Anda di halaman 1dari 13

Tugas Makalah

Tentang
Dampak Positif Kebijakan Politik Ekonomi Pemerintahan Orde baru dan
Berbagai Kasus Penyimpangan Lainnya

Di Susun Oleh :
Mashallia Qisthi

Kelas : XII IPA 1

SMA NEGERI 4 TANAH PUTIH


KECAMATAN TANAH PUTIH
KABUPATEN ROKAN HILIR
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

0
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde
Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno.Salah satu
penyebab yang melatarbelakangi runtuhnya orde lama dan lahirnya orde baru adalah keadaan
keamanan dalam negeri yang tidak kondusif pada masa Orde Lama. Terlebih lagi karena adanya
peristiwa pemberontakan G30S/PKI. Hal ini menyebabkan presiden Soekarno memberikan mandat
kepada Soeharto untuk melaksanakan kegiatan pengamanan di Indonesia melalui surat perintah
sebelas maret atau Supersemar.
Orde Baru hadir dengan semangat "koreksi total" atas penyimpangan yang dilakukan oleh
Soekarno pada masa Orde Lama. Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam
jangka waktu tersebut,ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan
dengan praktik korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang
kaya dan miskin juga semakin melebar.
Kekuasan Soekarno beralih ke Soeharto ditandai dengan keluarnya Surat Perintah Sebelas
Maret (SUPERSEMAR) 1966. Setelah dikeluarkan Supersemar maka mulailah dilakukan penataan
pada kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Penataan
dilakukan di dalam lingkungan lembaga tertinggi negara dan pemerintahan. Dikeluarkannya
Supersemar berdampak semakin besarnya kepercayaan rakya kepada pemerintah karena Soeharto
berhasil memulihkan keamanan dan membubarkan PKI.
Pada tanggal 23 Februari 1967, MPRS menyelenggarakan sidang istimewa untuk
mengukuhkan pengunduran diri Presiden Soekarno dan mengangkat Soeharto sebagai pejabat
Presiden RI. Dengan Tap MPRS No. XXXIII/1967 MPRS mencabut kekuasaan pemerintahan
negara dan menarik kembali mandat MPRS dari Presiden Sukarno. 12 Maret 1967 Jendral Soeharto
dilantik sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia. Peristiwa ini menandai berakhirnya
kekuasaan Orde Lama dan dimulainya kekuasaan Orde Baru.

B.   Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang hendak di uraikan dalam makalah ini adalah ;
a. Bagaimana kebijakan politik dan ekonomi pada masa orde baru?
b. Bagaimana penyimpangan kebijakan politik dan ekonomi pada masa orde baru?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Lahirnya Orde Baru


Lahirnya era orde baru dilatarbelakangi oleh runtuhnya orde lama. Tepatnya pada saat runtuhnya
kekuasaan Soekarno yang lalu digantikan oleh Soeharto. Salah satu penyebab yang melatarbelakangi
runtuhnya orde lama dan lahirnya orde baru adalah keadaan keamanan dalam negri yang tidak kondusif pada
masa orde lama. Terlebih lagi karena adanya peristiwa pemberontakan G30S PKI. Hal ini menyebabkan
presiden Soekarno memberikan mandat kepada Soeharto untuk melaksanakan kegiatan pengamanan di
indonesia melalui surat perintah sebelas maret atau Supersemar.
Latar belakang lahirnya Orde Baru lainnya ialah:
1. Terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965.
2. Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa Gerakan 30 September 1965
ditambah adanya konflik di angkatan darat yang sudah berlangsung lama.
3. Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasi mencapai 600% sedangkan upaya
pemerintah melakukan devaluasi rupiah dan kenaikan harga bahan bakar menyebabkan timbulnya
keresahan masyarakat.
4. Reaksi keras dan meluas dari masyarakat yang mengutuk peristiwa pembunuhan besar-besaran yang
dilakukan oleh PKI. Rakyat melakukan demonstrasi menuntut agar PKI berserta Organisasi Masanya
dibubarkan serta tokoh-tokohnya diadili.
5. Kesatuan aksi (KAMI,KAPI,KAPPI,KASI,dsb) yang ada di masyarakat bergabung membentuk
Kesatuan Aksi berupa “Front Pancasila” yang selanjutnya lebih dikenal dengan “Angkatan 66” untuk
menghacurkan tokoh yang terlibat dalam Gerakan 30 September 1965.
6. Kesatuan Aksi “Front Pancasila” pada 10 Januari 1966 di depan gedung DPR-GR mengajukan
tuntutan”TRITURA”(Tri Tuntutan Rakyat) yang berisi : ü Pembubaran PKI berserta Organisasi
Massanya ü Pembersihan Kabinet Dwikora ü Penurunan Harga-harga barang.
7. Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan Kabinet Seratus Menteri
tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap di kabinet tersebut duduk.
8. Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya untuk mengadili tokoh-tokoh
yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 tidak  berhasil dilakukan meskipun telah
dibentuk Mahkamah Militer Luar Biasa(Mahmilub).
9. Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang bergejolak tak juga
berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret 1966 (SUPERSEMAR) yang
ditujukan bagi Letjen Suharto guna mengambil langkah yang  dianggap perlu untuk mengatasi keadaan
negara yang semakin kacau dan sulit dikendalikan.
Kronologis Lahirnya Orde Baru
a. Pada tanggal 30 September 1965, enam perwira paling senior TNI tewas dalam sebuah aksi yang
disebut "Gerakan 30 September", sebuah kelompok dari dalam TNI sendiri. Aksi ini kemudian dicap
oleh pemerintahan Soeharto sebagai "percobaan.
b. Kudeta". Dalam beberapa jam, Mayor Jenderal Soeharto memobilisasi pasukan di bawah komandonya
dan menguasai Jakarta. Golongan anti-komunis, yang awalnya mengikuti perintah TNI,
melanjutkan pembersihan berdarah dari komunis di seluruh negeri,diperkirakan menewaskan setengah
juta orang, dan menghancurkan PKI, yang secara resmi  telah disalahkan atas krisis tersebut oleh
Soeharto.
c. Pada tanggal 11 Maret 1966, Letjen Soeharto menerima Supersemar dari presiden Soekarno untuk
melakukan pengamanan.
d. Dengan memegang Supersemar, Soeharto Membubarkan PKI pada tanggal 12 Maret 1966 yang
diperkuat dengan Ketetapan MPRS No IX/MPRS/1966  Menyatakan PKI sebagai organisasi terlarang di
Indonesia.
e. Pada tanggal 22 Februari 1967, Soeharto menerima penyerahan kekuasaan pemerintahan dari presiden
Soekarno
f. Pada tanggal 7 Maret 1967, melalui sidang istimewa MPRS, Soeharto ditunjuk sebagai pejabat presiden
sampai terpilihnya presiden oleh MPR hasil pemilu.

