Anda di halaman 1dari 22

Lumpur Lapindo

OLEH
Wida Zuhra
2103101010330

Dosen Pembimbing:
Dr. Muhammad Irham, S.Si, M.Si

Fakultas Hukum
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
Darussalam - Banda Aceh
2021-2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan
rahmatNya lah dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Lumpur
Lapindo” untuk mata kuliah Pengetahuan Kebencanaan Alam dapat terselesaikan
dengan lancar. Selawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda kita
yakni Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu pegetahuan


tentang kebencanaan lumpur lapindo. Semoga makalah ini dapat memberikan
banyak informasi mengenai bencana lumpu lapindo ini. Kami membutuhkan
kritikan dan saran dari pembaca agar dapat menjadi informasi yang lebih
sempurna. Akhir kata, saya berharap agar kiranya makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan menambah pengetahuan baru. Terima kasih.

Lhokseumawe, 23 September 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….1

KATA PENGANTAR …………………………………………………………..2

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….4

 A. Latar Belakang ……………………………………………………..4


 B. Rumusan Masalah ………………………………………………….6
 C. Tujuan …………………………………….......................................7

BAB II ISI ………………………………………………………………………..8

 A. Lumpur Lapindo Ditinjau dari Peraturan Perundang-Undangan…...8


 B. Kronologis Terjadinya Bencana Lumpur Lapindo ………………..12
 C. Penyebab Bencana Lumpur Lapindo…....………………………...13
 D. Dampak Bencana Lumpur Lapindo…………………………….…15
 E. Solusi Bagi Para Korban……………………………..……………17
 F. Tindakan pemerintah dan Lapindo Brantas Inc……………………18

BAB III PENUTUP …………………………………………………………….20

 A. Kesimpulan ……………………………………………………….20
 B. Saran ……………………………………………………………....21

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..22

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bencana lumpur lapindo merupakan suatu fenomena bencanayang meluapnya


semburan lumpur dari perut bumi. Di Indonesia lumpur lapindo pernah terjadi di
Sidoarjo pada tanggal 26 Mei 2006. Lumpur panas menyembur ke permukaan
bumi di Porong, Sidoarjo. Ada geolog yang menyatakan semburan itu merupakan
hasil dari aktifitas sebuah perusahaan minyak yang sedang melakukan eksplorasi
di situ, Lapindo Brantas Inc. Semburan air dan lumpur yang terjadi menjadi
polemik yang cukup kompleks hingga saat ini. Terlepas dari penyebabnya yang
menjadi kontroversi, Lumpur Lapindo menghadirkan impact yang cukup komplit.
Sampai saat ini usaha pemerintah dan Lapindo belum menunjukkan keberhasilan
untuk menghentikan semburan atau mengelola dampak sosial dan lingkungan dari
luberan lumpur itu.

Dalam perkembangannya, titik-titik semburan lumpur semakin banyak.


Sampai saat ini tak kurang 60 ribu warga di kecamatan Tanggulangin, Porong,
dan Jabon tercerabut dari akar tanah kelahiran merekan. Perut bumi desa Siring
masih mengeluarkan lumpur dengan intensitas rendah (Mamuk Ismuntoro,
2014:4).

Hingga saat ini, penyebab semburan masih menjadi pro dan kontra. Ada yang
menyebut karena kesalahan pengeboran, ada pula yang menuding karena faktor
kondisi alam. Sebelum lumpur menyembur, kabupaten Sidoarjo merupakan
wilayah yang relatif stabil, ditunjukkan dengan minimnya gerakan sosial 2 politik
atau konflik skala besar di wilayah ini. Sidoarjo yang terletak diantara Surabaya
dan Gempol, menjadi tulang punggung transportasi Jawa Timur, yang kemudian
dipatahkan oleh luberan lumpur sehingga dampaknya sangat besar bagi
perekonomian Jawa Timur karena menghambat laju distribusi logistik dan barang
ekspor-impor yang melalui ruas Porong-Gempol. Secara sederhana, tenggelamnya

4
lahan-lahan produktif (banguan, pekarangan,tambak dan sawah) telah mematikan
mematikan produktifitas dari lahan-lahan tersebut. Jika melihat secara luas,
terganggunya tulang punggung sistem transportasi berdampak pada kerugian
ekonomi pada sektor makro maupun mikro. Karakter unik tanah di Sidoarjo
adalah tambak untuk pengembangbiakan segala jenis udang dan ikan (Bandeng,
Kakap, Gurami dan Patin). Kerusakan ekologis yang terjadi berdampak pada
tengelamnya pabrik-pabrik dan industri kecilmenengah berkaitan dengan hasil
tambak seperti kerupuk dan terasi sebagai produk unggulan Sidoarjo. Masalah
lainnya juga berkenaan dengan usaha pemulihan ekologis wilayah yang terendam
lumpur. Lumpur yang mengandung logam berat dialirkan begitu saja ke sungai
Porong. Kandungan unsur logam dalam laporan Pusat Sumber Daya Geologi
(2007) menyebutkan, rata-rata kandungan unsur agak tinggi terdiri dari Pb, Zn,
Mn, Ag, Cd, Sb, Au, Se dan Hg. Dalam jangka panjang, logam berat tersebut
dapat memicu berbagai gangguan kesehatan.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli lumpur keluar disebabkan karena adanya


