Disusun oleh :
Kelompok : 4
Nurul Fauziah
Yulia Uswatun Nisa
Tiara Amelia
Rizki Supriadi
Rendi
Sandi Saputra
Kelas : VII-F
MTs MATHLABUSSA’ADAH
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai pemuda yang
berjuang demi Indonesia dengan cara berprestasi mengharumkan nama Indonesia.
Terlepas dari itu semua,pada jaman sebelum kemerdekaan pemuda mengahargai
negeri ini dengan cara rela mati demi kemerdekaan indonesia yang saat itu tengah
dijajah oleh kaum nonpribumi. Kegigihan pemuda kala itu dapat menghasilkan
sebuah kemerdekaan bagi Indonesia dengan cara membuat organisasi pemuda
sehingga menghasilkan “sumpah pemuda”.
Sumpah pemuda adalah sebuah ikrar dari para pemuda yang dijadikan
bukti otentik bahwa pada tangga 28 oktober 1928 bangsa Indonesia
dilahirkan. Oleh karena itu sudah seharusnya segenap rakyat Indonesia
memperingati momentum 28 Oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia.
Proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat
yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat
itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudian mendorong para pemuda pada
saat itu untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan martabat hidup
orang Indonesia asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat
Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu
pada 17 Agustus 1945.
Sekarang ini banyak pemuda yang lupa akan sejarah para pemuda
terdahulu. Sehingga banyak pemuda yang mudah terkontaminasi oleh hasutan
orang-orang jahat. Alhasil banyak pemuda yang memilih berdemo ketimbang
membuat musyawarah antara petinggi negeri ini dengan rakyat. Selain berdemo,
para pemuda juga melakukan aksi tawuran yang telah merajalela dikalangan siswa
SD,SMP dan SMA. Dizaman yang moderen ini para pemuda seakan di jajah
kembali namun bukan secara terang-terangan namun di jajah secara psikis.
Solusi untuk mengatasi sikap pemuda ini adalah dengan memperkenalkan
mereka dengan sejarah dan akhlak dari kecil hingga dewasa. Sehingga pemuda
Indonesia mampu membangun negeri ini dengan kepala dingin.
Melihat kejadian pemuda yang makin agresif maka akan dibahas dalam
makala ini agar dapat mengetahui bagaimana sejarah pemuda membangun bangsa
ini serta bentuk pengaplikasian tepat yang dilakukan dalam era modern ini. Secara
jelas mengenai sejarah dan pengaplikasiannya akan dibahas pada Bab II.
B. Tujuan
Adapun beberapa tujuan yang ingin kami sampaikan dalam makalah ini
adalah:
1. Untuk lebih mengerti mengenai peran sumpah pemuda.
2. Untuk memehami mengenai sejarah dari sumpah pemuda.
3. Untuk lebih mengetahui perbedaan antara sebelum dan sesudah merdeka.
4. Agar kita mengetahui aplikasi dari sumpah pemuda.
C. Manfaat penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk menambah wawasan mengenai peran sumpah pemuda.
2. Memberi informasi mengenai masa sebelum dan sesudah merdeka.
3. Memberi informasi bagaimana cara mengapresiasikan sumpah pemuda pada
era modern.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kongres yang memakai bahasa Belanda itu dibicarakan pula soal
bahasa persatuan. Muhammad Yamin, yang membahas “Masa depan bahasa-
bahasa Indonesia dan kesusastraannya”, menyatakan hanya dua bahasa, Jawa dan
Melayu, yang berpeluang menjadi bahasa persatuan. Namun Yamin yakin bahasa
Melayu yang akan lebih berkembang sebagai bahasa persatuan.
Dalam diskusi para guru di Yayasan Cahaya Guru soal Sumpah Pemuda,
beberapa kata kunci muncul sebagai hakikat Sumpah Pemuda, misalnya
”keberagaman”, ”kesatuan”, dan ”kebangsaan”. Namun, saat ditanya sejauh mana
kelas mereka mencerminkan ketiga kata kunci itu, muncul kebimbangan.
Bagaimana memaknai keberagaman? Bagaimana membangun kesatuan di atas
perbedaan agama, etnis, kelas sosial, dan jender?
Dalam pendidikan, ada tiga jenis kurikulum yang diajarkan guru.
Kurikulum eksplisit yang tertulis, kurikulum implisit atau tersembunyi (hidden
curriculum) ”diajarkan” tetapi tidak tertulis, dan null curriculum yang sengaja
dihilangkan dari proses pembelajaran (Eisner, 1979).
Memahami keberagaman
Ada banyak keberagaman di sekolah. Perbedaan latar belakang sosial,
ekonomi, agama, budaya, intelektual, mental, dan fisik hanya sebagian di
antaranya. Akan tetapi, apakah siswa sudah mendapatkan perspektif keberagaman
sebagai bagian dari kebangsaan mereka? Sudahkah sekolah menyuburkan
keberagaman sebagai kekayaan bangsa?
A. Kesimpulan
Lahir sebagai Putusan Kongres Pemuda ke-2 pada 28 Oktober 1928,
dapat dikatakan Sumpah Pemuda tidak mempunyai naskah otentik. Yang ada
adalah naskah otentik Poetoesan Congres Pemoeda-Pemoeda Indonesia. Putusan
kongres itulah yang mengalami rekonstruksi simbolik menjadi Sumpah Pemuda.
Pada Kongres Pemuda 28 Oktober 1928 itu pulalah diperdengarkan untuk
pertama kalinya Lagu Indonesia Raya setelah WR Supratman memberanikan
diri menggesekkan biolanya untuk mengiringi sekumpulan paduan suara yang
bersemangat.
Sangat terasa dalam hati sanubari saya bahwa putusan kongres yang
akhirnya mengalami rekonstruksi simbol itu dimaksudkan untuk memotivasi,
meningkatkan rasa memiliki, meningkatkan rasa kebangsaan. Namun, terasa juga
bahwa semakin lama Sumpah Pemudadiperlakukan tak ubahnya sebagai simbol
semata. Ketika globalissi merajalela, tak sadar, kita menyerahkan sesuatu milik
kita dan kembali mengalami penjajahan dengan gaya yang berbeda.
B. Saran
Sebaiknya generasi penerus lebih bisa menyaring segala bentuk jajahan
yang bisa merusak bangsa ini. Salah satu caranya yaitu apabila pemuda dan
masyarakat luas merasa kurang dengan kinerja petinggi negeri ini maka ikutilah
cara sejarah yang sudah tercetak ampuh. Dengan mengadakan kongres penolakan
dan menunjukkan kegiatan yang positif dari kongres tersebut. Atau dengan cara
negosiasi secara mufakat agar bangsa ini tidak dikenal sebagai bangsa yang
agresif.
DAFTAR PUSTAKA