Anda di halaman 1dari 25

BAB I

BANK SENTRAL, SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN

Materi Pertemuan I
1. Pengertian dan Status Bank Indonesia (Bank Sentral)
Bank sentral di Indonesia dipegang oleh Bank Indonesia. Menurut UU Nomor 23 Tahun
1999 sebagaimana diubah menajdi UU Nomor 3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia,
Bank Indonesia merupakan lembaga negara yang independen dalam melaksanakan
tugas dan wewenangnya bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak-pihak
lainnya, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang tersebut.
Untuk memperjelas pemahamanmu tentang hubungan antara Bank Indonesia (BI)
dan pemerintah, kamu perlu memperhatikan UU Nomor 3 Tahun 2004, antara lain,
memuat sebagai berikut.
a. Bertindak sebagai pemegang kas pemerintah.
b. Untuk dan atas nama pemerintah, Bank Indonesia dapat
menerima pinjaman luar negeri, menatausahakan serta
menyelesaikan tagihan dan kewajiban keuangan pemerintah terhadap pihak luar
negeri.
c. Pemerintah wajib meminta pendapat BI dan atau mengundang BI dalam sidan
g kabinet yang membahas masalah ekonomi, perbankan dan keuangan yang
berkaitan dengan tugas BI atau kewenangan BI.
d. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah mengenai
Rancangan APBN.
e. Dalam hal pemerintah menerbitkan surat-surat utang negara, pemerintah wajib
terlebih dahulu berkonsultasi
dengan BI dan pemerintah juga wajib terlebih dahulu berkonsultasi dengan DPR.
f. Bank Indonesia dapat membantu penerbitan surat-surat utang negara yang
diterbitkan oleh pemerintah.
g. Bank Indonesia dilarang memberikan kredit kepada pemerintah.
Selanjutnya hubungan antara Bank Indonesia dan dunia internasional, antara lain,
sebagai berikut.
1) Dapat melakukan kerja sama dengan bank sentral negara lain dan organisasi atau
lembaga internasional.
2) Dalam hal dipersyaratkan bahwa anggota internasional
dan atau lembaga multilateral adalah negara, maka BI dapat bertindak untuk dan
atas nama negara RI sebagai anggota.
Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum
perdata ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank
Indonesia berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan
pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai
dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia
dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan.
2. Fungsi Bank Sentral (Bank Indonesia)
Bank Indonesia dapat berfungsi sebagai lender of the last resort dengan
memberikan kredit atau pembiayaan kepada bank yang mengalami kesulitan likuiditas
jangka pendek (maksimal 90 hari). Bank penerima pinjaman wajib menyediakan agunan
yang berkualitas tinggi dengan nilai minimal sama dengan jumlah pinjaman.
Adapun fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral adalah sebagai bank dari
pemerintah dan sebagai bank dari bank umum (banker’s bank), dan bertujuan untuk
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dengan melaksanakan kebijakan
moneter secara berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan
kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian. Kestabilan nilai rupiah yang
dimaksud adalah kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa, serta terhadap mata
uang negara lain. Kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa diukur dengan atau
tercermin dari perkembangan laju inflasi. Kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang
negara lain diukur dengan atau tercermin dari perkembangan nilai tukar rupiah
terhadap mata uang negara lain. Kestabilan nilai rupiah sangat penting untuk
mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan
kesejahteraan rakyat.
3. Wewenang, Tugas, dan Tujuan Bank Indonesia
Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan
melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-
undang tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank
Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan
intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga.
Kewenangan yang dimiliki Bank Indonesia selaku bank sentral tidak dapat dipisahkan
dengan pelaksanaan tugas Bank Indonesia.
Dalam
rangka melaksanakan tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, BI
memiliki kewenangan:
1) menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi;
2) melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara- cara yang termasuk
tetapi tidak terbatas pada:
a) operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing;
b) penetapan tingkat diskonto;
c) penetapan cadangan wajib minimum;
d) pengaturan kredit atau pembiayaan.
1. Dalam rangka melaksanakan tugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran, BI diberi kewenangan:
 Menetapkan penggunaan alat pembayaran, meliputi : mengeluarkan, mengedarkan,
menarik, dan memusnahkan uang rupiah, termasuk menetapkan macam, harga, ciri
uang, bahan yang digunakan, serta tanggal mulai berlakunya.
 Mengatur dan menyelenggarakan sistem pembayaran meliputi kewenangan
memberikan izin kepada pihak lain untuk menyelenggarakan jasa sistem pembayaran,
mengatur sistem kliring dan menyelenggarakan kliring antar bank serta
menyelenggarakan penyelesaian akhir (setelmen) transaksi pembayaran antarbank.
1. Dalam rangka melaksanakan tugas mengatur dan mengawasi bank, BI memiliki
kewenangan:
1) memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari
bank
2) menetapkan peraturan di bidang perbankan
3) melaksanakan pengawasan bank baik secara langsung maupun tidak langsung
4) mengenakan sanksi terhadap bank sesuai ketentuan perundangan.
Adapun tugas pokok bank sentral tercantum dalam tiga pilar utama BI yang berfungsi
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Tiga pilar utama BI, yaitu, sebagai berikut:
1. menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
2. mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran;
3. mengatur dan mengawasi bank.
Ketiga bidang tugas tersebut mempunyai keterkaitan yang erat. Oleh karena itu, tugas-
tugas tersebut harus dilakukan secara saling mendukung guna tercapainya tujuan Bank
Indonesia secara efektif dan efisien. Apalagi tugas BI tersebut dilaksanakan melalui
empat sektor, yaitu sektor moneter, sektor perbankan, sektor sistem pembayaran dan
sektor manajemen intern.
Adapun dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai tujuan
tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah
tersebut mengandung dua aspek, yaitu sebagai berikut.
1. kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, yang tercermin pada
perkembangan laju inflasi;
2. kestabilan terhadap mata uang negara lain, yang tercermin pada perkembangan nilai
tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.
Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus
dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Untuk mencapai tujuan
tersebut, Bank Indonesia melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan,
konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di
bidang perekonomian.
4. Independensi Bank Indonesia
Disebutkan dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 bahwa untuk mendukung
terwujudnya pembangunan nasional yang berkesinambungan dan sejalan dengan
tantangan perkembangan serta pembangunan ekonomi yang semakin kompleks, sistem
keuangan yang semakin maju serta perekonomian internasional yang semakin
kompetitif dan terintegrasi, maka kebijakan moneter harus dititikberatkan pada upaya
untuk memelihara stabilitas nilai rupiah; sehubungan dengan itu, perlu dilaksanakan
prinsip keseimbangan antara independensi Bank Indonesia dalam melaksanakan tugas
dan wewenangnya.
Berdasarkan hal tersebut, maka Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 mengatur lima
indepensi yang harus ditaati oleh Bank Indonesia. Kelima independensi tersebut, yaitu
sebagai berikut.
1. Independensi Kelembagaan(Institutional Independence)
Bank Indonesia adalah lembaga negara yang bebas dari campur tangan pemerintah
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.
2. Independensi Sasaran Akhir(Goal Independence)
Bank Indonesia dalam menetapkan sasaran akhir kebijakan moneter yaitu sasaran
inflasi mempunyai tingkat independensi yang rendah, karena harus berkoordinasi
dengan pemerintah.
3. Independensi Instrumen(Instrument Independence)
Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk menetapkan sendiri sasaran-sasaran
moneter dan melaksanakan pengendalian moneter dengan menggunakan berbagai
instrumen moneter yang lazim digunakan.
4. IndependensiPersonal (Personal Independence)
Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk menolak atau mengabaikan intervensi
dalam bentuk apa pun dan dari pihak mana pun.
5. Independensi Keuangan(Financial Independence)
Dewan Gubernur berwenang menetapkan anggaran tahunan Bank Indonesia yang
meliputi anggaran kegiatan operasional, anggaran kebijakan moneter, sistem
pembayaran, serta pengaturan dan pengawasan perbankan.
5. Organisasi Bank Sentral
Setiap organisasi, sangat penting memiliki struktur organisasi yang akan
menggambarkan secara sistematis tugas dan tanggung jawab setiap orang yang
memegang jabatan dalam organisasi tersebut. Begitu pula dalam lembaga pemerintahan
negara seperti Bank Indonesia pun memiliki struktur organisasi. Nah, perhatikanlah
struktur organisasi bank Indonesia berikut.
Gambar 5. Struktur organisasi bank
Sumber: http://www.bi.go.id
Bank Indonesia sebagai bank sentral Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur.
Dewan Gubernur terdiri atas sebagai berikut.
1. Gubernur (sebagai ketua)
2. Deputi Gubernur Senior (sebagai wakil ketua)
3. Deputi Gubernur, minimal empat orang dan maksimal tujuh orang (sebagai anggota)
Dewan Gubernur mempunyai masa jabatan maksimal lima tahun dan hanya dapat
diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya. Dewan Gubernur diusulkan
dan diangkat oleh Presiden dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan DPR.
Pada organisasi bank sentral umumnya terdapat tiga badan yang memiliki kewenangan
tertinggi:
1. Badan Pembuat Kebijakan (Policy Making Unit) = Dewan Gubernur
2. Badan Pelaksana Kebijakan (Executing Unit) = Angota Dewan Gubernur
3. Badan Pengawas (Supervisory Unit) = dilaksanakan oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Badan Pengawasan Perbankan akan dipindahkan ke lembaga Otoritas Jasa Keuangan
per 31 Desember 2013.
6. Stabilitas Sistem Keuangan
Stabilitas sistem keuangan adalah stabilitas lembaga keuangan dan pasar keuangan
yang membentuk sistem keuangan, sedagkan
Stabilitas moneter terkait dengan stabilitas tingkat harga secara umum (inflasi).
Stabilitas lembaga dan pasar keuangan yang membentuk sistem keuangan selalu dijaga
oleh Bank Indonesia.
Stabilitas pasar keuangan adalah minimalnya volatilitas harga yang dapat
mengganggu perekonomian.
Stabilitas Sistem Keuangan bertujuan untuk:
1. menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi deposan dan investor;
1. meningkatkan efisiensi intermediasi keuangan;
2. meningkatkan fungsi pasar keuangan dan memperbaiki alokasi sumber daya;
3. mengembangkan sistem keuangan yang sehat dan transparansi;
4. mengurangi gejolak dan risiko sistemik.
Adapun lima pilar utama stabilitas sistem keuangan, yaitu sebagai berikut:
1. lingkungan makro-ekonomi yang stabil ;
2. kerangka pengawasan prudensial yang sehat;
3. lembaga keuangan yang dikelola dengan baik;
4. pasar keuangan yang beroperasi secara efisien dan lancar;
5. sistem pembayaran yang aman dan lancar.
INSTRUMEN PENILAIAN PERTEMUAN XVII
Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!
1. Mengapa uang yang beredar di masyarakat dikendalikan oleh pemerintah melalui Bank
Sentral?
2. Jelaskan yang dimaksud dengan operasi pasar terbuka, penetapan tingkat diskonto,
penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan.
3. Status Bank Indonesia berdasarkan UU RI No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
sebagaimana telah diubah dengan UU RI No. 3 Tahun 2004, antara lain adalah sebagai
lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas
dari campur tangan Pemerintah dan atau pihak lain (pasal 4 ayat 2). Jelaskan tingkat
(aspek) independensi yang dianut dan diterapkan oleh Bank Indonesia!
4. Sebagai lembaga negara independen, Bank Indonesia wajib menyampaikan laporan
tahunan dan triwulanan secara tertulis kepada Dewan Perwakilan Rakyat dan
Pemerintah (pasal 58 ayat 1 dan 2) serta kepada masyarakat secara terbuka melalui
media massa (pasal 58 ayat 5). Jelaskan mengapa sebagai lembaga negara independen
Bank Indonesia wajib menyampaikan laporan dimaksud.!
5. Bank Indonesia mempunyai tujuan tunggal untuk mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Mengapa Bank Indonesia ditetapkan mempunyai tujuan
“tunggal” dan jelaskan maksud dari kestabilan nilai rupiah (atau mengapa kestabilan
nilai rupiah itu penting )?
Score : Setiap soal memiliki nilai 5
Nilai akhir : Jumlah Score x 4