2
g. Pada tanggal 12 Maret, Jenderal Soeharto dilantik menjadi presiden Indonesia kedua sekaligus menjadi
masa awal mula lahirnya era orde baru.
B. Kehidupan Politik Pada Masa Orde Baru
Pemerintah Orde Baru berkehendak menyusun sistem ketatanegaraan berdasarkan asas demokrasi Pancasila.
Salah satu wujud demokrasi Pancasila adalah penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu). Melalui pemilu,
rakyat diharapkan dapat merasakan hak demokrasinya, yaitu memilih atau dipilih sebagai wakil-wakil yang
dipercaya untuk duduk dalam lembaga permusyawaratan/perwakilan. Wakil-wakil rakyat yang terpilih
nantinya harus membawa suara hati nurani rakyat pada lembaga itu. Penyelenggaraan pemilu di Indonesia
didasarkan kepada asas luber (langsung, umum, bebas, dan rahasia.
a. Langsung maksudnya rakyat mempunyai hak secara langsung memberikan suaranyatanpa perantaraan
orang lain.
b. Umum mempunyai arti semua warganegara yang memenuhi persyaratan berhak ikutserta memilih dalam
pemilihan umum.
c. Bebas berarti setiap pemilih dijamin keamanannya untuk melakukan pemilihanterhadap salah satu peserta
pemilu tanpa adanya pengaruh, tekanan, dan paksaan dari siapa pun atau dengan cara apa pun.
d. Rahasia bermakna para pemilih dijamin kerahasiaannya dalam menyalurkan pilihannya pada salah satu
peserta pemilu.
Pada awal Orde Baru, pemilihan umum direncanakan akan diselenggarakan selambat-lambatnya pada 5 Juli
1968. Hal ini berdasarkan pada Ketetapan MPRS No.XI/MPRS/ 1966 tentang Pemilihan Umum yang
dihasilkan Sidang Umum IV MPRS tahun 1966. Namun, pemilu kemudian tidak dapat dilaksanakan tepat
waktu karena sulitnya menyelesaikan pembahasan mengenai undang-undang pemilu. Pada tanggal 10
November 1969 DPR-GR menyetujui dua RUU Pemilu dan disahkan Presiden tanggal 17 Desember 1969:
a. Undang-undang No. 15Tahun 1969 tentang Pemilihan Umum Anggota-anggota Badan
Permusyawaratan/Perwakilan Daerah, dan
b. Undang-undang No. 16 Tahun 1969 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, dan DPRD.
Dengan berlandaskan kepada kedua undang-undang tersebut, pemerintah Orde Baru mgnyelenggarakan
pemilihan umum yang pertama kali pada 3 Juli 1971. Pemilu tahun 1971 diikuti 10 kontestan, yaitu
Golongan Karya (Golkar), Partai Nahdlatul Ulama (NU), Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai
Nasional Indonesia (PNI), Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII), Partai Kristen Indonesia, Partai Katolik,
Partai Persatuan Tarbiyah Indonesia (Perti), Partai Murba, dan Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan
Indonesia (IPKI). Pemilu pertama pada masa Orde Baru ini menghasilkan perolehan kursi DPR, yakni
Golkar 236, NU 58, Parmusi 24, PNI 20, PSII 10, Partai Kristen Indonesia 7, Partai Katolik 3, Perti 2, Partai
Murba dan IPKI tidak memperoleh kursi.
Pemilu kedua diselenggarakan pada 2 Mei 1977. Pada pemilu tahun 1977 terjadi penyederhanaan kontestan,
yaitu diikuti tiga peserta saja.
a. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merupakan fusi dari NU, PSII, Parmusi,dan Perti.
b. Golongan Karya (Golkar).
c. Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang mempakan fusi dari PNI, Partai Kristen Indonesia, Partai Katolik,
Murba, dan IPKI.
Pemilihan umum di masa pemerintahan Orde Baru dari waktu ke waktu, pada satu sisi memang membawa
negara kepada suatu kehidupan yang lebih baik dari pada kondisi sebelumnya. Adapun kemajuan yang telah
dicapai pemerintahan Orde Baru sebagai hasil pelaksanaan pembangunan sejak tahun 1969 – 1997 antara
lain adalah:
a. naiknya produksi dan jasa di segala bidang,
b. naiknya pendapatan dan kemakmuran sebagian rakyat Indonesia,
c. meningkatnya kemampuan negara dalam menghimpun dana, baik dari dalam maupun dari luar negeri,
seperti pajak, cukai, ekspor migas dan non-migas, serta
d. semakin bertambahnya sarana-sarana pendidikan, kesehatan, olahraga, ibadah, ekonomi, perumahan, dll.
Bahkan atas beberapa keberhasilan menjalankan pembangunan di Indonesia, MPR kemudian memberikan
predikat kepada Presiden Soeharto sebagai Bapak Pembangunan Nasional.
a. Penataan Politik Dalam Negeri
1. Pembentukan Kabinet Pembangunan
      Kabinet awal pada masa peralihan kekuasaan (28 Juli 1966) adalah Kabinet AMPERA dengan tugas
yang dikenal dengan nama Dwi Darma Kabinet Ampera yaitu untuk menciptakan stabilitas politik dan
ekonomi sebagai persyaratan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Program Kabinet AMPERA yang
disebut Catur Karya Kabinet AMPERA adalah sebagai berikut:
3
1. Memperbaiki kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan pangan.
2. Melaksanakan pemilihan Umum dalam batas waktu yakni 5 Juli 1968.
3. Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan  nasional.
4. Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya.
Selanjutnya setelah sidang MPRS tahun 1968 menetapkan Suharto sebagai presiden untuk masa jabatan 5
tahun maka dibentuklah kabinet yang baru dengan nama Kabinet Pembangunan dengan tugasnya yang
disebut dengan Pancakrida, yang meliputi :
 Penciptaan stabilitas politik dan ekonomi
 Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun Tahap pertama
 Pelaksanaan Pemilihan Umum
 Pengikisan habis sisa-sisa Gerakan 3o September
 Pembersihan aparatur negara di pusat pemerintahan dan daerah dari pengaruh PKI.
2. Pembubaran PKI dan Organisasi masanya
Suharto sebagai pengemban Supersemar guna menjamin keamanan, ketenangan, serta kestabilan jalannya
pemerintahan maka melakukan :
 Pembubaran PKI pada tanggal 12 Maret 1966 yang diperkuat dengan dikukuhkannya Ketetapan MPRS
No. IX Tahun 1966.
 Dikeluarkan pula keputusan yang menyatakan bahwa PKI sebagai organisasi terlarang di Indonesia.
 Pada tanggal 8 Maret 1966 dilakukan pengamanan 15 orang menteri yang dianggap terlibat Gerakan 30
September 1965. Hal ini disebabkan muncul keraguan bahwa mereka tidak hendak membantu presiden
untuk memulihkan keamanan dan ketertiban.
3. Penyederhanaan dan Pengelompokan Partai Politik
Setelah pemilu 1971 maka dilakukan penyederhanakan jumlah partai tetapi bukan berarti menghapuskan
partai tertentu sehingga dilakukan penggabungan (fusi) sejumlah partai. Sehingga pelaksanaannya kepartaian
tidak lagi didasarkan pada ideologi tetapi atas persamaan program. Penggabungan tersebut menghasilkan tiga
kekuatan sosial-politik, yaitu :
a. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan fusi dari NU, Parmusi, PSII, dan Partai Islam Perti yang
dilakukan pada tanggal 5 Januari 1973 (kelompok partai politik Islam)
b. Partai Demokrasi Indonesia (PDI), merupakan fusi dari PNI, Partai Katolik, Partai Murba, IPKI, dan
Parkindo (kelompok partai politik yang bersifat nasionalis).
c. Golongan Karya (Golkar)
4. Pemilihan Umum
Selama masa Orde Baru telah berhasil melaksanakan pemilihan umum sebanyak enam kali yang
diselenggarakan setiap lima tahun sekali, yaitu: tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
Penyelenggaraan Pemilu yang teratur selama Orde Baru menimbulkan kesan bahwa demokrasi di Indonesia
sudah tercipta. Apalagi pemilu itu berlangsung secara tertib dan dijiwai oleh asas LUBER(Langsung, Umum,
Bebas, dan Rahasia).Kenyataannya pemilu diarahkan pada kemenangan peserta tertentu yaitu Golongan
Karya (Golkar) yang selalu mencolok sejak pemilu 1971-1997. Kemenangan Golkar yang selalu
mendominasi tersebut sangat menguntungkan pemerintah dimana terjadi perimbangan suara di MPR dan
DPR. Perimbangan tersebut memungkinkan Suharto menjadi Presiden Republik Indonesia selama enam
periode pemilihan. Selain itu, setiap Pertangungjawaban, Rancangan Undang-undang, dan usulan lainnya
dari pemerintah selalu mendapat persetujuan dari MPR dan DPR tanpa catatan.
5. Peran Ganda ABRI
Guna menciptakan stabilitas politik maka pemerintah menempatkan peran ganda bagi ABRI yaitu sebagai
peran hankam dan sosial. Sehingga peran ABRI dikenal dengan Dwifungsi ABRI. Peran ini dilandasi dengan
adanya pemikiran bahwa TNI adalah tentara pejuang dan pejuang tentara. Kedudukan TNI dan Polri dalam
pemerintahan adalah sama di lembaga MPR/DPR dan DPRD mereka mendapat jatah kursi dengan
pengangkatan. Pertimbangan pengangkatannya didasarkan pada fungsi stabilisator dan dinamisator.
6. Pemasyarakatan P4
Pada tanggal 12 April 1976, Presiden Suharto mengemukakan gagasan mengenai pedoman untuk
menghayati dan mengamalkan Pancasila yaitu gagasan Ekaprasetia Pancakarsa. Gagasan tersebut selanjutnya
ditetapkan sebagai Ketetapan MPR dalam sidang umum tahun 1978 mengenai “Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila” atau biasa dikenal sebagai P4. Guna mendukung program Orde baru yaitu
Pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen maka sejak tahun 1978 diselenggarakan
4
penataran P4 secara menyeluruh pada semua lapisan masyarakat. Tujuan dari penataran P4 adalah
membentuk pemahaman yang sama mengenai demokrasi Pancasila sehingga dengan pemahaman yang sama
diharapkan persatuan dan kesatuan nasional akan terbentuk dan terpelihara. Melalui penegasan tersebut maka
opini rakyat akan mengarah pada dukungan yang kuat terhadap pemerintah Orde Baru. Pelaksanaan
Penataran P4 tersebut menunjukkan bahwa Pancasila telah dimanfaatkan oleh pemerintahan Orde Baru. Hal
ini tampak dengan adanya himbauan pemerintah pada tahun 1985 kepada semua organisasi untuk
menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal. Penataran P4 merupakan suatu bentuk indoktrinasi ideologi
sehingga Pancasila menjadi bagian dari sistem kepribadian, sistem budaya, dan sistem sosial masyarakat
Indonesia.
7. Mengadakan Penentuan Pendapat Rakyat (Perpera) di Irian Barat dengan disaksikan oleh wakil PBB
pada tanggal 2 Agustus 1969.

b. Penataan Politik Luar Negeri


Di samping membina stabilitas politik dalam negeri, Pemerintah Orde Baru juga mengadakan perubahan-
perubahan dalam politik luar negeri. Berikut ini upaya-upaya pembaharuan dalam politik luar negeri:
1. Indonesia Kembali Menjadi Anggota PBB
Indonesia kembali menjadi anggota PBB dikarenakan adanya desakan dari komisi bidang pertahanan
keamanan dan luar negeri DPR GR terhadap pemerintah Indonesia. Pada tanggal 3 Juni 1966 akhirnya
disepakati bahwa Indonesia harus kembali menjadi anggota PBB dan badan-badan internasional lainnya
dalam rangka menjawab kepentingan nasional yang semakin mendesak. Keputusan untuk kembali ini
dikarenakan Indonesia sadar bahwa ada banyak manfaat yang diperoleh Indonesia selama menjadi anggota
PBB pada tahun 1950-1964. Indonesia secara resmi akhirnya kembali menjadi anggota PBB sejak tanggal 28
Desember 1966. Kembalinya Indonesia mendapat sambutan baik dari sejumlah negara Asia bahkan dari
pihak PBB sendiri hal ini ditunjukkan dengan ditunjuknya Adam Malik sebagai Ketua Majelis Umum PBB
untuk masa sidang tahun 1974. Kembalinya Indonesia menjadi anggota PBB dilanjutkan dengan tindakan
pemulihan hubungan dengan sejumlah negara seperti India, Filipina, Thailand, Australia, dan sejumlah
negara lainnya yang sempat remggang akibat politik konfrontasi Orde Lama.
2. Membekukan hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat Cina (RRC)
Sikap politik Indonesia yang membekukan hubungan diplomatik dengan RRC disebabkan pada masa G 30
S/PKI, RRC membantu PKI dalam melaksanakan kudeta tersebut. RRC dianggap terlalu mencampuri urusan
dalam negeri Indonesia.
3. Normalisasi hubungan dengan beberapa negara
a. Pemulihan hubungan dengan Singapura
Sebelum pemulihan hubungan dengan Malaysia Indonesia telah memulihkan hubungan dengan Singapura
dengan perantaraan Habibur Rachman (Dubes Pakistan untuk Myanmar). Pemerintah Indonesia
menyampikan nota pengakuan terhadap Republik Singapura pada tanggal 2 Juni 1966 yang disampikan pada
Perdana Menteri Lee Kuan Yew. Akhirnya pemerintah Singapurapun menyampikan nota jawaban kesediaan
untuk mengadakan hubungan diplomatik.
b.Pemulihan hubungan dengan Malaysia
Normalisasi hubungan Indonesia dan Malaysia dimulai dengan diadakan perundingan di Bangkok pada 29
Mei-1 Juni 1966 yang menghasilkan perjanjian Bangkok, yang berisi:
 Rakyat Sabah diberi kesempatan menegaskan kembali keputusan yang telah mereka ambil mengenai
kedudukan mereka dalam Federasi Malaysia.
 Pemerintah kedua belah pihak menyetujui pemulihan hubungan diplomatik. Tindakan permusuhan antara
kedua belah pihak akan dihentikan.
 Peresmian persetujuan pemulihan hubungan Indonesia-Malaysia oleh Adam Malik dan Tun Abdul Razak
dilakukan di Jakarta tanggal 11 agustus 1966 dan ditandatangani persetujuan Jakarta (Jakarta Accord).
Hal ini dilanjutkan dengan penempatan perwakilan pemerintahan di masing-masing Negara.
Peran aktif Indonesia juga ditunjukkan dengan menjadi salah satu negara pelopor berdirinya ASEAN.
Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik bersama menteri luar negeri/perdana menteri Malaysia, Filipina,
Singapura, dan Thailand menandatangi kesepakatan yang disebut Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus
1967. Deklarasi tersebut menjadi awal berdirinya organisasi ASEAN.
Namun, menjelang pertengahan tahun 1997 kemajuan di berbagai bidang itu seperti tidak bermakna apa-apa.
Bangsa Indonesia dilanda krisis teramat berat yang bermula dari krisis moneter, berupa turunnya nilai mata
uang rupiah terhadap dolar. Krisis moneter ini kemudian berkembang menjadi krisis ekonomi sehingga
5
mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat, seperti politik, ekonomi, dan sosial. Tatanan ekonomi,
rusak berat, pengangguran meluas, dan kemiskinan merajalela. Dampak krisis ini berbuntut pada timbulnya
krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah Orde Baru.
Dalam kondisi seperti itu, muncullah gerakan reformasi yang berawal dari rasa keprihatinan moral yang
sangat mendalam atas berbagai krisis yang terjadi di Indonesia. Gerakan reformasi ini dipelopori oleh
kalangan mahasiswa dan kaum cendekiawan. Mereka mendapat dukungan dari berbagai lapisan masyarakat
yang bersimpati terhadap reformasi. Figur yang dianggap banyak mempengaruhi bergulirnya roda reformasi
ialah Prof. Dr. Amien Rais M.A. la dengan berani memaparkan berbagai kelemahan dan penyelewengan elit
birokrasi Orde Baru dan segelintir manusia yang memonopoli sumber daya alam dan sektor ekonomi
Indonesia. la juga berhasil menyadarkan masyarakat akan pentingnya suksesi (pergantian kekuasaan)
terhadap pemerintahan Soeharto yang telah bercokol selama 32 tahun.
Pada awal tahun 1998 keadaan negara semakin tidak menentu dan krisis ekonomi tak ditemukan titik terang
penyelesaiannya. Akibatnya, aksi mahasiswa pun menjadi semakin marak yang menuntut pengunduran diri
Presiden Soeharto. Bentrokan dengan aparat tidak terhindarkan lagi sehingga muncul Tragedi Trisakti yang
menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti pada 12 Mei 1998. Tragedi Trisakti menimbulkan
luapan kemarahan masyarakat. tidak terbendung lagi. Puncaknya, terjadilah kerusuhan di beberapa tempat di
Jakarta. Aksi penjarahan, pembakaran, dan perusakan oleh massa terjadi secara tidak terkendali. Di lain
pihak, ribuan mahasiswa segera berduyun-duyun mendatangi gedung DPR/MPR dan sekaligus
mendudukinya. Menyikapi hal itu, para pimpinan MPR meminta agar presiden secara arif dan bijaksana
mengundurkan diridari jabatannya.
Pada tanggal 21 Mei 1998 pukul 09.00 WIB di Gedung Istana Merdeka Presiden Soeharto menyatakan
mengundurkan diri dari jabatan presiden. Dengan demikian,berakhirlah masa kekuasaan Pemerintahan Orde
Baru selama 32 tahun.

C. Kehidupan Ekonomi Pada Masa Orde Baru


Pada masa Demokrasi Terpimpin, negara bersama aparat ekonominya mendominasi seluruh kegiatan
ekonomi sehingga mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi swasta. Sehingga, pada permulaan Orde
Baru program pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama pada usaha
mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat.
Tindakan pemerintah ini dilakukan karena adanya kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang menunjukkan
tingkat inflasi kurang lebih 650 % setahun. Hal itu menjadi penyebab kurang lancarnya program
pembangunan yang telah direncanakan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah menempuh cara:
1. Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi
2. Kerja Sama Luar Negeri
3. Pembangunan Nasional
Pelaksanaannya pembangunan nasional dilakukan secara bertahap yaitu:
1) Jangka panjang mencakup periode 25 sampai 30 tahun
2) Jangka pendek mencakup periode 5 tahun (Pelita/Pembangunan Lima Tahun), merupakan jabaran lebih
rinci dari pembangunan jangka panjang sehingga tiap pelita akan selalu saling
berkaitan/berkesinambungan.Selama masa Orde Baru terdapat 6 Pelita, yaitu :
1. Pelita I
Dilaksanakan pada 1 April 1969 hingga 31 Maret 1974 yang menjadi landasan awal pembangunan Orde
Baru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi
pembangunan dalam tahap berikutnya dengan sasaran dalm bidang Pangan, Sandang, Perbaikan prasarana,
perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani.
2. Pelita II
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1974 hingga 31 Maret 1979. Sasaran utamanya adalah tersedianya
pangan, sandang,perumahan, sarana dan prasarana, mensejahterakan rakyat dan memperluas kesempatan
kerja. Pelaksanaan Pelita II cukup berhasil pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 7% per tahun. Pada
awal pemerintahan Orde Baru laju inflasi mencapai 60% dan pada akhir Pelita I laju inflasi turun menjadi
47%. Selanjutnya pada tahun keempat Pelita II, inflasi turun menjadi 9,5%.
3. Pelita III
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1979 hingga 31 Maret 1984. Pelita III pembangunan masih berdasarkan
pada Trilogi Pembangunan dengan penekanan lebih menonjol pada segi pemerataan yang dikenal dengan
Delapan Jalur Pemerataan, yaitu:
6
 Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, khususnya sandang, pangan, dan   perumahan.
 Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
 Pemerataan pembagian pendapatan
 Pemerataan kesempatan kerja 
 Pemerataan kesempatan berusaha
 Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan kaum
perempuan
 Pemerataan penyebaran pembagunan di seluruh wilayah tanah air
 Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
4. Pelita IV
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1984 hingga 31 Maret 1989. Titik beratnya adalah sektor pertanian
menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin industri sendiri.
Terjadi resesi pada awal tahun 1980 yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Pemerintah
akhirnya mengeluarkan kebijakan moneter dan fiskal sehingga kelangsungan pembangunan ekonomi dapat
dipertahankan. 
5. Pelita V
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1989 hingga 31 Maret 1994. Titik beratnya pada sektor pertanian dan
industri. Indonesia memiki kondisi ekonomi yang cukup baik dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,8 %
per tahun. Posisi perdagangan luar negeri memperlihatkan gambaran yang menggembirakan. Peningkatan
ekspor lebih baik dibanding sebelumnya.
6. Pelita VI
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1994 hingga 31 Maret 1999. Titik beratnya masih pada pembangunan
pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan
kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak utama
pembangunan. Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk
Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu perekonomian
menyebabkan rezim Orde Baru runtuh.
Kebijakan ekonomi orde baru lainnya, yaitu:
1) Dikeluarkannya beberapa peraturan pada 3 oktober 1966, Kebijakan ini antara lain :
 Menerapkan anggaran belanja berimbang (balanced budget). Fungsinya adalah untuk mengurangi
salah satu penyebab terjadinya inflasi.
 Menerapkan kebijakan untuk mengekang proses ekspansi kredit bagi usaha-usaha sector produktif,
seperti sector pangan, ekspor, prasarana dan industry.
 Menerapkan kebijakan penundaan pembayaran utang luar negeri (re-scheduling), serta berusaha
untuk mendapatkan pembiayaan atau kredit luar negeri baru.
 Menerapkan kebijakan penanaman modal asing untuk membuka kesempatan bagi investor luar
negeri untuk turut serta dalam pasar dan perekonomian Indonesia
2) Dikeluarkannya peraturan 10 februari 1967 tentang persoalan harga dan tariff
3) Dikeluarkannya peraturan 28 juli 1967. Kebijakan ini dikeluarkan untuk memberikan stimulasi kepada
para pengusaha agar mau menyerahkan sebagian dari hasil usahanya untuk sektor pajak dan ekspor
Indonesia
4) Menerapkan UU no.1 tahun 1967 tentang penanaman modal asing
5) Mengesahkan dan menerapkan RUU APBN melalui UU no.13 tahun 1967
 Soeharto juga menerapkan kebijakan ekonomi yang berorientasi luar negeri, yaitu dengan melakukan
permintaan pinjaman dari luar negeri.
 Indonesia juga tergabung ke dalam institusi ekonomi internasional, seperti International Bank for
Rescontruction and Development (IBRD), International Monetary Fund (IMF), International
Development Agency (IDA) dan Asian Development Bank (ADB)
Kebijakan Pembangunan
1) Trilogi Pembangunan
 Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju terciptanya kemakmuran yang berkeadilan
sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
 Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
 Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
2) Asas-asas Pembangunan
 Asas manfaat;
 Asas usah ebersama dan kekeluargaan;
7
 Asas demokrasi;
 Asas adil dan merata;
 Asas perikehidupan dalam keseimbangan;
 Asas kesadaran; dan
 Asas kepercayaan pada diri sendiri.
3) Modal Dasar Pembangunan
 Kemerdekaan dan kedaulatan bangsa;
 Kedudukan geografi;
 Sumber-sumber kekayaan alam;
 Jumlah penduduk;
 Modal rohani dan mental;
 Modal budaya;
 Potensi efektif bangsa;
 Angkatan bersenjata.
4) Faktor-faktor dominan dalam pembangunan
 Faktor demografi dan sosial budaya
 Faktor geografi, hidrografi, geologi, dan topografi
 Faktor klimatogi
 Faktor flora dan fauna
 Faktor kemungkinan pengembangan

D. Dampak Positif Kebijakan Politik dan Ekonomi Pemerintahan Orde Baru


Pada masa ini pemerintah lebih menitikberatkan pada sektor bidang ekonomi. Pembangunan ekonomi
ini berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia sebagai pendukungnya. Indonesia dilanda krisis ekonomi yang sulit di atasi pada akhir tahun 1997.
Semula berawal dari krisis moneter lalu berlanjut menjadi krisis ekonomi dan akhirnya menjadi krisis
kepercayaan terhadap pemerintah.
Kondisi ekonomi yang kian terpuruk ditambah dengan KKN yang merajalela, Pembagunan yang
dilakukan, hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil kalangan masyarakat. Karena pembangunan cenderung
terpusat dan tidak merata. Meskipun perekonomian Indonesia meningkat, tapi secara fundamental
pembangunan ekonomi sangat rapuh.. Kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup dan sumber daya alam.
Perbedaan ekonomi antar daerah, antar golongan pekerjaan, antar kelompok dalam masyarakat terasa
semakin tajam.. Terciptalah kelompok yang terpinggirkan (Marginalisasi sosial). Pembangunan hanya
mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik, ekonomi, dan sosial yang
demokratis dan berkeadilan.
Pembagunan tidak merata  tampak dengan adanya kemiskinan di sejumlah wilayah yang menjadi
penyumbang devisa terbesar seperti Riau, Kalimantan Timur, dan Irian. Faktor inilah yang selantunya ikut
menjadi penyebab terpuruknya perekonomian nasional Indonesia menjelang akhir tahun 1997 membuat
perekonomian Indonesia gagal menunjukan taringnya. Namun pembangunan ekonomi pada masa Orde Baru
merupakan pondasi bagi pembangunan ekonomi selanjutnya.
Dampak Positif Kebijakan Politik dan Ekonomi Orde Baru
1. Pemerintah mampu membangun pondasi yang kuat bagi kekuasaan lembaga kepresidenan yang
membuat semakin kuatnya peran negara dalam masyarakat
2. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah terencana dengan
baik dan hasilnya dapat dilihat secara nyata.
3. Indonesia mengubah status dari negara pengimpor beras terbesar menjadi bangsa yang memenuhi
kebutuhan beras sendiri (swasembada beras)
4. Penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan rakyat
5. Penurunan angka kematian bayi dan angka partisipasi pendidikan dasar yang semakin meningkat.
6. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah terencana dengan
baik dan hasilnyapun dapat terlihat secara konkrit.
7. Indonesia mengubah status dari negara pengimpor beras terbesar menjadi bangsa yang memenuhi
kebutuhan beras sendiri (swasembada beras).
8. Penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan rakyat.
9. Penurunan angka kematian bayi dan angka partisipasi pendidikan dasar yang semakin meningkat
8
10. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah terencana dengan
baik dan hasilnya pun dapat terlihat secara konkrit.
11. Indonesia mengubah status dari negara pengimpor beras terbesar menjadi bangsa yang memenuhi
kebutuhan beras sendiri (swasembada beras).
12. Penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan rakyat.
13. Penurunan angka kematian bayi dan angka partisipasi pendidikan dasar yang semakin meningkat.
14. Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah
mencapai lebih dari AS$1.000.
15. Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia
16. Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri
17. Pengangguran minimum

E. Kasus Penyimpangan Kebijakan Politik dan Ekonomi Pemerintahan Orde Baru


1. Dibidang Ekonomi
a. Perekonomian nasional sebagaimana diamanatkan pasal 33 UUD 1945 tidak terpenuhi, karena
munculnya pola monopoli terpuruk dan tidak bersaing. Akses ekonomi kerakyatan sangat minim.
b. Keberhasilan pembangunan yang tidak merata menimbulkan kesenjangan antara yang kaya dan
miskin serta merebaknya KKN.
c. Bercampurnya institusi negara dan swasta, misalnya bercampurnya jabatan publik, perusahaan serta
yayasan sehingga pemegang kekuasaan dan keuntungan menjadi pemenang serta mengambil
keuntungan secara tidak adil. Sebagai contoh kasus-kasus Kepres Mobil Nasional, Institusi Bulog,
subordinasi Bank Indonesia, dan proteksi Chandra Asri.
d. Adanya korporatisme yang bersifat sentralis, ditandai oleh urbanisasi besar-besaran dari desa ke kota
atau dari daerah ke pusat. Korporatisme ialah sistem kenegaraan dimana pemerintah dan swasta saling
berhubungan secara tertutup satu sama lain, yang ciri-cirinya antara lain keuntungan ekonomi hanya
dinikmati oleh segelintir pelaku ekonomi yang dekat dengan kekuasaan, dan adanya kolusi antara
kelompok kepentingan ekonomi serta kelompok kepentingan politik.
e. Perkembangan utang luar negeri dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Menurut Dikdik J.
Rachbini (2001:17-22) pada tahun 1980- 1999 mencapai 129 miliar dolar AS, yang berarti aliran
modal ke luar negeri pada masa ini mencapai angka lebih dari seribu triliun. Sementara kebijakan
utang luar negeri tercemar oleh kelompok pemburu keuntungan yang berkolusi dengan pemegang
kekuasaan. Kebijakan pemerintah dianggap benar, sedangkan kritik dan partisipasi masyarakat lemah.
Kombinasi utang luar negeri pemerintah dengan swasta (yang memiliki utang luar negeri berlebihan)
menambah berat beban perekonomian negara kita.
f. Tahun 1997 Indonesia dilanda krisis ekonomi yang ditandai naiknya harga kebutuhan pokok dan
menurunnya daya beli masyarakat. Krisis ini melahirkan krisis politik, yaitu ketidakpercayaan
masyarakat terhadap pemerintahan Soeharto. Krisis ekonomi yang berkepanjangan, besarnya utang
yang harus dipikul oleh negara, meningkatnya pengangguran, kemiskinan dan kesenjangan sosial,
menumbuhkan krisis di berbagai bidang kehidupan. Hal ini mendorong timbulnya gerakan
masyarakat terhadap pemerintah, yang dipelopori oleh para mahasiswa dan dosen. Demonstrasi besar-
besaran pada tanggal 20 Mei 1998 merupakan puncak keruntuhan Orde Baru, yang diakhiri dengan
penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto kepada B.J. Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.
2. Dibidang Politik
a. Ditetapkannya calon resmi partai politik dan Golkar dari keluarga presiden atau yang terlibat dengan
bisnis keluarga presiden, dan calon anggota DPR/MPR yang monoloyalitas terhadap presiden
(lahirnya budaya paternalisti /kebapakan dan feodal gaya baru).
b. Tidak berfungsinya kontrol dari lembaga kenegaraan politik dan sosial, karena didominasi kekuasaan
presiden/eksekutif yang tertutup sehingga memicu budaya korupsi kolusi dan nepotisme.
c. Terjadinya pelanggaran HAM ( hak asasi manusia) dari berbagai etnis Pendatang di Indonesia
d. Golkar secara terbuka melakukan kegiatan politik sampai ke desa-desa, sedangkan parpol hanya
sampai kabupaten.

9
e. Ormas hanya diperbolehkan berafiliasi kepada Golkar.
f. Berlakunya demokrasi terpimpin konstitusional.

F. Kelebihan dan Kekurangan Orde Baru


1.   Kelebihan Sistem Pemerintahan Orde Baru
 Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah
mencapai lebih dari AS$1.565
 Sukses transmigrasi
 Sukses KB
 Sukses memerangi buta huruf
 Sukses swasembada pangan
 Pengangguran minimum
 Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)
 Sukses Gerakan Wajib Belajar
 Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh
 Sukses keamanan dalam negeri
 Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia
 Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri
2.  Kekurangan Sistem Pemerintahan Orde Baru
 Semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme
 Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan pembangunan antara pusat
dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar disedot ke pusat
 Munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan pembangunan, terutama di
Aceh dan Papua
 Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang memperoleh tunjangan
pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya
 Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si kaya dan si
miskin)
 Pelanggaran HAM kepada masyarakat non pribumi (terutama masyarakat Tionghoa)
 Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan
 Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah yang dibredel
 Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan program "Penembakan
Misterius"
 Tidak ada rencana suksesi (penurunan kekuasaan ke pemerintah/presiden selanjutnya)
 Menurunnya kualitas birokrasi Indonesia yang terjangkit penyakit Asal Bapak Senang, hal ini
kesalahan paling fatal Orde Baru karena tanpa birokrasi yang efektif negara pasti
hancur.Menurunnya kualitas tentara karena level elit terlalu sibuk berpolitik sehingga kurang
memperhatikan kesejahteraan anak buah.
 Pelaku ekonomi yang dominan adalah lebih dari 70% aset kekayaaan negara dipegang oleh swasta

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia.
Dan lahirnya era Orde Baru dilatar belakangi oleh runtuhnya Orde Lama, tepatnya pada saat
runtuhnya kekuasaan Ir. Soekarno yang lalu digantikan oleh Soeharto.
Untuk kronologinya dimulai dari :
1. Terjadinya pemberontakan yang di lakukan oleh pertai komunis Indonesia pada 30 September
yang sering disebut dengan sebutan G 30 S/PKI yang terjadi mulai tanggal 30 september 1965,
kemudian
2. Munculnya surat perintah 11 maret 1966 yang sering disebut dengan istilah (SUPERSEMAR)
dari presiden Soekarno kepada Letnan Jendral Soeharto, yang kemudian dapat membuat PKI
dapat di tumpas dan di bubarkan, setelah itu
3. Adanya penyerahan kekuasaan pemerintahan dari presiden Soekarno kepada presiden Soeharto
yang dimana setelah itu mulai terjadinya system pemerintahan orde baru.

B. Saran
Maju mundurnya suatu negara tergantung bagaimana pemimpinnya. Jadi saran saya yaitu
kepada setiap pemimpin janganlah cuma mementingkan kebutuhan pribadi saja, tapi cobalah
berfikir untuk mengambil gagasan yang sifatnya bisa merubah dan membuat orang yang dipimpin
menjadi lebih maju dan sejahtera.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://rinahistory.blog.friendster.com/2008/11/indonesia-masa-orde-baru/
http://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto
http://www.indonesiaindonesia.com/f/2390-indonesia-era-orde-baru/
http://adypato.wordpress.com/2010/06/16/kondisi-ekonomi-indonesia-pada-masa-orde-baru/
http://anisamaulina.blogspot.com/2012/03/kebijakan-ekonomi-pada-masa-orde-baru.html
http://politik.kompasiana.com/2012/01/26/mengenang-trilogi-pembangunan/ 
http://24bit.wordpress.com/2010/03/30/perkembangan-bidang-ekonomi-pada-masa-orde-baru/
Notosusanto, Nugraha. 2008. Sejarah Nasional Indonesia 6, Jakarta : Balai Pustaka.
M.C Rickleft, 2005. Sejarah Indonesia Modern 1200-2400. Jakarta : Serambi Ilmu Semesta.
Rina, 2008. Dinamika Kehidupan Poltik, Ekonomi, Sosial masa Orde Baru . [serial on line].
http://rinahistory.blog.friendster.com/2008/11/indonesia-masa-orde-baru/.

12

Anda mungkin juga menyukai