patahan, banyak tempat di sekitar Jawa Timur sampai ke Madura seperti Gunung
Anyar di Madura, "gunung" lumpur juga ada di Jawa Tengah (Bledug Kuwu).
Fenomena ini sudah terjadi puluhan, bahkan ratusan tahun yang lalu. Jumlah
lumpur di Sidoarjo yang keluar dari perut bumi sekitar 100.000 meter kubik per
hari, yang tidak mungkin keluar dari lubang hasil "pengeboran" selebar 30 cm.
Dan akibat pendapat awal dari Wahana Lingkungan Hidup
Indonesia maupun Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia yang mengatakan
lumpur di Sidoarjo ini berbahaya, menyebabkan dibuat tanggul di atas tanah milik
masyarakat, yang karena volumenya besar sehingga tidak mungkin menampung
seluruh luapan lumpur dan akhirnya menjadikan lahan yang terkena dampak
menjadi semakin luas.

Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 Tentang : Pengelolaan Lingkungan


Hidup pasal 1 ayat 14 disebutkan bahwa perusakan 3 lingkungan hidup adalah
tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap
sifat fisik dan/atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak

5
berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan. Mengacu pada hal
tersebut PT Lapindo Brantas Inc. telah lalai dalam melaksanakan kewajibannya
sebagai kontraktor dalam Kontrak Kerja dan dapat dikatakan bahwa PT Lapindo
Brantas Inc. telah melakukan perbuatan yang mengakibatkan perusakan
lingkungan hidup. Ketegasan posisi dan peran negara, khususnya melalui
pemerintah, sangat diperlukan untuk memastikan manfaat eksploitasi sumberdaya
alam, termasuk miga, bagi negara – bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat
(Abdul Nasir 2014:285). Keterlibatan pemerintah dalam penyelesaian masalah ini
dengan memberikan dana talangan senilai Rp 781 miliar dengan jumlah berkas
mencapai 3.337 bidang tanah dan bangunan yang digunakan untuk pembayaran
ganti rugi warga dalam peta terdampak Lumpur Lapindo Brantas. Sementara PT
Minarak Lapindo Jaya (MLJ), selaku juru bicara PT Lapindo Brantas Inc. pernah
mengklaim telah menyelesaikan pembayaran 9.900 berkas dengan nilai total Rp
3,03 triliun. Berkas yang telah dibayar selanjutnya diminta pemerintah sebagai
agunan atau jaminan. Dalam tenggang waktu empat tahun, PT Minarak Lapindo
Jaya harus segera mengembalikan dana talangan tersebut kepada pemerintah. Dan
jika tidak bisa melunasi, seluruh aset yang dijaminkan akan menjadi milik negara
(Tempo.co 13/02/2015).

B. Rumusan Masalah

Adapun di dalam penulisan makalah ini, masalah yang akan saya angkat
diantaranya, yaitu:

1. Apa yang menjadi penyebab terjadinya bencana lumpur lapindo?


2. Apa dampak yang diakibatkan oleh bencana lumpur lapindo pada
masyarakat dan aktivitas perekonomian di Jawa Timur?
3. Apa yang dilakukan pemerintah dan Lapindo Brantas Inc untuk
menyelesaikan permasalahan bencana lumpur lapindo?

6
C. Tujuan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dirumuskan di atas, maka


tujuan yang ditinjau dari makalah ini adalah:

1. Agar pembaca dapat mengkaji serta menggambarkan mengenai status lumpur


Lapindo ditinjau dari Peraturan Perundang-undangan.
2. Untuk mengkaji kesesuaian istilah uang pengganti bagi korban berdasarkan
status dari kasus lumpur Lapindo.
3. Mengetahui apa yang menjadi penyebab terjadinya bencana lumpur lapindo.
4. Mengetahui dampak yang diakibatkan oleh bencana lumpur lapindo pada
masyarakat dan aktivitas perekonomian di Jawa Timur.
5. Mengetahui tindakan pemerintah dan Lapindo Brantas Inc untuk
menyelesaikan permasalahan bencana lumpur lapindo.