TUGAS KELOMPOK
Bagaimanakah peran Bank Sentral ketika terjadi guncangan-guncangan seperti Bank
Century? Cobalah cari informasi di berbagai sumber. Kumpulkan kemudian lakukanlah
analisis dalam kelompokmu! Tulislah hasil analisis dan serahkan kepada guru mata
pelajaran untuk memperoleh apresiasi.

TUGAS MANDIRI
Deskripsikan kebijakan moneter yang dilakukan oleh pemerintah ketika terjadi inflasi!
Tulislah dengan bahasa yang baik dan benar. Tanamkan percaya diri, motivasi tinggi,
rasa ingin tahu, dan pantang menyerah dalam melaksanakan tugas tersebut.
Materi Pertemuan II
B. SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN
Sistem Pembayaran
Pembayaran adalah perpindahan nilai antara dua belah pihak (secara sederhana kita
memakai istilah pembeli dan penjual), dimana secara bersamaan terjadi perpindahan
barang dan jasa. Maka, proses pembayaran antara kedua belah pihak dalam kegiatan
ekonomi digambarkan sebagai berikut.
Gambar 6.2 Kegiatan pemindahan kepemilikan barang/jasa
Sumber : Bank Indonesia
1. Sistem Pembayaran Tunai
Sistem pembayaran tunai sudah dilakukan sejak ditemukannya uang sebagai alat
pembayaran tunai. Sistem pembayaran tunai biasanya terjadi di antara kedua belah
pihak, baik individu, kelompok, lembaga, maupun negara. Sistem pembayaran tunai
sudah sering terjadi setiap hari dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti kamu
membeli buku tulis di toko buku, ayahmu membeli keperluan kantor, dan ibumu
membeli kebutuhan harian di pasar.
1. Sistem Pembayaran Non Tunai
Sistem pembayaran nontunai melibatkan lembaga perantara agar dana tersebut dapat
benar-benar efektif berpindah dari pihak yang menyerahkan ke pihak penerima. Jika
kedua pihak yang terlibat merupakan nasabah pada bank yang sama, proses
perpindahan dana lebih sederhana. Bank tersebut cukup melakukan proses
pemindahbukuan dari rekening yang satu ke rekening lainnya. Namun, tidak
demikian halnya jika kedua pihak merupakan nasabah bank pada bank yang berbeda.
Untuk hal tersebut diperlukan suatu lembaga lain yang dikenal sebagai lembaga
kliring yang mengakomodir transaksi antarbank tersebut.
Komponen-komponen yang membangun sebuah sistem pembayaran terdiri atas sebagai
berikut.
1. Regulator berwenang mengatur aturan main, ketentuan, dan kebijakan yang mengikat
seluruh komponen sistem pembayaran.
2. Penyelenggara adalah lembaga yang memastikan penyelesaian akhir dari seluruh
transaksi yang terjadi di penggunanya.
3. Infrastrukur adalah sarana fisik yang mendukung operasional sistem pembayaran.
4. Instrumen adalah alat pembayaran baik tunai maupun non-tunai yang disepakati oleh
para pengguna dalam melakukan transaksi.
5. Pengguna adalah konsumen yang memanfaatkan sistem pembayaran.
Sebagai suatu sistem, sistem pembayaran terdiri atas beberapa subsistem, yang secara
garis besar disebutkan dalam materi Pengantar Sistem Pembayaran, yaitu sebagai
berikut.
1. Kebijakan
2. Kelembagaan
3. Alat Pembayaran
4. Mekanisme Operasional
5. Infrastruktur Teknis
6. Perangkat Hukum
Sistem pembayaran yang berlaku di Indonesia tersebut, biasanya diklasifikasikan atas
dua jenis, yaitu sistem pembayaran nilai besar (high value payment system) dan sistem
pembayaran nilai kecil/retail (retail payment system).
1. Sistem Pembayaran Nilai Besar (High Value Payment System)
1) Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)
2) Bank Indonesia Scripless Securities Settlement (BI-SSSS)
1. Sistem Pembayaran Nilai Kecil/Retail (Retail Payment System)
1) Alat pembayaran menggunakan kartu (APMK), yaitu terdiri atas sebagai berikut.
a) Kartu kredit
b) Kartu ATM/Debit
c) Kartu prabayar (prepaid)
d) Uang elektronik (e-money)
2) Kegiatan usaha pengiriman uang (KUPU), diselenggarakan oleh industri (bank dan
non-bank)
3) Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)

2. Alat Pembayaran
Untuk memperlancar berkembangnya kegiatan ekonomi, pembayaran atas transaksi
keuangan digunakan suatu alat pembayaran, yang terdiri atas sebagai berikut.
1. Alat Pembayaran Tunai
Alat pembayaran tunai adalah alat pembayaran dengan memakai uang kartal (uang
kertas dan logam), yang terdiri atas uang dengan nilai nominal Rp100, Rp200, Rp500,
Rp1000, Rp2000, Rp5000, Rp10000, Rp20000, Rp50000, dan Rp100000.
Alat pembayaran tunai berupa uang kartal tersebut masih berperan penting dalam lalu
lintas pembayaran dalam transaksi sehari-hari yang tentu saja bernilai kecil. Dalam
masyarakat moderen seperti sekarang ini, pemakaian alat pembayaran tunai seperti
uang kartal memang cenderung lebih kecil dibanding uang giral.
2. Alat Pembayaran Nontunai
Alat pembayaran nontunai adalah alat pembayaran dengan tidak memakai uang kartal
(uang kertas dan logam), yang terdiri atas paper based (cek/BG), APMK (Alat
Pembayaran Menggunakan Kartu), dan uang elektronik. Alat pembayaran nontunai
sudah berkembang dan semakin lazim dipakai masyarakat. Kenyataan ini
memperlihatkan kepada kita bahwa jasa pembayaran nontunai yang dilakukan bank
maupun lembaga selain bank (LSB), baik dalam proses pengiriman dana,
penyelenggara kliring maupun sistem penyelesaian akhir (settlement) sudah tersedia
dan dapat berlangsung di Indonesia. Transaksi pembayaran nontunai dengan nilai
besar diselenggarakan Bank Indonesia melalui sistem BI-RTGS (Real Time Gross
Settlement), dan sistem kliring.
3. Peran Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran
Peran Bank Indonesia dalam sistem pembayaran di Indonesia bertujuan untuk
mewujudkan sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman, dan andal. Dalam Pasal 8
UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia disebutkan bahwa Bank Indonesia
mempunyai tugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Tugas Bank
Indonesia tersebut, ditentukan dalam Pasal 15 Nomor 23 Tahun 1999, bahwa dalam
rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, Bank Indonesia
berwenang untuk melakukan hal-hal berikut.
1. Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa
sistem pembayaran;
2. Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan
tentang kegiatannya;
3. Menetapkan penggunaan alat pembayaran.
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa kewenangan mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran di Indonesia dilaksanakan oleh Bank Indonesia yang dituangkan
dalam Undang Undang Bank Indonesia.
Oleh karena itu, dalam menjalankan mandat tersebut, Bank Indonesia mengacu pada
empat prinsip kebijakan sistem pembayaran, yakni keamanan, efisiensi, kesetaraan
akses, dan perlindungan konsumen.
 Prinsip Aman

 Prinsip Efisiensi

 Prinsip Kesetaraan Akses

 Prinsip Perlindungan Konsumen


Tujuan utama Bank Indonesia dalam sistem pembayaran adalah untuk meningkatkan
keamanan dan efisiensi sistem pembayaran.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka peran Bank Indonesia dalam sistem pembayaran
terdiri atas sebagai berikut.
1. Peran Bank Indonesia sebagai Operator
2. Peran Bank Indonesia sebagai Regulator
3. Peran Bank Indonesia sebagai Fasilitator
4. Peran Bank Indonesia sebagai Development Coordinator
5. Peran Bank Indonesia sebagai Pengguna

4. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Nontunai oleh Bank Indonesia


1. BI sebagai Penyelenggara BI-RTGS
2. BI sebagai Penyelenggara SKN – BI
3. BI Sebagai Penyelenggara BI-SSSS

INSTRUMEN PENILAIAN PERTEMUAN XVIII

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


 Bagaimana Bank Indonesia dalam melaksanakan sistem pembayaran di Indonesia?
 Apakah transaksi keuangan yang ada di masyarakat seluruhnya harus menggunakan
uang tunai atau alat pembayaran tunai? Jelaskan sebaiknya jenis-jenis transaksi yang
menggunakan alat pembayaran tunai dan alat pembayaran non tunai!
 Terangkan pengertian kliring dan identifikasikan warkat-warkat yang dapat
dikliringkan!
 Sebutkan uang kartal (uang kertas dan uang logam) yang masih berlaku sampai
sekarang?
 Bagaimana peran BI dalam sistem pembayaran? Jelaskan!

