Anda di halaman 1dari 5

ADAPTASI TINGKAH LAKU PADA HEWAN

A. Konsep Dasar Teori Adaptasi


Konsep adaptasi datang dari dunia biologi, dimana ada 2 poin penting yaitu evolusi genetik, dimana
berfokus pada umpan balik dari interaksi lingkungan, dan adaptasi biologi yang berfokus pada
perilaku dari organisme selama masa hidupnya, dimana organisme tersebut berusaha menguasai
faktor lingkungan, tidak hanya faktor umpan balik lingkungan, tetapi juga proses kognitif dan level
gerak yang terus-menerus. Adaptasi juga merupakan suatu kunci konsep dalam 2 versi dari teori
sistem, baik secara biological, perilaku, dan sosial. Asumsi dasar adaptasi berkembang dari
pemahaman yang bersifat evolusionari yang senantiasa melihat manusia selalu berupaya untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan alam sekitarnya, baik secara biologis/genetik maupun secara
budaya. Proses adaptasi dalam evolusi melibatkan seleksi genetik dan varian budaya yang dianggap
sebagai jalan terbaik untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan. Adaptasi merupakan juga
suatu proses yang dinamik karena baik organisme maupun lingkungan sendiri tidak ada yang
bersifat konstan/tetap. Sedangkan Roy Ellen membagi tahapan adaptasi dalam 4 tipe. Antara lain
adalah (1) tahapan phylogenetic yang bekerja melalui adaptasi genetik individu lewat seleksi alam,
(2) modifikasi fisik dari phenotype/ciri-ciri fisik, (3) proses belajar, dan (4) modifikasi kultural.
Modifikasi budaya bagi Ellen menjadi supreme atau yang teratas bagi homo sapiens, dimana
adaptasi budaya dan transmisi informasi dikatakannya sebagai pemberi karakter spesifik yang
dominan. Manusia dilahirkan dengan kapasitas untuk belajar seperangkat sosial dan kaidah-kaidah
budaya yang tidak terbatas. Sehingga kemudian fokus perhatian adaptasi menurut Rot Ellen
seharusnya dipusatkan pada proses belajar, dan modifikasi budayanya.
Dasar pembagian ke-4 tipe adaptasi diatas, berdasarkan atas laju kecepatan mereka untuk dapat
bekerja secara efektif. Seperti adaptasi phylogenetic, dibatasi oleh tingkatan bagaimana populasi
dapat bereproduksi dan berkembangbiak. Modifikasi fisik bekerja lebih cepat, akan tetapi tetap
tergantung pada perubahan somatik dan akomodasi yang dihubungkan dengan pertumbuhan fisik
dan reorganisasi dari tubuh. Sedangkan proses belajar, tergantung dari koordinasi sensor motor
yang ada dalam pusat sistem syaraf. Disini ada proses uji coba, dimana terdapat variasi dalam
waktu proses belajar yang ditentukan oleh macam-macam permasalahan yang dapat terselesaikan.
Adaptasi kultural proses bekerjanya dianggap lebih cepat dibandingkan ke-3 proses diatas karena ia
dianggap bekerja melalui daya tahan hidup populasi dimana masing-masing komuniti mempunyai
daya tahan yang berbeda berdasarkan perasaan akan resiko, respon kesadaran, dan kesempatan.
Sifat-sifat budaya mempunyai koefisiensi seleksi, variasi, perbedaan kematian-kelahiran, dan sifat
budaya yang bekerja dalam sistem biologi.

