B. Pengertian Adaptasi
Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk
bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk:
1. Memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan)
2. Mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas
3. Mempertahankan hidup dari musuh alaminya (bereproduksi)
4. Merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya
Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu
beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis. Adaptasi adalah, pertama-tama,
proses, dan bukan bagian fisik dari tubuh. Perbedaan dapat dilihat dalam parasit internal, dimana
struktur tubuh sangat sederhana, tapi tetap organisme. Yang sangat beradaptasi dengan lingkungan
yang tidak biasa. Dari sini dapat dilihat adaptasi yang tidak hanya masalah sifat terlihat: dalam
parasit seperti adaptasi kritis terjadi dalam siklus-hidup, yang sering cukup rumit. Namun, sebagai
istilah praktis, adaptasi sering digunakan untuk. produk: fitur-fitur dari spesies yang hasil dari
proses tersebut. Banyak aspek dari hewan atau tanaman dapat benar adaptasi disebut, meskipun
selalu ada beberapa fitur yang fungsinya diragukan. Dengan menggunakan istilah adaptasi untuk
proses evolusi, dan sifat adaptif untuk bagian tubuh atau fungsi (produk), dua indera kata mungkin
dibedakan. Adaptasi adalah salah satu dari dua proses utama yang menjelaskan beragam spesies
yang kita lihat dalam biologi, seperti berbagai jenis kutilang Darwin. Yang lainnya adalah spesiasi
(spesies-membelah atau cladogenesis), yang disebabkan oleh isolasi geografis atau mekanisme lain.
Sebuah contoh favorit digunakan sekarang untuk mempelajari saling adaptasi dan spesiasi adalah
evolusi ikan cichlid di danau Afrika, mana pertanyaan isolasi reproduksi jauh lebih kompleks.
Adaptasi tidak selalu merupakan hal yang sederhana, di mana fenotip berkembang yang ideal untuk
lingkungan eksternal yang diberikan. organisme harus layak pada semua tahap perkembangan dan
pada semua tahap dari evolusi. Hal ini menempatkan kendala pada evolusi pembangunan, perilaku
dan struktur organisme. Kendala utama, di mana ada banyak perdebatan, adalah persyaratan bahwa
setiap perubahan genetik dan fenotipik selama evolusi harus relatif kecil, karena sistem
pembangunan sangat kompleks dan saling terkait. Namun, tidak jelas apa yang “relatif kecil”
seharusnya berarti, untuk poliploidi misalnya di tanaman adalah perubahan cukup umum genetik
yang besar. Asal usul simbiosis dari beberapa mikro-organisme untuk membentuk sebuah
eukaryota. Merupakan contoh yang lebih eksotis.
Semua adaptasi membantu organisme bertahan dalam relung ekologi mereka. ini mungkin sifat
adaptif struktural, perilaku atau fisiologis. adaptasi struktural fitur fisik organisme (bentuk, meliputi
tubuh, persenjataan, dan juga organisasi internal). Perilaku adaptasi terdiri dari rantai perilaku yang
diturunkan dan / atau kemampuan untuk belajar: perilaku mungkin warisan secara rinci (naluri),
atau kecenderungan untuk belajar mungkin warisan (neuropsikologi lihat). Contoh: mencari makan,
kawin, vokalisasi. adaptasi fisiologis organisme izin untuk melakukan fungsi khusus (misalnya,
membuat racun, mengeluarkan lendir, Phototropism Fototropisme), tetapi juga fungsi yang lebih
umum seperti pertumbuhan dan pembangunan, pengaturan suhu, keseimbangan ionik dan aspek lain
dari homeostasis. Adaptasi, kemudian, mempengaruhi semua aspek kehidupan organisme.
Perilaku hewan merupakan aktivitas yang terarah dan respon terhadap kondisi serta sumber daya
lingkungannya. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku adalah semua kondisi
dimana gen yang mendasari perilaku itu diekspresikan. Perilaku juga meliputi interaksi beberapa
komponen sistem saraf hewan dengan efektor, juga beberapa interaksi kimia, penglihatan,
pendengaran, atau sentuhan dengan organisme lain. Perilaku dapat diubah oleh pengalaman di
lingkungan. Karena itu, terjadinya suatu perilaku sangat melibatkan peranan penerima stimulus dari
lingkungan (reseptor), perealisasi respon (efektor) serta koordinasi saraf dan hormon.
Karena respon-respon perilaku itu praktis selalu berupa gerakan-gerakan, maka jenis efektor yang
paling berperan adalah otot-otot tubuh. Sebagai contoh, perilaku migrasi pada paus ke perairan yang
lebih hangat untuk bereproduksi. Paus menerima stimulus faktor lingkungan, suhu yang berada di
bawah kisaran normal paus untuk bereproduksi, pusat sistem saraf paus akan merangsang organ
efektor paus untuk melakukan gerakan-gerakan. Sebagai responnya paus akan pindah ke lingkungan
dengan faktor lingkungan, suhu, yang lebih sesuai untuk bereproduksi.
D. Prilaku Makhluk Hidup
Konsep perilaku makhluk hidup untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Kelangsungan hidup organisme dipengaruhi oleh :
1) Adaptasi
2) Seleksi alam
3) Kemampuan berkembangbiak
Adaptasi ada 3, yaitu :
1. Morfologi, ex : bentuk paruh burung bermacam-macam sesuai dg jenis makanannya
2. Fisiologi, ex : manusia yg biasa hidup di dataran tinggi cenderung mempunyai eritrosit lebih
banyak dari pada manusia yg biasa hidup di dataran rendah
3. Tingkah laku, ex : ular menjulurkan mulut untuk mengenali mangsanya.
Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian organisme terhadap lingkungan dalam bentuk tingkah
laku.
Adaptasi tingkah laku mudah kita tebak karena adaptasi ini bertujuan untuk menhindarkan diri
dari kematian .
Kematian dari serangan predator , kematian dari perubahan iklim ataupun perubahan dari
proses fisiologis .OK
Contoh Adaptasi Tingkah Laku pada Hewan
MIMIKRI
Bunglon melakukan mimikri, yaitu mengubah-ubah warna kulitnya sesuai dengan warna
lingkungan/tempat hinggapnya.
Dengan mengubah warna kulitnya sesuai dengan lingkungannya, bunglon terlindung dari
pemangsanya sekaligus tersamar dari hewan yang akan dimangsanya.
Jika berada di dedaunan, warna kulit bunglon menjadi hijau. Sebaliknya, apabila berada di
tanah, warna kulit bunglon menjadi seperti tanah (kecokelatan)
Dengan demikian, bunglon dapat terhindar dari bahaya dan sekaligus lebih mudah
menangkap mangsanya.