Anda di halaman 1dari 18

5 BANK PEMERINTAH

1. BANK INDONESIA

Sejarah Berdiri, Tugas, dan Tujuannya

Kalau selama ini kita mengenal Bank Indonesia, atau yang lebih familiar dengan istilah BI,
hanya melalui berita, surat kabar, ataupun sebatas dari pendengaran sepintas, maka dalam
artikel ini kami akan mencoba menyajikan informasi tentang BI baik itu dari segi fungsi,
tugas, status kedudukan, serta visi misi. Diharapkan dengan mengetahuinya kita lebih akrab
dengan lembaga independen di Indonesia ini yang fungsi pokoknya adalah sebagai
pemelihara nilai rupiah agar tetap stabil.

Sebenarnya jika kita ingin mengenal lebih jauh tentang Bank Indonesia, kita bisa berkunjung
ke Museum BI yang beralamat tepatnya di Jalan Pintu Besar Utara No. 3 Jakarta Barat.
Pemilihan lokasi ini sangat strategis karena gedung ini dulunya merupakan lokasi De
Javasche Bank yang menjadi cikal bakal dari Bank Indonesia itu sendiri. Lokasi tersebut
adalah bangunan yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah dan sekarang
dimanfaatkan sebagai Museum Bank Indonesia. Museum Bank Indonesia memiliki fasilitas-
fasilitas yang diberikan untuk menggali informasi lebih lengkap tentang sejarah, fungsi,
maupun tugas Bank Indonesia. Ini sangat bermanfaat bagi siapa saja yang ingin memperluas
cakrawala mereka ataupun siapa saja yang ingin melakukan penelitian terkait dengan sejarah
Bank Indonesia.

Tugas dan Tujuan Bank Indonesia

Bank Indonesia memiliki satu tujuan tunggal dan tiga pilar utama dalam mendukung
tercapainya tujuan tunggal tersebut. Mengingat peran dan kapasitasnya sebagai Bank Sentral,
Bank Indonesia mengemban amanat untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Dalam menjaga kestabilan nilai rupiah Bank Indonesia melakukan dua hal yaitu:

 Menjaga kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa


 Menjaga kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain

Untuk mengukur aspek pertama bisa dilihat melalui laju perkembangan inflasi, sedangkan
aspek kedua bisa dilihat dari nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.
Dengan satu tujuan tunggal tersebut, diharapkan Bank Indonesia dapat memfokuskan langkah
serta memperjelas batasan-batasan tanggung jawab yang harus dilakukan. Oleh karena itu,
masyarakat maupun pemerintah dapat dengan mudah melihat bagaimana kinerja Bank
Indonesia.

Dalam mensukseskan tujuan tunggal Bank Indonesia, yaitu memelihara nilai rupiah, maka
Bank Indonesia memiliki tiga pilar utama yang sekaligus juga menjadi bidang jangkauan
tugasnya. Tiga Pilar tersebut adalah:

1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter


2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3. Menjaga stabilitas sistem keuangan

Kembali di era pemerintahan Hindia-Belanda, De Javasche Bank didirikan tepatnya pada


tahun 1828. De Javasche Bank bertugas mencetak dan mengedarkan uang. Kira-kira satu
abad kemudian, tepatnya pada tahun 1953, Bank Indonesia dibentuk dengan menggantikan
fungsi dan peran De Javasche Bank. Sebagai bank sentral, Bank Indonesia saat itu memiliki
tiga fungsi utama yaitu di bidang perbankan, moneter, dan sistem pembayaran. Selain itu,
Bank Indonesia juga diberi wewenang untuk melakukan fungsi bank komersial sebagaimana
pendahulunya.

Lima belas tahun kemudian pemerintah menerbitkan Undang-Undang Bank Sentral yang
isinya mengatur tentang tugas serta kedudukan Bank Indonesia. Undang-Undang ini
tentunya juga sebagai pembeda atas bank-bank lain yang melakukan fungsi komersial.
Setelah diterbitkan Undang-Undang tersebut, Bank Indonesia juga memiliki tugas tambahan
yaitu membantu pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Pada tahun 1999 Bank Indonesia memasuki era baru dalam sejarah sebagai Bank Sentral
independen yang memiliki tugas dan wewenang untuk mencapai dan memelihara kestabilan
nilai rupiah. Tugas tersebut ditetapkan dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1999.

Setelah itu, beberapa amendemen Undang-Undang Bank Indonesia dilakukan. Pertama pada
tahun 2004, UU Bank Indonesia diamendemen dengan konsentrasi pada aspek penting yang
berhubungan dengan pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia. Amendemen
selanjutnya yaitu pada tahun 2008 ketika pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah
Pengganti UU No. 2 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas UU No. 23 tahun 1999.
Dalam perubahan tersebut ditegaskan bahwa Bank Indonesia juga berperan sebagai bagian
dari upaya dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. Perubahan Undang-Undang tersebut
ditujukan untuk mewujudkan ketahanan perbankan secara nasional untuk menanggulangi
krisis global melalui peningkatan akses perbankan terhadap layanan pembiayaan jangka
pendek dari BI.
2. BANK BNI 46

Sejarah Bank BNI 46 lengkap


"Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan masyarakat, bangsa dan Negara Republik
Indonesia, selama 66 tahun usia BNI sejak didirikan pertama kali pada tanggal 5 Juli 1946,
BNI terus tumbuh dan berkembang bersama Negeri, mengawal pembangunan di berbagai
sektor industri, sesuai dengan tagline BNI Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa"

Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan
bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia.

Logo bank BNI

Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang
dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam
menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga
kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari
pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional.
http://juragansejarah.blogspot.com/2013/05/sejarah-bank-bni-46-lengkap.html
Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda
sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank Negara
Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan
sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank
devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri.

Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia
diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang
lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional.

Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas
perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968.
Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai 'BNI 46'.
Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - 'Bank BNI' - ditetapkan bersamaan
dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988.

Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia
(Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui
penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996.
http://juragansejarah.blogspot.com/2013/05/sejarah-bank-bni-46-lengkap.html
Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial-
budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang
berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI
terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus.

Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk
menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi
masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank BNI' dipersingkat menjadi 'BNI', sedangkan tahun
pendirian - '46' - digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai
bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada akhir tahun 2012, Pemerintah Republik Indonesia memegang 60% saham BNI,
sementara sisanya 40% dimiliki oleh pemegang saham publik baik individu maupun institusi,
domestik dan asing.

Saat ini, BNI adalah bank terbesar ke-4 di Indonesia berdasarkan total aset, total kredit
maupun total dana pihak ketiga. BNI menawarkan layanan jasa keuangan terpadu kepada
nasabah, didukung oleh perusahaan anak: Bank BNI Syariah, BNI Multi Finance, BNI
Securities dan BNI Life Insurance.

Pada akhir tahun 2012, BNI memiliki total asset sebesar Rp333,3 triliun dan mempekerjakan
lebih dari 24.861 karyawan. Untuk melayani nasabahnya, BNI mengoperasikan jaringan
layanan yang luas mencakup 1.585 outlet domestik dan 5 cabang luar negeri di New York,
London, Tokyo, Hong Kong dan Singapura, 8.227 unit ATM milik sendiri, 42.000 EDC serta
fasilitas Internet banking dan SMS banking. BNI selalu berusaha untuk menjadi bank pilihan
yang menyediakan layanan prima dan solusi bernilai tambah kepada seluruh nasabah.

Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk
memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan
negara.
3. BANK MANDIRI

Sejarah Lengkap Berdirinya Bank Mandiri


Bank Mandiri didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari restrukturisasi
perbankan yang di laksanakan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Bank Mandiri
merupakan penggabungan atau peleburan dari empat buah bank milik pemerintah yaitu Bank
Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan
Indonesia.

Sejarah Bank Mandiri

Berikuti ini penjelasan lengkap dan ringkas mengenai sejarah berdirinya bank mandiri :

Logo bank mandiri

Bank Bumi Daya

Awal berdirinya Bank Bumi Daya yakni ketika dinasionalisasikan sebuah perusahaan milik
belanda yaitu De Nationale Handelsbank NV, menjadi bank umum pada tahun 1959.
Kemudian, pada tahun 1964, sebuah bank yang dulunya milik pemerintah Inggris bernama
Chartered Bank dinasionalisasikan, saat itu Bank Umum di beri hak untuk meneruskan
opersional bank tersebut.

Setelah itu, pada tahun 1965 Bank Umum digabungkan dengan Bank Negara Indonesia lalu
mengganti namanya menjadi Bank Negara Indonesia Unit kemudian beralih menjadi Bank
Bumi Daya.

Bank Dagang Negara

Bank Dagang Negara tercatat sebagai salah satu bank tertua di Indonesia dengan kata lain
termasuk ke dalam bank yang pertama didirikan di Indonesia. Awalnya bank ini didirikan di
Batavia yang sekarang di kenal sebagai Jakarta pada tahun 1857 oleh Pemerintah Belanda
dengan nama Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij.

Selama masa operasionalnya Bank Dagang Negara telah mengalami beberapa kali perubahan
nama diantaranya pada tahun 1949, berubah nama menjadi Escomptobank NV.Kemudian
pada tahun 1960, Escomptobank NV di nasionalisasikan oleh Pemerintah Indonesia dan
berubah nama menjadi Bank Bumi Daya, yang bertugas atau berfungsi sebagai pemberi biaya
dalam bidang industri dan pertambangan.
Bank Ekspor Impor Indonesia

Berdirinya Bank Ekspor Impor Indonesia ini berawal dari sebuah perusahaan milik
Pemerintah Belanda yang bernama N.V.Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan
pada tahun 1842. Perusahaan ini bergerak di bidang perbankan pada tahun 1870.

Kemudian pada tahun 1960 perusahaan ini dinasionalisasikan oleh Pemerintah Republik
Indonesia lalu pemerintah Indonesia melakukan penggabungan antara Bank Negara Indonesia
dengan perusahaan tersebut menjadi Bank Negara Indonesia Unit II pada tahun 1965. Bank
ini bertugas untuk membiayai kegiatan ekspor dan impor yang dilakukan oleh pemerintah.

Bank Pembangunan

Awalnya Bank Pembangunan adalah sebuah bank yang bergerak di bidang industri atau Bank
Industri yang berdiri pada tahun 1951 kemudian pada tahun 1960 bank ini dijadikan sebagai
bank milik pemerintah/negara yang tugasnya adalam membantu pembangunan nasional
dengan cara memberikan pinjaman jangka panjang dan jangka menengah untuk beberapa
sektor yakni sektor pariwisata, sektor manufaktur dan sektor transportasi.

4. BANK BRI

Sejarah Bank BRI Bank Rakyat Indonesia

Sejarah Bank BRI - Sekilas mengenai sejarah bank BRI yang merupakan salah satu bank
yang dimiliki pemerintah. Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini Bank Rakyat Indonesia
(BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia.

Logo Bank BRI

Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh
Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der
Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto",
suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi).
Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari
kelahiran BRI.

Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946
Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik
Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan
BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian
Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. -
Sejarah Bank BRI

Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan
Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan
Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres)
No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank
Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan
bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank
Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank
Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit
II bidang Ekspor Impor (Exim).

Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan


dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya
mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia
Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu
Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-
undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.

Perubahan Menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.- Sejarah Bank BRI
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan
Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas.
Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun
2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga
menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.,
yang masih digunakan sampai saat ini. Begitu banyak manfaat yang dapat diperoleh oleh
masyarakat Indonesia dari hadirnya Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Visi dan Misi Bank BRI - Sejarah Bank BRI


1. Visi BRI
Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.
2. Misi BRI

 Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan


kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi
masyarakat.
 Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar
luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dan teknologi
informasi yang handal dengan melaksanakan manajemen risiko serta praktek Good
Corporate Governance (GCG) yang sangat baik.
 Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholders).
5. BANK BTN
Sejarah Bank BTN

Logo Bank BTN

Dibentuk Agar Masyarakat Rajin Nabung, Pernah Dibekukan Jepang Menyimak perjalanan
Bank BTN, cukup mengharubiru. Sebab, bank itu lahir ketika rakyat kita tengah "getol"
merebut kemerdekaan yang dirampas Belanda. Sekitar 1897, berdirilah bank Postspaar Bank
cikal bakal Bank BTN. Postpaarbank berkedudukan di Batavia (Jakarta) yang didirikan untuk
mendidik masyarakat pada saat itu agar gemar menabung. Melalui Postspaarbank,
masyarakat diperkenalkan lembaga perbaikan secara luas. Meskipun tentunya sistem
perbankan yang ada pada saat itu tidak sama dan jauh dari sempurna bila dibandingkan
dengan sistem perbankan saat ini. Sampai akhir 1931, peranan Pospaarbank dalam
penghimpunan dana masyarakat terus menunjukkan adanya peningkatan yang sangat
baik.Hal tersebut terbukti dengan semakin banyaknya minat masyarakat pada saat itu untuk
menaruh atau menyimpan uangnya di bank.Sampai dengan akhir 1939, Postpaarbank telah
berhasil menghimpun dana masyarakat sebesar Rp 5,4 juta. Sebuah jumlah yang sangat,
besar pada masa itu. Prestasi yang berhasil dicapai oleh Postspaarbank itu sebetulnya
sejalan dengan kebijakan sistem desentralisasi yang-dilaksanakan pada saat itu. Sejarah
keberhasilan Postspaarbank, akhirnya membawa dampak positif dengan mulai dibukanya 4
kantor cabang Postspaarbank masing-masing di Makasar (saat ini Ujung Pandang), Surabaya,
Jakarta, dan Medan.
Dalam perjalanannya, keberhasilan Postspaarbank dalam menghimpun dana masyarakat itu
mendapat ujian pada sekitar 1940 dengan diserbunya Netherland oleh tentara Jerman.
Serbuan itu akhirnya membawa dampak terhadap terkurasnya dana yang telah dihimpun
Postspaarbank secara besar-besaran oleh para nasabahnya. Tidak kurang dari Rp 11 juta
dana yang terkuras untuk dibayarkan Postspaarbank kepada nasabah hanya dalam waktu
beberapa hari saja. Namun, nasib baik masih berada pada Postspaarbank, karena hal itu
tidak berlangsung lama. Pada 1941, kepercayaan masyarakat sudah mulai pulih kembali
yang ditandai dengan mulai banyaknya masyarakat yang menabung uangnya pada
Postspaarbank. Berdasarkan catatan sejarah; hanya dalam waktu singkat pada tahun yang
sama, telah terkumpul dana yang dihimpun dari masyarakat sebesar Rp 58,8 juta. Sejarah
kemudian tidak berhasil mencatat keberhasilan Postspaarbank, karena setahun kemudian
atau tahun 1942 dengan masuknya tentara Jepang ke Indonesia, operasional Postspaarbank
praktis mengalami kemandegan karena telah dibekukan.
Kemudian, Jepang masuk dan mengubah semua bentuk pemerintahan dan segala aspek
kehidupan masyarakat di Indonesia sesuai dengan kehendak Jepang yang berhasil mengusir
Belanda pada saat itu dari wilayah Indonesia. Secara resmi pada tahun itu Jepang telah
mengambilalih kekuasaan Belanda di Indonesia dan Postspaarbank yang merupakan bank
karya kolonial Belanda dibekukan. Sebagai gantinya pemerintah Jepang mendirikan Tyokin
Kyoku. Pada prinsipnya, misi Tyokin Kyoku bentukan Jepang tidaklah jauh dengan maksud
dan tujuan Postspaarbank produk kolonial Belanda. Yaitu untuk mengajak masyarakat
Indonesia gemar menabung. Namun, dalam perjalanannya ternyata misi Tyokin Kyoku tidak
semulus apa yang pernah dilakukan Postspaarbank dalam menghimpun dana masyarakat
melalui tabungan tersebut. Ironisnya, Tyokin Kyoku gagal dalam menjalankan misinya
karena masyarakat menganggap bahwa manabung melalui Tyokin Kyoku itu dirasakan
adanya paksaan. Sehingga dengan sendirinya masyarakat enggan untuk melakukan
penabungan pada saat itu.
Meskipun demikian, Tyokin Kyoku telah berhasil membuka cabangya di Jogjakarta pada
masa itu. Setelah kemerdekaan berhasil diraih, Tyokin Kyoku diambilalih pemerintah
Indonesia. Namanya diubah menjadi Kantor Tabungan Pos atau disingkat KTP. Pembentukan
KTP pada saat itu diprakarsai oleh Darmosoetanto selaku direktur pertama KTP. Dalam
perjalanannya, pada akhirnya KTP mempunyai peran yang sangat besar. Peran yang sangat
berarti pada saat itu adalah adanya tugas KTP dalam pengerjaan penukaran uang Jepang
dengan Oeang Republik Indonesia (ORI). Sejarah telah mencatat bahwa pada masa
pendudukan Jepang, peredaran uang yang ada saat itu ditarik dan diganti dengan uang
Jepang. Maka begitu Indonesia merdeka, melalui KTP itulah uang Jepang yang masih
beredar kemudian ditarik dan diganti dengan uang Indonesia. Ketika Agresi Militer Belanda
ke Indonesia, KTP tidak dapat bekerja dengan aman. Dan,dengan agresi Belanda itu, pada 19
Desember 1946 KTP dan kantor-kantor cabangya yang telah tersebar di Indonesia resmi
diduduki oleh Belanda. Namun, pada Juni 1949 pemerintah Republik Indonesia membuka
kembali KTP tersebut sekaligus mengganti namanya menjadi Bank Tabungan Pos Republik
Indonesia. Kemudian berganti menjadi Bank Tabungan Pos. Pada 9 Februari 1950, Bank
Tabungan Pos dibekukan dan selanjutnya dibentuklah Bank Tabungan Negara (BTN).
Selanjutnya, tanggal tersebut diperingati sebagai kelahiran Bank BTN.
Sejarah BTN:
1897:Berdiri dengan nama Postpaar Bank
1942-1945:Berubah nama menjadi Chokin Kyoku
1950:Menjadi Bank Tabungan Pos
1963:Menjadi Bank Tabungan Negara
1968:Resmi dimiliki Pemerintah(BUMN)
1974:Pelayanan lebih difokuskan
1989:Mendapat izin bank umum dan penerbitan obligasi
1992:Menjadi Persero
1994:Mendapat izin bank devisa
2000:Ikut program Rekapitulasi
2002:Pinjaman Tanpa Subsidi
2003:Restrukturisasi
2005:Peluncuran BTN Syariah
2008:Sekuritisasi Aset
Visi Bank BTN
Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan.

Misi Bank BTN

 Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri terkait,


pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.

 Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan produk, jasa


dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini.

 Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas, profesional dan


memiliki integritas tinggi.

 Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan


good corporate governance untuk meningkatkan Shareholder Value.

 Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkunganny


BANK BANK SWASTA
1. Bank Bukopin

Logo Bank Bukopin


Sejarah Bank Bukopin

Bank Bukopin yang sejak berdirinya tanggal 10 Juli 1970 menfokuskan diri pada segmen
UMKMK, saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi bank yang masuk ke kelompok
bank menengah di Indonesia dari sisi aset. Seiring dengan terbukanya kesempatan dan
peningkatan kemampuan melayani kebutuhan masyarakat yang lebih luas, Bank Bukopin
telah mengembangkan usahanya ke segmen komersial dan konsumer.

Ketiga segmen ini merupakan pilar bisnis Bank Bukopin, dengan pelayanan secara
konvensional maupun syariah, yang didukung oleh sistem pengelolaan dana yang optimal,
kehandalan teknologi informasi, kompetensi sumber daya manusia dan praktek tata kelola
perusahaan yang baik. Landasan ini memungkinkan Bank Bukopin melangkah maju dan
menempatkannya sebagai suatu bank yang kredibel. Operasional Bank Bukopin kini
didukung oleh lebih dari 280 kantor yang tersebar di 22 provinsi di seluruh Indonesia yang
terhubung secara real time on-line. Bank Bukopin juga telah membangun jaringan micro-
banking yang diberi nama “Swamitra”, yang kini berjumlah 543 outlet, sebagai wujud
program kemitraan dengan koperasi dan lembaga keuangan mikro.

Dengan struktur permodalan yang semakin kokoh sebagai hasil pelaksanaan Initial Public
Offering (IPO) pada bulan Juli 2006, Bank Bukopin terus mengembangkan program
operasionalnya dengan menerapkan skala prioritas sesuai strategi jangka pendek yang telah
disusun dengan matang. Penerapan strategi tersebut ditujukan untuk menjamin dipenuhinya
layanan perbankan yang komprehensif kepada nasabah melalui jaringan yang terhubung
secara nasional maupun internasional, produk yang beragam serta mutu pelayanan dengan
standar yang tinggi.

Keseluruhan kegiatan dan program yang dilaksanakan pada akhirnya berujung pada sasaran
terciptanya citra Bank Bukopin sebagai lembaga perbankan yang terpercaya dengan struktur
keuangan yang kokoh, sehat dan efisien. Keberhasilan membangun kepercayaan tersebut
akan mampu membuat Bank Bukopin tetap tumbuh memberi hasil terbaik secara
berkelanjutan.
2. Bank Central Asia

Logo Bank Centra Asia


Sejarah singkat PT Bank Central Asia

PT Bank Central Asia berawal dari sebuah usaha dagang bernama NV Knitting Factory di
Semarang yang didirikan pada tanggal 10 Agustus 1955, dengan akte notaris no 38, kongsi
dagang ini kemudian berkembang menjadi N.V Bank Central Asia, yang pertama kali
beroperasi di pusat perniagaan di jalan Asemka pada tanggal 21 Februari 1957. Pada tanggal
18 maret 1960 dikukuhkan menjadi PT. Bank Central Asia, dimana berbentuk perseroan
terbatas dengan modal awal sebesar Rp 600.000,- dan bertujuan untuk melayani kebutuhan
pendanaan bagi masyarakat pedagang kecil yang saat itu sedang tumbuh di Jakarta.

Sejak pertengahan tahun 1970-an, Bank Central Asia mulai berkembang pesat, pada tahun
inilah dapat dikatakan merupakan era cepat landas PT Bank Central Asia. Pada tahun 1974
misalnya, Bank Centrak Asia bersama-sama lembaga keuangan terkemuka dari Jepang,
Inggris, dan Hongkong mulai menjalin mendirikan lembaga keuangan bukan Bank (LKBB)
yang dinamakan PT Multi National Finance Coorporation (Multicor). PT Bank Centra Asia
menjadi pemegang saham terbesar di Multicor sebesar 51% dari total saham.

Dengan kerja sama yang dilakukan oleh Bank Central Asia dan disertai dengan pengelolaan
yang professional, sumber dana dan jangkauan PT Bank Central Asia menjadi luas dengann
asset yang cukup besar yaitu Rp 12,8 Milyar pada tahun 1977. PT Bank Central Asia mulai
menunjukkan diri sebagai bank yang menguasai pasar perbankan. Bank Central Asia terus
berkembang ke berbagai propinsi atau daerah-daerah yang belum banyak dijangkau bank
lain.

Tahun 1977 status bank devisa diperoleh Bank Central Asia, sejak saat itu berbagai macam
transaksi valuta asing dan ekspor-impor dapat dilayani oleh PT Bank Central Asia. Kondisi
itu membuat PT Bank Central Asia masuk dalam bank swasta papan atas dan terkemuka
berstatus bank devisa.

Pada tahun 1981 PT Bank Central Asia bersama-sama dengan Japan leasing corporation dan
the long term of Japan, Ltd mendirikan PT Central Sari Metropolitan Leasing, yaitu
perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan, dalam patungan ini PT Bank Central Asia
menguasai 30%-35% sahamnya.

Pada tahun 1986 PT Bank Central Asia mulai membuka cabang di luar negeri, yang pertama
adalah di Nassau Bahamas kemudian yang kedua di China Town New York Amerika Serikat.
Menanggapi semakin banyaknya kebutuhan maka PT Bank Central Asia membuka cabang
ketiga di London Sebago Kantor perwakilan.

Perkembangan selanjutnya pada tahun 1988 PT Bank Central Asia mendapatkan ijin untuk
mengeluarkan Bank Central Asia Visa Travellers Cheques. Selain itu melalui kerja sama
dengan The Long Term Credit Bank of Japan,Ltd, mendirikan LTCB Central Asia, dengan
komposisi kepemilikan saham 15% dimiliki Bank Central Asia dan 85% sisanya milik mitra
kerja sama dari Jepang. Bank ini didirikan untuk memberikan pinjaman jangka panjang pada
sektor industri yang berorientasi pada ekspor non migas. Memasuki tahun 1992 merupakan
era konsolidasi bagi Bank Central Asia, Peningkatan kualitas pelayanan semakin diupayakan
untuk lebih memenuhi kebutuhan nasabah, terbukti dengan asset Bank Central Asia pada
akhir desember 1992 telah mencapai Rp 41,1 Triliun dengan jumlah jaringan kantor cabang
sebanyak 439 kantor cabang dalam negeri dan 7 kantor cabang luar negeri.

Berkaitan dengan kebijakan perbankan pada tanggal 27 Oktober 1988 yang memberikan
keleluasaan bagi bank-bank swasta nasional, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Asing
untuk memberikan atau membuka kantor-kantor baru atau kantor cabang baru

3. Bank CIMB

Logo Bank CIMB Niaga

Sejarah

CIMB Niaga pertama kali didirikan pada tanggal 26 September 1955 sebagai bank swasta
nasional dengan nama Bank Niaga. Setelah terbentuk, membangun nilai-nilai inti dan
profesionalisme karyawan menjadi perhatian utama bank. Pada tahun 1969, ketika sektor
swasta di Indonesia dilanda krisis, Bank Niaga mampu bertahan dan berhak memperoleh
jaminan dari Bank Indonesia. Bank Niaga kemudian merevisi rencana usahanya pada tahun
1974, dan berganti menjadi bank umum agar dapat memenuhi kebutuhan nasabah.

Pada tahun 1976 Bank Niaga meluncurkan Program Kredit Profesional, yaitu pinjaman bagi
para profesional seperti ahli teknik, dokter, dan sebagainya. Selanjutnya, pada tahun 1981-
1982, Bank Niaga menjadi bank pertama di Indonesia yang menerapkan sistem perbankan
jaringan (online) dan sistem jaringan kantor cabang. Langkah berikut yang ditempuh Bank
Niaga adalah membentuk jaringan unit usaha penukaran valuta asing resmi di sejumlah
kantor cabang pada tahun 1985 beserta beragam produk baru. Pada tahun 1987, Bank Niaga
membedakan dirinya dari pesaingnya di pasar domestik dengan menjadi Bank yang pertama
menawarkan nasabahnya layanan perbankan melalui mesin ATM di Indonesia.

Pada Juni 1989 merupakan tahun Bank Niaga melakukan penawaran saham perdana sehingga
menjadi perusahaan terbuka. Saham yang ditawarkan laris dibeli, dan saham yang dipesan
mencapai empat kali lipat dibanding jumlah saham yang diterbitkan (20.9 juta saham).

Bank Niaga mulai menyediakan layanan bagi nasabah kelas menengah-atas pada tahun 1998,
guna memperbesar jumlah nasabah.

Pada tahun 1999, Bank Niaga menjadi bank di bawah pengawasan Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN) karena dana pemegang saham untuk rekapitalisasi kurang dari
20%.
Commerce Asset Holdings Berhad (CAHB), yang sekarang dikenal luas sebagai CIMB
Group Holdings Berhad, mengakuisisi saham Bank Niaga pada tahun 2002. Tahun 2007,
seluruh kepemilikan saham berpindah ke CIMB Group sebagai bagian dari reorganisasi
internal untuk mengkonsolidasi kegiatan seluruh anak perusahaan CIMB Group. Pada bulan
Mei 2008, Bank Niaga resmi berubah nama menjadi Bank CIMB Niaga. Dalam rangka
memenuhi kebijakan Single Presence Policy (SPP) yang ditetapkan Bank Indonesia,
Khazanah Nasional Berhad sebagai pemilik saham mayoritas Lippo Bank dan juga saham
pengendali Bank Niaga (melalui CIMB Group), melakukan penggabungan (merger) kedua
bank tersebut secara resmi pada tanggal 1 November 2008 yang diikuti dengan pengenalan
logo kepada masyarakat luas[2].

4. Bank Bumi Arta

Sejarah dan Profil Singkat BNBA (Bank Bumi Arta Tbk)

britama.com, Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) didirikan 03 Maret 1967 dan beroperasi secara
komersial tahun 1967. Kantor pusat Bank Bumi Arta Tbk berlokasi di Jl. Wahid Hasyim No.
234, Jakarta. Saat ini, Bank Bumi Arta memiliki 10 kantor cabang, 22 kantor cabang
pembantu, 20 kantor kas dan 43 payment points yang seluruhnya berlokasi di Indonesia.

Telp: (62-21) 230-0893 (Hunting), Fax: (62-21) 310-2632, Call Center: (62-21) 230-0455.

Telex: -, Swift Code/Member Code: BBAIIDJA

Bank Bumi Arta menggabungkan usahanya (merger) dengan PT Bank Duta Nusantara pada
tanggal 18 September 1976, sesuai dengan anjuran pemerintah untuk memperluas jaringan
operasional perbankan dan meningkatkan struktur permodalan.

Pemegang saham yang memiliki saham 5% atau lebih saham Bank Bumi Arta Tbk, antara
lain: PT Surya Husada Investment (45,45%), PT Dana Graha Agung (27,27%) dan PT
Budiman Kencana Lestari (18,18%). Ketiga pemegang saham ini merupakan pemegang
pengendali.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BNBA adalah melakukan
usaha di bidang perbankan.
Pada tanggal 18 Mei 2006, BNBA memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BNBA (IPO) kepada masyarakat sebanyak
210.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp160,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 01
Juni 2006.

Sejarah Pencatatan Saham

Jenis Pencatatan Saham Tgl Pencatatan

Saham Perdana @ Rp160,- 210.000.000 01-Jun-2006

Pencatatan Saham Pendiri (Company Listing) 2.076.900.000 01-Jun-2006

Tidak dicatatkan (Unlisted) 23.100.000

Catatan: Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.29 tahun 1999 tentang
Pembelian Saham Bank Umum Pasal 4 Ayat 2 dan 3, yang antara lain menetapkan bahwa
saham bank hanya boleh tercatat di Bursa Efek sebanyak-banyaknya 99%.

Dewan Komisaris dan Direksi

Nama Jabatan

Rachmat Mulia Suryahusada Presiden Komisaris

Daniel Budidharma Wakil Presiden Komisaris

R.M. Sjariffudin (Mohammad Syariffudin) Komisaris Independen

Wikan Aryono S. Presiden Direktur

Hendrik Atmaja Direktur

Tan Hendra Jonathan Direktur

Tags:BNBA
5. Bank Mega

Sejarah dan Profil Singkat MEGA (Bank Mega Tbk)

britama.com, Bank Mega Tbk (MEGA) didirikan 15 April 1969 dengan nama PT Bank
Karman dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1969. Kantor pusat Bank Mega
berlokasi di Menara Bank Mega, Jl. Kapten Tendean 12-14A, Jakarta 12790 – Indonesia.
Bank Mega memiliki 53 kantor cabang, 289 kantor cabang pembantu dan 7 kantor kas.

Telp: (62-21) 7917-5000 (Hunting), Fax: (62-21) 7918-7100, Mega Call: 1500-010, HP:
60010.

Telex: -, Swift Code/Member Code: MEGAIDJA.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Bank Mega Tbk adalah PT Mega
Corpora (induk usaha), dengan kepemilikan sebesar 57,87%. Induk usaha terakhir Bank
Mega adalah CT Corporation (dahulu Para Group). Saham CT Corporation dimiliki 100%
oleh Chairul Tanjung & Keluarga.

Bank Mega memperoleh izin usaha sebagai bank umum dari Menteri Keuangan Republik
Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1969. Pada tanggal 2 Agustus 2000, Bank Mega
memperoleh izin untuk menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai wali amanat dari
BAPEPAM-LK. Kemudian tanggal 31 Januari 2001, memperoleh izin sebagai bank devisa
dari Bank Indonesia.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MEGA adalah


menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan.

Pada tanggal 15 Maret 2000, MEGA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MEGA (IPO) kepada masyarakat sebanyak
112.500.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp1.200,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 17
April 2000.

Sejarah Pencatatan Saham


Jenis Pencatatan Saham Tgl Pencatatan

Saham Perdana @ Rp1.200,- 112.500.000 17-Apr-2000

Pencatatan Saham Pendiri (Company Listing) 444.375.000 17-Apr-2000

Bonus Saham dan Dividen Saham 193.792.500 29-Jun-2001

Penawaran Terbatas (Right Issue I) @ Rp1.100,- 180.160.200 14-Jun-2002

Bonus Saham dan Dividen Saham 480.307.055 21-Apr-2005

Penawaran Terbatas (Right Issue II) @ Rp2.500,- 198.054.001 04-Mei-2006

Bonus Saham (Bonus Shares) 1.540.223.523 30-Jun-2009

Bonus Saham (Bonus Shares) 460.084.992 23-Jun-2011

Bonus Saham dan Dividen Saham 3.284.640.956 31-Mei-2013

Tidak dicatatkan (Unlisted) 69.636.979

Catatan: Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.29 tahun 1999 tentang
Pembelian Saham Bank Umum Pasal 4 Ayat 2 dan 3, yang antara lain menetapkan bahwa
saham bank hanya boleh tercatat di Bursa Efek sebanyak-banyaknya 99%.

Dewan Komisaris dan Direksi

Nama Jabatan

Yungky Setiawan Komisaris Utama

Darmadi Sutanto Komisaris

Achjadi Ranuwisastra Komisaris Independen

Lambock V. Nahattands Komisaris Independen

Kostaman Thayib Direktur Utama

Madi Darmadi Lazuardi Direktur

Martin Mulwanto Direktur

Indivara Erni Direktur

YB. Hariantono Direktur

Wiweko Probojakti Direktur

Anda mungkin juga menyukai