PENDAHULUAN
1
yang optimal”. Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama, yaitu kurang gizi
mikro dan kurang gizi makro. Kurang gizi makro pada umumnya disebabkan oleh
kekurangan asupan energi dan protein dibanding kebutuhannya yang menyebabkan gangguan
kesehatan, sedangkan kurang gizi mikro disebabkan kekurangan zat gizi mikro.
Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjdinya kekurangan gizi menahun.
Anak balita sehat atau kurang gizi secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan
antara berat badan menurut umurnya dengan rujukan (standar) yang telah ditetapkan. Apabila
berat badan menurut umur sesuai dengan standar, anak disebut gizi baik. Kalu sedikit
dibawah standar disebut gizi kurang. Apabila jauh dibawah standar disebut gizi buruk. Gizi
buruk pada anak sampai saat ini masih menjadi masalah di Indonesia. Diketahui sampai tahun
2011 ini ada sekitar 1 juta anak di Indonesia yang mengalami gizi buruk.
C. TUJUAN :
Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk :
a.agar banyak masyarakat yang mengetahui penyebab gizi buruk
b.agar banyak masyarakat yang mengetahui dampak dari penyakit gizi buruk.
c.agar banyak masyarakat menyadari pentingnya mengkonsumsi makanan dan minuman
yang sehat dan bergizi
D. METODE :
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode secara langsung , metode ini
mengkaji berbagai referensi tentang gizi buruk .
2
BAB II
TINAJAUAN PUSTAKA
A . Gizi
Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung
oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Gizi yang
seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih dalam masa pertumbuhan.
Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung secara cepat dibutuhkan makanan dengan
kualitas dan kuantitas yang tepat dan seimbang.
5. Vitamin
Vitamin merupakan zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Jika kekurangan vitamin dapat
menimbulkan beberapa penyakit. Zat tersebut dapat diperoleh dari sayur-sayuran dan buah-
buahan yang masih segar dan berwarna.
6. Air
Zat ini diperlukan untuk pertumbuhan, ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap
serangan penyakit.Air yang sehat adalah air yang jernih, tidak berasa, bermineral, sudah
difilter atau sudah dididihkan.
3
dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Itu ditandai dengan status gizi sangat kurus
( menurut BB terhadap TB ) dan hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus,
kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor.
Kwashiorkor memiliki ciri:
1. edema (pembengkakan), umumnya seluruh tubuh (terutama punggung kaki dan wajah)
membulat dan lembab
2. pandangan mata sayu
3. rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut tanpa rasa sakit
dan mudah rontok
4. terjadi perubahan status mental menjadi apatis dan rewel
5. terjadi pembesaran hati
6. otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk
7. terdapat kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna
menjadi coklat kehitaman lalu terkelupas (crazy pavement dermatosis)
8. sering disertai penyakit infeksi yang umumnya akut
9. anemia dan diare
Untuk kepentingan praktis di klinik maupun di lapangan klasifikasi MEP ditetapkan dengan
patokan perbandingan berat badan terhadap umur anak sebagai berikut:
1. Berat badan 60-80% standar tanpa edema : gizi kurang (MEP ringan)
2. Berat badan 60-80% standar dengan edema : kwashiorkor (MEP berat)
3. Berat badan <60% : marasmus (MEP berat)
4. Berat badan <60% : marasmik kwashiorkor (MEP berat)
4
Keterangan Gizi Baik(%) Gizi Kurang(%) Gizi Buruk(%)
BB/U 80-100 60-80 <60
TB/U 95-100 85-95 <85
BB/TB 90-100 70-90 <70
LLA/U 85-100 70-85 <70
LLA/TB 85-100 75-85 <75
1. Gizi buruk merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada kualitas SDM,
terutama yang terkait dengan kecerdasan, produktifitas dan kreatifitas.
2. Gizi buruk sebagai penyakit yang menyebabkan anak akan menjadi lemes, lesu, malas
beraktifitas, malas untuk berfikir, bahkan kematian pada balita yang akan mengganggu
aktivitas sosiologis anak.
3. Gizi buruk akan membentuk generasi penerus yang tidak sehat dan tidak berkualitas.
4. Gizi buruk menjadi gambaran minimnya pengetahuan gizi dalam masyarakat.
5. Gizi buruk buruk menggambarkan ketidak berhasilan suatu negara dalam memberantas
kemiskinan masyarakat serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
6. Gizi buruk menutup peluang keberhasilan suatu negara di masa depan karena akan
mengurangi SDM yang berkualitas dan kreatif.
7. Anak yang menderita gizi buruk akan menjadi beban bagi keluarga, teman dekat bahkan
dapat menjadi beban bagi masyarakat sekitarnya.
5
BAB III
PEMBAHASAN
6
Obesitas seharusnya disorot sebagai masalah kelebihan gizi yang cukup akut sehingga
dikategorikan sebagai Gizi Buruk. Tidak hanya kekurangan gizi, kelebihan gizi pun
berdampak negatif bagi kesehatan seseorang. Dari perkiraan 210 juta penduduk Indonesia
pada tahun 2000, jumlah penduduk yang overweight diperkirakan mencapai 76.7 juta jiwa
(17.5%) dan pasien obesitas berjumlah lebih dari 9.8 juta jiwa (4.7%). Berdasarkan data
tersebut, dapat disimpulkan bahwa overweight dan obesitas di Indonesia telah menjadi
masalah besar yang memerlukan penanganan secara serius.