B. Pengertian Adaptasi
Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk
bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk:
1. Memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan)
2. Mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas
3. Mempertahankan hidup dari musuh alaminya (bereproduksi)
4. Merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya
Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu
beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis. Adaptasi adalah, pertama-tama,
proses, dan bukan bagian fisik dari tubuh. Perbedaan dapat dilihat dalam parasit internal, dimana
struktur tubuh sangat sederhana, tapi tetap organisme. Yang sangat beradaptasi dengan lingkungan
yang tidak biasa. Dari sini dapat dilihat adaptasi yang tidak hanya masalah sifat terlihat: dalam
parasit seperti adaptasi kritis terjadi dalam siklus-hidup, yang sering cukup rumit. Namun, sebagai
istilah praktis, adaptasi sering digunakan untuk. produk: fitur-fitur dari spesies yang hasil dari
proses tersebut. Banyak aspek dari hewan atau tanaman dapat benar adaptasi disebut, meskipun
selalu ada beberapa fitur yang fungsinya diragukan. Dengan menggunakan istilah adaptasi untuk
proses evolusi, dan sifat adaptif untuk bagian tubuh atau fungsi (produk), dua indera kata mungkin
dibedakan. Adaptasi adalah salah satu dari dua proses utama yang menjelaskan beragam spesies
yang kita lihat dalam biologi, seperti berbagai jenis kutilang Darwin. Yang lainnya adalah spesiasi
(spesies-membelah atau cladogenesis), yang disebabkan oleh isolasi geografis atau mekanisme lain.
Sebuah contoh favorit digunakan sekarang untuk mempelajari saling adaptasi dan spesiasi adalah
evolusi ikan cichlid di danau Afrika, mana pertanyaan isolasi reproduksi jauh lebih kompleks.
Adaptasi tidak selalu merupakan hal yang sederhana, di mana fenotip berkembang yang ideal untuk
lingkungan eksternal yang diberikan. organisme harus layak pada semua tahap perkembangan dan
pada semua tahap dari evolusi. Hal ini menempatkan kendala pada evolusi pembangunan, perilaku
dan struktur organisme. Kendala utama, di mana ada banyak perdebatan, adalah persyaratan bahwa
setiap perubahan genetik dan fenotipik selama evolusi harus relatif kecil, karena sistem
pembangunan sangat kompleks dan saling terkait. Namun, tidak jelas apa yang “relatif kecil”
seharusnya berarti, untuk poliploidi misalnya di tanaman adalah perubahan cukup umum genetik
yang besar. Asal usul simbiosis dari beberapa mikro-organisme untuk membentuk sebuah
eukaryota. Merupakan contoh yang lebih eksotis.
Semua adaptasi membantu organisme bertahan dalam relung ekologi mereka. ini mungkin sifat
adaptif struktural, perilaku atau fisiologis. adaptasi struktural fitur fisik organisme (bentuk, meliputi
tubuh, persenjataan, dan juga organisasi internal). Perilaku adaptasi terdiri dari rantai perilaku yang
diturunkan dan / atau kemampuan untuk belajar: perilaku mungkin warisan secara rinci (naluri),
atau kecenderungan untuk belajar mungkin warisan (neuropsikologi lihat). Contoh: mencari makan,
kawin, vokalisasi. adaptasi fisiologis organisme izin untuk melakukan fungsi khusus (misalnya,
membuat racun, mengeluarkan lendir, Phototropism Fototropisme), tetapi juga fungsi yang lebih
umum seperti pertumbuhan dan pembangunan, pengaturan suhu, keseimbangan ionik dan aspek lain
dari homeostasis. Adaptasi, kemudian, mempengaruhi semua aspek kehidupan organisme.

