Anda di halaman 1dari 11

AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 1, No.

3, Oktober 2013

UPAYA PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN GERAKAN SEPARATIS REPUBLIK


MALUKU SELATAN (RMS) TAHUN 1950-1964
Rizal Kaimuddin
Mhetamorvochiez@yahoo.com
Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Surabaya

Suparwato
Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Surabaya

ABSTARAK
Pada tanggal 25 april 1950 Dr C.R.S. Soumokil membentuk Gerakan separatis Republik Maluku Selatan
(RMS). Gerakan itu bertujuan untuk mendirikan Maluku sebagai Negara dan lepas dari Republik Indonesia Serikat
(RIS) maupun Negara Indonesia Timur (NIT). Penelitian ini akan menjawab rumusan masalah tentang bagaimana
latar belakang pembentukan Republik Maluku Selatan, proses terbentuknya Republik Maluku Selatan, dan upaya
pemerintah Republik Indonesia menyelesaikan gerakan separatis RMS. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
sejarah dengan tahapan heuristik (mengumpulkan data), kritik, (melakukan uji validitas sumber yang telah didapat
dalam proses heuristik), interpretasi (penafsiran terhadap sumber yang diperoleh), historiografi, (menyajikan hasil
penelitian dalam suatu bentuk tulisan). Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa pasca KMB Maluku mengalami krisis
politik, Dr. Soumokil Cs tidak setuju dengan penyerahan kedaulatan tersebut melakukan propaganda anti RIS di
kalangan tentara KNIL dan mengajak anggota KNIL untuk mendukungnya mendirikan RMS. Pada tanggal 25 April
1950 Dr. Soumokil CS menyatakan bahwa Maluku berdiri sendiri, lepas dari RIS maupun NIT. Karena daerah
Maluku adalah wilayah pemerintah Indonesia, maka wajib bagi pemrintah RIS untuk menyelamatkan rakyatnya.
Peristiwa RMS akan diselesaikan dengan beberapa cara. Pertama pemerintah Indonesia menyelesaikan dengan cara
damai, yaitu mengirim delegasi ke Maluku Selatan untuk melakukan perundingan. Langkah kedua memblokade
daerah Maluku Selatan dan yang ketiga melakukan operasi militer ke daerah Maluku Selatan.

Kata Kunci: KMB, KNIL, RI, gerakan separatis RMS

ABSTRACT

On 25 April 1950 Dr C.R.S. Soumokil form the Movement separatist South Maluku Republic (RMS). The
movement aims to establish a State Maluku and separated from the Republic of Indonesia (RIS) and the Eastern
Indonesia State (NIT). This study will answer the problem formulation of how the background of the Republic of South
Maluku formation, the process of formation of the Republic of the South Moluccas, and the Indonesian government
efforts to resolve the RMS separatist movement. This study uses historical research to the stages heuristic (collecting
data), critique, (to test the validity of the source that has been obtained in a heuristic), interpretation (interpretation of
the source obtained), historiography, (present research results in a written form). Results of this study explain that
post KMB Maluku political crisis, Dr. Soumokil Cs do not agree with the transfer of sovereignty conduct propaganda
among anti RIS KNIL and invite members to support establishing RMS Colonial Army. On January 25 April 1950 Dr.
Soumokil CS stated that Maluku stand alone, separated from the RIS or NIT. Because the Maluku region is the region
of the Indonesian government, it is mandatory for pemrintah RIS to rescue the people. RMS events will be resolved in
several ways. First Indonesian government to settle by peaceful means, that is sending a delegation to the South
Moluccas to negotiate. Step two area blockaded the South Moluccas and the third military operations area to the
South Moluccas.

Keywords:RTC,KNIL,RI,RMS separatist movement


AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 1, No. 3, Oktober 2013

PENDAHULUAN tanggal 1 Oktober 1946 dan konferensi Denpasar tanggal


Pada tanggal 17 Agustus 1945 atas nama bangsa 7 Desember 1946, yang hasilnya pembentukan Negara
Indonesia, Soekarno – Hatta memproklamasikan Indonesia Timur (NIT). Setelah merasa kuat Belanda
kemerdekaan Republik Indonesia. Di tiap-tiap daerah melancarkan agresi Militer I tanggal 21 Juli 1947 dan
kepulauan Indonesia mendengar berita proklamasi dengan agresi Militer II tanggal 19 Desember 19483.
penuh antusias dan bertanggung jawab untuk Agresi militer II berakhir di meja perundingan,
mempertahankan. Sebagai konsekuensi untuk yaitu Konferensi Meja Bundar (KMB). Dalam konferensi
mempertahankan kemerdekaan maka di mana-mana yang difasilitasi oleh PBB tersebut terdapat tiga pihak
timbul pertempuran antara pasukan Indonesia melawan yang melakukan perundingan, yaitu perwakilan
pasukan kolonial. pemerintah Republik Indonesia, perwakilan pemerintah
Pada tahun 1946, para pejuang dan pemuda Belanda dan perwakilan BFO (Bijeenkomst voor Federaal
Maluku yang ada di pulau Jawa melakukan suatu Overleg - Musyawarah Negara Federal).
ekspedisi ke Maluku untuk mempertahankan kemerdekaan Konferensi Meja Bundar (KMB) berlangsung
Republik Indonesia. Ekspedisi yang dikenal dengan nama dari tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949
“Ekspedisi Merah Putih” itu di pimpin oleh Bram mencapai kesepakatan politik untuk membentuk Republik
Matulessy, seorang putra Maluku penganut Kristiani yang Indonesia Serikat (RIS) di seluruh bekas wilayah Hindia
ta’at yang berdomisili di Jawa. Rombongan ekspedisi Belanda. Di Maluku, penyerahan kedaulatan Indonesia
mendarat di daerah Namlea, pulau Buru dengan tersebut disambut dengan gembira. namun di sisi lain,
menggunakan dua kapal laut RI KM Sindoro dan KM KMB masih meninggalkan dua persoalan utama yaitu
Semeru yang masing-masing berada di bawah komando pertama, tertundanya penyelesaian mengenai status
Letnan Ibrahim dan Letnan Mulyadi. Dari sana mereka wilayah Irian Barat, kedua, masih belum jelasnya
menggerakkan perlawanan rakyat dan mengibarkan Sang penyelesaian masa depan bekas pasukan kolonial
Merah Putih1. Koninklijke Nederlands Indisch Leger (KNIL), khususnya
Semangat juang untuk mempertahankan mereka yang menolak untuk diintegrasikan ke dalam
kemerdekaan Indonesia diperlihatkan oleh tokoh-tokoh Tentara Nasional Indonesia (TNI). 4
pergerakan dan pemuda Maluku dengan membentuk Setelah merayakan penyerahan kedaulatan
wadah-wadah perjuangan. Di kota Ambon dibentuk Partai Indonesia, Maluku mengalami krisis politik, terjadi
Indonesia Merdeka (PIM), oleh E.U. Pupella bersama Ot bentrok antara kelompok nasionalis dengan kelompok
Pattimapau, Wim Reawaru membentuk Laskar Rakyat dan reaksioner yang tidak setuju dengan Republik Indonesia
organisasi Persatuan Pemuda Indonesia (PPI). Di Maluku Serikat (RIS). Keadaan semakin memburuk ketika
Tenggara (Tual) Mohammad Fogi Renwarin membentuk pasukan baret hijau bekas anak buah Westreling datang
Barisan Pemuda (BP). Demikian pula di Maluku Utara menyerbu masuk ke dalam kota Ambon. Pasukan ini
yang berpusat di Ternate, Ali Kama membentuk Laskar didatangkan ke Ambon dalam rangka mendukung rencana
Pemuda. Namun apa yang dilakukan oleh para tokoh Soumokil Cs untuk membentuk RMS. Mereka bertindak
Merah Putih ini tidak semudah yang diharapkan, sebab semena-mena sehingga menimbulkan keprihatinan di
Belanda mencoba untuk menghalangi dan ingin kembali kalangan kaum nasionalis. Keadaan yang sudah buruk itu
menguasai wilayah yang terkenal dengan rempah- ditambah dengan kebencian rakyat Maluku terhadap
rempahnya kekuasaan yang bersandar pada KNIL.
Kedatangan pasukan Sekutu di Indonesia Republik Maluku Selatan (RMS), adalah negara
memberikan kesempatan kepada Belanda untuk yang di bentuk oleh Dr C.R.S. Soumokil berasama rekan-
menyiapkan tentara dan menanamkan kembali rekannya pada tanggal 25 april 1950 yang berdiri sendiri
kekuasaannya terutama daerah-daerah di luar Jawa dan lepas dari Republik Indonesia Serikat (RIS) maupun
Sumatra. Kemudian pada tanggal 14 Juli 1946 Belanda Negara Indonesia Timur (NIT) dan menetapkan kota
dapat mengambil peranan tentara Sekutu yang telah Ambon sebagai pusat pemerintahan. Proklamasi RMS
ditarik mundur dari Indonesia 2. Belanda dapat dikatakan tersebut didukung oleh sisa-sisa tentara KNIL, yang secara
berhasil dalam menanamkan pengaruhnya dengan tegas menolak untuk bergabung dalam Angkatan Perang
diselenggarakan serangkaian konferensi yaitu : konferensi Republik Indonesia Serikat (APRIS)
Malino tanggal 17 Juli 1946, konferensi Pangkal Pinang Upaya pemerintah RI dalam menyelesaikan
gerakan separatis RMS menarik perhatian penulis,
1 dikarenakan peristiwa yang dimulai sejak tahun 1950
Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat
Jendral Kebudayaan. 2000. Lembaga Budaya Pela dan masih menjadi persoalan bagi bangsa Indonesia umumnya
Gandong di Maluku Latar Sejarah, Peranan dan
3
Fungsinya hlm 6 Dinas Sejarah Tentara Nasional Indonesia.
2
Pour. Julius. 2008. Ignatius Slamet Rijadi “dari Angkatan Darat, 1978. Penumpasan Pemberontakan
pengusir kompeitai sampai menumpas RMS” Jakarta : Separatisme Di Indonesia, hlm 34
4
Gramedia Pustaka Utama hlm 213 Ibid

