasan makroprudensial dimaksudkan untuk
menjaga stabilitas sistem keuangan. Stabilitas sistem keuangan adalah suatu

1
Bank Indonesia. 2004. Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia: Sebuah Pengantar. Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Kebanksentralan.
kondisi dimana seluruh lembaga keuangan, pasar keuangan dan sarana-sarana
pendukungnya memiliki ketahanan dan mampu mengarasi ketidakseimbangan
keuangan. Dengan demikian, secara umum, kebijakan makroprudensial dapat
diartikan sebagai kebijakan untuk membatasi risiko dan biaya krisis sistemik dalam
rangka memelihara kesimbangan sistem keuangan secara keseluruhan.
d. Wewenang Bank Indonesia

Dalam pelaksaan tugasnya, Bank Indonesia memilik wewenang tertentu yang telah
ditetapkan oleh undang-undang, yaitu2:

1. Wewenang bank sentral yang berkaitan dengan tugas menetapkan dan


melaksanakan kebijakan moneter, yang meliputi:
2. Menetapkan tingkat diskonto, cadangan minimum bank umum, serta mengatur
kredit atau pembiayaan
3. Menetapkan sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi
4. Melakukan pengendalian moneter dengan tidak terbatas pada operasi pasar
terbuka di pasar uang, baik dalam bentuk mata uang Rupiah maupun valuta
asing
e. Wewenang yang berkaitan dengan tugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran, yang meliputi:
1. Menetapkan penggunaan alat atau instrumen pembayaran
2. Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa
sistem pembayaran
3. Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan
laporan kegiatannya
f. Wewenang bank sentral yang berkaitan dengan tugas mengatur dan mengawasi bank,
yang meliputi:
1. Mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
2. Menetapkan peraturan

2
Bank Indonesia. 2004. Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia: Sebuah Pengantar. Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Kebanksentralan.
3. Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu
dari bank
4. Mengawasi bank, baik secara individual maupun sebagai sistem perbankan
C. Bank Indonesia sebagai Bank Sentral
Bank Indonesia adalah bank sentral Republik Indonesia. Dimana merupakan
lembaga negara yang independen, bebas dari campur tangan Pemerintah dan/atau pihak-
pihak lainnya, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang. Pihak
luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia
juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari
pihak manapun juga. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank
Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih
efektif dan efisien.Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan
nilai rupiah.
Bank Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut:
a. menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
b. mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran;
c. mengatur dan mengawasi Bank.
Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter Bank Indonesia
berwenang
a. menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi yang
ditetapkannya;
b. melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara yang termasuk tetapi
tidakterbatas pada:
1. operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing;
2. penetapan tingkat diskonto;
3. penetapan cadangan wajib minimum;
4. pengaturan kredit atau pembiayaan.
Bank Indonesia (BI) adalah bank sentral Republik Indonesia. Sebagai bank sentral, Bank
Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yakni mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah. Kestabilan nilai rupiah mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang
terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.
Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua
tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.
Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai
Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau
tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah.
Sejak tahun 1999, status BI ditetapkan sebagai lembaga negara yang independen
dan memiliki kewenangan penuh dalam menjalankan tugasnya serta bebas dari campur
tangan Pemerintah dan/atau pihak lain. Hal ini diatur dalam Undang-Undangan No.
23/1999 tentang Bank Indonesia, yang kemudian diubah melalui Undang-Undang No.
6/2009. Dengan demikian, BI wajib menolak intervensi dalam bentuk apa pun dan dari
pihak mana pun. Status dan kedudukan BI ini diperlukan agar BI dapat melaksanakan peran
dan fungsinya sebagai otoritas moneter dengan lebih efektif dan efisien.
Statusnya juga diakui sebagai badan hukum publik dan badan hukum perdata yang
ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik, BI memiliki wewenang
untuk menetapkan aturan-aturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-
undang. Sedangkan sebagai badan hukum perdata, BI dapat bertindak untuk dan atas
namanya sendiri di dalam ataupun di luar pengadilan3.
D. Independensi Bank Sentral
Independensi bank sentral sudah dimulai sejak zaman dahulu. Sesuai
perkembangan zaman bank indonesia yang merupakan bank sentral mempunyai wewenang
atas independensinya yang diatur dalam undang-undang yaitu (pasal 4 UU No 23 tahun
1999 sebagaimana diubah dengan UU No 33 tahun 2004). Dalam bank sentral yaitu bank
indonesia mempunya wewenang dalam kebijakannya untuk perekonomian indonesia yaitu
(i) melaksanakan dan menetapkan kebijakan moneter, (ii) mengatur dan menjaga sistem
pembayaran, (iii) mengatur dan mengawasi bank.
Di Indonesia sendiri arti dari independensi bank sentral adalah tidak di bawah
kendali pemerintahan, jadi bank murni menjalankan kebijakannya sendiri tanpa campur
tangan oleh pemerintah. sebelum masa kemerdekaan bank indonesia yang sebelumnya de
javasche bankwet masih memiliki sistem layaknya bank umum. Setelah masa kemerdekaan