Menurut Departemen Kesehatan, pada tahun 2003 terdapat sekitar 27,5% (5 juta
balita kurang gizi), 3,5 juta anak (19,2%) dalam tingkat gizi kurang dan 1,5 juta anak gizi
buruk (8,3%). "Makanan dan gizi merupakan basis dari pembangunan manusia, sosial dan
ekonomi. Sekitar 1 Milyar penduduk dunia saat ini mengalami masalah dalam penyediaan
makanan. Sepertiga dari seluruh anak-anak di dunia (171 juta anak) ada dalam keadaan
kurang gizi kronik", tulis Prof. Tjandra dalam surat elektronik kepada Kepala Pusat
Komunikasi Publik.
Gizi buruk pada anak sampai saat ini masih menjadi masalah di Indonesia. Diketahui
sampai tahun 2011 ada sekitar 1 juta anak di Indonesia yang mengalami gizi buruk. "Ada
sekitar 1 juta anak gizi buruk di Indonesia diantara 240 juta penduduk Indonesia," ujar
Direktur Bina Gizi Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes Dr dr Slamet Riyadi Yuwono,
DTM&H, MARS, dalam acara seminar Hospital Expo di JCC, Jakarta. Dr Slamet
menuturkan kebanyakan berada di daerah timur Indonesia seperti di daerah NTT dan Maluku.
Salah satu faktor penyebabnya karena letak geografisnya seperti jarak yang jauh dari fasilitas
kesehatan.“Berdasarkan hasil riset para ahli kesehatan gizi, di negara ini gizi buruk telah
mencapai kurang lebih 35%. Itu semua dapat terlihat di saat pertumbuhan balita usia satu
tahun hingga lima tahun,” kata ahli gizi Institut Pertanian Bogor Ali Khomsan saat ditemui di
sela-sela acara pelatihan kader Posyandu di Gedung PKK Jabar Jalan Soekarno-Hatta, Kota
Bandung.
7
dan masalah gizi mikro lainnya seperti zink, kalsium, fosfor, beberapa vitamin dan mineral
esensial selalu dipantau," ujarnya.
1. Hipotermi
Penyebab :
Paparan angin :
1. Genting bocor
2. Dinding berlubang
3. Tidur dekat pintu
4. Selimut dan topi kurang rapat
1. Tidur dilantai
2. Mandi terlalu lama
3. Popok basah tidak segera diganti(ngompol,Diare)
4. Hipoglikemi
Penyebab :
Gejala :
1. Hipotemi (<35c)
2. Lemah
3. Penurunan kesadaran
4. Infeksi
5. Diare dan Dehidrasi
6. Syok
8
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikandapat disimpulkan sebagai berikut :
Gizi buruk adalah bentuk terparah (akut), merupakan keadaan kurang gizi tingkat berat
yang disebabkan oleh rendahnya tingkat konsumsi energi, protein serta makanan sehari-
hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama.
Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama yaitu kurang gizi makro dan
kurang gizi mikro.
Tipe gizi buruk terbagi menjadi empat tipe yaitu Kwasiorkor, Marasmus dan Marasmic-
Kwashiorkor serta Obesitas.
Gizi buruk dapat disebabkan karena kurangnya asupan gizi dan makanan terjadinya
penyakit yang mengakibatkan infeksi.
Gizi buruk dapat dicegah dengan cara memberikan makanan yang bergizi tetapi sesuai
dengan kebutuhan.
Penanganan gizi buruk dapat dilakukan dengan memberikan makanan yang bergizi.
Tetapi bagi penderita obesitas dapat di tangani dengan cara diet yang aman dan
dianjurkan
Terdapat banyak kasus gizi buruk termasuk di Indonesia, selain itu di Makassar pada
khususnya juga banyak ditemukan kasus gizi buruk. Mereka tidak tinggal diam dalam
menghadapi gizi buruk, salah satu program yang di lakukan adalah program 100 hari
kerja.
B. Saran
Diharapkan bagi masyarakat agar tidak tinggal diam jika melihat anak yang mengalami
gizi buruk, dan sekiranya dapat di laporkan ke posyandu atau puskesmas terdekat agar
dapat segera di tangani.
Ketidakseriusan pemerintah terlihat jelas ketika penanganan kasus gizi buruk terlambat.
Seharusnya penanganan pelayanan kesehatan dilakukan disaat penderita gizi buruk
belum mencapai tahap membahayakan. Setelah kasus gizi buruk merebak barulah
pemerintah melakukan tindakan (serius). Keseriusan pemerintah tidak ada artinya apabila
tidak didukung masyarakat itu sendiri.
Dapat dijadikan referensi bagi penulis lain yang akan menulis tentang hal yang sama
dengan objek penulisan ini.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://witrilegina.blogspot.com/2008/09/askep-malnutrisi-under.html
http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/02/gizi-buruk.htm
Potter & Perry, 2006. “Fundamental Keperawatan Volume 2”. Jakarta : EGC.
Williams .2005. “Basic Nutrition & Diet Thetapy”. St. Louis : Westline Industrial Drive.
10
KATA PENGANTAR
Assalamua’alaikum wr.wb
Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
berkat rahmat serta hidayahnya lah kami dapat menyelesaikan Tugas Karya Ilmiah Tentang
Gizi Buruk di Indonesia ini.
Kami membuat karya ilmiah ini bertujuan untuk membahas tentang bagaimana gizi
buruk yang ada diindonesia serta dinamika yang ada didalamnya.
Kami mengharapkan semoga karya ilmiah ini kiranya agar berguna dan bermanfaat
bagi siapapun yang membacanya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak
membantu dalam penyusunan makalah ini .
Kami juga mengaharapkan kritikan dan masukan dari semua pihak demi untuk
kesempurnaan makalah ini.
Sekian kata pengantar yang bisa kami sampaikan, lebih dan kurang kami mohon
maaf.
Saddam Mahfudin
Amirul Denaf
i
11
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
ii
12