598
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 1, No. 3, Oktober 2013

dan Maluku khususnya. Oleh sebab itu penulis ingin sejarah tentang upaya pemerintah republik Indonesia
mengetahui apa yang menjadi penyebab tokoh-tokoh yang dalam menyelesaikan geraka separatis RMS tahun 1950-
berada di Maluku seperti Dr. Soumokil Cs, begitu agresif 1964.
untuk mendirikan segara sendiri dan langkah-langkah
yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dahulu, dapat HASIL PENILITIAN
menjadi acuan ke depan guna mengatasi gerakan separatis Pasca Konferensi Meja Bundar (KMB) wilayah
lainnya. Maluku dilanda kemelut, baik dari segi politik, ekonomi
METODE PENELITIAN maupun sosial. Hal itu disebabkan oleh perbedaan sikap
Untuk mengungkapkan permasalahan yang akan politik mengenai status wilayah Hindia Belanda yang
diteliti penulis menggunakan metode penelitian sejarah. terjadi saat hasil KMB yang dilaksanakan di Den Haag. Di
Ada empat tahapan di dalam metode penelitian sejarah Ambon menjadi tegang, sebab anggota KNIL yang
yaitu, Tahap pertama, penulis melakukan penelusuran menolak bergabung dengan APRIS melakukan teror di
sumber atau pencarian sumber dan fakta sejarah. Di awali dalam kota Ambon. Peristiwa tersebut berjalan selama 3
dengan mencari berbagai literatur dan akhirnya penulis bulan sebelum hari apa yang dinamakan proklamasi RMS.
memperoleh sumber berupa Arsip Nasional Republik Kedatangan pasukan KNIL ke Ambon pada tanggal 17
Indonesia (ANRI) di Jakarta. Arsip yang diperoleh antara Januari 1950 dan karena hasutan politik yang datangnya
lain, Marzuki Arifin, 1945-1984 : Surat beserta lampiran dari pihak Belanda menambah kekacauan di dalam kota
dari djawatan Penerangan RI Propinsi Maluku kepada Ambon. Pada tanggal 22 Januari 1950 kota Ambon
Kementrian Penerangan RI Jakarta tentang seruan menjadi tambah kacau, disebabkan oleh penyerbuan ke
propaganda RMS dan Kabinet Presiden RIS, 1949-1950 : dalam kota dan penganiyaan pada rakyat umum, sehingga
Persatuan Indonesia Maluku Surabaya, Resolusi 5 mei mengakibatkan korban jiwa dan korban luka-luka.5
1950 mendesak pembubaran RMS disertai surat Pada tanggal 18 April 1950, sebuah pesawat
pengantar. Bomber 25 kepunyaan Militer Belanda Soumokil Cs
meninggalkan Makassar menuju Manado. Di Manado
Sementara penulusuran terhadap buku- buku yang Soumokil bertemu dengan tokoh-tokoh Manado untuk
membahas tentang upaya pemeritnah RI untuk mempengaruhi tokoh-tokoh tersebut. Dalam pertemuan
menyelesaikan Peristiwa Republik Maluku Selatan tersebut Soumokil tidak mendapat tanggapan. Kemudian
diantaranya adalah : Buku karangan Rosihan Anwar yang ia melanjutkan perjalanan menuju Ambon dan pada sore
berjudul Sejarah kecil “Petite Histoire” Indonesia,. Buku harinya tiba di Lapangan Terbang Laha. (sekrang
Des Alwi ”Sejarah Maluku Banda Naira,Ternate,Tidore Pattimura,Ambon). Kedatangan Soumokil tidak diketahui
dan Ambon”. Buku karangan Julius Pour yang berjudul oleh Dewan Maluku Selatan atau pemerintah setempat.
Ignatius Slamet Rijadi “Dari Mengusir Kempetai sampai Oleh sebab itu, pada tanggal 22 April 1950, Soumokil
Menumpas RMS ”. Buku “Peristiwa Repbulik Maluku dijatuhi Scors oleh pemerintah NIT dengan alasan
Selatan” karangan Jusuf A. Puar. Buku karangan Tim meninggalkan jabatan secara diam-diam dan melakukan
Dinas Sejarah Tentara Nasional Indonesia yang berjudul kegiatan yang mencurigakan. 6
“Penumpasan Pemberontakan Separatisme Di Indonesia”. Dalam usahanya memperoleh dukungan dari
Buku Patrick Matanasi “Peristiwa Andi Azis”. Buku masyarakat, Soumokil melakukan propaganda di daerah-
karangan Ramadhan K.H. “A.E. Kawilarang untuk Sang daerah Maluku Selatan. Propaganda Soumokil
Merah Putih Pengelaman 1945-1961. Dalam buku tersebut menerangkan bahwa adanya dokumen-dokumen yang
dijelaskan tentang Operasi Militer di Maluku dalam telah didapatkan di Makassar tentang segala tindakan
rangka menumpas pasukan pemberontak RMS yang Yogya yang begitu kejam terhadap orang Maluku,
dipimpin oleh A. E Kawilarang. Dari sumber – sumber Manado dan Timur. Selain itu, Manusama Cs, juga
tersebut kemudian akan dilakukan kritik sumber. melakukan propaganda terhadap masyarkat setempat,
guna mendapatkan dukungan untuk mendirikan Maluku
Pada tahap kedua kritik sumber, penulis melakukan Selatan. Langkah- Langkah yang ditempuh oleh Dr.
verifikasi untuk menguji validitas sumber-sumber yang Soumokil Cs, disebabkan karena ia takut akan posisinya
telah diperoleh dalam upaya penulisan sejarah tentang akan digantikan apabila pasukan APRIS tiba di Maluku.
upaya pemerintah RI dalam menyelesaikan peristiwa RMS Berkat propaganda yang dilakukan dengan
di Maluku. Setelah dilakukan kritik sumber terhadap cermat baik melalui surat kabar, maupun melalui
sumber-sumber yang telah diperoleh maka selanjutnya pertemuan dan rapat-rapat, Soumokil Cs berhasil
dilakukan interpretasi atau penafsiran terhadap sumber- menghasut sebagian tokoh Maluku seprti Ir. Manusama.
sumber tersebut dimana sumber-sumber yang berhasil
5
diperoleh dihubungkan satu sama lain sehingga dapat Jusuf. A. Puar. 1956. Peristiwa Republik Maluku
terjadi rekonstruksi fakta sejarah. Pada tahap akhir setelah Selatan. Jakarta : Bulan Bintang. hlm 15
6
terjadi rekonstruksi sejarah dalam proses interpretasi maka Dinas Sejarah Tentara Nasional Indonesia.
dilakukan penulisan laporan akhir sebagai hasil penelitian Op.cit. hlm. 44

599
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 1, No. 3, Oktober 2013

Pada tanggal 24 April 1950 sore hari di gedung Batu Gerakan separatis RMS, merupakan suatu
Gajah (sekarang markas KODAM XV- Pattimura) gerakan yang dilakukan dalam bentuk gerakan separatis
dibawah komando Dr. Soumokil Cs. pemerintahan politik dan gerakan separatis bersenjata yang berkeinginan
setempat diambil alih oleh pihak militer dan memaksa untuk memisahkan diri dari negara Republik Indonesia
kepala pemerintahan turut hadir dalam pembacaan dengan mengeksploitasi kelemahan penyelenggaraan
Proklamasi. Berikut Teks Proklamasi Republik Maluku fungsi pemerintahan. Gerakan separatisme RMS juga
Selatan Pada tanggal 25 April 1950 bebas dari Republik menimbulkan gangguan keamanan di dalam negeri, tidak
Indonesia Serikat dan Negera Indonesia Timur. saja mengancam keamanan dan keselamatan negara tetapi
juga terhadap keselamatan umum masyarakat. Dr.
Teks Proklamasi Republik Maluku Selatan Soumokil merupakan tokoh yang meciptakan gerakan
Memenuhi kemauan jang sungguh, tuntutan dan desakan RMS pada tahun 1950. Ia juga menghasut para anggota
rakjat Maluku Selatan, maka dengan ini kami tentara KNIL untuk membantunya memproklamasikan
proklamirkan kemerdekaan “Maluku Sselatan”, defakto Maluku Selatan berdiri sendiri.
de jure, jang berbentuk Republik, lepas dari pada segala Atas desakan rakyat Indonesia umumnya dan
perhubungan ketatanegaraan Negara Indonesia Timur Maluku khususnya, Pemerintah Indonesia mulai
dan R.I.S., beralasan N.I.T sudah tidak sanggup merancang misi untuk menyelesaikan peristiwa di
mempertahankan kedudukannja sebagai Negara bahagian Maluku. Tindakan pemerintah RIS selaku pemerintah
selaras dengan peraturan- peraturan mutamat Denpasar yang sah dan bertanggung jawab terhadap keselamatan
jang masih sjah berlaku, djuga sesuai dengan keputusan seluruh rakyatnya, wajib menyelamatkan rakyatnya,
Dewan Maluku Selatan tertanggal 11 Maret 1947, sedang termasuk rakyat Maluku Selatan. Oleh karena itu, setelah
R.I.S sudah bertindak bertentangan dengan keputusan- diadakan pertimbangan yang mendalam pemerintah RIS
keputusan K.M.B. dan undang- undang dasarnya sendiri. mengambil langkah- langkah dalam menyelesaikan
Ambon, 25 April 1950.- masalah RMS.
Pemerintah Maluku Selatan, Langkah pertama yang dilakukan oleh pemerintah
J. H. Manuhutu Indonesia untuk mnyelesaikan pemberontakan RMS di
A. Wairisal 7 Maluku ialah dengan melakukan perundingan damai,
mengingat bahwa rakyat Maluku adalah bangsa Indonesia
Sehari setelah cetusan proklamasi, pemerintah juga sehingga pemerintah berusaha untuk menghindari
RMS kemudian melakukan perekrutan pada pemuda- jatuhnya korban jiwa. Selain itu pasca KMB Negara
pemuda sebagai sukarelawan mempertahankan daerah Indonesia sedang dalam tahap penyempurnaan aparatur
RMS. Setelah Proklamasi kemerdekaan RMS negara.
dilaksanakan, maka tugas selanjutnya ialah pembentukan Pada tanggal 27 April 1950, Pemerintah RIS
kabinet pemerintah RMS. Rapat dipimpin oleh Presiden mengirim misi ke Maluku Selatan yang diketuai oleh Dr.
RMS Y.H. Manuhutu, dan pada malam harinya kabinet Leimena dengan anggota Ir. Putuhena, Pelupessy dan Dr.
selesai di bentuk dengan susunan sebagai berikut : Rehatta.9 Pada tanggal 28 April 1950 Dr. Leimena telah
mengirim seruan dengan maksud untuk penyelesaian
Presiden : Y.H. Manuhutu masalah Maluku Selatan secara damai. Seruan
Premier : A. Wairisal selengkapnya berbunyi :
Dep. Dalam Negeri : D.Y Gaspersz
Dep. Luar Negeri : Dr. Soumokil Seruan Dr. Leimena dari Makassar, 28 April 1950.
Dep. Pendidikan : Ir J A Manusama Pemerintah Maluku Selatan, Ambon
Dep. Kesehatan : Dr. Patirajawane Saudara kita Pellupessy, Ir. Putuhena, Dr. Rehatta dan
Dep. Sosial : A. Latuconsina saya sendiri hari ini berangkat dengan korvet Hang Tuah
Dep.Perekonomian : Norimarna ke Ambon. Kami datang sebagai putra-putra Maluku dan
Dep. Sandang pangan : R. Lokollo atas usulan kami sendiri sebagai utusan dari pemerintah
Dep. Yustisi : Y. Toule RIS untuk membicarakan dan menyelesaikan masalah
Dep. Lalu Lintas : H. Pieters Maluku Selatan secara damai. Karena masalah ini telah
Dep. Penerangan : D.Z. Pesuwarissa menimbulkan kekhawatiran dikalangan penduduk Maluku
Dep. Pertahanan : N. Nanlohy 8 yang ada di luar Kepulauan Maluku. Kapal Hang Tuah
hanya membawa kami berempat orang. Kapal itu boleh
jadi akan sampai pada tanggal 1 Mei pagi dan memasuki
7 pelabuhan akan diberitahukan nanti dari kapal. Untuk
Marzuki Arifin. 1945-1984. Surat beserta lampiran
dari djawatan Penerangan RI Propinsi Maluku kepada menghemat waktu, saya harap kesedeiaan tuan-tuan dari
Kementrian Penerangan RI Jakarta tentang seruan propaganda
9
RMS. hlm 10 Antara. 27 April 1950. Pemerintah cari jalan
8
Ibid. hlm 48-49 penyelesaian secara politisi. hlm. 118/B.

600
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 1, No. 3, Oktober 2013

Pemerintah Maluku Selatan untuk datang ke atas kapal sesuai dengan Perintah Operasi (PO) No. 117/ PO/
Hang Tuah dan segera mulai mengadakan pembicaraan. KTT/VII/50 tanggal 13 juli 1950. 14 Pasukan yang
Moga-moga pembicaraan itu diberkahi Tuhan dan Rokh dikerahkan sesuai PO terdiri dari :
Illahi Yang Maha Suci Murni akan menyertai kita semua, a. Angkatan Darat (AD) :
untuk kebaikan negeri dan rakyat kita.10 Batalyon Pattimura Komandan Mayor Pelupessy
Batalyon 352 Komandan Mayor
Namun seruan yang dilakukan Dr. Leimena Cs Suradji
mendapat tanggapan berupa penolakan. Dr. Leimena Cs, Batalyon 3 Mei Komandan Mayor Mengko
menyesalkan bahwa mereka (RMS) tidak mau menerima b. Angkatan Laut (AL):
dan berbicara, untuk merundingkan hingga soal Maluku RI Patti Unus
dapat diselesaikan dengan baik.11 RI Hang Tuah
Mendengar kabar menganai gagalnya misi RI Banteng
perdamaian yang dilakukan Dr. Leimena Cs dan sejumlah c. Kesatuan Angkutan terdiri dari :
organisasi rakyat tersebut, pemerintah Indonesia sangat Landing Ship Tank (LST) 3
kecewa, sebab pemerintah Indonesia tidak ingin perisitiwa Landing Craft Infantry (LCI) Stormvogel
Maluku diselesaikan dengan adanya pertumpahan darah. KM Waikelo dan KM General van Geen
Namun karena upaya diplomasi damai selalu mengalami
kegagalan, sehingga pemerintah Indonesia terpaksa
mengambil dan melakukan langkah selanjutnya. Tidak Sesuai Perintah Operasi (PO), hari yang ditetapkan
menutup kemungkinan untuk menyelesaikan peristiwa pada tanggal 14 Juli 1950 pada jam 06-00 pagi, dengan
Maluku, pemerintah Indonesia mengambil langkah untuk pendaratan dilakukan di pantai Lala Ubun sebelah Utara
mengadakan blokade terhadap Pulau Ambon. Namlea. Proses pendaratan yang dilakukan dengan
Dalam pelaksanaannya kebijaksanaan diawali tembakan-tembakan dari kapal perang Angkatan
didelegasikan kepada panglima TT VII Tentara dan Laut Republik Indonesia (ALRI) untuk melindungi
Teritorium Indonesia Timur (TTIT), yang pada waktu itu pendaratan. Pendaratan fase pertama dilakukan oleh
dipegang oleh Kolonel AE Kawilarang. Panglima TT VII Batalyon Pattimura, fase kedua pendaratan dilakukan oleh
mengeluarkan surat intruksi No. 40022/7/1950, tentang Batalyon. 352, dan fase ketiga pendaratan dilakukan oleh
pernyataan bahwa daerah Maluku menjadi daerah tertutup Batalyon. 3 Mei. Dari awal sampai akhir pendaratan
dari laut, darat, dan udara. 12 Pasukan yang ditugaskan pasukan APRIS tidak mendapat perlawanan dari pihak
untuk melakukan blokade di sekitar derah Laut Maluku musuh. Pasukan yang berhasil melakukan pendaratan
yaitu Kapal RI Korvet Rajawali, Kapal RI Korvet Pati pertama, kemudian mulai maju bergerak menuju kota
Unus, Kapal RI Korvet Hang Tuah. Namlea. 15
Pada tanggal 16 Juli 1950 pukul 05.30 pagi, dengan
Gerakan Operasi Militer menerobos alang-alang serta hutan kayu putih, dimulai
Setelah berbagai usaha penyelesaian damai gagal, serangan ke Namlea. Dalam serangan pagi tersebut
pemerintah RI memutuskan demi keamanan nasional pasukan APRIS berhasil memukul mundur pasukan RMS,
maka operasi militer harus dilaksanakan. Oleh sebab itu sehingga pasukan RMS berusaha menyelamatkan diri.
Gerakan Operasi Militer dalam satu Komando diberi nama Selain itu, pasukan APRIS berhasil menangkap sersan D.
“KOMANDO PASUKAN MALUKU SELATAN” atau Lestaluhu yang menjabat sebagai komandan pasukan
KOMPAS MALSEL. Kompas Malsel, dibawah pimpinan RMS di Namlea. Pasukan RMS yang melarikan diri
panglima KO TT IT Kol. A. E. Kawilarang kemudian menggunakan perahu juga berhasil diserang oleh kapal
diserahkan kepada Letkol. Slamet Riyadi. Dengan APRIS yang sudah siap tempur di lepas pantai. Pada pukul
Komando Pasukan Maluku Selatan mulai dirancangkan 07.00, seluruh Namlea sudah berhasil dibebaskan oleh
gerakan- gerakan operasi Militer.13 pasukan pemerintah. Terhitung selama pertempuran di
Operasi pertama yang dilakukan pasukan APRIS Pulau Buru tercatat 61 prajurit gugur, 44 dari orang dari
ialah Operas Malam tujuan operasi ini untuk merebut Yon Pattimura, 14 orang dari Yon 352, dan 3 orang dari
pulau Buru dari tangan RMS. Operasi ini dijalankan Yon 3 Mei. 16
10
Dinas Sejarah Tentara Nasional
14
Indonesia.Op.cit. hlm 78 Pour. Julius. 2008. Ignatius Slamet Rijadi dari
11
Antara.6 Juni 1950. Loc.cit.hlm 9 Mengusir Kempeitai Sampai Menumpas RMS. Jakarta :
12
Dinas Sejarah Tentara Nasional PT Gramedia Pustaka Utama, hlm 218
15
Indonesia.op.cit hlm 82 Pour. Julius. 2008. Ignatius Slamet Rijadi dari
13
Dinas Sejarah Tentara Nasional Indonesia. Mengusir Kempeitai Sampai Menumpas RMS. Jakarta :
Angkatan Darat, 1978. penumpasan pemberontakan PT Gramedia Pustaka Utama. hlm 218
16
separatisme di Indonesia. hlm. 82-83 Pour. Julius. Op.cit. hlm 220

601
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 1, No. 3, Oktober 2013

Operasi Militer Pulau Seram RMS melakukan gerak mundur ke daerah lain dan
Setelah pulau Buru dibebaskan dari tangan RMS, memasuki hutan, ada yang menuju ke arah timur ke
maka Komando Operasi Maluku Selatan mulai jurusan Tehoru dan ada yang ke arah Barat. Kurang lebih
melanjutkan gerakan ke pulau Seram. Gerakan Operasi ini dua jam lamanya Amahai dapat diduduki oleh Batalyon
diberi nama Operasi Fajar. 17 Sesuai dengan perintah 352.21
operasi yang dikeluarkan maka pada tanggal 21 juli 1950 Setelah berhasil melakukan Operasi Malam dan
jam 18.00 malam pasukan meninggalkan Namlea. Operasi Fajar, pasukan TNI kemudian melakukan operasi
Pasukan yang akan mendarat dahulu di Pulau Seram ialah selanjutnya dengan tujuan merebut dan membebaskan
Bn. 3 Mei yang dipimpin oleh Mayor Mengko, dengan Pulau Ambon dari tangan RMS. Wilayah Pulau Ambon
sasaran utama Kota Piru. Satuan pendaratan ini dan pusat kota yaitu Amboina (Ambon), memiliki
menggunakan LCI Stormvogel dan Hinggens motorboat, kekuatan tentara yang berjumlah banyak dan kebanyakan
yang dikawal oleh kapal Perang Patti Unus dan RI pasukan yang berasal dari tentara KNIL. Meskipun begitu
Rajawali. Sebelum matahari terbit pasukan mulai pasuan TNI tetap melakuakn penyerangan terhadap Pulau
melakukan pendaratan di depan teluk Piru. Pendaratan ini Ambon.
dilakukan dari dua jurusan, kompi Batalyon 3 Mei
mendarat 6 kilometer di sebelah kiri Piru, sedangkan Serangan Umum Senopati
Mayor Soeradji bersama anak buahnya mendarat 6 Sesuai dengan surat perintah panglima Kawilarang,
kilometer di sebelah kanan Piru. Turut serta dalam operasi militer gabungan untuk menyerbu Pulau Ambon
pendaratan panglima Komando Operasi (KO) TT IT diberi nama Serangan Umum Senopati. Tidak ada
Kolonel A.E Kawilarang dan Panglima Operasi Kompas penjelesan mengapa nama tersebut yang dipilih, tetapi
Malsel Let. Kol. Slamet Riyadi bersama Stafnya. 18 besar kemungkinan Kawilarang memberi nama Senopati
Pada jam 17.00 pasukan berada pada jarang 1 untuk menghormati Jasa Slamet Rijadi sesama perang
Km dari kota Piru dan langsung membentuk formasi guna kemerdekaan memimpin devisi dengan nama tersebut.22
melakukan penyerbuan masuk ke dalam Kota Piru. Pukul
17.30 Pasukan mulai meyerbu ke dalam kota Piru. Operasi Senopati I
Penyerangan ini tidak mendapat perlawanan yang sengit Tujuan dari Serangan Umum Senopati ialah
dari pihak RMS, sehingga pertahanan musuh dapat untuk menghancurkan pusat pasukan RMS di daerah
dihancurkan dengan cepat. Sementara mayat Lettu Langi Tulehu dan Hitu, serta merebut daerah Ambon dari tangan
bersama dua tawanan RMS yaitu Sersan Daud Lestaluhu RMS.23 Operasi akan mulai dilaksanakan pada tanggal 28
dan Kaitjili berada di depan markas RMS dengan kondisi September sampai dengan 2 November. Pasukan yang
yang mengenaskan. Pukul 18.30 Kota Piru berhasil dikerahkan dalam operasi gabungan ini terdiri dari tiga
diduduki oleh pasukan APRIS. Pada tanggal 22 juli 1950 matra, yaitu Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL),
pagi Mayor Soeradji secara resmi melaporkan kepada Let. dan Angkatan Udara (AU).
Kol. Slamet Rijadi bahwa Piru berhasil direbut dari
tangan RMS, sementara sisa-sisa RMS yang melarikan Berikut ini daftar pasukan gabungan Serangan Umum
diri ke pedalaman sedang dikejar oleh Batalyon 3 Mei. 19 Senopati.
Selain kota Piru, daerah Amahai, di pantai selatan 1. Angkatan Darat :
Pulau Seram merupakan daerah yang strategis bagi Bn. 352 Komandan Mayor Suradji.
kedudukan para anggota RMS. Sehari setelah daerah Piru Bn. 3 Mei Komandan Mayor Mengko.
berhasil direbut oleh pasukan Batalyon 3 Mei, maka Bn. Worang Komandan Mayor Worang.
pasukan APRIS kemudian melakukan Pendaratan di teluk, Bn. Banteng Merah Komandan Mayor Yusmin.
kira-kira tiga kilometer sebelah utara Amahai. Pasukan Bn. Tengkorak Putih Komandan Mayor Suryo
yang ikut dalam operasi Amahai ialah Batalyon 352 Subandrio
dipimpin oleh Mayor Suradji dan Let.Kol. Slamet Rijadi Kompi Pisok Komandan Lettu Kapojos.
yang selalu berada di depan. 20 Pendaratan ini mendapat Kompi Pasukan Terpendam Komandan Lettu M. Q.
perlawanan yang sengit dari pasukan RMS, yang pada saat Maruapey
itu telah bersiap untuk mempertahankan daerah Amahai. Commando Treop Komandan Lettu Lumanau.
Walaupun begitu pasukan Batalyon 352 berhasil Seksi Staf Dekking 35 Komandan Letda Sumardi.
melakukan pendaratan dan mencoba melawan serangan 2. Angkatan Laut :
dari pihak musuh. Perlawanan itu memaksa pasukan RI Patti Unus
RI Rajawali
17 RI Hang Tuah
Dinas Sejarah Tentara Nasional Indonesia.
Op.cit. hlm. 85
18 21
Pour. Julius. Loc.cit. Pour. Julius. Loc.cit. hlm 224
19 22
Pour. Julius. Op.cit. hlm 223 Pour. Julius. Op.cit. hlm 230
20 23
Ramadhan K.H. Op.cit.Hlm. 226 Pour. Julius. Op.cit. hlm 230

602
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 1, No. 3, Oktober 2013

RI Banteng pembagian baru dengan tiga pasukan ditentukan. Di dalam


RI Namlea Surat Operasi itu telah dicantumkan adanya pembagian
RI Andres kelompok pendarat lengkap dengan kekuatan pasukannya.
RI Amahai Surat-surat Perintah Operasi dan susunan Group
RI Piru pendarat itu adalah sebagai berikut :
L.C.V.P. 10 buah Perintah Operasi No. 020/SUS/50, tanggal 20-10-1950
3 buah kapal KPM : KM Waikelo, KM Waingapu, untuk Group III. PO No. 021/SUS/50. Tanggal 20/10/1950
dan KM Waibalong untuk Komandan Eskader ALRI. PO No. 022/SUS/50,
3. Angkatan Udara : tanggal 20/10/1950 untuk Komandan Group II, Letkol
2 buah bomber B-25 Slamet Riyadi dan Kompas Mal. Sel. Perintah
2 buah Catalina pelaksanaan Operasi S.U.S. II. PO No. 002a/MS/50,
tanggal 3-11-1950, dengan susunan pasukan sebagai
Gerakan yang dilakukan pada tanggal 28 berikut :
september 1950 dengan tujuan mendaratkan pasukan di
Hitulama-Hitumesing, di utara pulau Ambon, dan pasukan Group I, Dari Telaga Kodok dipimpin oleh Mayor Suryo
lain di bagian timur Tulehu, kemudian kedua pasukan ini Subandrio.
akan bertemu di Passo yang akan melanjutkan operasi a. Yon Banteng Merah Mayor Yusmin
menuju kota Ambon. sementara pasukan yang lain akan b. Yon Tengkorak Putih Mayor Suryo
menduduki lapangan terbang sebelah barat pulau Ambon. Subandrio
Yang akan melakukan pendaratan di Hitulama dan c. Yon Sutarno Mayor Sutarno
Hitumesing adalah pasukan Mayor Yusmin yang dipimpin
oleh Letkol. Slamet Sudiarto, sementara pasukan 3 Mei Group II, dari Waitatiri dipimpin oleh Letkol Slamet
yang dipimpin oleh Mayor Mengko akan mendarat di Riyadi terdiri dari :
Tulehu. Ikut serta dalam pendaratan di Tulehu Letkol. a. Yon Worang Mayor Worang
Slamet Rijadi yang mendarat di sebelah selatan Tulehu, b. Claproth
sedangkan Kawilarang bersama Kapten Yusuf, Leo c. Yon Mahmud
Lopulisa dan Mustika di sebelah utara Tulehu. 24 d. Kompi Fa’ah
Dalam Operasi Senopati I, pasukan TNI di dua e. 2 buah Artileri
sektor Tulehu dan Hitu mengalami kesulitan f. Eskader Panser
mengakibatkan gerakan operasi menuju Kota Ambon g. Pasukan Zenie Pioneer
sebagai pusat Pemerintahan RMS, mengalami kegagalan,
sebab pasukan RMS selalu melakukan penyerangan secara Group III mendarat di pantai Ambon dipimpin oleh Mayor
tiba-tiba pada tempat persembunyian yang telah dikuasai. Achmad Wiranatakusumah terdiri dari :
Rencana untuk menguasai Pulau Ambon dalam jangka a. Yon 3 Mei Mayor Mengko
waktu 4 atau 5 hari tidak berjalan sesuai dengan rencana. b. Yon Siluman Kapten Poniman
Kegagalan pasukan di daerah Waitatiri dan derah Telaga c. Yon 1513 Mayor Lucas
Kodok merupakan pelajaran yang berharga bagi pasukan d. Pasukan ALRI dan AURI25
TNI.
Tanggal 3 November 1950, sesuai rencana
Operasi Senopati II pasukan mulai bergerak ke wilayah masing-masing.
Gagalnya gerak operasi Senopati pertama Pasukan Group I yang dipimpin oleh Mayor Suryo
menjadi pengalaman yang berharga kepada pasukan TNI Subandrio ini bergerak menuju pertahanan pasukan RMS
untuk lebih teliti dalam membuat rencana-rencana di Telaga Kodok. Melalui jalan pintas sebelah kiri jalan
selanjutnya. Oleh sebab itu Panglima Operasi Maluku Hitu batalyon Banteng Merah yang dikomando Mayor
Selatan A. E. Kawalarang memutuskan untuk segera Yusmin mulai bergerak maju untuk menyerang Telaga
membentuk pasukan gabungan yang lebih baik dari Kodok yang merupakan pertahanan pasukan RMS.
sebelumnya. Operasi selanjutnya bernama Operasi Sementara pasukan yang dibawa Komando Mayor Sutarno
Senopati phase II. Operasi ini dengan maksud untuk bergerak melalui kanan jalan Hitu-Hasal telah terlibat
menumpas habis semua pertahanan pasukan RMS di dengan musuh di Hasal. Dengan strategi, pasukan Yon
Pulau Ambon dan pulau Lease. Sesuai dengan Surat Banteng Merah menyerang di sebelah Kiri Jalan Hitu-
Keputusan Operasi Senopati II dengan hari H ditentukan Telaga Kodok dan Pasukan Yon Sutarno disebelah kanan
tanggal 3 November 1950. Dalam Operasi ini pasukan jalan Hitu-Hasal sehingga pasukan RMS yang berada di
dibagi menjadi tiga group, tidak lagi dua seperti pada
Operasi Senopati I. Oleh sebab itu dalam tahap ini

24 25
Ibid.hlm. 227 Dinas Sejarah Tentara Nasional Indonesia.op.cit. hlm 92

603
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 1, No. 3, Oktober 2013

dua daerah tersbut melarikan diri, maka pada sore hari itu Pukul 08.00 pasukan Gropu III langsung
Telaga Kodok dapat dikuasai 26 melakukan pendaratan pertama di sekitar pantai Wainitu
Pada hari yang sama, tanggal 3 November, pukul dilakukan oleh Batalyon Poniman dan satu kompi dari
02,30 dini hari, group II pasukan yang dipimpin Letkol. Batalyon 3 Mei. Pendaratan selanjutnya dilakukan oleh
Slamet Riyadi berangkat sesuai dengan rencana. satu jam gelombang kedua oleh sisa-sisa pasukan dari Batalyon 3
kemudian, kompi Fa’ah membuka pendaratan di Toisapu Mei bersama sejumlah mobil panser lapis baja dari
dekat Batugong. Sementara pasukan batalyon Mahmud kesatuan Kavaleri. Pendaratan gelombang ke tiga oleh
bergerak dari arah lambung utara Passo-Negeri Lama. Batalyon Lucas di pantai Mardika dan langsung menuju
Pada jam 05.30 kedua batalyon ini mulai bergerak lebih tengah kota Ambon. Sementara itu menyusul mendarat
jauh dan memasuki pertahanan musuh sehingga Komando Achmad Wiranatakusumah juga di daerah
pertempuran semakin berat. Pertempuran terus berlanjut Benteng. 29 Dalam pendaratan di pantai Wainitu, Kapten
dan pasukan Fa’ah berhasil menghancurkan pertahanan Sumitro gugur. 30
pasukan RMS yang bersembunyi, hingga pada puku Sementara itu, pasukan Lucas Koestarjo yang
07.30 pasukan Fa’ah berhasil mendekati Sungai Waitopo, mendarat di Pelabuhan Mardika, selanjutnya pasukan
kemudian pada jam 08.30 pasukan ini pun berhasil bergerak menyerang ke dalam tengah kota untuk merebut
mancapai Batugong. Keberhasilan pasukan group II Benteng Victoria. Sebelum pukul 11.00, melalui
menduduki Negeri Lama, Batugong dan arah dari Tulehu pertempuran yang sengit pasukan Lucas akhirnya berhasil
ke Waitatiri membuat posisi Passo dapat diblokade dan menguasai Benteng Victoria. Namun, tidak lama
pasukan RMS di dalamnya semua terkepung.27 kemudian situasi berubah di Benteng Victoria, tejadi
Berfungsi sebagai pasukan pendobrak, Yon sesuatu di luar dugaan yang mengakibatkan posisi
Claporth mulai bergerak pertama dengan dibantu oleh Benteng Victoria berhasil direbut kembali oleh pasukan
tembakan- tembakan kesatuan Artileri. Dalam usaha RMS. Kejadian ini di karenakan pasukan RMS yang
menorobos Waitatiri pasukan Group II harus melewati didukung oleh sejumlah panser tiba-tiba muncul dengan
perlawanan yang sengit dari pasukan RMS, sebab pasukan menggunakan pakaian TNI langsung mengadakan
RMS lebih mengetahui medan pertempuran dan sudah penyerangan ke dalam Benteng. Kedatangan panser ini
lama mempersiapkan diri. Untuk itu, Letkol Slamet Riyadi disebabkan pasukan Lucas mengira panser tersebut adalah
merancang serangan baru sambil memperhitungkan segala milik pasukan TNI sehingga tidak diberi perlawanan.
kemungkinan, mulai dari penyusunan Strategi, hingga Akibatnya pasukan Lucas yang baru dua jam menguasai
prediksi terhadap kekuatan lawan. Benteng Victoria, terpaksa menyelamatkan diri. 31
Dengan bantuan pasukan pendobrak, panser dan Letkol Slamet Riyadi memberi perintah untuk
pasukan Kavaleri kekuatan pasukan Group II bertambah melanjutkan pergerakan ke benteng Victoria. Pasukan
banyak. Setelah melakukan koordinasi dengan Kapten panser bergerak perlahan, mulai mendekati Benteng
Klees, Komandan Kavaleri. Slamet Riyadi memerintahkan Victoria. Letkol Slamet Riyadi didampingi oleh Kapten
pasukannya untuk menyerbu pertahanan RMS. Pertahanan Klees naik panser yang pertama. Sekitar 30 meter dari
musuh yang tangguh dan lokasi yang strategis dapat jalan pertigaan, pasukan langsung disambut dengan
ditaklukan oleh pasukan Gorup II, sehingga pada pukul tembakan dari pihak musuh, sebuah tembakan yang tepat
11.30 Waitatiri dapat dikuasai. Kemudian pasukan meghancurkan periskoop panser yang dinaiki oleh Letkol.
langsung melakukan doorstoot ke Passo, tidak lama Slamet Riyadi. 32 Ketika Pasukan panser mencoba
kemudian Passo yang telah terkepung dari tiga jalur, juga membalas tembakan tersebut, akan tetapi dicegah oleh
berhasil dikuasai. Agar tidak kehilangan jejak sekaligus Slamet Riyadi, karena beliau menyangkah terjadi salah
menutup peluang RMS, maka sebagian pasukan TNI paham, sebab informasi mengenai dikuasainya Benteng
digerakkan untuk terus melakukan pengejaran terhadap Victoria terdengar oleh Letkol Slamet Riyadi, sehingga
pasukan RMS. 28 beliau berpendapat bahwa pasukan yang berada di dalam
Pagi hari tanggal 3 November jam 05.30 Group Benteng adalah anak buah Lucas Koestrajo, sementera
III telah berhasil masuk sampai ke teluk Ambon. Pasukan tembakan dari arah Benteng masih terus berlangsung.
yang dipimpin oleh Mayor Achmad Wiranatakusumah ini Meskipun Kapten Klees meyakini Letkol Slamet
dari pelabuhan Tulehu mengggunakan tiga buah LCY Riyadi bahwa tembakan itu adalah dari pihak musuh,
dikawal oleh RI Rajawali, RI Patti Unus, dan RI Banteng. namun Slamet Riyadi tetap pada keyakinannya. Untuk
Pada pukul 07.00 tembakan- tembakan perlindungan mengetahui lebih jelas, Letkol Slamet Riyadi membuka
dimulai dari laut dan udara, dengan sasaran sekitar pantai kuba panser dan turun untuk memeriksa situasi tersebut.
benteng, belakang Benteng Victoria, Batu Merah dan Kira- kira jarak 10 meter dari panser Slamet Riyadi berdiri
daerah-daerah sekitarnya.
29
Ibid.
26 30
Pour. Julius. Op.cit. hlm 236 Ramadhan K.H. Op.cit.Hlm.233
27 31
Ibid 238 Julius.pour. op.cit 248
28 32
Ibid. hlm 242 Julius.pour. Op.cit. hlm 250

604
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 1, No. 3, Oktober 2013

sambil memperhatikan keadaan, tidak lama kemudian


tembakan dari arah Benteng Victoria kembali terdengar ANGKATAN PERANG REPUBLIK MALUKU SELATAN
dan tembakan tersebut mengarah ke Letkol Slamet Riyadi, PERNYATAAN – STATEMENT.
sehingga Letkol Slamet Riyadi langsung roboh karena
mengalami luka tembak dibagian perutnya. Pada tanggal 2-12-1963 jam 05.00 di Waitoto
Melihat Komendannya jatuh, Kapten Klees (Totoko)daerah Sawai maka saya serrta anggota yang
langsung turun menyelamatkan Letkol Slamet Riyadi dan terdiridari istri dan anak, telah berada di bawah
memerintahkan untuk membalas tembakan ke arah penguasaan Batalyon 320/ Badak Putih, Brigade Infantri
Benteng Victoria. Sementara itu kapten Klees langsung 15/ Tritayasa Kodam VI/ Siliwangi. Batalyon mana di
membawa Letkol Slamet Riyadi ke Batu Merah. Dari Batu bawah pimpinan Mayor Enjo Martadisastra Yon 320
Merah Slamet Riyadi dibawa ke Tulehu. Kemudian Letkol Badak Putih.
Slamet Riyadi dibawah ke kapal KM Waibalong. Namun Selanjutnya saya tegaskan atas tegas bahwa saya
karena lukanya sangat parah, akhirnya Letkol Slamet setetangga tak diganggu seuratpun juga dari rambut saya
Riyadi gugur. Kemudian komando pasukan diambil alih dan saya setetangga kini berada dalam sehat dan walafiat
oleh Mayor Lucas Koestarjo, dan melanjutkan dan di bawah perlindungan dari Komendan Batalyon 320/
pertempuran dengan pihak musuh di Benteng Victoria dan Badak Putih beserta pasukannya.
daerah yang lainnya. Pada tanggal 8 November 1950 Dengan peristiwa yang terjadi pada tanggal 2-
sampai tanggal 15 November 1950 pasukan APRIS 12-1963 itu, maka hapuslah riwayat hidup dari pada
berhasil menguasai kota Ambon secara penuh. Republik Maluku Selatan seperti satu fatamorgana, yang
Dalam operasi selanjutnya pasukan APRIS dengan tak sukar ditakut hilang lenyap oleh hembusan
melakukan pengejaran terhadap Dr. Soumokil sebagai angin oleh tegal ini, maka segala hak-hak/ kuasa-kuasa
pimpinan komando RMS dan sisa-sisa pasukan RMS di dari Dr. J. Nikijuluw dan Ir. J. Manusama yang berdiam
daerah Pulau Seram. Oleh karena itu pasukan APRIS di Nederland, sejak tanggal 2-2-1963 di batalkan dan
mengadakan Operasi di seluruh daerah Pulau Seram. kepada pembantu-pembantu dari gerakan RMS kepada
Dalam Operasi Masohi ini berjalan lama sekali, hal ini simpatisan-simpatisan dengan gerakan RMS baik didalam
disebabkan karena sukarnya perhubungan, pergeseran maupun di luar negeri kepada anggota dari delegasi-
pasukan dalam operasi dan belum adanya informasi yang delegasi kota Hakisian dan Walangisan.
positif terhadap kedudukan Soumokil. Namun demikian Maka saya bersama ini diperintahkan selaku
kesulitan- kesulitan ini dapat diatasi berkat adanya disiplin berita yang terakhir untuk hentikan segala pekerjaan-
dan semangat tempur yang dimiliki pasukan TNI. Selain pekerjaan atau tindakan-tindakan yang anti Republik
itu adanya perlakukan yang wajar terhadap pasukan RMS Indonesia yang adalah Negara kita. Siapa yang melawan
yang tertangkap atau yang menyerahkan diri, sehingga perintah ini maka ia bertanggung jawab sendiri dan
menimbulkan rangsangan untuk pasukan RMS yang terhadanya saya mengangkat bahu saya.
lainnya agar menyerahkan diri.
Pada tahun 1960 sampai 1965 operasi S e l e s a i.
dilaksanakan dengan tujuan penumpasan terhadap sisa- Sawai, 4 Desember 1963.
sisa pasukan RMS di pulau Seram dan sekitarnya. Sasaran Dr. Chr. R.S. Soumokil 33
utama dalam operasi tersebut mencari tempat
persembunyian Dr. Somokil beserta pengikutnya. Adanya Dengan tertangkapnya Dr. Soumokil, maka
disiplin yang kuat dan strategi yang baik, maka pada riwayat hidup RMS telah selesai. Hal itu sesuai dengan
tanggal 15 Agustus 1963 pasukan TNI mendapat statement yang dikeluarkan oleh Soumokil yang
informasi mengenai jejak Somokil dan keluarganya. Dari menyatakan bahwa “sejak tanggal 2 Desember 1963
informasi ini pasukan dibentuk menjadi Batalyon hapuslah riwayat hidup dari RMS seperti sebuah
Cadangan Pemburu Khusus dibawa komando Pelda fatamorgana, Segala keputusan-keputusan dari Ir.
Rochijat dari Batalyon 320 Siliwangi. Tanpa mengenal Manusama yang berdiam di Belanda dibatalkan”.
lelah pengejaran terus dilakukan, melewati hutan yang Perjalanan Dr. Soumokil, tokoh utama gerakan separatis
lebat, sungai, pasukan tetap disiplin. Akhirnya pada RMS berakhir dengan dijatuhkannya hukuman mati oleh
tanggal 2 Desember 1963 otak dari Gerakan Separatis Mahkamah Militer Luar Biasa di Jakarta pada tanggal 4
RMS, Dr. Soumokil tertangkap beserta keluarganya dalam April 1964. Sebulan kemudian, eksekusi terhadap Dr.
sebuah gubuk di Waitoto, 14 jam perjalanan dari pantai Soumokil dilakukan di salh satu pulau di Kepulauan
Sawai Pulau Seram. Seribu, lepas pantai Teluk Jakarta.
Setelah Dr. Soumokil Menyerah, ia
mengeluarkan statement yang ditujukan kepada para
pengikutnya untuk menghentikan segala tindakan dan
pengejaran yang bersifat anti Republik Indonesia.
Statemen itu selengkapnya sebagai berikut : 33
Dinas Sejarah Tentara Nasional Indonesia. Op.cit. 106

605
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 1, No. 3, Oktober 2013

Jusuf. A. Puar. 1956. Peristiwa Republik Maluku Selatan.


DAFTAR PUSTAKA Jakarta : Bulan Bintang
Arsip Kuntowijoyo, 2003 Metodologi Sejarah, Yogyakarta:
Marzuki, Arifin 1945-1984 mengenai Surat beserta Tiara Wacana Jogja.
lampiran dari djawatan Penerangan RI Propinsi Maluku Patrick. Matanasi. 2009. Peristiwa Andi Azis. Yogyakarta
kepada Kementrian Penerangan RI Jakarta tentang seruan : MedPress
propaganda RMS. Julius. Pour. 2008. Ignatius Slamet Rijadi “dari pengusir
Kabinet Presiden RIS, 1949-1950 tentang Persatuan kompeitai sampai menumpas RMS” Jakarta : Gramedia
Indonesia Maluku Surabaya, Resolusi 5 mei 1950 Pustaka Utama
mendesak pembubaran RMS disertai surat pengantar. Ramadhan K.H. 1988. A.E Kawilarang. Untuk Sang
Surat Kabar/Harian Merah Putih Pengalaman 1945-1961. Pustaka Sinar
Antara, No. 118/B, 27 April 1950, hal 2-7, No.125/A, 6 Harapan. Jakarta
Mei 1950. hal 9. Rochmani Santoso. 1965 Bom Waktu Kolonialis Belanda
Buku Yang Diterbitkan Meledak Di Makasar ( Gerakan Operasi III Menumpas
Aminuddin Kasdi. 2008. Memahami Sejarah. Surabaya: Pemberontakan Andi Aziz Serta KNIL/KL). Jakarta,. Pusat
UNESA University Press. Sedjarah Angakatan Bersendjata & Mega Bookstore.
Anwar, Rosihan. 2009. Sejarah Kecil “Petite Histoire” Slamet Muljana. 2008. Kesadaran Nasional: Dari
Indonesia. Jakarta : Kompas. Kolonialisme sampai Kemerdekaan. Jilid II. Yogyakarta:
Des.Alwi. 2005. Sejarah Maluku Banda Neira,Ternate, LkiS.
Tidore dan Ambon. Jakarta : Dian Rakyat. Tim Nasional Penulis Sejarah Indonesia. 2011. Marwati
Dinas Sejarah Tentara Nasional Indonesia. Angkatan Djoened Poesponegoro. dkk. Sejarah Nasional Indonesia
Darat, 1978. Penumpasan Pemberontakan Separatisme Di IV Jaman Jepang dan Jaman Republik Indonesia 1920-
Indonesia 1998.Jakarta : Balai Pustaka

606

Anda mungkin juga menyukai