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Nilai akhir : Jumlah Score x 4

Tugas :
TUGAS KELOMPOK
Lakukanlah pengamatan tentang penggunaan sistem pembayaran nontunai yang
dilakukan oleh masyarakat. Sejauh manakah masyarakat menggunakannya? Mengapa
penggunaan sistem pembayaran nontunai di masyarakat umum masih rendah? Kamu
bisa melakukan browsing internet untuk membantu pengamatanmu. Kumpulkan data-
datamu dan buatlah analisis. Setelah itu, kumpulkan kepada guru sebagai bahan diskusi
kelas.
TUGAS MANDIRI
Sistem pembayaran nontunai selain bertujuan memperlancar kegiatan perekonomian
juga bertujuan untuk membatasi konsumsi. Hal ini dimaksudkan dalam rangka
mengatasi kelangkaan sumber daya BBM. Sehubungan dengan kebijakan pemerintah
yang sudah mengatur cara pembelian bahan bakar minyak (BBM) subsidi nontunai.
Aturan itu dimuat dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Penyediaan,
Penghitungan dan Pembayaran Subsidi Bahan Bakar Minyak Jenis Bahan Bakar Minyak
Tertentu No.03/PMK.02/2009.
Anggota Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Ibrahim Hasyim
menuturkan, aturan itu disiapkan untuk membatasi penggunaan BBM Bersubsidi di
kalangan masyarakat. Selain itu, cara pembelian nontunai juga perlu dilakukan untuk
mencegah penyelewengan penggunaan BBM bersubsidi. Pembayaran nontunai ini dapat
dilakukan melalui kartu atau voucher yang disediakan oleh pihak bank. Mekanisme
pembeliannya serupa dengan mekanisme pembayaran tarif jalan tol atau yang dikenal
dengan e-toll card. Pemerintah merencanakan penerapan pembelian BBM bersubsidi di
stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dengan memakai kartu atau secara
nontunai mulai 2014. Dalam merealisasikan kebijakan tersebut industri perbankan
digandeng untuk menyediakan alat transaksi non tunai untuk pembeliaan BBM subsidi.
Sumber: Pengutipan seperlunya
dari http://www.portalkbr.com/berita/nasional/2941823_4202.html)
Bagaimanakah tanggapanmu terhadap kebijakan pemerintah tentang sistem
pembayaran nontunai yang bertujuan untuk membatasi konsumsi? Buatlah analisis
terhadap wacana kebijakan tersebut dan kumpulkan hasilnya kepada guru mata
pelajaran untuk diapresiasi.
Materi Pertemuan III

C. UANG

1. Sejarah Uang
Sebelum ada uang, untuk memenuhi kebutuhan manusia
saling bertukar barang atau disebut juga barter. Dari sistem pertukaran (barter) ini
ternyata terdapat suatu kesulitan, yaitu
kesulitan untuk mempertemukan kedua belah pihak yang
saling membutuhkan dan menentukan ukuran perbandingan
antarbarang yang ditukarkan. Oleh karenanya, manusia berusaha untuk menentukan
suatu barang sebagai alat tukar. Menurut sejarah, kita mengenal berbagai macam alat
tukar di antaranya ternak, kulit, bulu, besi, tembaga, emas, perak, intan berlian, mutiara,
dan kerang.
Seiring perkembangan masyarakat atau negara, penggunaan uang sebagai alat tukar
dirasakan makin penting. Oleh karena itu, suatu negara menentukan pengunaan uang
logam dan uang kertas sebagai alat tukar. Bahkan dikembangkan lagi penggunaan alat
tukar berupa giro atau cek yang disebut juga uang giral.

2. Pengertian Uang
Uang, yaitu alat untuk mempermudah pertukaran (money was
made to facility business transaction), yang secara umum dapat diterima di dalam
bentuk pembelian barang-barang atau jasa- jasa serta untuk pembayaran utang.

3. Fungsi Uang
Fungsi uang dibagi menjadi dua macam, yaitu fungsi asli dan fungsi turunan.
1. a. Fungsi Asli atau Fungsi Primer
1) Sebagai alat tukar umum (medium of exchange), yaitu uang berfungsi sebagai alat
untuk pertukaran dan mengatasi kesulitan dalam pertukaran secara natura (barter).
2) Sebagai satuan hitung (unit of account), yaitu uang berfungsi untuk menentukan
nilai dari suatu barang atau jasa, serta untuk menentukan besarnya harga.
b . Fungsi Turunan atau Fungsi Sekunder
1) Sebagai alat pembayaran (means of payment ), uang
berfungsi untuk melakukan pembayaran berbagai
transaksi, misal pembayaran pajak, iuran, dan sebagainya.
2) Sebagai
pembayaran utang ( standard of deferred payment ), uang berfungsi untuk mel
akukan dan menentukan pembayaran kewajiban atau digunakan untuk standar
pembayaran utang.
3) Penimbun kekayaan artinya uang dapat disimpan telebih
dahulu, yang nantinya akan mempermudah dalam pertukaran di masa mendatang.
4) Sebagai alat pembentukan modal dan pemindahan
modal (transfer of value), yaitu uang berfungsi untuk
menambah atau memperbesar modal usaha, baik
dipergunakan sendiri maupun dipinjamkan kepada orang lain yang membutuhkan
modal tersebut.
5) Sebagai ukuran harga atau pengukur nilai (standard of value ), yaitu uang b
erfungsi sebagai alat untuk menentukan harga barang atau jasa yang dihasilkan
oleh suatu perusahaan.