7
BAB II

ISI

A. Lumpur Lapindo Ditinjau dari Peraturan Perundang-Undangan.

Indonesia adalah negara hukum. Negara hukum adalah negara yang berdiri di
atas hukum yang menjamin keadilan kepada warga negaranya. Undang-Undang
Dasar 1945 mengatakan bahwa, “Negara Indonesia adalah negara yang berdasar
atas hukum (Rechtsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan belaka (machsstaat)”.
Negara hukum sebagaimana dimaksud adalah negara yang menegakan supermasi
hukum. Supremasi hukum (supremacy of law) adalah pemerintahan berdasarkan
atas hukum.5 Penegakan supremasi hukum bertujuan untuk menegakan
kebenaran, keadilan dan tidak ada kekuasaan yang tidak dipertanggungjawabkan.
6 Jelas terlihat bahwa cita-cita Negara hukum (rule of law) yang tekandung dalam
Undang-Undang Dasar 1945 bukanlah sekedar negara yang berlandaskan
sembarang hukum. Hukum yang didambakan bukalah hukum yang ditetapkan
semata-mata atas dasar kekuasaan, namun hukum yang dapat menciptakan
keadilan bagi seluruh rakyatnya.

Aristoteles mengemukakan ide negara hukum yang dikaitkannya dengan arti


negara. Aristoteles berpendapat bahwa yang memerintah dalam negara bukanlah
manusia, melainkan pikiran yang adil, dan kesusilaanlah yang menentukan baik
buruknya suatu hukum. Manusia perlu di didikmenjadi warga yang baik, yang
bersusila, yang akhirnya akan menjelmakan manusia yang bersifat adil. Apabila
keadaan semacam itu telah terwujud, maka terciptalah suatu “negara hukum”,
karena tujuan negara adalah kesempurnaan warga negaranya yang berdasarkan
atas keadilan.

Negara Hukum Indonesia diilhami oleh ide dasar rechtsstaat dan rule of law.
Langkah ini dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa negara Republik Indonesia
pada dasarnya merupakan negara hukum, artinya bahwa dalam konsep negara
hukum, Pancasila juga memiliki elemen yang terkandung dalam konsep

8
rechtsstaat maupun dalam konsep rule of law. Konsepsi negara hukum dalam
kajian teoritis dapat dibedakan dalam dua pengertian, yaitu:

1. Negara Hukum dalam arti Formil (sempit/klasik) ialah negara yang hanya
bertugas untuk menjaga ketentraman dan kepentingan umum, seperti yang telah
ditentukan oleh hukum yang tertulis (undang-undang), yaitu melindungi jiwa,
benda, atau hak asasi warganya secara pasif, tidak campur tangan dalam bidang
perekonomian atau penyelenggaraan kesejahteraan rakyat.

2. Negara Hukum dalam arti Materiil ialah negara yang terkenal dengan istilah
welfare state (walvaar staat), (wehlfarstaat), yang bertugas menjaga keamanan
dalam arti kata seluas-luasnya, yaitu keamanan sosial (social security) dan
menyelenggarakan kesejahteraan umum, berdasarkan 11 prinsip-prinsip hukum
yang benar dan adil sehingga hak-hak asasi warga negaranya benar-benar terjamin
dan terlindungi.

Negara Hukum sebagai negara yang berdiri di atas hukum, memiliki suatu
tujuan salah satunya yaitu menciptakan keadilan bagi seluruh rakyatnya.
Terbentuknya suatu peraturan perundang-undangan tentu untuk membatasi
perilaku manusia, sebagai seperangkat aturan, nilai dan norma guna mewujudkan
suatu keadilan. Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. Keadilan dari sudut pandang
bangsa Indonesia disebut juga keadilan sosial, hal tersebut secara jelas tercantum
dalam Pancasila sila ke-2 dan ke-5, serta UndangUndang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Keadilan adalah penilaian dengan memberikan kepada
siapapun sesuai dengan apa yang menjadi haknya, yakni dengan bertindak
proporsional dan tidak melanggar hukum. Keadilan dalam hal ini berkaitan erat
dengan status serta kedudukan kasus lumpur Lapindo yang belum mendapat
kejelasan. Pada dasarnya keadilan sangat diperlukan khususnya bagi masyarakat
lumpur Lapindo sebagai korban untuk memperoleh kembali hak-hak nya atas
kerugian yang timbul akibat semburan lumpur. Indonesia adalah Negara Hukum,
yang mana dalam fungsinya adalah menjamin hak-hak setiap rakyat. Adapun

9
dalam pelaksanaannya, keadilan dapat diwujudkan dengan bersikap adil terhadap
teknis elemen masyarakat, yaitu dengan mempertanggungjawabkan setiap
perbuatan-perbuatan yang dilakukan.

Dalam konsepsi bangsa Indonesia, hak merupakan suatu hal yang tidak dapat
dipisahkan dengan kewajiban. Keadilan adalah kebijakan utama dalam institusi
sosial, sebagaimana kebenaran dalam sistem pemikiran. Suatu teori yang
betapapun elegan dan ekonomisnya, perlu direvisi atau ditolak jika ia tidak benar.
Demikian juga dengan hukum dan institusi, tidak peduli betapapun efisien dan
rapihnya, harus direformasi atau dihapuskan jika tidak adil.

Hans Kelsen dalam bukunya “General Theory of Law and State”,


berpandangan bahwa hukum sebagai tatanan sosial yang dapat dinyatakan adil
apabila dapat mengatur perbuatan manusia dengan cara yang memuaskan
sehingga dapat menemukan kebahagian didalamnya.7 Pandangan Hans Kelsen ini
merupakan pandangan yang bersifat positivisme, nilai-nilai keadilan individu
dapat diketahui dengan aturan-aturan hukum yang mengakomodir nilai-nilai
umum, namun tetap pemenuhan rasa keadilan dan kebahagian diperuntukan untuk
setiap individu. Lebih lanjut Hans Kelsen mengemukakan keadilan sebagai
pertimbangan nilai yang bersifat subjektif. Walaupun suatu tatanan yang adil yang
beranggapan bahwa suatu tatanan bukan kebahagian setiap perorangan, melainkan
kebahagian sebesar-besarnya bagi sebanyak mungkin individu dalam arti
kelompok, yakni terpenuhinya kebutuhankebutuhan tertentu, yang oleh penguasa
atau pembuat hukum, dianggapsebagai kebutuhan-kebutuhan yang patut dipenuhi,
seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan. Tetapi kebutuhan-kebutuhan
manusia tersebut dipertimbangan untuk kemudian ditentukan yang patut
diutamakan. Hal ini dapat dijawab dengan menggunakan pengetahuan rasional,
yang merupakan sebuah pertimbangan nilai, ditentukan oleh faktor-faktor
emosional dan oleh sebab itu bersifat subjektif.

Sebagai aliran positivisme, Hans Kelsen mengakui bahwa keadilan mutlak


berasal dari alam, yakni lahir dari hakikat suatu benda atau hakikat manusia dari

10
penalaran manusia atau kehendak Tuhan. Pemikiran tersebut diesensikan sebagai
doktrin yang disebut hukum alam. Doktrin hukum alam beranggapan bahwa ada
suatu keteraturan hubungan-hubungan manusia yang berbeda dari hukum positif,
yang lebih tinggi dan sepenuhnya sahih dan adil, karena berasal dari alam, dari
penalaran manusia atau kehendak Tuhan. Pemikiran tentang konsep keadilan,
Hans Kelsen yang menganut aliran positivisme, mengakui juga kebenaran dari
hukum alam. Sehingga pemikirannya terhadap konsep keadilan menimbulkan
dualisme antara hukum positif dan hukum alam.

Berangkat dari teori negara hukum, penegakan keadilan dapat diterapkan


dalam sikap bertanggung jawab terhadap kesalahan yang diperbuat. Tanggung
jawab adalah keadaan wajib menanggung segala penuntutan, diperkarakan, dan
dipersalahkan sebagai akibat sendiri atau pihak lain. Dalam hukum dikenal dua
bentuk pertanggungjawaban, yaitu pertanggungjawaban pidana dan
pertanggungjawaban perdata. Pertanggungjawaban pidana dimaksudkan untuk
menentukan dapat atau tidaknya seseorang untuk dimintakan
pertanggungjawabannya secara pidana atas tindakan yang dilakukan. Dalam
konsep Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Tahun 1982-1983, Pasal
27 KUHP menyebutkan bahwa pertanggungjawaban pidana adalah diteruskannya
celaan yang objektif ada pada tindakan berdasarkan hukum yang berlaku, secara
subjektif kepada pembuat yang memenuhi syarat-syarat undang-undang yang
dapat dikenai pidana karena perbuatannya itu. Konsep Rancangan KUHP Baru
Tahun 2004/2005, Pasal 34 KUHP mengenai definisi pertanggungjawaban pidana
berbunyi: “Pertanggungjawaban pidana ialah diteruskannya celaan yang objektif
yang ada pada tindak pidana dan secara subjektif kepada seseorang yang
memenuhi syarat untuk dapat dijatuhi pidana karena perbuatannya itu”.

Tanggung jawab hukum dalam hukum perdata, adalah berupa tanggung jawab
seseorang terhadap perbuatan yang melawan hukum. Perbuatan melawan hukum
memiliki ruang lingkup yang lebih luas dibandingkan dengan perbuatan pidana.
Perbuatan melawan hukum tidak hanya mencakup perbuatan yang bertentangan
dengan undang-undang saja, melainkan jika perbuatan tersebut bertentangan

11
dengan undang-undang lainnya dan bahkan dengan ketentuan-ketentuan hukum
yang tidak tertulis. Ketentuan perundang-undangan atas perbuatan melawan
hukum, bertujuan untuk melindungi serta memberikan kepastian hukum, yaitu
terkait dengan upaya ganti kerugian kepada pihak yang dirugikan. Dasar
pertanggungjawaban menurut hukum perdata dibagi menjadi dua bagian, yaitu
kesalahan dan risiko. Dengan demikian dikenal denganpertanggungjawaban atas
dasar kesalahan (liability based on fault) dan pertanggungjawaban tanpa kesalahan
(liability without fault), yang dikenal dengan tanggung jawab risiko atau tanggung
jawab mutlak (strict liability). Prinsip dasar pertanggungjawaban atas dasar
kesalahan mengandung arti bahwa seseorang harus bertanggung jawab atas
kesalahannya yang telah merugikan orang lain, sebaliknya prinsip tanggung jawab
risiko adalah prinsip dimana pihak tergugat langsung bertanggung jawab sebagai
sebuah risiko usahanya.

B. Kronologis Terjadinya Bencana Lumpur Lapindo

Semburan lumpur panas itu muncul pertama kalinya pada 29 Mei sekitar
pukul 05.00. Semburan ini terjadinya di areal persawahan Desa Siring, Kecamatan
Porong, Kabupaten Sidoarjo sekitar 150 meter barat daya sumur Banjar Panji 1
yang dikerjakan oleh Lapindo Brantas Inc.
Selama tiga bulan Lapindo Brantas Inc, melakukan pengeboran vertikal untuk
mencapai formasi geologi yang disebut Kujung pada kedalaman 10.300 kaki.
Sampai semburan lumpur pertama itu, yang dalam dunia perminyakan dan gas
disebut blow out, telah dicapai kedalaman 9.297 kaki (sekitar 3,5 kilometer).
Kedalaman ini dicapai pukul 13.00 dua hari sebelum blow out.

Pada pengeboran di kedalaman tersebut, lumpur berat masuk pada lapisan,


disebut loss, yang memungkinkan terjadinya tekanan tinggi dari dalam sumur ke
atas atau kick, antisipasinya adalah menarik pipa untuk memasukkan casing yang
merupakan pengaman sumur. Ketika penarikan pipa hingga 4.241 kaki, pada 28
Mei, terjadi kick.

12
Penanggulangan ini adalah dengan penyuntikan lumpur ke dalam sumur.
Ternyata bor macet pada 3.580 kaki, dan upaya pengamanan lain dengan
disuntikan semen. Bahkan pada hari itu dilakukan fish, yakni pemutusan mata bor
dari pipa dengan diledakan. Namun kemudian yang terjadi adalah munculnya
semburan gas dan lumpur pada subuh esok harinya.

C. Penyebab Bencana Lumpur Lapindo

Pada awalnya bencana lumpur lapindo diperkirakan diakibatkan oleh adanya


bencana gempa yang terjadi di Indonesia. Hal ini didapat berdasarkan laporan
yang ditulis oleh dua orang insinyur petroleum terkemuka. Mereka adalah
Maurice Dusseault PhD dari Universitas Waterloo, Kanada dan Baldeo Singh,
insinyur S3 dari Massachusetts Institute of Technology, AS. Menurut mereka
gempa dan gempa-gempa susulan di Yogyakarta serta dampak yang
ditimbulkannya merupakan kunci penyebab kejadian bencana lumpur lapindo
yang terjadi. Selain itu juga terdapat laporan dari Ralph Adams, insinyur asal
Kanada yang sudah berpengalaman 29 tahun dalam pengeboran minyak dan gas di
Indonesia. Adams menulis laporan Banjar Panji-1 Well Control Incident Report.
“Program pengeboran dan perubahan rangka sumur pengeboran bukan menjadi
penyebab letusan. (Semburan) dibuka oleh gempa besar kurang dari 24 jam
sebelum kena sumur,” tulisnya.

Namun dalam AAPG 2008 International Conference & Exhibition yang


dilaksanakan di Cape Town International Conference Center, Afrika Selatan,
tanggal 26-29 Oktober 2008 yang dihadiri oleh ahli geologi seluruh dunia,
menghasilan pendapat ahli: 3 (tiga) ahli dari Indonesia mendukung GEMPA
YOGYA sebagai penyebab, 42 (empat puluh dua) suara ahli menyatakan
PENGEBORAN sebagai penyebab, 13 (tiga belas) suara ahli menyatakan
KOMBINASI Gempa dan Pemboran sebagai penyebab, dan 16 (enam belas
suara) ahli menyatakan belum bisa mengambil opini. Dengan demikian suara
terbanyak untuk penyebab terjadinya bencana lumbur lapindo adalah pengeboran
yang salah.

13
Diperkirakan bahwa Lapindo, sejak awal merencanakan kegiatan pengeboran
ini dengan membuat prognosis pengeboran yang salah. Mereka membuat
prognosis dengan mengasumsikan zona pengeboran di zona Rembang dengan
target pemborannya adalah formasi Kujung. Padahal mereka mengebor di zona
Kendeng yang tidak memiliki formasi Kujung-nya. Dengan demikian mereka
merencanakan akan melakukan pemasang casing setelah menyentuh target, yaitu
batu gamping formasi Kujung yang sebenarnya tidak ada. Selama pengeboran
mereka tidak meng-casing lubang karena kegiatan pengeboran masih berlangsung.
Selama pengeboran, lumpur yang overpressure (bertekanan tinggi) dari formasi
Pucangan sudah berusaha menerobos tetapi dapat di atasi dengan pompa
lumpurnya Lapindo.

Setelah kedalaman 9297 kaki, akhirnya mata bor menyentuh batu gamping.
Lapindo mengira target formasi Kujung sudah tercapai, padahal yang dicapai
hanya menyentuh formasi Klitik saja. Batu gamping pada formasi Klitik sangat
porous (bolong-bolong). Akibatnya lumpur yang tadinya digunakan untuk
melawan lumpur formasi Pucangan hilang masuk ke lubang di batu gamping
formasi Klitik atau circulation loss sehingga Lapindo kehilangan/kehabisan
lumpur di permukaan.

Akibat dari habisnya lumpur Lapindo, maka lumpur formasi Pucangan


berusaha menerobos ke luar. Mata bor berusaha ditarik tetapi terjepit sehingga
dipotong. Sesuai prosedur standard, operasi pemboran dihentikan, perangkap
Blow Out Preventer (BOP) di rig segera ditutup & segera dipompakan lumpur
pemboran berdensitas berat ke dalam sumur dengan tujuan mematikan kick.
Kemungkinan yang terjadi, fluida formasi bertekanan tinggi sudah terlanjur naik
ke atas sampai ke batas antara open-hole dengan selubung di permukaan (surface
casing) 13 3/8 inchi. Di kedalaman tersebut, diperkirakan kondisi geologis tanah
tidak stabil & kemungkinan banyak terdapat rekahan alami (natural fissures) yang
bisa sampai ke permukaan. Karena tidak dapat melanjutkan perjalanannya terus ke
atas melalui lubang sumur disebabkan BOP sudah ditutup, maka fluida formasi
bertekanan tadi akan berusaha mencari jalan lain yang lebih mudah yaitu melewati

14
rekahan alami tadi & berhasil. Inilah mengapa surface blowout terjadi di berbagai
tempat di sekitar area sumur, bukan di sumur itu sendiri

D. Dampak Bencana Lumpur Lapindo

Bencana lumpur lapindo telah memberi banyak dampak pada masyarakat


sekitar dan aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Dampak – dampak yang
didapat bukan hanya dampak negatif, namun juga ada dampak positif yang
didapatkan dari terjadinya bencana ini. Adapun dampak negatif yang didapat
yaitu:

a) Bencana lumpur lapindo yang tadinya hanya menggenangi 4 desa sekarang


telah meluas menjadi 16 desa, hal ini berarti lebih dari 728 hektar telah
tergenangi. Dalam area yang tergenangi ini tidak hanya terdapat rumah penduduk
saja, namun ada sarana pendidikan, pabrik, dan kantor pemerintahan yang juga
ikut tergenang. Dengan keadaan ini secara otomatis akan banyak penduduk yang
bukan hanya kehilangan tempat tinggalnya namun juga kehilangan mata
pencahariannya dan akan ada banyak anak yang kehilangan tempat mereka untuk
menuntut ilmu.
b) Bencana lumpur lapindo juga telah mencemari lingkungi sekitar dari wilayah
yang digenangi, seperti areal persawahan dan ladang milik warga. Banyak ternak
milik warga yang ikut mati dalam bencana ini. Menurut Wahana Lingkungan
Hidup (Walhi), secara umum pada area luberan lumpur dan sungai Porong telah
tercemar oleh logam kadmium (Cd) dan timbal (Pb) yang cukup berbahaya bagi
manusia apalagi dengan kadar yang jauh di atas ambang batas. Lumpur lapindo
juga memiliki kadar PAH (Chrysene dan Benz(a)anthracene) dalam lumpur
Lapindo yang mencapai 2000 kali di atas ambang batas bahkan ada yang lebih
dari itu. Kandungan PAH sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Berikut
akibat yang dapat diakibatkan oleh zat PAH bagi manusia da lingkungan ,yaitu:

 Biokumulasi dalam jaringan lemak manusia dan hewan

15
 Kulit merah, iritasi, melepuh, dan kanker kulit, jika terjadi kontak
langsung dengan zat PAH
 Terjadi permasalahan reproduksi
 Memperbesar kemungkinan terkena kanker

Dampak PAH yang ada dalam lumpur lapindo terhadap masyarakat dan
lingkungan sekitar mungkin tidak akan dirasakan sekarang, namun akan dapat
dirasakan pada jangka waktu lima sampai sepuluh tahun mendatang. Selain itu
perlu juga diwaspadai bahwa ternyata lumpur Lapindo dan sedimen Sungai
Porong kadar timbal-nya sangat besar yaitu mencapai 146 kali dari ambang batas
yang telah ditentukan.
c) Terjadinya bencana lumpur lapindo ini juga telah menggangu aktivitas
perekonomian di Jawa Timur. Hal ini dikarenakan ditutupnya ruas jalan tol
Surabaya-Gempol hingga waktu yang tidak ditentukan. Seperti yang kita tahu,
kota Surabaya merupakan ibukota dari Jawa Timur, sehingga banyak sekali
aktivitas perekonomian yang berjalan disana. Dengan ditutupnya jalan tol
Surabaya-Gempol, secara otomatis mengakibatkan banyak kemacetan yang
terjadi, terutama di jalan alternatif menuju Surabaya. Penutupan jalan tol ini juga
berdampak pada aktivitas produksi di kawasan Mojokerto dan Pasuruan yang
merupakan salah satu kawasan industri utama yang ada di Jawa Timur. Bencana
lumpur lapindo ini juga telah membuat tanah di wilayah yang tergenangi menjadi
ambles dan merusak beberapa pipa air milik PDAM. Sebuah sutet milik PLN juga
ikut terendam dalam bencana ini. Hal ini mengakibatkan warga di sekitar jalan
raya porong kesulitan dalam mendapatkan air bersih, listrik, dan jaringan telepon.

Dapat dilihat bahwa bencana lumpur lapindo telah memberikan banyak


dampak negatif bagi masyarakat sekitar dan aktivitas perekonomian Jawa Timur.
Namun seperti pepatah yang mengatakan bahwa dibalik kesulitan pasti ada
kemudahan, bencana lumpur lapindo juga memiliki beberapa dampak positif,
yaitu :
a) Mineral Lumpur lapindo tersebut dapat digunakan untuk pembuatan bodi

16
keramik dengan pembakaran antara suhu 800-900oC dan untuk pembuatan
keramik hias dengan pembakaran suhu 1400oC serta pembuatan batu bata, batako
dan genteng.
b) Mineral lumpur lapindo dapat dikembangkan untuk dijadikan sumber daya
energi non konvensional,yaitu dalam pembuatan baterai seperti baterai yang
diciptakan oleh Aji Christian Bani Adam, Oki Prisnawan, Yoga Pratama dan
Umarudin. Baterai ini telah menjadi juara kedua dari kompetisi
Technopreneurship Pemuda 2012. Baterai tersebut memanfaatkan pasta yang telah
mereka hasilkan dari lumpur lapindo. Baterai ini akan bertahan hidup selama
pasta itu kering dan kemudian baterai akan mati. Baterai ini dapat menyala selama
5 jam non stop.

E. Solusi Bagi Para Korban

Upaya ganti kerugian sebagai bentuk pertanggungjawaban hukum, muncul


akibat adanya suatu kesalahan dan kepentingan yang menjadi dasar dalam
menuntut keadilan, yaitu melalui upaya penggantian kerugian atas kerugian yang
ditimbulkan akibat suatu perbuatan melawan hukum. Pasal 1365 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata, merupakan ketentuan hukum tertulis yang melindungi
serta memberikan keadilan dan kepastian hukum kepada para pihak, khususnya
pihak yang dirugikan akibat suatu perbuatan melawan hukum.

Perbuatan melawan hukum merupakan perbuatan yang bertentangan dengan


hak dan kewajiban menurut undang-undang. Pasal 1365 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata Indonesia, mensyaratkan suatu perbuatan dapat dikategorikan
sebagai perbuatan melawan hukum, yaitu dengan adanya unsur kesalahan
(schuldelement) dan melakukan suatu perbuatan. Perbuatan tanpa adanya
kesalahan tidak dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum, dan oleh
karenanya tidak dapat dibebankan upaya ganti kerugian, karena tidak mencakup
unsur penting dalam perbuatan melawan hukum. Kewajiban pemenuhan ganti
kerugian adalah tanggung jawab yang harus dilakukan oleh seseorang yang akibat
kesalahannya menyebabkan timbulnya suatu kerugian.

17
Sejak tahun 1919, unsur melawan hukum diartikan dalam arti seluasluasnya.
Menurut Standaard Arest, berbuat atau tidak berbuat merupakan suatu perbuatan
melawan hukum jika bertentangan dengan undang-undang dan melanggar hak
orang lain yang dilindungi hukum. Perbuatan yang bertentangan dengan hak
orang lain termasuk salah satu perbuatan yang dilarang oleh Pasal 1365 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata. Hak yang dilanggar tersebut adalah hak-hak
seseorang yang diakui oleh hukum, yaitu hak subjektif orang lain.

Pengertian terhadap melanggar hak orang lain adalah melanggar hak subjektif
dari orang tersebut, yaitu wewenang khusus yang diberikan oleh hukum kepada
seseorang untuk digunakan bagi kepentingannya. Perlu diperhatikan mengenai
hubungan kausalitas antara kesalahan dengan akibat yang ditimbulkan, Teori
faktual atau dikenal dengan Teori Condition Sine Qua Non dari Von Buri, yaitu
seorang ahli hukum Eropa Kontinental yang merupakan pendukung teori faktual
ini, menyatakan bahwa: “suatu hal adalah sebab dari akibat, sedangkan suatu
akibat tidak akan terjadi bila sebab itu tidak ada”.

Menurut teori ini orang yang melakukan perbuatan melawan hukum selalu
bertanggungjawab, jika perbuatan Condition Sine Qua Non menimbulkan
kerugian. Hubungan sebab akibat secara faktual (caution in fact) hanyalah
merupakan masalah fakta atau yang secara faktual telah terjadi. Setiap penyebab
yang menimbulkan kerugian adalah penyebab faktual. Dalam perbuatan melawan
hukum, sebab akibat jenis ini sering disebut hukum mengenai ” but for ” atau ”
sine qua non ”.

F. Tindakan pemerintah dan Lapindo Brantas Inc.

Pihak Lapindo telah menyediakan dana sebesar US$ 70 juta atau sekitar 665
milyar untuk dana darurat penanggulangan lumpur. Dana ini digunakan untuk
salah satunya adalah membuat tanggul untuk membendung area genangan lumpur.
Namun dengan terus bertambahnya volume semburan lumpur lapindo, pembuatan
tanggul dirasa tidak menyelesaikan masalah. Ditambah lagi dengan datangnya
musim hujan, volume yang tertampung dalam tanggul akan menjadi besar dan

18
dapat mengakibatkan jebolnya tanggul. Hal ini sangat bebahaya jika terjadi dalam
jangka waktu yang pendek, karena kawasan sekitar tanggul adalah jalan raya, rel
kereta api, dan rumah penduduk. Ada tiga tim ahli yang dibentuk untuk
menyelesaikan masalah bencana lumpur lapindo. Tiap tim terdiri dari perwakilan
Lapindo Brantas Inc., pemerintah dan sejumlah ahli dari beberapa universitas
terkemuka. Tim ini dibentuk untuk menyelamatkan penduduk sekitar, menjaga
infrastuktur, dan menangai semburan lumpur dengan resiko lingkungan terkecil.
Seluruh biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas tiap tim akan ditanggung
oleh Lapindo Brantas Inc. Selain itu Lapindo Brantas Inc. juga harus memberikan
ganti rugi bagi para korban. Lapindo Brantas Inc berkewajiban untuk membayar
sebanyak 13.237 berkas.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari makalah diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

 Dari banyak pendapat ahli diketahui bahwa bencana lumpur lapindo ini
disebabkan oleh kelalaian yang dilakukan oleh Lapindo Brantas Inc. Pihak
Lapindo Brantas Inc tidak melakukan pemasangan casing sesuai dengan
spesifikasi standar teknis pengeboran, sehingga mengakibatkan terjadinya blow
out atau semburan lumpur.
 Bencana lumpur lapindo ini juga memberikan banyak dampak, tidak hanya
pada masyarakat sekitar namun juga pada aktivitas perekonomian di Jawa
Timur. Hal ini dilihat dari banyaknya warga yang kehilangan tempat tinggal,
lapangan pekerjaan, dan sarana pendidikan. Bukan hanya itu, warga sekitar juga
kesulitan untuk mendapatkan air bersih, listrik, dan jaringan telepon. Selain itu
juga masih ada pula pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh bencana ini.
Namun dibalik semua dampak negatif tersebut masih ada pula dampak positif
yang bisa didapat dari terjadinya bencana ini. Dampak positif itu yaitu
pembuatan batu bata dan genteng dari lumpur lapindo serta pembuatan baterai
dengan lumpur lapindo yang telah memenangkan juara juara kedua dari
kompetisi Technopreneurship Pemuda 2012.
 Pemerintah dan Lapindo Brantas Inc bekerjasama dalam melakukan upaya
penyelesaian lumpur lapindo ini, tiga tim telah dibentuk untuk menyelesaikan
masalah ini. Lapindo Brantas Inc juga telah melakukan 75% pembayaran ganti
rugi terhadap warga.

20
B. Saran
Diharapkan pemerintah dan Lapindo Brantas Inc akan dapat dengan segera
memberikan penyelesaian dari bencana lumpur lapindo ini, sehingga dampak
yang ditimbulkan oleh bencana ini tidak meluas. Selain itu Lapindo Brantas Inc
diharapkan juga dapat segera melakukan pelunasan pembayaran ganti rugi kepada
masyarakat korban lumpur lapindo. Sehingga mereka dapat memulai hidup
mereka dengan lebih baik lagi.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_lumpur_panas_Sidoarjo
http://nasional.kompas.com/read/2012/05/30/03095137/Dampak.Lumpur.Meluas
http://lapindo-brantas.co.id/id/about/history/
http://kenalilahbencanaalam.blogspot.com/2009/03/kronologis-terjadinyabencana-
lumpur.html
http://nasional.inilah.com/read/detail/58352/penyebab-lumpur-lapindo-
gempa#.UiHkYn9TuAM
http://steffyapriyanti.blogspot.com/2013/01/lumpur-lapindo.html
http://www.waspada.co.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=293926:korban-lumpur-lapindo-belum-
terima-pembayaran&catid=95:nusantara&Itemid=146

22

Anda mungkin juga menyukai