2. Sejarah
System yang digunakan untuk pertukaran mata uang asing telah berkembang dari
standar emas untuk kesepakatan tukar tetap dengan system floating rate.
a. Standar Emas
Mulai tahun 1876-1913 nilai tukar ditentukam oleh standar emas, setiap mata uang
ditukar dengan emas pada tingkat tertentu. Dengan demikian, nilai tukar dua mata uang
ditentuka oleh tingkat konvertibilitas relative mereka per ons emas. Namun, ketika
perang dunia I di mulai tahun 1914, standar emas dihentikan akibat dari kepanikan
perbankan AS dan Eropa selama depresi besar.
b. Transaksi Forward
Transaksi forward adalah transaksi pembelian dan penjualan mata uang asing
dengan kurs forward yang ditetapkan saat transaksi dilakukan. Kurs forward berlaku
untuk waktu yang akan datang antara 2x24 jam ampai dengan satu tahun. Artinya,
penyerahan dana atau mata uang dilakukan di masa yang akan datang. Tujuannya
adalah untuk menghindari risiko kurs yang yang berfluktuasi. Kurs forward dihitung
berdasrkan kurs spot dan perbedaan tingkat bunga antara kedua mata uang yang di
transaksikan.
c. Transaksi SWAP
Transaksi SWAP adalah kontrak forex gabungan antara transaksi spot dan forward
yang dilakukan pada tanggal transaksi yang sama, namun tanggal jatuh tempo yang
berbeda. Tujuan transaksi SWAP adalah untuk mendapatkan kepastian nilai kurs
transaksi valuta asing selama periode kontrak swap serta menghindari kerugian akibat
fluktuasi nilai tukar uang.
d. Transaksi Option
Transaksi Opsi adalah transaksi yang berdasarkan kontrak perjanjian untuk
memberikan hak tanpa kewajiban pada pembeli option untuk melakukan pembelian
atau penjualan sejumlah nominal suatu valutas asing dengan harga tertentu serta waktu
tertentu dimasa yang akan datang selama periode kontrak yang disepakati.
Call Option adalah hak untuk membeli suatu valutas asing, sedangkan Put Option
adalah hak untuk menjual suatu valas tertentu dalam kontrak opsi.
4. Kutipan Devisa
Pada setiap saat, nilai tukar antara dua mata uang harus sama di berbagai bank yang
menyediakan layanan valuta asing. Jika ada perbedaan besar, maka pelanggan (atau bank
lain) akan membeli sejumlah besar mata uang dari bank low-quoting dan segera
menjualnya ke bank high-quoting. Tindakan tersebut menyebabkan penyesuaian dalam
kutipan nilai tukar yang cepat menghilangkan perbedaan apapun.
Bid / Ask Spread Bank, bank-bank komersial membebankan biaya untuk melakukan
transaksi valuta asing, dengan demikian mereka membeli mata uang dari pelanggan
dengan harga sedikit lebih rendah dari harga dimana mereka menjualnya. Perbedaan harga
antara Bid/Ask Spread, yang dimaksudkan untuk menutupi biaya yang terkait dengan
pemenuhan permintaan pertukaran mata uang (biasanya dinyatakan dalam bentuk
presentase).
c. Pasar Eurobond
Pasar Eurobond memudahkan transfer dana jangka panjang dari pihak yang
kelebihan dana kepada yang kekurangan dana. Pasar Eurobond mengisi
kekosongan penyedia dana jangka panjang yang tidak dapat diberikan oleh pasar
Uerocurrency dan Eurocredit.
Sebagai hasil dari tindakan ini, bank telah diperluas di seluruh negara-negara
Eropa. Efisiensi di pasar perbankan Eropa telah meningkat karena bank bisa negara
lebih mudah lintas tanpa kepedulian terhadap peraturan spesifik negara yang
berlaku di masa lalu.
Ketentuan kunci lain dari tindakan ini adalah bahwa bank-bank memasuki
Eropa menerima kekuatan perbankan sama dengan bank-bank lain di sana.
Ketentuan serupa berlaku untuk bank non-AS yang masuk ke Amerika Serikat.
b. Basel Accord
Sebelum tahun 1988, standar modal yang dikenakan bank bervariasi di seluruh
negara, varians ini memberikan beberapa bank keunggulan global yang komparatif
atas orang lain ketika memberikan pinjaman kepada perusahaan multinasional.
Bank-bank di negara-negara yang tunduk untuk menurunkan kebutuhan modal
memiliki keunggulan kompetitif atas bank-bank lain karena :
(1) mereka bisa tumbuh lebih mudah dan
(2) tingkat tertentu keuntungan diwakili pengembalian yang lebih tinggi atas modal
mereka.
Pada tahun 1988, bank sentral dari 12 negara-negara maju mendirikan Basel
Accord, untuk tujuan ini bank komersial masing-masing diminta untuk
mempertahankan modal (saham biasa dan laba ditahan) sebesar minimal 4 persen
dari aset mereka. yang berarti bahwa rasio modal yang lebih tinggi diperlukan untuk
aset berisiko. Mati-item neraca juga menyumbang, sehingga bank tidak bisa
menghindari kebutuhan modal dengan berfokus pada layanan yang tidak secara
eksplisit ditampilkan sebagai aset pada neraca
c. Basel II Acord
Regulator perbankan yang terbentuk disebut Komite Basel menyelesaikan
kesepakatan lain (disebut Basel II) yang menjadi pedoman untuk bank leboh ketat
dalam mengembalikan pinjaman mereka. Selain itu, kesepakatan ini mendorong
bank untuk meningkatkan teknik mereka untuk mengendalikan risiko operasional,
yang dapat mengurangi kegagalan dalam sistem perbankan