C. Pengertian Adaptasi Tingkah Laku


Adaptasi tingkah laku merupakan tingkah laku makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya agar tetap bertahan hidup. Beberapa jenis hewan ada yang menyesuaikan diri
dengan lingkungan dengan cara mengubah tingkah laku. Cara ini selain untuk mendapatkan
makanan juga untuk melindungi diri dari musuh atau pemangsa.
Adaptasi tingkah laku pada hewan :
1. Kalajengking melindungi dirinya dari musuh dengan menggunakan sengatnya. Sengatnya ini
mengandung racun yang dapat membunuh musuhnya. Selain kelajengking, hewan lain yang
menggunakan zat racun untuk melindungi dirinya dari serangan musuh adalah, kelabang, lebah,
dan ular.
2. Cumi-cumi melindungi diri dari musuhnya dengan cara menyemburkan cairan, seperti tinta ke
dalam air. Hal ini menyebabkan musuh yang menyerangnya tidak dapat melihatnya dan ia
dapat berenang dengan cepat untuk menghindari musuhnya tersebut.
3. Siput memiliki pelindung tubuh yang keras dan kuat yang disebut cangkang. Hewan jenis ini
melindungi diri dari musuhnya dengan cara memasukkan tubuhnya kedalam cangkang. Selain
siput, kura-kura, dan penyu juga memiliki cangkang yang digunakan untuk melindungi diri dari
musuhnya.d. Trenggiling akan menggulungkan badannya jika disentuh, untuk menutupi bagian
perutnyayang berkulit tipis Trenggiling menggulungkan tubuhnya.
4. Bunglon akan merubah warna kulit tubuhnya sesuai dengan warna sekitar, hal ini disebut
dengan Mimikri.
5. Hibernasi atau tidur panjang pada musim dingin dilakukan karena kondisi lingkungan yang
ekstrim.Dilakukan oleh hewan: seperti tikus gurun, beruang, ataupun landak. Suhu tubuhnya
sedikit turun dibanding udara di sarangnya. Dengan cara ini makanan yang tersimpan dalam
tubuhnya terbakar sangat lambat.
6. Kerbau berkubang di lumpur untuk melindungi kulitnya yang gelap dari panas.
7. Untuk melindungi diri dari serangan musuh, cecak memutuskan ekornya. Bagian ekor yang
putus ini dapat bergerak-gerak sehingga mengalihkan perhatian musuhnya. Saat itulah ia pergi
melarikan diri. Kemampuan cicak ini disebut autotomi. Selain cicak, kadal kepiting, udang,
bintang laut, laba-laba, cumi-cumi, dan gurita juga mampu melakukan autotomi.
8. Paus adalah mamalia yang hidup di air. Seperti hewan mamalia yang lain, walaupun hidup di
air paus bernapas menggunakan paru-paru. Padahal paru-paru tidak dapat mengambil oksigen
dari air. Paus dan semua mamalia yang hidup di air, kurang lebih tiap tiga puluh menit muncul
ke permukaan air untuk menghirup oksigen. Mungkin kalian pernah melihat bagaimana
perilaku paus lewat siaran televisi. Ketika muncul ke permukaan air laut, paus mengeluarkan
sisa pernapasan berupa karbondioksida dan uap air yang sudah jenuh dengan air sehingga
terlihat seperti air mancur. Setelah itu paus menghirup udara sebanyak-banyaknya sehingga
paru-parunya penuh dengan udara, begitu pun dengan lumba- lumba.
9. Rayap merupakan hewan yang menghancurkan kayu. Bagaimana caranya rayap
menghancurkan kayu? Di dalam usus rayap terdapat hewan Protozoa, yaitu Flagellata yang
menghasilkan enzim selulase yang dapat membantu rayap mencerna kayu. Secara periodik kulit
rayap akan mengelupas, pada saat mengelupas, usus bagian belakang yang ada Flagellatanya
ikut terkelupas.  Untuk  mendapatkan Flagellatanya kembali maka rayap memakan kembali
kulitnya yang mengelupas.
10. Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia. Hewan ini sering
berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati seekor anjing.
11. Ikan salem raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yang sesuai untuk
bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salem dewasa yang berumur empat sampai
tujuh tahun berkumpul di teluk disepanjang Pantai Barat Amerika Utara untuk menuju ke
sungai. Saat di sungai, ikan salem jantan mengeluarkan sperma di atas telur-telur ikan
betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah menetas untuk sementara
tinggal di air tawar. Setelah menjadi lebih besar mereka bergerak ke bagian hilir dan akhirnya
ke laut.

Perilaku hewan merupakan aktivitas yang terarah dan respon terhadap kondisi serta sumber daya
lingkungannya. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku adalah semua kondisi
dimana gen yang mendasari perilaku itu diekspresikan. Perilaku juga meliputi interaksi beberapa
komponen sistem saraf hewan dengan efektor, juga beberapa interaksi kimia, penglihatan,
pendengaran, atau sentuhan dengan organisme lain. Perilaku dapat diubah oleh pengalaman di
lingkungan. Karena itu, terjadinya suatu perilaku sangat melibatkan peranan penerima stimulus dari
lingkungan (reseptor), perealisasi respon (efektor) serta koordinasi saraf dan hormon.
Karena respon-respon perilaku itu praktis selalu berupa gerakan-gerakan, maka jenis efektor yang
paling berperan adalah otot-otot tubuh. Sebagai contoh, perilaku migrasi pada paus ke perairan yang
lebih hangat untuk bereproduksi. Paus menerima stimulus faktor lingkungan, suhu yang berada di
bawah kisaran normal paus untuk bereproduksi, pusat sistem saraf paus akan merangsang organ
efektor paus untuk melakukan gerakan-gerakan. Sebagai responnya paus akan pindah ke lingkungan
dengan faktor lingkungan, suhu, yang lebih sesuai untuk bereproduksi.
D. Prilaku Makhluk Hidup
Konsep perilaku makhluk hidup untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Kelangsungan hidup organisme dipengaruhi oleh :
1) Adaptasi
2) Seleksi alam
3) Kemampuan berkembangbiak
Adaptasi ada 3, yaitu :
1. Morfologi, ex : bentuk paruh burung bermacam-macam sesuai dg jenis makanannya
2. Fisiologi, ex : manusia yg biasa hidup di dataran tinggi cenderung mempunyai eritrosit lebih
banyak dari pada manusia yg biasa hidup di dataran rendah
3. Tingkah laku, ex : ular menjulurkan mulut untuk mengenali mangsanya.
Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian organisme terhadap lingkungan dalam bentuk tingkah
laku.
 Adaptasi tingkah laku mudah kita tebak karena adaptasi ini bertujuan untuk menhindarkan diri
dari kematian .
 Kematian dari serangan predator , kematian dari perubahan iklim ataupun perubahan dari
proses fisiologis .OK
Contoh Adaptasi Tingkah Laku pada Hewan
MIMIKRI
 Bunglon melakukan mimikri, yaitu mengubah-ubah warna kulitnya sesuai dengan warna
lingkungan/tempat hinggapnya.
 Dengan mengubah warna kulitnya sesuai dengan lingkungannya, bunglon terlindung dari
pemangsanya sekaligus tersamar dari hewan yang akan dimangsanya.
 Jika berada di dedaunan, warna kulit bunglon menjadi hijau. Sebaliknya, apabila berada di
tanah, warna kulit bunglon menjadi seperti tanah (kecokelatan)
 Dengan demikian, bunglon dapat terhindar dari bahaya dan sekaligus lebih mudah
menangkap mangsanya.

KAMUFLASE CUMI / kantung tinta


 Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam.
 Bila musuh datang, tinta disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga musuh tidak dapat
melihat kedudukan cumi-cumi dan gurita.
 Cumi-cumi mengeluarkan tinta/cairan hitam ketika ada bahaya yang mengancamnya.
 Cumi-cumi juga mampu mengubah-ubah warna kulitnya sesuai dengan warna
lingkungannya.
KELENJAR BAU
 Pada Walang sangit , Musang , dan hewan hewan yang mengeluarkan bau
 Musang dapat mensekresikan bau busukdengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi
lubang dubur.
 Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.
RACUN ( BISA)
 Kalajengking melindungi dirinya dari musuh dengan menggunakan sengatnya.
 Sengatnya ini mengandung racun yang dapat membunuh musuhnya.
 Selain kelajengking, hewan lain yang menggunakan zat racun untuk melindungi dirinya dari
serangan musuh adalah, kelabang, lebah, ular, dll
PURA PURA MATI
 Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati,
 misalnya tupai Virginia.
 \Hewan ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati seekor anjing.
CANGKANG/KARAPAX
 Siput memiliki pelindung tubuh yang keras dan kuat yang disebut cangkang.
 Hewan jenis ini melindungi diri dari musuhnya dengan cara memasukkan tubuhnya kedalam
cangkang.
 Selain siput, kura-kura, dan penyu juga memiliki Karapax sisi Dorsal dan Plastron dididi
ventral , cangkang yang digunakan untuk melindungi diri dari musuhnya
AUTOTOMI CECAK
 Dalam keadaan bahaya, cecak melakukan autotomi, yaitu memutuskan ekornya.
 Ekor cecak yang terputus tetap dapat bergerak sehingga perhatian pemangsanya beralih pada
ekor tersebut dan cecak dapat menyelamatkan diri.
BERKUBANG KERBAU
 Ketika musim kemarau kerbau akan mencari kubangan lumpur untuk ,mengurangi dehidrasi

Anda mungkin juga menyukai