EKONOMI MONETER
“BANK SENTRAL”
Oleh :
MN16B
Di Indonesia, peranan bank sentral dilakukan oleh bank Indonesia. Berawal dari
De Javasche Bank yang didirikan oleh Belanda pada 24 Januari 1828, setelah Indonesia
merdeka, bank tersebut dinasionalisasi menjadi Bank Indonesia dan berada di bawah
kewenangan pemerintah Indonesia. Pada awal periode kemeredekaan, bank Indonesia
masih melakukan usaha komersial. Namun dalam perkembangannya, usaha tersebut
dihentikan. Apalagi semenjak krisis moneter yang dialami Indonesia pada tahun 1997-
1998, Bank Indonesia diberikan independensi untuk fokus pada tujuan utama, yaitu
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Dalam kaitannya, tanggung jawab ini bank sentral mempunyai tugas sebagai berikut :
Selain itu berwenang pula menyusun rencana devisa untuk kepentingan ekonomi
nasional sesuai dengan solvabilitas dan likuiditas internasional untuk diajukan
kepada pemerintah melalui Dewan Moneter.
Untuk menjaga stabilitas Rupiah itu perlu disokong pengaturan dan pengelolaan
akan kelancaran Sistem Pembayaran Nasional (SPN). Jadi, semakin lancar dan
handal SPN, makaakan semakin lancar pula transmisi kebijakan moneter yang
bersifat time critical. Bila kebijakan moneter berjalan lancar maka muaranya
adalah stabilitas nilai tukar
BI adalah lembaga yang mengatur dan menjaga kelancaran SPN. Sebagai otoritas
moneter. BI berhal menetapkan dan memberlakukan kebijakan SPN. Selain itu BI
juga memiliki kewenangan memberikan persetujuan dan perizinan serta
melakukan pengawasan (oversight) atas SPN.
Selain itu masih ada tugas BI dalam SPN, misalnya peran sebagai penyelenggara
sistem kliring antarbank untuk jenis alat-alat pembayaran tertentu. Berbekal
kewenangan, BI menetapkan sejumlah kebijakan dari komponen SPN ini.
Misalnya, alat pembayaran apa yang boleh dipergunakan di Indonesia. BI juga
menentukan standar alat-alat pembayaran tadi serta pihak-pihak yang dapat
menerbitkan dan/atau memproses alat-alat pembayaran tersebut. Bi juga berhak
menetapkan lembaga-lembaga yang dapat menyelenggarakan sistem pembayaran.
Tugas dan kedudukan Bank Indonesia saat ini diatur dalam UU 23/1999 yang
diamandemen dengan UU 3/2004. Sesuai amanat yang dikandung pada UU No. 23
Tahun 1999 yang kemudian diamandemen dalam UU No. 3 Tahun 2004 tentang Bank
Indonesia telah dinyatakan dengan jelas kedudukan Bank Indonesia sebagai sebuah
lembaga yang independen. Mesikpun lembaga independen Bank Indonesia tetap harus
menerapkan prinsip akuntabilitas dan transparansi.
Pada prinsipnya, ada dua jenis independensi dasar yang harus dimiliki sebuah
Bank Indonesia, yaitu political independence dan economic independence. Bank
Indonesia dikatakan memiliki political independence apabila dia memiliki keleluasaan
dalam menerapkan kebijakan serta menentukan posisi serta komposisi gubernur/dewan
gubernur tanpa pengaruh dari pemerintah dan parlemen. Sedangkan economic
independence ialah keleluasaan Bank Indonesia untuk menggunakan instrument-
instrumen kebijakan moneter tanpa pembatasan, terutama lepasnya tanggung jawab
bank sentral dalam pembiayaan defisit fiskal pemerintah.
WNI
Memiliki integritas, moral dan akhlak yang tinggi
Ahli dan berpengalaman dalam bidang ekonomi, perbankan, keuangan dan
hokum
Antara sesame anggota Dewan Gubernur dilarang memiliki hubungan keluarga
sampai derajat ketiga dan besan
Anggota Dewan Gubernur baik secara individu maupun bersama dilarang;
mempunyai kepentingan pada perusahaan manapun juga serta dilarang
merangkap jabatan kecuali karena kedudukannya wajib memangku jabatan
tersebut
Berakhirnya masa jabatan Dewan Gubernur ada dua hal. Pertama, karena
berakhirnya masa jabatan. Kedua, karena diberhentikan.
a. Sektor Monetary