3
Karim, Adi Warman. 2002. Ekonomi Islam: Suatu Kajian Ekonomi Makro. Jakarta: The International Institute of
Islamic Thought (IIIT).
bank sentral mulai membenahi sistem internal yang diatur oleh undang-undang pokok
Bank Indonesia tahun 1953 dimana tugas bank indonesia meliputi4 :
a) Bank bertugas mengatur satuan uang indonesia menurut cara sebaik-baiknya bagi
kemakmuran nusa dan bangsa dalam hal itu menjaga agar nilai tetap stabil.
b) Bank menyelenggarakan peredaran uang di indonesia, sekedar peredaran uang itu
sendiri dari uang kertas bank, mempermudah jalannya uang giral di indonesia dan
memajukan jalannya pembayaran di luar negeri.
c) Bank memajukan perkembangan yang sehat dari urusan kredit dan urusan bank di
republik indonesia pada umumnya dan dari urusan kredit nasional dan urusan bank
nasional khususnya
d) Melakukan pengawasan kredit

Pada saat ini bank indonesia yang mempunyai peran sentral dalam menentukan
kebijakan moneter tidak terlibat oleh campur tangan pemerintah. Peran bank sentral lebih
mengacu untuk menjaga ksatabilan ekonomi moneter di indonesia. Yaitu dengan menjaga
ksatabilan laju inflasi agar tetap stabil menentukan suku bunga.
E. Peran Lembaga Keuangan
Dahulu masyarakat sebelum bank terbentuk masyarakat masih menggunakan cara
tradisional untuk menukar barang yang mereka inginkan disebut barter. Seiring dengan
berkembangya waktu dan mulai perkembangan perekonomian, sistem barter mulai
ditinggalkan dan beralih ke sistem jasa. Dan bank hadir ditengah masyarakat untuk
membantu masyarkat yang membutuhkan pembiayaan dan yang mengalami surplus barang
maupun uang untuk dititipkan di lembaga keuangan.
Menurut surat keputusan menteri keuangan Replubik Indonesia No 792 tahun 1990,
lembaga keuangan diberikan batasan sebagai / badan lembaga yang kegiatannya dalam
bidang keuangan melakukan penghimpunan dan penyaluran dana terhadap masyarakat
tertentu guna membiyai investasi perusahaan. lembaga keuangan dibedakan menjadi 2
yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank.

4
Bank Indonesia. 2004. Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia: Sebuah Pengantar. Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Kebanksentralan.
Lembaga keuangan non bank dalam sistemnya berbeda denga dengan bank umum,
lembaga keuangan non bank tidak dapat menghimpun dana langsung dari masyarakat
dalam bentuk giro, tabungan dan deposito berjangka. Lembaga keuangan bank maupun
non bank membantu perekonomian indonesia. Dalam perannya lembaga keuangan
berfungsi sebagai :
a) Melancarkan pertukaran barang atau jasa dengan menggunakan uang maupun kredit.
Fungsi lembaga keuangan sebagai lembaga yang memperlancar pertukaran produk
tersebut yang istilah “tranmision role”,. Media uang berfungsi sebagai alat tukar-
menukar atau alat yang memperlancar pertukaran yang pada tahap perekonomian ini,
pertukaran dilakukan dengan menggunakan alat pembayaran secara kredit (instrumen
kredit) seperti kartu kredit, cek, dan lain-lain.
b) Menghimpun dana dari sektor rumah tangga (masyarakat) dalam bentuk tabungan dan
menyalurkan kepada sektor perusahaan dalam bentuk pinjaman. Dengan kata lain
lembaga keuangan menghimpun dari pihak yang berlebihan dana dan menyalurkan
kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi lembaga keuangan yang demikian ini
sering disebut dengan “intermediation role”, yaitu peran lembaga keuangan sebagai
lembaga perantara antara sektor rumah tangga dan sektor perusahaan.
c) Memberikan analisa dan informasi ekonomi, yaitu :
1. Lembaga keuangan melaksanakan tugas sebagai pihak yang ahli dalam analisa
ekonomi dan kredit untuk kepentingan lembaga keuangan dan kepentingan pihak
lain (nasabah).
2. Lembaga keuangan berkewajiban menyebarkan informasi dan kegiatan yang
berguna dan menguntungkan bagi nasabahnya.
3. Analisa dan informasi ekonomi yang diberikan lembaga keuangan sangat berguna
bagi lembaga keuangan itu sendiri dan nasabah.
4. Bagi lembaga keuangan, analisis dan informasi ekonomi berguna untuk
keselamatan dana yang disalurkan kepada nasabah peminjam sehingga akan
mengurangi kemungkinan terjadinya kredit macet. Misalnya, dalam memberikan
kredit untuk kegiatan investasi, lembaga keuangan akan melakukan analisis dan
informasi ekonomi mikro dan makro (dalam analisis dan informasi ekonomi
mikro), lembaga keuangan akan meneliti kelayakan nasabah dalam memperoleh
dana pinjaman sehingga nasabah dapat membayar pinjaman yang diperoleh dari
lembaga keuangan (self liguiditing), sedangkan pada analisa dan informasi
ekonomi makro, lembaga keuangan akan melakukan studi perekonomian secara
nasioanal.
5. Memberikan jaminan, dalam arti bahwa lembaga keuangan mampu memberikan
jaminan hukum dan moral mengenai keamanan dana masyarakat dipercayakan
kepada lembaga keuangan tersebut.
6. Menciptakan dan memberikan likuiditas. Hal ini terjadi karena lembaga keuangan
mampu memberikan keyakinan kepada nasabah bahwa dana yang disimpan akan
dikembalikan pada waktu dibutuhkan atau pada waktu jatuh tempo.
F. Jenis dan Karakteristik Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan dibagi menjadi 2 jenis yaitu lembaga keuangan bank dan
lembaga keuangan non bank. adapun mempunyai karakteristiknya masing-masing meliputi
: menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan dan masyarakat5.
(1) Menghimpun dana masyarakat Lembaga keuangan bank dapat menghimpun dana dari
masyarakat baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Secara langsung dapat
dilakukan dengan simpanan dana dari masyarakat baik berupa tabungan, giro, deposito dan
secara tidak langsung dari masyarakat misalnya dengan mengeluarkan surat atau kertas
berharga, penyertaan modal, pinjaman atau kredit lembaga keuangana lain. Sedangkan
pada lembaga keuangan bukan bank penghimpunan dana masyarakat hanya dapat
dilakukan secara tidak langsung, terutama melalui kertas atau surat berharga dan juga
dengan melakukan penyertaan , pinjaman atau kredit dari lembaga lain
(2) Menyalurkan dana masyarakat Lembaga keuangan bank dapat menyalurkan dana
kepada masyarakat untuk mendapatkan distribusi keadilan dengan tujuan memberikan
modal kerja, investasi dan konsumsi baik kepada kepala badan usaha yang biasa digunakan
sebagai sarana untuk mencari keuntungan (firma, persekutuan komanditer, perseroan
terbatas, perusahaan negara, perusahaan daerah, maupun koperasi) maupun kepada para
individu-individu dalam masyarakat baik jangka pendek, menengah maupun jangka
panjang. Sedangkan peran lembaga keuangan bukan bank dalam menyalurkan dana kepada

5
Karim, Adi Warman. 2002. Ekonomi Islam: Suatu Kajian Ekonomi Makro. Jakarta: The International Institute of
Islamic Thought (IIIT).
masyarakat dalam mendapatkan distribusi keadilan dalam masyarakat dapat dilakukan
dengan menyalurkan dana terutama untuk tujuan investasi, yang terutama dilakukan oleh
badan usaha untuk jangka menengah dan jangka panjang
G. Pengelolaan dan Pengaturan Bank Umum
Dalam mengelola bank umum agar dapat mencapai tujuan maka di adakan tujuan
jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang suatu bank umum adalah
mencari laba. Namun demikian, suatu bank tidaklah seharusnya hanya memperhatikan
tujuan jangka panjang ini, tetapi juga kegiatannya dalam jangka pendek (kegiatan sehari-
hari). Dalam jangka pendek, harus selalu dijaga agar tidak terjadi “kehabisan dana” artinya,
setiap saat para nasabah hendak mengambil depositonya, bank dapat memenuhi
kewajibannya meskipun bank ada kemungkinan menderita kerugian pada saat itu. Usaha
untuk mengatasi masalah likuiditas ini, bank perlu membedakan adanya dua (2) kelompok
pos-pos (rekening) dalam neracanya. Satu kelompok rekening yang memang bank tidak
(kurang) bisa menguasai dan kelompok lain adalah rekenig-rekening yang bisa
dikuasainya.
Contoh rekening yang tidak bisa dikuasai seperti misalnya, deposito para nasabah serta
pinjaman yang diberikan kepada nasabah. Bank biasanya mau menerima deposito yang
ditawarkan oleh nasabah dan pula harus bisa membayarkan kepada nasabah manakala
nasabah mengambilnya. Dalam hal ini bank tidak dapat mengontrol berapa besarnya
deposito yang ditawarkan serta nasabah yang akan mendopositokan uangnya. Demikian
juga siapa, serta dalam jumlah berapa deposito ini diambil sangatlah sulit dikontrol. Yang
bisa dilakukan oleh bank hanyalah mengadakan peramalan berdasarkan pengalaman yang
lalu.
Pinjaman yang diberikan juga sukar untuk dikontrol, seperti besarnya pinjaman
serta jumlah peminjam yang sering bervariasi di luar kekuasaan bank. Semuanya
tergantung pada para calon nasabah, bank hanya bisa mempengaruhi secara tidak langsung.
Di samping dua jenis rekenin yang uncontrollable ini masih ada yang lain, seperti :
sejumlah cek yang akan diuangkan, besarnya cadangan minimum serta perubahan (dalam
jangka pendek) dari modal bank.
H. Merger dan Akuisisi Bank Umum
Merger yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaanyang lain.
Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya.
perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang
dibeli setelah merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi .
Merger mungkin dicari karena beberapa alasan, beberapa di antaranya berman-aat
bagi para pemegang saham, beberapa di antaranya tidak. Salah satu penggunaan merger,
misalnya, adalahuntuk menggabungkan perusahaan yang sangat menguntungkan dengan
perusahaan yang bangkrut untuk menggunakan untuk mengimbangi keuntungan,dan untuk
sementara bertujuanmemperluas perusahaan secara keseluruhan.meningkatan pangsa pasar
merupakan salah satu tujuan merger, terutama antara perusahaan besar. Dengan bergabung
dengan pesaing utama, perusahaan dapat mendominasi pasar dimana perusahaan tersebetu
bersaing. bentuk penggabungan ini dapat menyebabkan masalah ketika dua perusahaan
mendominasi bergabung, karena dapat memicu litigasi mengenai hukum monopoli.
Merger berdasarkan aktivitas ekonomik dapat diklasi-ikasikan dalam lima tipe,
yaitu6:
1. Merger Horisontal
2. Merger vertical
3. Merger konglomerat
4. Merger ekstensi pasar
5. Merger ekstensi produk

Sedangkan Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan


membeli saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada7 . Akuisisi
dilakukan dengan cara mengambil alih seluruh atau sebagian saham yang mengakibatkan
beralihnya pengendalian Bank kepada pihak yang mengakuisisi. Pengambilalihan saham
Bank baik secara langsung maupun melalui Bursa Efek, yang mengakibatkan kepemilikan

6
Bank Indonesia. 2004. Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia: Sebuah Pengantar. Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Kebanksentralan.
7
Karim, Adi Warman. 2002. Ekonomi Islam: Suatu Kajian Ekonomi Makro. Jakarta: The International Institute of
Islamic Thought (IIIT).
saham oleh pemegang saham perorangan atau badan hukum menjadi lebih dari 25% dari
saham Bank yang telah dikeluarkan dan mempunyai hak suara, dianggap mengakibatkan
beralihnya pengendalian Bank, kecuali yang bersangkutan dapat membuktikan sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA\

Bank Indonesia. 2004. Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia: Sebuah
Pengantar. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan.

Karim, Adi Warman. 2002. Ekonomi Islam: Suatu Kajian Ekonomi Makro. Jakarta: The
International Institute of Islamic Thought (IIIT).

Anda mungkin juga menyukai