Anda di halaman 1dari 5

Tugas Kuis

“KEBANKSENTRALAN”
(Dosen Pengampuh : Mrs.Fitri Lapau, S.E.,M.Ec.Dev.)

Disusun Oleh :

YURISKA AFIANA K.
21610224

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
TAHUN 2020
Kuis
Mata Kuliah Kebanksentralan
Dosen Pengampu Mata Kuliah: Fitri Lapau, S.E., M.Ec.Dev.
Soal:
 Jelaskan tujuan dan tugas pokok Bank Indonesia!
 Jelaskan definisi kebijakan moneter serta jelaskan pula 2 jenis kebijakan moneter!
 Jelaskan definisi independensi, transparansi dan akuntabilitas Bank Indonesia menurut
pendapat anda!

Selamat Mengerjakan
Utamakan Kejujuran
Catatan
Kuis dikumpulkan dalam bentuk file word paling terlambat pada hari Rabu, 20 Mei 2020 pukul
23.59 WITA dan harap mengirimkan konfirmasi pengiriman tugas ke grup WA mata kuliah
Kebanksentralan.
1. Tugas dan Tujuan Bank Indonesia

Bank Indonesia memiliki satu tujuan tunggal dan tiga pilar utama dalam mendukung
tercapainya tujuan tunggal tersebut. Mengingat peran dan kapasitasnya sebagai Bank
Sentral, Bank Indonesia mengemban amanat untuk mencapai dan memelihara kestabilan
nilai rupiah. Maka dari itu, Bank Indonesia memiliki beberapa tugas seperti:

 Menjaga kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa

 Menjaga kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain

 Membuat dan mengawasi regulasi untuk semua bank yang ada di Indonesia

 Melakukan penelitian juga pemantauan

 Menyimpan uang kas negara dan memberikan bantuan dana kepada Bank-Bank di
Indonesia yang sedang mengalami krisis.

Untuk mengukur aspek pertama bisa dilihat melalui laju perkembangan inflasi, sedangkan
aspek kedua bisa dilihat dari nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.

Dengan satu tujuan tunggal tersebut, diharapkan Bank Indonesia dapat memfokuskan
langkah serta memperjelas batasan-batasan tanggung jawab yang harus dilakukan. Oleh
karena itu, masyarakat maupun pemerintah dapat dengan mudah melihat bagaimana kinerja
Bank Indonesia.
Dalam mensukseskan tujuan tunggal Bank Indonesia, yaitu memelihara nilai rupiah, maka
Bank Indonesia memiliki tiga pilar utama yang sekaligus juga menjadi bidang jangkauan
tugasnya. Tiga Pilar tersebut adalah:

 Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter


 Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
 Menjaga stabilitas sistem keuangan

2. Kebijakan moneter adalah seperangkat kebijakan ekonomi yang dibuat untuk mengatur ukuran serta
tingkat pertumbuhan pasokan uang di dalam perekonomian negara. Kebijakan ini adalah tindakan
yang terukur untuk membantu mengatur variabel makro ekonomi, seperti inflasi ataupun
pengangguran. Kebijakan ini dilakukan dengan berbagai cara, termasuk penyesuaian suku bunga,
mengubah jumlah uang tunai yang berada di pasar, serta pembelian atau penjualan sekuritas
pemerintah.

Kebijakan ini diambil oleh bank sentral atau Bank Indonesia dengan tujuan memelihara dan
mencapai stabilitas nilai mata uang yang dapat dilakukan antara lain dengan pengendalian jumlah
uang yang beredar di masyarakat dan penetapan suku bunga. Kebijakan moneter meliputi langkah-
langkah kebijakan yang dilaksanakan oleh bank sentral atau Bank Indonesia untuk dapat mengubah
penawaran uang atau mengubah suku bunga yang ada dengan tujuan untuk memengaruhi
pengeluaran dalam perekonomian.

Ada 2 kebijakan moneter berdasarkan tujuannya yang biasa digunakan oleh banyak negara, yaitu

 Kebijakan Ekspansif

Kebijakan ekspansif yang juga sering disebut kebijakan uang Ionggar (easy money policy) ialah
kebijakan yang mengatur jumlah uang yang dipasok dalam perekonomian. Caranya dengan
menurunkan suku bunga, membeli sekuritas pemerintah oleh bank sentral, dan menurunkan
persyaratan cadangan untuk bank.