4. Jenis- jenis Uang


5. a. Berdasarkan Bahan (Material)
1) Uang logam
2) Uang kertas
b . Berdasarkan Iembaga atau Badan Pembuatnya
1) Uang kartal
2) Uang giral
1. c. Berdasarkan Nilainya
1) Uang bernilai penuh (full bodied money)
2) Uang yang tidak bernilai penuh (representative full bodied
money) atau uang bertanda (token money.
1. d. Berdasarkan Kawasan/Daerah Berlakunya
1) Uang domestik artinya uang yang berlaku hanya di suatu negara tertentu, di luar
negara tersebut mungkin berlaku dan mungkin tidak berlaku.
2) Uang internasional yaitu uang yang berlaku tidak hanya
dalam suatu negara, tetapi juga berlaku dan diakui di
berbagai negara di dunia. Terdapat tujuh mata uang dunia yang biasanya di
perdagangkan di pasar valuta asing. Ketujuh mata uang dunia tersebut adalah : Dolar
Amerika / USD, Poundsterling Inggris / GBP, Euro Dolar / EUR, Swiss Franc
/ CHF, Japanese Yen / JPY, Australian Dolar / AUD dan Canadian Dolar /
CAD

5. Syarat Uang
Alat pertukaran yang dapat disebut sebagai uang, harus memiliki syarat-syarat (kriteria)
sebagai berikut:
1. Digemari atau diterima oleh umum (acceptability)
2. Mudah disimpan dan dipindahtangankan (Portability)
3. Tahan lama dan tidak lekas rusak (durability)
4. Dapat dibagi-bagi dan tidak mengurangi nilainya (devisibility)
5. Mempunyai nilai yang stabil atau tetap (stability of value)
6. Jumlahnya memenuhi kebutuhan (uniformity)
Uang rupiah memiliki ciri-ciri khusus dan umum agar uang tersebut tidak dipalsukan
dan bisa dikenali sebagai uang asli.
Adapun ciri-ciri uang rupiah dibedakan menjadi ciri umum dan ciri khusus, yaitu sebagai
berikut.
1. Ciri-Ciri Umum Uang
Ciri umum Rupiah kertas sebagaimana dimaksud dalam paling sedikit memuat:
1) gambar lambang negara ”Garuda Pancasila”;
2) frasa ”Negara Kesatuan Republik Indonesia”;
3) sebutan pecahan dalam angka dan huruf sebagai nilai nominalnya;
4) tanda tangan pihak Pemerintah dan Bank Indonesia;
5) nomor seri pecahan;
6) teks ”DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA MENGELUARKAN RUPIAH SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN
YANG SAH DENGAN NILAI …”; dan
7) tahun emisi dan tahun cetak.

Ciri umum Rupiah logam sebagaimana dimaksud dalam paling sedikit memuat:
1) gambar lambang negara ”Garuda Pancasila”;
2) frasa ”Republik Indonesia”;
3) sebutan pecahan dalam angka sebagai nilai nominalnya; dan
4) tahun emisi.

1. Ciri-Ciri Khusus Uang


Setiap pecahan Rupiah selain memiliki cirri umum juga
memiliki ciri khusus sebagai pengaman yang terdapat pada desain, bahan, dan teknik
cetak. Dan bersifat terbuka, semi tertutup, dan tertutup.

6. Permintaan dan Penawaran Uang


7. a. Permintaan Uang (Demand of Money)
Permintaan uang adalah sejumlah uang tertentu yang
dibutuhkan oleh masyarakat untuk melakukan transaksi dalam perdagangan atau
tujuan tertentu.
Dalam analisis John Maynard Keynes, masyarakat melakukan permintaan uan
g untuk memenuhi tiga keinginan, yaitu sebagai berikut.
1) Permintaan uang untuk tujuan transaksi
2) Permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga,
3) Permintaan uang untuk tujuan spekulasi,
Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan uang di antaranya sebagai berikut.
1) Adanya keinginan untuk memegang uang atau motif memegang uang (motif
transaksi, motif berjaga-jaga dan motif spekulasi).
2) Ekspektasi (perkiraan /ramalan masa yang akan datang)
3) Tinggi rendahnya tingkat bunga.
4) Adanya investasi atau pengembangan usaha sehingga membutuhkan dana/uang.
5) Tingkat harga yang berlaku di pasar.
b . Penawaran Uang (Supply of money)
Penawaran uang adalah sejumlah uang tertentu yang disediakan oleh pemerintah
atau bank untuk dapat dimiliki oleh masyarakat.
Faktor-faktor yang memengaruhi penawaran uang di antaranya sebagai berikut.
1) Kebutuhan pemerintah, untuk memenuhi anggaran,
untuk menekan tingkat inflasi (kenaikan harga) dan
untuk menambah jumlah uang yang beredar.
2) Selera masyarakat
3) Tingkat suku bunga
4) Sistem perbankan yang berlaku (Sistem pembayaran dan kebijakan moneter)
5) Penciptaan uang yang baru untuk menambah jumlah uang yang beredar.
6) Tingkat pendapatan riil, yaitu tingkat pendapatan yang benar-
benar diterima oleh masyarakat dan telah memperhitungkan unsur inflasi.
7) Tingkat harga barang

INSTRUMEN PENILAIAN PERTEMUAN 19


Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!
1. Terangkan dengan singkat sejarah adanya uang seperti yang kita alami sekarang ini!
2. Bandingkan kelebihan antara uang kartal dengan uang giral!
3. Seperti kamu ketahui bahwa banyak sekali uang yang
beredar dalam masyarakat untuk melakukan transaksi
keuangan. Coba diskusikan dengan teman-temanmu,
apa saja yang beredar di masyarakat dalam rangka
melakukan transaksi, baik transaksi dagang maupun transaksi jasa!
4. Berikan penjelasan sebatas apa yang kamu ketahui
mengenai pengertian uang yang beredar! Menurutmu apakah jumlah uang yang
beredar dapat meningkatkan pendapatan nasional?
5. Bapak Raharjo setelah memasuki masa pensiun dari PNS Departemen Luar Negeri di
Jakarta, berencana akan menjual rumah beserta aset-asetnya untuk pindah ke kampung
halamannya di Gunung Kidul Yogyakarta. Berdasarkan hal tersebut tergolong pada
fungsi uang yang bagaimana? Jelaskan!
6. Jelaskan syarat suatu benda menjadi uang yang berkaitan dengan Digemari atau
diterima oleh umum (acceptability), Mudah disimpan dan dipindahtangankan
(Portability) dan Tahan lama dan tidak lekas rusak (durability)!
7. Mengapa dalam salah satu ciri umum uang rupiah terdapat teks “DENGAN
RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA MENGELUARKAN RUPIAH SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN YANG SAH
DENGAN NILAI …”?
8. Identifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang dan penawaran
uang!
9. Mengapa motif permintaan uang untuk berjaga-jaga dan motif transaksi dipengaruhi
oleh tingkat pendapatan? Dan motif permintaan uang untuk spekulasi dipengaruhi oleh
tingkat bunga? Jelaskan!
10. Jelaskan pengertian tahun emisi dan tahun cetak dalam uang rupiah!
Score : Setiap soal memiliki nilai 5
Nilai akhir : Jumlah Score x 2
Materi Pertemuan IV

D. TEORI KUANTITAS UANG, JUB DAN STANDAR MONETER

1. Teori Kuantitas Uang


Teori kuantitas uang merupakan teori yang mengemukakan adanya hubungan
langsung antara perubahan jumlah uang yang
beredar dengan perubahan harga barang. Dari hubungan
tersebut dapat dikemukakan bahwa harga barang berbanding lurus dengan jumlah
uang yang beredar.
Teori kuantitas ini disebut juga sebagai teori kuantitas sederhana
yang dikemukakan oleh Davanzati, yang dapat dirumuskan sebagai berikut.
M =PT

Keterangan:
M = money in circulation (jumlah uang yang beredar)
P = price (tingkat harga barang)
T = trade (jumlah barang yang diperdagangkan)
Teori kuantitas tersebut belum seluruhnya tepat, karena belum
memperhitungkan kecepatan peredaran uang, padahal
kecepatan peredarannya akan berpengaruh besar terhadap harga barang.
Teori kuantitas ini kemudian dilengkapi oleh Irving Fisher (persamaan pertukaran)
dengan rumus sebagai berikut.
MV=PT

M1 V1 + M2 V2 = P T

Dan

Dimana
M = money in circulation (jumlah uang yang beredar)
M1 = Jumlah uang kartal yang beredar
M2 = Jumlah uang Giral yang beredar
V = velocity of circulation (kecepatan peredaran uang)
P = price (tingkat harga rata-rata barang)
T = trade (jumlah barang yang diperdagangkan)

2. Nilai Uang
Nilai uang atau daya beli uang merupakan kemampuan uang untuk ditukarkan dengan
barang atau jasa, maupun ditukarkan dengan uang yang lain.
Nilai uang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan asalnya dan ukurannya.
1. a. Dilihat dari Asalnya
Berdasarkan asalnya, nilai uang terdiri atas nilai nominal dan nilai intrinsik.
1) Nilai nominal, yaitu nilai yang berdasarkan tulisan yang tertera pada uang.
2) Nilai intrinsik, yaitu nilai yang berdasarkan bahan yang
digunakan untuk membuat uang.
b . Dilihat dari Ukurannya
Berdasarkan ukurannya, nilai uang terdiri atas nilai internal dan nilai eksternal.
1) Nilai internal, nilai yang diukur oleh kemampuan uang untuk tersebut ditukarkan
dengan sejumlah barang dan jasa.
2) Nilai eksternal, yaitu nilai yang diukur oleh kemampuan uang tersebut untuk
ditukarkan dengan sejumlah mata uang luar negeri atau uang asing.

3. Uang yang Beredar dalam Masyarakat dan Uang Inti


4. a. Uang yang Beredar
Dalam arti sempit, uang yang beredar adalah mata uang dalam peredaran atau jumlah
mata uang yang telah diedarkan oleh bank sentral ditambah dengan uang giral yang
dimiliki oleh perorangan, perusahaan, dan badan pemerintah (M1).
Sementara itu, dalam arti luas uang yang beredar (M2) meliputi bagian-
bagian berikut ini.
1) Mata uang dalam peredaran/uang kartal (uang kertas dan uang logam).
2) Uang giral (cek dan giro).
3) Uang kuasi (near money/hampir uang), yang terdiri atas deposito berjangka,
tabungan dan rekening, serta valuta asing milik swasta domestik.
Sedangkan untuk menghitung jumlah uang yang beredar (JUB) dengan rumus :
Jumlah uang yang beredar =

b . Uang Inti (Reserve Money)


Uang inti merupakan inti dari proses penciptaan uang, baik bagi penciptaan uang kartal
maupun uang giral. Tanpa ada uang inti, tidak akan ada uang kartal maupun uang giral.

4. Sistem Standar Moneter


5. a. Pengertian Standar Moneter
Standar moneter adalah sistem moneter yang didasarkan atas standar nilai uang,
termasuk di dalamnya peraturan tentang ciri- ciri/sifat-sifat dari uang, pengaturan
tentang jumlah uang yang beredar (baik logam maupun kertas), ekspor-impor logam
mulia serta fasilitas bank dalam hubungannya dengan demand deposit (simpanan yang
setiap saat dapat diambil)
Standar uang dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.
1) Standar kertas, adalah sistem keuangan di mana uang kertas berlaku sebagai alat
tukar/alat pembayaran yang sah dan tak
terbatas, akan tetapi tidak ditukarkan dengan emas dan perak pada bank sirkulasi.
2) Standar logam (metalisme) yang dibedakan menjadi dua,
yaitu monometalisme dan bimetalisme.
1. a) Monometalisme (standar tunggal) merupakan sistem
standar moneter yang menggunakan standar uangnya berupa satu buah logam mulia,
bisa emas maupun
2. b)
Bimetalisme merupakan sistem standar moneter yang didasarkan pada dua logam.
Jika suatu negara menggunakan standar kembar atau bimetalisme, maka dalam
negara tersebut akan
berlaku Hukum Gresham, yang berbunyi “Bad money always drives out good
money from circulation” artinya uang yang nilai bahannya lebih rendah akan mendesak
uang yang nilai bahannya lebih tinggi dari peredaran.
Syarat berlakunya Hukum Gresham adalah sebagai berikut.
(1) Negara menggunakan standar kembar.
(2) Bank Sentral memperjualbelikan logam mulia, baik berupa emas maupun perak.
(3) Masyarakat diberikan kebebasan untuk menempa ataupun melebur uang emas
maupun perak.
(4) Perbandingan emas dan perak menurut pemerintah dan pasar berbeda.

1. b. Macam-Macam Standar Moneter


Standar moneter pada hakikatnya dikategorikan menjadi dua golongan, yaitu standar
barang dan standar kepercayaan.
1) Standar barang (commodity standard)
Standar barang adalah sistem moneter di mana nilai uang
dijamin sama dengan berat tertentu barang (emas atau perak). Setiap nilai uang yang
beredar dijamin dengan barang tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.
Standar barang ini diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
1. a) standar emas (the gold standard),
2. b) standar perak (the silver standard),
3. c) standar kembar (emas dan perak).

2) Standar kepercayaan (faith standard) atau standar kertas


Untuk lebih jelasnya, berikut ini dapat kamu simak penjelasan masing-
masing sistem moneter beserta kebaikan dan keburukannya.
1. a) Standar Emas
2. b) Standar Perak
3. c) Standar Kembar
4. d) Standar Kepercayaan/Standar Kertas

INSTRUMEN PENILAIAN PERTEMUAN 20


Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!
1. Identifikasikan faktor-faktor yang memengaruhi jumlah uang yang beredar di
masyarakat!
2. Terangkan inti dari teori kuantitas dalam kaitannya dengan masalah inflasi!
3. Diketahui
cadangan kas minimum yang ditetapkan oleh bank sentral sebesar 25% dan suatu
bank umum mempunyai alat likuid sebesar Rp400 milyar. Hitunglah besarnya jumlah
uang yang beredar dan besarnya kredit yang dapat diberikan kepada masyarakat!
4. Bank sentral memasok dana ke dalam cadangan perbankan sebesar Rp10 trilyun Pada
saat yang sama bank sentral menetapkan rasio kebutuhan cadangan sebesar 2%. Dari
proses penciptaan uang, hitunglah jumlah uang yang beredar!
5. Diketahui transaksi televisi dengan harga sebesar Rp1.500.000,00 barang-barang yang
terjual sebanyak 20 unit, kecepatan peredaran uang 15 kali. Jika produksi televisi
meningkat 30%, hitunglah jumlah uang yang beredar dalam transaksi tersebut!
Score : Setiap soal memiliki nilai 5
Nilai akhir : Jumlah Score x 4

TUGAS KELOMPOK
Bagaimanakah pengelolalan uang rupiah oleh Bank Indonesia? Buatlah artikel tentang
hal tersebut. Kamu bisa mendiskusikannya dengan teman dalam kelompok untuk
mencapai hasil maksimal. Setelah itu, susunlah artikel dengan bahasa yang menarik.
Serahkan laporan hasil kerja kepada guru untuk diapresiasi!

TUGAS MANDIRI
Carilah informasi secara detail mengenai sejarah uang baik sejarah pertama kali muncul
di dunia ataupun sejarah pertama kali diberlakukan di negara kita. Untuk mendukung
informasimu, kamu bisa melakukan browsing internet. Kumpulkan hasilnya kepada
guru mata pelajaran.

Materi Pertemuan IV

1. 1. Unsur Pengaman Uang Rupiah


1. Keaslian uang Rupiah dapat dikenali melalui berikut:
1) bahan yang digunakan;
2) disain dan ukuran;
3) teknik cetak.
2. Unsur pengaman (Security Features) uang Rupiah dibuat pada bahan uang dan teknik
cetak uang. Dijelaskan sebagai berikut.
 Bahan Uang
Bahan uang bisa dikenali dengan ciri-ciri sebagai berikut.
1. Warna uang terlihat terang dan jelas.
2. Terdapat Benang Pengaman, yang ditanam pada kertas uang dan tampak sebagai
suatu garis melintang atau berbentuk anyaman yang dapat berubah warna bila dilihat
dari sudut pandang tertentu.
3. Pada uang pecahan Rp 100.000, Rp 50.000, Rp 20.000 dan Rp 10.000 (Desain Lama),
di sudut kanan bawah terdapat Optically Variable Ink (OVI), yaitu berupa logo BI
dalam bidang tertentu yang dicetak dengan tinta khusus yang akan berubah warna
apabila dilihat dari sudut pandang tertentu.
4. Pada uang pecahan Rp 100.000, Rp 50.000, Rp 20.000 dan Rp 10.000 (Desain Baru)
terdapat Cetak Pelangi (Rainbow Printing), yaitu cetak pelangi dalam bidang
tertentu yang akan berubah warna apabila dilihat dari sudut pandang tertentu.
5. Pada setiap uang terdapat Tanda Air (Watermark), yaitu suatu gambar tertentu yang
akan terlihat bila diterawangkan ke arah cahaya, umumnya berupa Gambar Pahlawan.
6. Pada setiap uang kertas terdapat Gambar Saling Isi (RECTOVERSO), yaitu Logo BI
yang akan terlihat secara utuh apabila diterawangkan ke arah cahaya

 Teknik Cetak Uang


1. Tehnik Cetak Khusus, yakti Pada angka nominal, huruf terbilang, gambar
utama dan Lambang Negara Burung Garuda pada bagian ini akan terasa kasar bila
diraba.
2. Kode Tunanetra, yakni Kode tertentu untuk mengenal jenis pecahan bagi tunanetra.
Pada uang kertas Rp 100.000, Rp 50.000, Rp 20.000, Rp 10.000 dan Rp 2.000 terletak
pada bagian muka uang di atas tulisan Bank Indonesia.

3. Tingkatan Security Features (Unsur Pengaman)


 Level 1 (Overt) yakni Diperuntukkan bagi orang awam dan dapat diidentifikasi secara
langsung dengan Panca Indera (Peraba dan Pengelihatan)
 Level 2 (Overt dan Covert) yakni Diperuntukkan bagi profesional dan dapat
diidentifikasi secara langsung dengan bantuan peralatan (loupe dan sinar ultra violet).
 Level 3 (Covert) yakni Diperuntukkan bagi Bank Sentral dan hanya dapat
diidentifikasi dengan menggunakan peralatan khusus.

4. Unsur Pengaman Lain Pada Bagian Muka


 Terasa kasar bila diraba (Lambang Negara Ri), yaitu Gambar Burung Garuda, dicetak
timbul dan terasa kasar apabila diraba.
 Gambar tersembunyi (latent image), yaitu tulisan BI dalam bingkai persegi panjang
berbentuk ornamen yang dapat dilihat dari sudut pandang
 Miniteks, yaitu Tulisan Bank Indonesia yang berbentuk garis melengkung dengan
ukuran teks dan warna berbeda yang dapat dibaca tanpa bantuan kaca pembesar.
 Gambar Saling Isi (Rectoverso), yaitu gambar logo BI yang akan terlihat utuh apabila
diterawangkan ke arah cahaya.
 Kode Tunanetra (Blind Code), yaitu Kode tertentu untuk mengenal jenis pecahan
bagi tunanetra berbentuk dua lingkaran
 Mikroteks, yaitu Tulisan BI berukuran sangat kecil yang hanya dapat dibaca dengan
bantuan kaca pembesar.
 Tinta Berubah Warna–Optical Variable Ink (OVI), yaitu tinta OVI Logo BI akan berubah
dari warna kuning keemasan menjadi hijau apabila dilihat dari sudut pandang tertentu.
 Tanda Air (Watermark), yaitu Tanda air gambar Pahlawan Nasional R.
Supratman akan terlihat dari kedua belah bagian uang apabila diterawangkan ke arah
cahaya.
 Pigmen Berubah Warna (Irisafe), yaitu Jenis pigmen tertentu berbentuk dua garis tanpa
celah akan berubah warna dari merah tembaga menjadi hijau, dan warna biru berubah
menjadi kuning keemasan apabila dilihat dari sudut pandang tertentu.
 Cetak Pelangi (Rainbow Printing), yaitu bidang dengan bentuk tertentu yang akan
berubah warna apabila dilihat dari sudut pandang tertentu.

5. Unsur Pengaman Lain Pada Bagian Belakang


 Nomor Seri–(Serial Number), yaitu terdiri atas tiga huruf dan enam angka berukuran
tidak simetris yang akan memendar di bawah sinar ultra-violet dari warna hitammenjadi
warna hijau dan dari warna merah menjadi warna oranye.
 Tinta Tampak (Visible Ink), yaitu tinta gambar kepulauan Indonesia dan beberapa
bagian di sekitarnya akan memendar di bawah sinar ultra violet.
 Miniteks, yaitu tulisan berukuran kecil yang dapat dibaca dengan kasat mata maupun
menggunakan kaca pembesar.
 Inta Tidak Tampak-Invisible Ink, yaitu gambar siluet Gedung MPR/DPR yang akan
memendar kemerah merahan di bawah sinar ultra violet dan pada uang dengan Angka
nominal 100000 yang akan memendar Hijau Kekuningan di bawah sinar ultra violet.

2. Pengelolaan Uang Rupiah oleh BI


Berdasarkan UU Nomor Nomor 7 tahun 2011 tentang Mata Uang Pasal 1 disebutkan
bahwa Pengelolaan Rupiah adalah suatu kegiatan yang mencakup Perencanaan,
Pencetakan, Pengeluaran, Pengedaran,
Pencabutan dan Penarikan, serta Pemusnahan Rupiah yang dilakukan secara efektif,
efisien, transparan, dan akuntabel.

Berkaitan dengan pengelolaan uang rupiah oleh Bank Indonesia, penggunaan uang
rupiah dalam kegiatan perekonomian diatur pada Pasal 21 UU Nomor 7 Tahun 2011,
yaitu sebagai berikut.
1. Rupiah wajib digunakan dalam:
1) setiap transaksi yang mempunyai tujuan pembayaran;
2) penyelesaian kewajiban lainnya yang harus dipenuhi dengan uang; dan/atau
3) transaksi keuangan lainnya yang dilakukan di Wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
1. Kewajiban tersebut tidak berlaku bagi:
1) transaksi tertentu dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja
negara;
2) penerimaan atau pemberian hibah dari atau ke luar negeri;
3) transaksi perdagangan internasional;
4) simpanan di bank dalam bentuk valuta asing; atau
5) transaksi pembiayaan internasional.

3. 3. Beberapa Istilah Tentang Uang


Berikut istilah yang berkaitan dengan uang.
1. Inflasi adalah suatu keadaan dimana harga barang secara umum mengalami kenaikan
secara terus menerus atau terjadi penurunan nilai uang dalam negeri.
2. Deflasi adalah suatu keadaan dimana terdapat peristiwa penurunan harga barang umum
secara terus menerus atau terjadi peningkatan nilai uang.
3. Devaluasi adalah kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk menurunkan
nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan jumlah ekspor ke luar negeri dan membatasi jumlah impor serta
menambah devisa negara.
4. Revaluasi adalah kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk meningkatkan
nilai mata uang di dalam negeri terhadap mata uang asing.
5. Apresiasi adalah suatu proses peningkatan nilai mata uang dalam negeri yang
disebabkan oleh adanya mekanisme perdagangan.
6. Depresiasi adalah suatu proses penurunan nilai mata uang dalam negeri yang
disebabkan adanya mekanisme pedagangan.
7. Sanering adalah kebijaksanaan pemerintan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar
dalam masyarakat dengan cara memotong uang (nilai mata uang). Cara ini dilakukan
bila berbagai cara untuk menjaga kestabilan nilai mata iang tidak membawa hasil.

4. ALAT PEMBAYARAN NON TUNAI


1. Pengertian Alat Pembayaran Nontunai
Pembayaran nontunai adalah pembayaran yang dilakukan tanpa menggunakan uang
tunai yang beredar melainkan menggunakan cek atau bilyet giro (BG) dan alat
pembayaran menggunakan kartu (ATM, kartu kredit, kertu debit, prabayar). Hal ini
terlihat pada ketersediaan jasa pembayaran nontunai yang dilakukan bank maupun
lembaga selain bank. Transaksi pebayaran nontunai dengan nilai besar diselenggarakan
Bank Indnesia melalui sistem BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) dan sistem kliring.

2. Jenis-Jenis Alat Pembayaran Nontunai


1. Paper Based (Cek/BG)
2. APMK (Alat Pembayaran Menggunakan Kartu)
 Kartu ATM (Authomatic Teller Mechine)
 Kartu Debet
 Uang Elektronik

INSTRUMEN PENILAIAN PERTEMUAN 21


Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!
1. Dalam uang terdapat unsur pengaman diantaranya benang pengaman, Optically
Variable Ink (OVI), Cetak Pelangi (Rainbow Printing) dan Tanda
Air (Watermark). Jelaskan istilah tersebut!
2. Identifikasikan unsur pengaman pada uang kertas pada bagian belakang!
3. Identifikasikan kesamaan unsur pengaman pada bagian muka dan bagian belakang yang
terdapat pada uang kertas!
4. Mengapa orang atau masyarakat Setiap orang dilarang meniru Rupiah kecuali untuk
tujuan pendidikan dan/atau promosi dengan memberi kata spesimen,
dilarang menyebarkan atau mengedarkan Rupiah Tiruan dan dilarang memalsu
Rupiah?
5. Jelaskan pengertian pengelolaan uang rupiah menurut UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang
mata uang!
6. Berikan contoh konkrit keadaan mata uang pada saat devaluasi, revaluasi, apresiasi dan
depresiasi!
7. Pada akhir-akhir ini terdapat pembicaraan mengenai mata yang dikenal dengan istilah
“Redenominasi”, Jelaskan istilah tersebut dan berikan contohnya!
8. Pemusnahan uang rupiah adalah suatu rangkaian kegiatan meracik, melebur, atau
cara lain memusnahkan Rupiah sehingga tidak menyerupai Rupiah. Identifikasikan
faktor yang menyebabkan uang rupiah dimusnahkan!
9. Dalam mengenali uang rupiah dikenal dengan istilah 3D. Jelaskan istilah tersebut!
10. Coba anda cari contoh mata uang dari beberapa negara asing melalui browsing, minimal
10 negara!

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Nilai akhir :

TUGAS MANDIRI
Buatlah kliping tentang artikel alat-alat pembayaran nontunai! Artikel bisa kamu peroleh
dari berbagai media termasuk media internet. Ketika menyunting artikel kamu harus
menyebutkan sumbernya dengan jelas. Kumpulkan hasil pekerjaan kepada guru mata
pelajaran. Jadikan sebagai khasanah pengetahuan di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai