Anda di halaman 1dari 22

REVOLUSI INDUSTRI DI INGGRIS DAN MUNCULNYA

KAPITALISME MODERN

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Sejarah Eropa
yang dibina oleh Bapak Daya Negri Wijaya, S.Pd. S.S, M. A

Oleh
Luluk Nura Yusfita
160731614810

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
April 2017
KATA PENGANTAR

Dengan meyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah “Revolusi Industri di Inggris dan Munculnya
Kapitalisme Modern ” dengan lancar tanpa hambatan apapun.
Kami selaku penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang
telah mendukung kami untuk menyelesaikan makalah ini, yaitu kepada bapak
Daya Negri Wijaya S.Pd. S.S, M.A, selaku dosen mata kuliah Sejarah Eropa.
Perpustakaan Universitas Negeri Malang yang telah menyediakan banyak buku
untuk keperluan referensi makalah ini.
Kami menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
oleh karena itu kami selaku penulis dari makalah ini, sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca dan dosen pembimbing mata kuliah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca.

Malang, April 2017

Penulis

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Rumusan Tujuan ............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Revolusi Industri................................................... 3
B. Sebab-sebab dan Jalannya Revolusi Industri................................. 4
C. Revolusi Industri di Inggris............................................................ 8
D. Dampak terjadinya Revolusi Industri........................................... 10
E. Munculnya Kapitalisme Modern...................................................14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 17
B. Saran ............................................................................................ 18
DAFTAR RUJUKAN................................................................................. 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Revolusi merupakan perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung
secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok kehidupan masyarakat. Di dalam
revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan
terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Pada
era sebelum revolusi industri terjadi, dunia berada pada periode dengan perubahan
yang sangat lamban dalam bidang teknologi dan perdagangan. Beberapa
perubahan kecil hanya terjadi oada jumlah produksi per kapita. Perubahan ini
hanya berakibat pada meningkatnya populasi penduduk tanpa mengubah standar
dan gaya hidup.
Sejarah revolusi industri adalah sebuah proses ketika, untuk pertama
kalinya mengubah kehidupan manusia. Sebuah mematahkan teori Malthusian
trap. Dengan membuat peruhan besar produktivitas per kapita. Hal ini
menghasilkan kemajuan pesat dibidang teknologi, dan lambat laun mengubah
standar hidup penduduk secara signifikan.
Sebelum abad ke-18 sistem perekonomian masyarakat Eropa sangat
bergantung pada sistem ekonomi agraris. Akan tetapi, setelah memasuki abad ke-
18 terjadi perubahan besar dalam pola hidup masyarakat Eropa. Perubahan
tersebut ditunjukkan dengan mulai digunakannya tenaga mesin sebagai alat
produksi di pabrik-pabrik menggantikan tenaga manusia dan hewan. Perubahan
inilah yang disebut dengan Revolusi Industri (Djaja, 2012:93). Seiring dengan
perkembangan yang semakin berlanjut masyarakat Eropa telah banyak mengalami
perkembangan yang sangat pesat.
Dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa
direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui
kekerasan. Revolusi Industri telah mengubah cara kerja manusia dari penggunaan
tangan menjadi menggunakan mesin (Djaja, 2012:94). Dampak positifnya sendiri
ada pada pemerintah yang berupaya untuk memperbaiki nasib buruh dan masalah
sosial di Inggris.

1
Meskipun banyak nilai positif yang timbul tetapi ada juga segi negatif
yang muncul karena adanya Revolusi Industri. Dampak negatif revolusi Industri
khususnya di Inggris adalah upah buruh yang murah menyebabkan timbulnya
keresahan yang berakibatkan, pada munculnya kriminalitas dan kejahatan. Segi
negatif banyak terjadi terhadap sikap atau perilaku dari masyarakat. Terjadi
perbedaan yang sangat menonjol terhadap pola hidup masyarakat. Dapat dilihat
akibat yang langsung dari Revolusi Industri adalah lapisan masyarakat baru,
dengan sebutan pemilik modal (capital) atau disebut dengan masyarakat kapitalis.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang
diantaranya:
1. Bagaimana latar belakang terjadinya Revolusi Industri?
2. Bagaimana sebab-sebab dan proses terjadinya Revolusi Industri?
3. Bagaimana terjadinya Revolusi Industri di Inggris?
4. Bagaimana dampak Revolusi Industri?
5. Bagaimana awal munculnya Kapitalisme modern?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas maka dapat diperoleh beberapa tujuan dari
pembahasan rumusan masalah yang diantaranya:
1. Mengetahui latar belakang terjadinya Revolusi Industri.
2. Mengetahui sebab-sebab dan proses dari Revolusi Industri.
3. Mengetahui terjadinya Revolusi Industri di Inggris
4. Mengetahui dampak dari Revolusi Industri.
5. Mendiskripsikan awal munculnya Kapitalisme modern.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Terjadinya Revolusi Industri


Revolusi Industri berkembang pertama kali di Inggris. Kondisi kehidupan
sosial ekonomi Eropa sebelumnya terjadinya Revolusi Industri sangat
mempengaruhi munculnya momentum ini di Inggris. Kehidupan sosial ekonomi
Eropa pada masa sebelum munculnya Revolusi Industri ditandai dengan
berkembanganya tata kehidupan agraris yang bercocok Feodal. Kondisi ini mulai
berubah ketika meletus perang salib (1096-1291) yang memberi ruang hubungan
antara negara-negara Eropan dengan dunia Timur. Kebutuhan yang sama akan
barang-barang keperluan hidup antara kedua wilayah ini mendorong terbentuknya
hubungan perdagangan. Hal tersebut juga mendorong kota-kota dagang Eropa
seperti Florence, Venesia, Genoa, dan lain-lain. Ekspansi perdagangan memicu
tumbuhnya pusat-pusat kota. Florence menjadi salah satu kota terbesar di Italia
dengan kemakmurannya karena manufaktur dan perdagangan tekstil (Perry, 2012:
223).
Munculnya kota-kota dagang ini kemudian diikuti dengan munculnya
usaha-usaha industri bersekala kecil yang disebut industri rumah tangga (home
industry). Hingga tahun 1200, industri rumah tangga semakin berkembang dengan
terbentuknya gilda. Gilda adalah persekutuan industri rumah tangga sejenis hak
yang mendapat monopoli dan perlindungan pemerintah. Tahun 1350, di Eropa
mulai terbentuk perserikatan kota-kota dagang yang disebut hansa. Hansa
dimaksudkan untuk melindungi usaha perdagangan secara mandiri. Dengan
pekembangan ini, Eropa mulai memasuki tahap masyarakat industri yang
digerakkan oleh sektor perdagangan. Sejak abad ke-14, Inggris di bawah
perlindungan Raja Edward III mulai membangun industri-industri laken (sejenis
kain wol). D. Revolusi di Inggris Semenjak era Renaissance, ilmu pengetahuan
telah berkembang pesat. Para ilmuwan menciptakan penemuan baru.
Campbell (2004: 13) mengatakan bahwa istilah “Revolusi Industri”
diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Lous-Auguste Blanqui di pertengahan

3
abad ke-19. Awal mula Revolusi Industri tidak jelas tetapi T.S. Ashton
menulisnya kira-kira 1760-1830. Tidak ada titik pemisah dengan Revolusi
Industri II pada sekitar 1850, ketika kemajuan teknologi dan ekonomi
mendapatkan momentum dengan perkembangan kapal tenaga-uap, rel, dan
kemudian di akhir abad tersebut perkembangan mesin bakar dalam dan
perkembangan pembangkit tenaga listrik.
Revolusi Industri dapat dikatakan sebagai suatu peristiwa yang mengubah
sistem ekonomi agraris menjadi sistem ekonomi industri yang menggunakan
tenaga mesin sebagai alat produksinya, menggantikan tenaga manusia dan tenaga
hewan. Sebelum dikenal alat-alat mekanis dan otomatis, masyarakat Eropa
bekerja dengan menggunakan alat-alat manual (menggunakan tenaga manusia)
dan masih mengandalkan kecepatan kedua tangan dan kaki. Artinya, alat-alat
tersebut tidak akan berfungsi dan bekerja jika tidak ada tangan atau kaki.
Peralatan yang dimaksud seperti cangkul, parang, sekop, gergaji, pisau, pengukur,
palu, penenun, pemintal, pancung, jala, pendayung, dan lain-lain (Djaja, 2012:94).

B. Sebab-sebab dan Jalannya Revolusi Industri


Revolusi pertama kali di kawasan benua Eropa bermula di negara Inggris.
Kemudian pada awal abad ke-19, mulai menyebar ke negara-negara Eropa lainnya
dan negara-negara di benua Amerika .
1. Adapun sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya revolusi industri
tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, keamanan di negara Inggris yang mantap. Mantapnya keamanan
negara di Inggris pada sekitar abad ke-18, sehingga menjamin seluruh segi
kehidupan masyarakat Inggris pada saat itu. begitu pula dengan sistem ekonomi,
masyarakat Inggris yang sangat tenang dan tanpa rasa takut menjalankan roda
perekonomian mereka.
Kedua, mulai berkembangnya kegiatan kewiraswastaan dan manufaktur.
Perkembangan masyarakat Eropa sebelum Revolusi Industri hidup dalam sisitem
perdagangan yang masih menggunakan uang dan sisitem barter. Kegiatan-
kegiatan produksi dilakukan di rumah-rumah atau kerajinan rumah (home
industry). Di Prancis dikenal dengan istilah gilda, yaitu bengkel kerja dan pusat
usaha. Setiap orang yang akan memesan barang-barang dapat menghubungi gilda.

4
Alat-alat yang dihasilkan oleh gilda adalah alat rumah tangga, alat kerja pertanian,
dan sebagainya. Gilda baru bekerja apabila ada pesanan. Perkembangan gilda
selanjutnya adalah munculnya minat yang luar biasa dari masyarakat Inggris
terhadap tempat pengolahan yang lebih memadai seperti pabrik. Maka muncullah
kegiatan ekonomi manufaktur dimana pekerja tidak lagi bekerja di rumah-rumah
melainkan di tempat-tempat khusus yang disediakan pengusaha sebagai tempat
produksi.
Ketiga, Inggris memiliki kejayaan alam terutama batu bara dan bijih besi.
Kekayaan SDA tersebut telah membantu Inggris dalam mengembangkan
industrinya karena batu bara dan bijih besi sangat diperlukan dalam proses
produksi. Batu-batu dijadikan sebagai bahan bakar mesin-mesin dan bijih besi
diperlukan untuk industri berat. Kekayaan alam tersebut ditunjang oleh
kemampuan dan keinginan manusiannya. Orang Inggris terkenal sebagai orang
yang rajin dan tekun dalam penelitian alam. Kemampuan dan keuletan bangsa
Inggris itu di dukung oleh beberapa lembaga. Lembaga-lembaga yang mendorong
ataupun mensponsori kegiatan Inggris tersebut ada dua lembaga yang bernama
The Royal for Improving Natural Knowledge yang didirikan oleh pemerintah
Inggris pada tahun 1662 dan The French Academy of Science yang didirikan pada
1666 oleh pemerintah Inggris. Kedua lembaga tersebut mensposori kegiatan-
kegiatan eksplorasi alam, sehingga dengan adanya lembaga-lembaga ini telah
mendorong terjadinya penemuan-penemuan baru di kemudian hari.
Keempat, Inggris memiliki banyak daerah jajahan. Kerajaan Inggris pada
abad ke 18 memiliki banyak daerah jajahan yang tersebar di benua Afrika dan
Asia. Daerah-daerah jajahan inilah yang mendukung kegiatan industri Inggris,
karena daerah-daerah jajahan tersebut dapat menyediakan bahan baku yang
diperlukan oleh industri Inggris. Selain itu, darah-daerah jajahan tersebut dapat
dijadikan sebagai tempat pemasaran hasil industri Inggris.
Kelima, terjadinya Revolusi Agraria. Kondisi masyarakat Inggris yang
dilanda gejolak turut elatarbelakangi Revolusi Industri di negara tersebut gejolak
tersebut yang dimaksud adalah Revolusi Agraria (pertanian). Revolusi Agraria
disebabkan oleh perkembangan kerajinan pakaian wol, yang dengan sendirinya
meningkatkan permintaan bulu domba. Dari hal itu, usaha di bidang wol sendiri

5
menjadi sangat menarik, maka tanah pertanian diubah menjadi peternakan domba.
Untuk keperluan peternakan domba tersebut, tanah para bangsawan yang tersebar
letaknya dikumpulkan dengan cara ditukar-tukar dengan tanah milik petani. Tanah
yang berupa tanah padang rumput itu dipagari dan digunakan sebagai
penggembalaan domba. Perubahan fungsi tanah menjadi lahan peternakan pun
disebabkan harga gandum yang turun.
Perubahan tersebut mempunyai dampak terhadap para petani.
Sebelumnya, pada saat tanah pertanian masih diusahakan mereka bekerja sebagai
petani penyewa. Sebab tanah di Inggris pada dasarnya adalah milik raja
bangsawan. Sejak tanah itu diubah menjadi lahan peternakan jumlah pekerja yang
dibutuhkan relatif sedikit. Akibatnya, banyak para petani beralih kerja sebagai
pekerja di tambang batu bara dan pabrik-pabrik tekstil. Ada pula yang pergi ke
kota yang mencari kerja disana. Namun, lapangan kerja terbatas dan akhirnya
muncul gelandangan. Munculnya gelandangan menjadi masalah tersendiri bagi
pemerintah. Pada saat perkembangan industri sangat pesat di perkotaan,
pemerintah dapat menanggulangi masalah gelandangan dengan menjadikan
sebagai buruh.
Keenam, munculnya paham ekonomi liberal. Kegiatan lain yang
mendorong lahirnya Revolusi Industri adalah kegiatan perekonomian. Sejak abad
ke-17, dunia peradagangan dan pelayaran di Inggris berkembang sangatlah pesat.
Perkembangan itu di buktikan oleh kongsi-kongsi dagang, para kongsi dagang,
seperti EIC (East India Company), Virginia Co., Plymouth Co., Massachusets
Bay Co., dan lain lain. Maka para kongsi dagang tersebut memperoleh keuntungan
dari penanaman modalnya di Inggris dan daerah lainnya. Sebagian besar dari
keuntungan itu ditabung di Bank, sehingga secara keseluruhan aktivitas mereka
memberi kesejahteraan bagi Kerajaan Inggris. Gejolak masyarakat lainnya adalah
munculnya paham ekonomi liberal. Tokoh-tokoh yang mengembangkannya
paham ini adalah Adam Smith, Thomas Robert Malthus, David Ricardo, dan John
Sturart Mill.
Paham ekonomi liberal ini muncul sebagai reaksi terhadap paham
ekonomi merkantilisme yang melahirkan sistem ekonomi yang diatur oleh
pemerintah. Para pencetus gagasan ekonomi liberal mengatakan kemakmuran

6
rakyat akan cepat tercapai apabila rakyat dibebaskan untuk melakukan kegiatan
ekonomi. Lahirnya paham ekonomi liberal di Inggris memantapkan persiapan
masyarakat menuju suatu zaman industri. Artinya paham ekonomi liberal
memberi peluang bagi perkembangan industri-industri baru di Inggris (Djaja,
2012:95-98).
Ketujuh, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sejak awal abad
ke-16, Inggris mulai memasuki abad pemikiran yang mengakibatkan munculnya
ilmuwan-ilmuwan terkemuka dalam berbagai bidang pengetahuan dan teknologi.
Bersama dengan munculnya ilmuwan-ilmuwan baru tersebut, muncul pula ide-ide
baru. Perkembangan yang didasarkan atas ide dan gagasan baru tersebut, muncul
pula penemuan-penemuan baru yang dapat memperingan segala jenis pekerjaan
manusia. Dengan temuan-temuan baru inilah Revolusi Industri dimulai.
2. Jalannya Revolusi Industri
Pada akhir abad Pertengahan kota-kota di Eropa berkembang sangat pesat
kerajinan dan perdagangan. Warga kota (kaum Borjuis) yang merupakan warga
berjiwa bebas menjadi tulang punggu perekonomian kota. Mereka bersaing secara
bebas untuk kemajuan dalam perekonomian. Pertumbuhan kerajinan menjadi
industri melalui beberapa tahapan seperti berikut.
1) Domestic System
Tahap ini dapat disebut sebagai tahap kerajinan rumah (home
industry). Para pekerja bekerja dirumah masing-masing dengan alat
yang mereka miliki sendiri. Bahkan, kerajinan yang diperoleh dari
pengusaha yang setelah selesai dikerjakan disetorkan kepadanya. Upah
diperoleh berdasarkan jumlah barang yang dikerjakan. Dengan cara
kerja yang demikian, majikan yang memiliki usaha hanya membayar
tenaga kerja atas dasar prestasi atau hasil. Para majikan tidak
direpotkan soal tempat kerja dan gaji.
2) Manufacture
Setelah kerajinan industri makin berkembang diperlukan tempat
khusus untuk berkerja agar majikan dapat mengawasi dengan baik cara
mengerjakan dan mutu produksinya. Sebuah manufaktur (pabrik)
dengan puluhan tenaga kerja didirikan dan biasanya berada di bagian

7
belakangrumah majikan. Rumah bagian tengah untuk tempat tinggal
dan bagian depan sebagai toko untuk menjual produknya. Hubungan
majikan dengan pekerja (buruh) lebih akrab karena tempat kerjanya
jadi satu dan jumlah buruhnya masih sedikit. Barang-barang yang
dibuat kadang-kadang juga masih berdasarkan pesanan.
3) Factory system
Tahap sistem factory (pabrik) sudah merupakan industri yang
menggunakan mesin. Tempatnya didaerah industri yang telah
ditentukan, bisa di dalam atau di luar kota. Tempat tersebut untuk
tempat kerja, sedang majikan tinggal di tempat lain. Demikian juga
toko tempat pemasaran hasil industri diadakan ditempat lain. Jumlah
tenaga kerjanya (buruh) sudah puluhan, bahkan ratusan. Barang-
barang produksinya untuk dipasarkan.

C. Revolusi Industri di Inggris


Semenjak era Renaissance, ilmu pengetahuan telah berkembang pesat. Para
ilmuwan menciptakan penemuan baru. Penemuan besar yang menjadi
Perkembangan revolusi industri di Inggris ditandai dengan penemua mesin-mesin
yang berguna bagi dunia industri. James Watt pada tahun 1769 menemukan mesin
uap. Mesin uap segera dimanfaatkan untuk menggerakkan mesin-mesin industri
terutama pada pabrik-pabrik tekstil. Awalnya pabrik-pabrik sangat bergantung
pada tenaga air. Oleh karena itu, pabrik harus didirikan di dekat sungai. Dengan
menggunakan bahan bakar batu bara, mesin uap temuan Watt, menyebabkan
pabrik-pabrik tidak bergantung lagi pada tenaga air dan dapat didirikan dimana
saja. Dengan uap seluruh pola kerja berubah karena pekerja lebih lemah, dan
kurang ahli dapat diajari beberapa tugas sederhana yang diperlukan untuk
menjalankan mesin. Peralihan dari pekerja laki-laki ke perempuan dan anak-anak
adalah suatu perubahan yang besar (Perry, 2013: 52).
Hasil penemuannya itu lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan penemuan
Thomas Newcomen. Temuan Newcomen, hanya berupa mesin yang dapat
memompa air yang menggenang di tambang-tambang batu bara dan masih
menggunakan tenaga manusia. Penemuan lain yang menunjang kemajuan industri
adalah penemuan mesin-mesin pertekstilan. Penemuan dibidang tekstil ini

8
didasarakan pada keinginan untuk memproses bahan tekstil secara cepat. Selain
mesin uap, penemuan lain yang mendorong munculnya revolusi industri
dilakukan oleh Abraham Darby, Insyinyur berkebangsaan Inggris ini berhasil
menggunakan batu bara untuk melelehkan besi dengan hasil yang lebih baik.
Dengan kedua penemuan ini momentum revolusi industri di Inggris mulai
berkembang lebih maju. Pemerintahan Inggris mulai menetapkan langkah-langkah
untuk mengembangkan sektor industri, terutama industri wol.
Langkah-langkah yang ditempuh tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Melarang usaha ekspor bahan baku wol ke luar negeri.
2. Membangun pusat-pusat industri wol sebagai industri berbasis rumah
tangga.
3. Mengunsang penemu-penemu untuk membimbing para pekerja Inngris.
Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut di dukung pula
dengan situasi politik dan keamanan di Inggris yang relatif stabil dibanding
negara-negara lain di Eropa (Djaja, 2012: 99).
Penemuan teknologi baru besar peranananya dalam proses industrialisasi.
Hal ini karena teknologi baru dapat mempermudah dan mempercepat kerja
industri, melipatgandakan hasil, dan memghemat biaya. Penemuan-penemuan
yang penting, antara lain sebagai berikut.
a) Kumparan terbang (flying shuttle) ciptaan John Kay (1733). Dengan
alat ini proses pemintalan dapat berjalan secara cepat.
b) Mesin pemintal benang (spinning jenny) ciptaan James Hargreves
(1767) dan Richard Arkwright (1769). Dengan alat ini hasilnya berlipat
ganda. Temuan ini lebih maju dibandingkan temuan John Hargreaves,
yaitu mesin pemintal yang dapat menghasilkan beberapa benang. Mesin
tersebut masih digerakan oleh tenaga kuda dan tenaga air.
c) Mesin tenun (merupakan penyempurnaan dari kumparan terbang)
ciptaan Edmund Cartwright (1785). Dengan alat ini hasilnya berlipat
ganda. Mesin tenun dan puntal temuan Edmund Catrwright menggunakan
mesin uap.

9
d) Cottongin, alat pemisah biji kapas dari serabutnya ciptaan Whitney
(1794). Dengan alat ini maka kebutuhan kapas bersih dalam jumlah yang
besar dapat tercukupi.
e) Cap selinder ciptaan Thomas Bell (1785). Dengan alat ini kain putih
dapat dilukisi pola kembang 200 kali lebih cepat jika dibandingkan dengan
pola cap balok dengan tenaga manusia.
f) Mesin uap ciptaan James Watt (1769). Dari mesin uap ini dapat
diciptakan berbagai peralatan besar yang menakjubkan, seperti lokomotif
ciptaan Richard Trevethick (1804) yang kemudian disempurnakan oleh
George Stepenson menjadi kereta api penumpang. Kapal perang yang
digerakkan dengan mesin uap diciptakan oleh Robert Fulton (1814). Mesin
uap merupakan inti dari Revolusi Industri sehingga James Watt sering
dianggap sebagai bapak Revolusi Industri I.
g) Tahun 1750: Abraham Darby menggunakan batu bara (cokes) untuk
melelehkan besi untuk mendapatkan nilai besi yang lebih sempurna.
h) Tahun 1802: Symington menemukan kapal kincir.
i) Tahun 1807: Robert Fulton membuat kapal api yang telah
menggunakan baling-baling yang dapat menggerakkan kapal.
j) Tahun 1804: Richard Trevethick membuat kereta uap.
k) Tahun 1832: Samuel Mors membuat telegraf
l) Tahun 1872: Graham Bell membuat pesawat telepon
m) Tahun 1887: Daimler membuat mobil
n) Tahun 1903: Wilbur Wright dan Orville Wright membuat pesawat
terbang (Djaja, 2012: 101-102).

D. Dampak Revolusi Industri


Revolusi Industri mengubah Inggris menjadi negara industri yang maju
dan modern. Di Inggris muncul pusat-pusat industri, seperti Lancashire,
Manchester, Liverpool, dan Birmingham. Seperti halnya revolusi yang lain,
revolusi Industri juga membawa dampak yang luas pada aspek ekonomi, sosial,
dan politik, baik di Inggris maupun di negara lain.
1. Dampak di Bidang Ekonomi

10
Perubahan yang sangat cepat di bidang industri membawa akibat yang luas
di berbagai aspek kehidupan. Dampak yang paling menonjol dari Revolusi
Industri di Inggris adalah munculnya kapitalisme, dan adanya pengambilan lahan
pertanian menjadi lahan industri.
a) Munculnya kapitalisme, akibat dari Revolusi Industri adalah
terbentuknya lapisan masyarakat baru, yaitu masyarakat pemilik modal.
b) Pengambilan tanah untuk lahan industri.
Seperti yang telah diuraikan di atas, munculah masyarakat pemilik modal,.
Dengan modal yang dimilikinya, mereka menguasai perekonomian. Bahkan
dengan modalnya itu, mereka dapat meluaskan lapangan usaha industrinya. Usaha
industri perlu lahan, mereka para pemilik modal membeli tanah-tanah pertanian
milik bangsawan. Pada akhirnya pembelian lahan pertanian itu menimbulkan
beberapa dampak, yaitu sebagai berikut.
Pertama, para petani yang semula bekerja di lahan milik pertanian milik
bangsawan menjadi kehilangan pekerjaan. Mereka berusaha mencari tempat kerja
di lain tempat. Ada yang sebagian di antara mereka pindah ke kota bekerja
sebagai buruh. Berbeda ketika mereka menjadi petani di tanah-tanah milik
bagsawan, upah mereka cukup besar, sebab sistem upah diatur secara bagi hasil
panen.
Kedua, lahan pertanian yang diubah menjadi lahan industri, lama-
kelamaan menjadi pusat industri dan akhirnya muncullah kota-kota industri. Di
Inggris pada saat itu berkembanga kota-kota industri, seperti Manchester,
Liverpool, Sheffield dan Birmingham. Di kota-kota industri tersebut, selain
tumbuh pabrik-pabrik industri juga tumbuh kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya
seperti menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari.
Ketiga, berkembanganya kota industri melahirkan kelas buruh.
Pembangunan tenaga mesin di pabrik-pabrik mengakibatkan penggunaan tenaga
buruh terbatas. Namun demikan, jumlah mereka tetap banyak. Karena itu, upah
buruh menjadi rendah. Akibatnya banyak penggangguran dan kemiskinan.
c) Barang melimpah dan harga murah. Revolusi industri telah
menimbulkan usaha industri dan pabrik secara besar-besaran dengan
proses mekanisasi. Dengan demikian, dalam waktu yang singkat dapat

11
menghasilkan barang-barang yang melimpah. Produk barang menjadi
berlipat ganda sehigga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang
lebih luas. Akibat pembuatan barang menjadi cepat.
Dengan penggunaan mesin yang semakin canggih biaya produksi menjadi
relatif kecil sehingga harga barang-barang pun relatif lebih murah serta produksi
lokal dapat berproduksi sampai taraf internasional. Akan tetapi mengakibatkan
pedagang ataupun perusahaan-perusahaan kecil menjadi gulung tikar, atau bisa
dikatakan dengan kalah produksi.
2. Dampak di Bidang Sosial
Beberapa akibat Revolusi Industri di bidang sosial sebagai berikut:
a) Berkembangnya urbanisasi, dari perkembangan industrialisasi telah
menimbulkan kota-kota pusat-pusat keramaian yang beru. Oleh karena
kota dengan kegiatan industrinya tampaknya menjanjikan kefidupan
yang lebih layak maka banyak petani desa pergi ke kota untuk
mendapatkan pekerjaan. Hal ini mengakibatkan kurang baiknya dalam
kegiatan pertanian. Akibat makin meningkatnya arus urbanisasi ke
kota-kota industri maka jumlah tenaga kerja makin melimpah.
Sementara itu, pabrik-pabrik banyak yang menggunakan tenaga
mesin. Selain itu, jaminan sosial pun kurang sehingga kehidupan
mereka menjadi susah. Bahkan, para pengusaha banyak memilih
tenaga buruh dari wanita dan anak-anak yang upahnya lebih murah.
b) Munculnya revolusi sosial, pada 1820-an terjadi huru hara yang
ditimbulkan oleh penduduk kota yang miskin dengan didukung oleh
kaum buruh. Gerakan nasional ini menuntut adanya perbaikan nasib
rakyat dan buruh. Akibatnya, pemerintah mengeluarkan undang-
undang yang menjamin perbaikan nasib kaum buruh dan orang
miskin. Undang-undang tersebut, antara lain sebagai berikut.
(1) Tahun 1832 dikeluarkan Reform Biil atau Undang-Undang
Pembaharuan Pemilihan. Menurut undang-undang ini, kaum buruh
mendapatkan hak-hak perwakilan dalam parlemen.
(2) Tahun 1833 dikeluarkan Factory Act atau Undang-Undang Pabrik.
Menurut undang-undang ini, kaum buruh mendapatkan jaminan

12
sosial. Di samping itu, undang-undang juga berisi larangan
pengunaan tenaga kerja kanak-kanak dan wanita di daerah tambang
di bawah tanah.
(3) Tahun 1834 dikeluarkan Poor Law Act atau Undang-Undang Fakir
Miskin. Oleh karena itu, didirikan pusat-pusat penampungan dan
perawatan para fakir miskin sehingga tidak berkeliaran.
(4) Makin kuatnya sifat individualisme dan menipisnya rasa
solidaritas. Dengan adanya Revolusi Industri sifat individualitas
makin kuat karena terpengaruh oleh sistem ekonomi industri yang
serba uang. Sebaliknya, makin menipisnya rasa solidaritas dan
kekeluargaan (Djaja, 2012: 103-108).
3. Dampak di bidang politik
a) Munculnya gerakan sosialis. Kaum buruh yang diperlakukan tidak
adil oleh kaum pengusaha mulai bergerak menyusun kekuatan untuk
memperbaiki nasip mereka. Mereka kemudian membentuk organisasi
yang lazim disebut gerakan sosialis. Gerakan sosialis dimotivasi oleh
pemikiran Thomas Moren yang menulis buku Utopia. Tokoh yang
paling populeh didalam pemikiran dan penggerak paham sosialis
adalah Karl Marx dengan bukunya Das Kapital. Kaum sosialis
percaya mereka telah melihat suatu pola didalam masyarakat manusia
yang jika dimengerti dapat dengan tepat dan bertindak
berdasarkannya, akan membawa keselamatan duniawi kepada para
pria dan wanita. Oleh karena itu, kaum sosialis juga romantik, karena
memimpinkan suatu tatanan baru suatu Utopia masa depan dimana
setiap individu dapat menemukan kebahagiaan dan terpenuhi
kebutuhannya (Perry, 2013: 66).
b) Munculnya partai politik dalam upaya memperjuangkan nasibnya
maka kaum buruh terus menggalang persatuan. Apalagi dengan makin
kuatnya kedudukan kaum buruh di parlemen mendorong dibentuknya
suatu wadah perjuangan politik, yakni Labour Party (Partai kaum
buruh). Partai ini berhaluan sosialis dipihak pengusaha
menggabungkan diri didalam partai liberal (Djaja, 2012: 109).

13
E. Munculnya Kapitalisme Modern
Perkembangan ekonomi mendapat banyak pengaruh dari golongan borjuis,
karena golongan ini petensial dalam institusi ekonomi. Pada zaman pertengahan,
kota-kota dan para penduduknya merupakan tempat kemakmuran perseorangan
yang dikontrol secara sosial. Sistem kapitalisme ini merupakan saingan dari
sistem feodalisme yang berati bahwa peranan ekonomi pedesaan bersaing
melawan kota-kota yang sudah mulai berkembang.
Sombart mengemukakan lima lembaga terpenting yang merupakan tempat
pengumpulan kapital, mereka adalah: (1) Perbendaharaan Paus di Roma, oleh
dana dari pemeluk-pemeluknya terutama dikumpulkan secara luar biasa sekali
pada zaman Perang Salib, (2) Lapisan ksatria, yang paling penting ialah The
Templars, yang kekayaannya meluas ke seluruh Eropa dari Yunani sampai
Portugal, dari Sisilia sampai Skotlandia, (3) Perbendaharaan Raja Prancis dan
Inggris (4) Bangsawan feodal lapisan atas, (5) kota-kota perdagangan yang
penting , Venesia, Millan, Naples, Bologna, dan Florence di Italia, Paris, London,
Barcelona, Sevillle, Ghent, Numburg, dan Kohln (Kuntowijoyo, 2005).
Pada awal abad ke-17 Kapitalisme negara di Eropa dikontrol dengan
sistem merkantilisme bersamaan dengan makin berkembangnya negara nasional
dan kekuasaan raja yang absolut. Merkantilisme sendiri adalah refleksi ekonomis
dari perkembangan politik itu sendiri dan kontrol negara atas pasar.
Perkembangan ekonomi kapitalis mempunyai banyak akibat, Menurut
Schumpeter akibat tersebut ialah: Menghancurkan dunia feodal yaitu manor, desa,
gilda-gilda pertukaran.
Akibat langsung dari Revolusi Industri ini adalah terbentuknya lapisan
masyarakat baru, yaitu masyarakat pemilik modal. Dengan kekuatan modal,
mereka dapat menjalankan dan membangun sektor-sektor induatri di Inggris. Dan
para pemilik modal inilah muncul istilah kapital (capital), yang artinya “modal”.
Kelompok tersebut berkeuntungan besar dari adanya Revolusi Industri. Yang
menimbulkan kapitalisme modern, yang memperlihatkan peranan kaum kapitalis
sebagai produsen, pedagang dan sekaligus pembagi barang-barang (Djaja,
2012:105).

14
Kapitalisme adalah suatu paham ekonomi yang berpandangan bahwa
pendapatan (laba) dapat ditingkatkan dengan cara ditunjungkan oleh sejumlah
modal yang banyak, pengusaha sektor produksi, sumber bahan baku, distribusi
(pemesaran), dan teknologi terbaru. Dalam pandangan tersebut kaum kapitalis
sangat menginginkan adanya kebebasan yang seluas-luasnya bagi setiap individu
dalam usahanya, persaingan yang bebas tanpa adanya campur tangan dari pihak
pemerintah, sehingga kemakmuran bangsa dan negara hanya dapat diatur melalui
mekanisme pasar (Djaja, 2012:103).
Sampai sekitar empat puluh tahun yang lalu, banyak ekonom selain Marx
percaya bahwa proses kapitalis cenderung untuk mengubah bagian relatif dalam
total nasional sehingga jelas kesimpulan dari rata-rata menjadi tidak valid oleh
kaum kaya yang menjadi makin kaya dan kaum miskin yang semakin miskin,
setidaknya secara relatif. Tetapi tidak ada kecenderungan tersebut. Apa pun yang
dapat dianggap statistik dirancang untuk tujuan, hal ini pasti bahwa struktur
piramida pendapatan, dinyatakan dalam bentuk uang, tidak sangat berubah selama
periode yang dicakup oleh material kita-bagi Inggris (Schumpeter, 2003: 105).
Di bidang ekonomi harga barang menjadi murah. Hal itu disebabkan
penggunaan mesin-mesin dapat melahirkan produksi secara massal dan biasanya
rendah. Jika dibandingkan dengan barang hasil kerajinan tangan, harga lebih
mahal. Akibat lain di bidang ekonomi adalah perdagangan dunia semakin maju.
Ini disebabkan karena keperluan akan bahan industri dan pasaran untuk industri
makin luas. Komunikasi lalu lintas yang semakin ramai mendorong para
pengusaha mencari daerah pemesaran.
Untuk mencari keuntungan yang besar-besarnya kaum kapitalis bekerja
sama dengan pemerintah agar dapat menjalankan kegiatan usahanya. Bangsa
Eropa yang mempunyai daerah jajahan, menjadikannnya sebagai daerah bahan
industri, sebagai sasaran hasil industri, dan sebagai daerah penanaman modal.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa Revolusi Industri telah melahirkan bentuk
imperialisme baru. Masyarakat kapitalis ternyata tidak hanya berkembang di
Inggris saja melainkan berkambang pula di negara-negara yang ada di kawasan
Benua Eropa seperti, Prancis, Belgia, Belanda, Jerman dan Italia. Masyarakat
kapitalis inilah yang menggerakkan perekonomian nasional. Akibatnya dengan

15
kekuatan modalnya, golongan kapitalis juga dapat mempengaruhi kebijakan-
kebijakan pemerintah, sehingga kebijakan tersebut akan lebih menguntungkan
bagi kelancaran usaha mereka (Djaja, 2012:105). Pada abad ke-18 aktifitas
ekonomi sudah menjadi sempurna hal ini nampak dalam sisitim kapitalisme aliran
klasik.
Akhirnya, dalam masyarakat industri modern pada abad ke-19 dan 20
pemilikan alat-alat produksi merupakan kunci utama. Kaum kapitalis tidak saja
menentukan nasib ekonomi masyarakat, tetapi juga menguasainya secara politis
(tidak peduli kenyataan-kenyataan sebaliknya yang formal dan sah). Mereka yang
menetapkan ukuran-ukuran dan nilai-nilai sosial dalam masyarakat itu (Ebenstein,
2006: 8). Kaum pengusaha/kapitalis umumnya mempunyai pengaruh yang kuat
dalam pemerintahan untuk melakukan imperalisme demi kelangsungan
industrialisasinya. Dengan demikian, lahirlah imperialisme modern, yaitu
perluasan daerah-daerah sebagai tempat pemasaran hasil industri, mencari bahan
mentah, penanaman modal yang surplus, dan tempat mendapatkan tenaga buruh
yang murah. Dalam hal ini Inggrislah yang menjadi pelopornya (Djaja, 2012:105).

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehidupan sosial ekonomi Eropa pada masa sebelum munculnya Revolusi
Industri ditandai dengan berkembanganya tata kehidupan agraris yang bercocok
Feodal. Kondisi ini mulai berubah ketika meletus perang salib (1096-1291).
Revolusi Industri dapat dikatakan sebagai suatu peristiwa yang mengubah sistem
ekonomi agraris menjadi sistem ekonomi industri yang menggunakan tenaga
mesin sebagai alat produksinya, menggantikan tenaga manusia dan tenaga hewan.
Sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya revolusi industri antara
lain: (1) Keamanan di negara Inggris yang mantap, (2) Mulai berkembangnya
kegiatan kewiraswastaan dan manufaktur, (3) Inggris memiliki kejayaan alam
terutama batu bara dan bijih besi, (4) Inggris memiliki banyak daerah jajahan, (5)
Terjadinya Revolusi Agraria, (6) Munculnya paham ekonomi liberal, (7)
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,.
Pertumbuhan kerajinan dalam proses Revolusi Industri ada beberapa tahap
yaitu: (1) Domestic System, tahap ini dapat disebut sebagai tahap kerajinan rumah
(home industry), (2) Manufacture, merupakan sebuah tempat khusus untuk
berkerja agar majikan dapat mengawasi dengan baik cara mengerjakan dan mutu
produksinya, (3) Factory System, Tahap sistem factory (pabrik) sudah merupakan
industri yang menggunakan mesin.
Revolusi Industri berkembang pertama kali di Inggris. Penemuan besar
yang menjadi Perkembangan revolusi industri di Inggris ditandai dengan

17
penemua mesin-mesin yang berguna bagi dunia industri. James Watt pada tahun
1769 menemukan mesin uap. Mesin uap segera dimanfaatkan untuk
menggerakkan mesin-mesin industri terutama pada pabrik-pabrik tekstil.
Penemuan teknologi baru besar peranananya dalam proses industrialisasi.
Hal ini karena teknologi baru dapat mempermudah dan mempercepat kerja
industri, melipatgandakan hasil, dan memghemat biaya. James Watt telah
menginspirasi banyak penemu. Setelah menemukan mesin uap banyak para
ilmuwan yang menemukan peralatan baru.
Seperti halnya revolusi yang lain, revolusi Industri juga membawa dampak
yang luas pada, (1) Aspek ekonomi munculnya kapitalisme, dan adanya
pengambilan lahan pertanian menjadi lahan industri, (2) Aspek sosial munculnya
berkembangnya urbanisasi, munculnya revolusi sosial, (3) Aspek politik
munculnya gerakan sosialis, dan partai politik dalam upaya memperjuangkan
nasibnya maka kaum buruh terus menggalang persatuan.
Akibat langsung dari Revolusi Industri ini adalah terbentuknya lapisan
masyarakat baru, yaitu masyarakat pemilik modal. Dengan kekuatan modal,
mereka dapat menjalankan dan membangun sektor-sektor induatri di Inggris. Dan
para pemilik modal inilah muncul istilah kapital (capital), yang artinya “modal”.
Kelompok tersebut berkeuntungan besar dari adanya Revolusi Industri.

B. Saran
Dengan adanya proses dari Revolusi Industri ini semua orang bisa berfikir
untuk menentukan masa depan untuk memberi sebuah perubahan atau mengubah
cara berfikir, maupun cara orang melakukan pekerjaan dengan cara yang masih
sderhana ke tingkat yang lebih maju. Dan terbentuknya lapisan baru akan
memperkuat sistem ekonomi yang lebih maju untuk meningkatkan kualitas harga
perdagangan/pasar.

18
DAFTAR RUJUKAN

Campbell, E. W. 2004. Merentas Jalan Pembebasan: Lahirnya Gerakan Buruh


Dunia Abad XIX. Malang: Penerbit Kijaru School.

Djaja, W. 2012. Sejarah Eropa : Dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern.
Yogyakarta: Ombak.

Ebenstein, William. 2006. Isme-Isme Yang Mengguncang Dunia. Yogyakarta:


Narasi.

Kuntowijoyo. 2005. Peran Borjuasi Dalam Transformasi Eropa. Yogyakarta:


Penerbit Ombak.

Perry, Marvin. 2012. Peradaban Barat (jilid I): dari Zaman Kuno hingga Zaman
Pencerahan. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Perry, Marvin. 2013. Peradaban Barat (jilid II): dari Revolusi Perancis Hingga
Zaman Global. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Schumpeter, A. J. 2013. Kapitalisme, Sosialisme, dan Demokrasi. Terjemahan


Swedberg. 2003. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

19

Anda mungkin juga menyukai