Kebijakan ekspansif juga akan menurunkan tingkat pengangguran dan merangsang aktivitas bisnis
atau kegiatan belanja konsumen. Secara keseluruhan di seluruh negara, tujuan kebijakan moneter
ekspansif adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan risiko inflasi akan semakin tinggi.
Kebijakan moneter ekspansif (monetary expansive policy) utamanya melakukan penambahan uang
yang beredar dalam masyarakat agar roda perekonomian semakin berjalan cepat. Kebijakan ini
mampu meningkatkan daya beli (permintaan) masyarakat dan mengurangi jumlah pengangguran
pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi.

Kebijakan moneter ekspansif juga memengaruhi tingkat pengangguran di suatu negara. Contohnya,
kebijakan  ekspansif biasa diterapkan untuk mengurangi angka pengangguran karena ketersediaan
uang dalam jumlah banyak akan merangsang kegiatan bisnis sehingga pasar tenaga kerja semakin
besar.

Dengan otoritas fiskal, bank sentral mengontrol nilai tukar mata uang dalam negeri (Rupiah)
terhadap mata uang asing. Contoh konkretnya, yaitu bank Indonesia menambah jumlah uang
beredar dengan mengeluarkan lebih banyak uang cetak. Mata uang Rupiah menjadi lebih murah
daripada mata uang negara lain.

 Kebijakan Kontraktif

Kebijakan moneter kontraktif (monetary contractive policy) yang disebut kebijakan uang ketat (tight


money policy) ialah kebijakan mengurangi jumlah uang yang beredar. Tujuan utama dari kebijakan ini
adalah menurunkan tingkat infiasi. Tujuan kebijakan moneter kontraktif adalah mengurangi jumlah
uang beredar dalam perekonomian. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan suku
bunga, menjual obligasi pemerintah, dan menaikkan persyaratan cadangan untuk bank.

3. Transparansi dan Akuntabilitas Kebijakan Moneter


 
Transparansi dan Komunikasi
Agar kebijakan moneter dapat berkerja secara efektif, komunikasi yang terbuka antara Bank
Indonesia dengan masyarakat sangat dibutuhkan. Oleh karenanya, kebijakan moneter Bank
Indonesia senantiasa dikomunikasikan secara transparan kepada masyarakat. Komunikasi tersebut
juga sebagai bagian dari akuntabilitas kebijakan moneter dan berperan dalam membantu
pembentukan ekspektasi masyarakat terhadap inflasi ke depan. Melalui komunikasi, Bank Indonesia
mengajak masyarakat untuk memandang dan membentuk tingkat inflasi ke depan sebagaimana
yang diitetapkan dalam sasaran yang diumumkan. Oleh karenanya, komunikasi kebijakan moneter
dilakukan dengan terus menerus memuat pengumuman dan penjelasan tentang sasaran inflasi ke
depan, analisis Bank Indonesia terhadap perekonomian, kerangka kerja, dan langkah-langkah
kebijakan moneter yang telah dan akan ditempuh, jadwal Rapat Dewan Gubernur (RDG), serta hal-
hal lain yang ditetapkan oleh Dewan Gubernur.

Komunikasi kebijakan moneter dilakukan dalam bentuk siaran pers, konferensi pers setelah Rapat
Dewan Gubernur, publikasi Tinjauan/Laporan Kebijakan Moneter yang memuat latar belakang
pengambilan keputusan,  maupun penjelasan langsung kepada masyarakat luas, media massa,
pelaku ekonomi, analis pasar dan akademisi.

Media komunikasi Kebijakan Moneter Bank Indonesia dalam bentuk publikasi :


 Tinjauan Kebijakan Moneter
 Laporan Perekonomi Indonesia
 Laporan Triwulanan DPR RI
 Siaran Pers Kebijakan Moneter (link BI Rate atau BI 7DRR)

Akuntabilitas
Bank Indonesia secara reguler menyampaikan pertanggung-jawaban pelaksanaan kebijakan
moneter kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai bentuk akuntabilitas Bank Indonesia
dalam melaksanakan tugas dan wewenang yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang.
Pertanggung-jawaban kebijakan moneter dilakukan dengan penyampaian secara tertulis maupun
penjelasan langsung atas pelaksanaan Kebijakan Moneter secara triwulanan dan aspek-aspek
tertentu kebijakan moneter yang dipandang perlu. Selain itu Laporan Pertanggungjawaban
Pelaksanan Kebijakan tersebut disampaikan pula kepada Pemerintah dan masyarakat luas untuk
transparansi dan koordinasi.

Dalam hal sasaran inflasi untuk suatu tahun tidak tercapai, maka Bank Indonesia menyampaikan
penjelasan kepada Pemerintah sebagai bahan penjelasan Pemerintah bersama Bank Indonesia
secara terbuka kepada DPR dan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai