Anda di halaman 1dari 17

MODUL PERKULIAHAN

Perekonomian Indonesia

Konsep Kebijakan Moneter dan


Finansial di Indonesia

Abstract Kompetensi
Materi pertemuan ini menjelaskan Mampu menjelaskan
mengenai Definisi dan konsep mengenai konsep
kebijakan moneter, Inflasi dan moneter, inflasi dan
finasial terhadap pada kebijakan, finansial serta
kebijakan moneter sebelum dan hubungannya dengan
sesudah reformasi, peranan BI kebijakan, evolusi
terhadap Perbankan di indonesia kebijakan bank sentral
Indonesia (Bank
Indonesia), peranan BI
terhadap perbankan di
Indonesia

Fakultas Program Studi Tatap Muka


Disusun Oleh
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi S1
13 Rieke Pernamasari, SE., M.Ak.
PEMBAHASAN
 
SISTEM MONETER
Ekonomi moneter merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang
sifat, fungsi serta pengaruh uang terhadap kegiatan ekonomi. Secara Umum, kegiatan
ekonomi dapat di artikan sebagai suatu kegiatan yang mempengaruhi tingkat pengangguran
prodiksi, harga dan hubungan perdagangan / pembayaran internasional. Oleh karena itu
ekonomi moneter mencakup / mempelajari beberapa hal diantaranya :
1. Peranan dan fungsi uang dalam perekonomian
2. Sistem moneter dan pengaruhnya terhadap jumlah uang beredar dan kredit
3. Struktur dan fungsi bank sentral
4. Pengaruh jumlah uang beredar dan kredit terhadap kegiatan ekonomi
5. Pembayaran serta sistem moneter internasional

Sistem moneter atau monetary system yaitu sistem yang menetapkan kebijakan
dan tindakan-tindakan yang mempengaruhi interaksi faktor moneter dalam suatu negara,
termasuk pengawasan cadangan valuta asing. Di Indonesia otoritas sistem moneter terdiri
atas Bank Indonesia, dan Pemerintah yang diwakili oleh Menteri Keuangan.

Ekonomi Moneter juga merupakan salah satu instrumen penting dalam


perekonomian modern, dalam perekonomian modern terdapat dua kebijakan perekonomian
yang dijadikan instrumen oleh pemerintah dalam menstabilkan perekonomian suatu negara,
yaitu :
1. Kebijakan Fiskal
2. Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter memegang peranan yang cukup penting di dalam perekonomian
Indonesia. Kebijakan moneter adalah sekumpulan tindakan pemerintah di dalam mengatur
perekonomian melalui peredaran uang dan tingkat suku bunga. Kebijakan ini ditempuh
untuk mengantisipasi pengaruh-pengaruh baik yang positif atau sebaliknya, dari peredaran
uang dan tingkat suku bunga yang berlaku di masyarakat. Hal ini dapat dimengerti karena
peran uang yang begitu vital dalam kehidupan perekonomian suatu negara, begitu pula
pentingnya tingkat suku bunga yang dapat mempengaruhi pola kegiatan imvestasi di
Indonesia.

2021 Perekonomian Indonesia


2 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kebijakan moneter merupakan proses mengatur atau mengelola persediaan uang
sebuah negara untuk dapat mencapai suatu tujuan tertentu, seperti inflasi yang terkontrol,
meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau meningkatkan kesempatan kerja. Di dalam
sistem perekonomian Indonesia, kebijakan moneter ini dijalankan oleh pemerintah melalui
lembaga keuangan yang disebut dengan Bank Indonesia. Setelah berdirinya Bank
Indonesia, kebijakan moneter di Indonesia secara umum ditetapkan oleh Dewan Moneter
dan pemerintah bertanggung jawab atasnya. Mengingat buruknya perekonomian pasca
perang, yang ditempuh pertama kali dalam bidang moneter adalah upaya perbaikan posisi
cadangan devisa melalui kegiatan ekspor dan impor.
Pada periode ekonomi terpimpin, pembiayaan deficit spending keuangan negara
terus meningkat, terutama untuk membiayai proyek politik pemerintah. Laju inflasi terus
membumbung tinggi sehingga dilakukan dua kali pengetatan moneter, yaitu tahun 1959 dan
1965. Lepas dari periode tersebut pemerintah memasuki masa pemulihan ekonomi melalui
program stabilisasi dan rehabilitasi yang kemudian diteruskan dengan kebijakan deregulasi
bidang keuangan dan moneter pada awal 1980-an. Di tengah pasang surutnya kondisi
perekonomian, lahirlah berbagai paket kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk memperkuat
struktur perekonomian Indonesia.
Bank Indonesia seperti halnya di negara-negara lainya, adalah satu-satunya bank
sentral di Indonesia yang secara lebih rinci memiliki tugas:
• Sebagai banknya pemerintah, dalam arti membantu pemerintah dalam menegelola
(menyimpan dan meminjami) dana pemerintah yang akan dipergunakan untuk
pembangunan.
• Sebagai bank-nya bank umun, dalam arti akan membantu para bank umum dalam
kegiatan operasional dana yang dimiliki atau dibutuhkanya.
• Sebagai lembaga pengawasan kegiatan lembaga keuangan, dalam arti mengawasi
produk-produk yang dikeluarkan oleh masing-maisng lembaga keungan yang dapat
mempengaruhi peredaran uang dan iklim investasi.

Dilihat dari upaya yang di tempuh, kebijaksanaan moneter ini dapat dikelompokan menjadi
dua jenis kebijakan moneter, yakni :

1. Kebijakan Moneter Kuantitatif


Sesuai dengan namanya jenis kebijakan moneter ini dijalankan dengan mengatur
uang beredar dan tingkat suku bunga dari segi kuantitasnya. Kebijakan jenis ini
umumnya dijalankan dengan tiga cara yaitu :

2021 Perekonomian Indonesia


3 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Pertama, dengan melakukan operasi pasar terbuka, yakni dengan
memperjualbelikan surat-surat berharga (SBI) yang dimiliki oleh Bank
Indonesia, dengan harapan uang yang beredar akan menjadi lebih banyak
atau menjadi lebih sedikit sesuai yang diperlukan dalam kegiatan
perekonomian di Indonesia.
 Kedua, dengan merubah tingkat suku bungan diskonto. Cara kedua dalam
kebijaksanaan moneter kuantitatif ini dilakukan sebagai alternatif atau
pendukung dari cara operasi pasar terbuka. Tingkat bunga diskonto adalah
tingkat suku bunga yang berlaku dalam transaksi moneter antara Bank
Indonesia dengan bank umum. Proses dari cara ini adalah, jika dengan
asumsi yang sama, bahwa agar uang yang beredar di Indonesia tidak terlalu
banyak, maka tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan menaikan
tingkat suku bunga diskonto. Dengan suku bunga diskonto bunga yang tinggi,
maka bank umum tidak akan meminjam uang adri Bank Indonesia dengan
jumlah yang banyak. Sehinggan uang yang berada di bank umum juga
menjadi sedikit, dan akibat selanjutnya uang yang tersalurkan ke masyarakat
juga sedikit. Dengan demikian uang yang beredar tidak banyak lagi

 Ketiga, dengan cara merubah prosentase cadangan minimal yang harus


dipenuhi oleh setiap bank umum. Dengan cara ketiga ini, diharapkan uang
yang beredar dapat dikurangi karena cadangan minimal dari bank umum
diturunkan. Namun demikian cara inipun akan gagal jika bank umum kembali
menetapkan/ memiliki kelebihan cadangan minimal lagi.

2. Kebijakan Moneter Kualitatif


Untuk lebih mensukseskan cara-cara kuantitatif di atas maka Bank dapat melakukan
kebijakan moneter yang bersifat kualitatif ini. Yang dimaksud dengan kebijakan
moneter kualitatif ini adalah dengan mengatur dan menghimbau pihak bank umum/
lembaga keuangan lainya, baik manajemenya maupun produk yang ditawarkan
kepada masyarakat guna mendukung kebijakan moneter kuantitatif yang sedang
dilaksanakan oleh Bank Indonesia.

Bank Indonesia akan menghimbau kepada manajemen bank umum unutuk tidak
memiliki kelebihan cadangan minimal yang telah ditetapkan. Disamping itu kebijakan
ini juga bertujuan untuk mengawasi kegiatan perbankan dan lembaga keuangan
lainya agar tidak sampai merugiakan masyarakat, bank umum itu sendiri sampai
dengan perekonomian secara umum.
2021 Perekonomian Indonesia
4 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kebijakan Moneter Kualitatif dapat berupa :
 Pengawasan pinjaman secara selektif
Melalui kebijakan ini maka pmerintah melalui bank sentral mengendalikan
dan mengawasi peminjaman dan investasi-investasi yang dilakukan oleh
bank-bank umum.
 Pembujukan Moral
Bank sentral melakukan pertemuan dengan bank-bank umum, malalui forum
ini maka bank sentral menjelaskan kebijakan-kebijakan yang sedang
dijalankan pemerintah dan bantuan-bantuan apa yang diinginkan oleh bank
sentral dari bank-bank umum untuk mensukseskan kebijakan
tersebut.Pemikiran Ekonomi Moneter Islami Dari terminologi ekonomi
konvensional, pembahasan ekonomi Moneter islami ini kelompok
 mengambil asumsi
bahwa berbicara tentang ekonomi moneter terkait tentang dua hal :
(1). Tentang uang dan aspek yang terpengaruh olehnya dan
(2). adalah tentang tingkat bunga dan semua aspeknya.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijakan moneter dijalankan oleh
bank sentral (Bank Indonesia) dan sangat berpengaruh dengan pertumbuhan
perekonomian Indonesia. 2 golongan dalam kebijakan moneter ini yaitu kebijakan
moneter kuantitatif yang bertujuan mempengaruhi penawaran uang dan tingkat suku
bunga, dan kebijaksanaan moneter kualitatif yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan
tertentu dalam ekonomi. Dan keduaya jelas salin berhubungan dalam pelaksannanya

Berdasarkan uraian kebijakan moneter kuantitatif dan kualitatis, Instrumen Kebijakan


Moneter dikelompokkan menjadi:
a. Kebijakan Operasi Pasar Terbuka
• Operasi pasar terbuka adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh bank sentral (atau
bank Indonesia) untuk menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar di
masyarakat dengan cara menjual sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau membeli surat-
surat berharga di pasar modal/saham.
• Contoh : Bank Indonesia melelang sertifikatnya, atau bisa juga membeli surat-surat
berharga di pasar modal.

b. Kebijakan Kredit Ketat

2021 Perekonomian Indonesia


5 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
• Kebijakan kredit ketat dikeluarkan dengan tujuan mengawasi uang yang beredar saat
perekonomian mulai menunjukkan gejala inflasi.
• Contoh : Pemberian kredit moneter ketat didasri oleh 5C, yaitu Character, Capability,
Collateral, Capital. Dan Condition of Economy.

c. Kebijakan Politik Diskonto


• Kebijakan yang dikeluarkan oleh bank sentral (atau bank Indonesia) untuk
menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat dengan cara
menaikan atau menurunkan suku bunga Bank. Kebijakan ini dikeluarkan dengan
tujuan agar masyarakat menabungkan uangnya di Bank.
• Contoh : Kebijakan diskonto ini dikeluarkan jika bank sentral telah menghitung dan
mengindikasikan jumlah uang yang beredar telah melebihi kebutuhan (gejala inflasi).
• Agar jumlah uang yang beredar stabil (jumlah uang yang beradar sama dengan
jumlah barang dan jasa di pasar) maka pihak bank sentral menaikkan suku bunga
Bank agar masyarakat berbondong-bondong menabungkan uangnya.

d. Kebijakan Cadangan Kas


• Naik atau turunnya kas (casio ratio) di suatu Bank, ditentukan oleh kebijakan bank
sentral sebagai pemegang wewenang untuk mengatur kas.
• Contoh : Kebijkan cadangan kas dilakukan dengan cara menahan atau melarang
sebagian dari tabungan dan uang masyarakat (deposito, giro, sertifikat deposito dll)
untuk dipinjamkan.

e. Kebijakan Dorongan Moral


• Kabijakan ini dikeluarkan Bank sentral melalui pidato, pengumuman atau edaran
yang ditujukan kepada Bank-Bank umum. Melalui pengumuman tersebut uang yang
beredar dapat distabilkan.
• Contoh : Isi pengumuman tersebut bisa berupa larangan atau ajakan untuk menahan
pinjaman tabungan maupun melepaskan pinjaman

Kebijakan Moneter Ekspansif


Kebijakan Moneter Ekspansif adalah suatu kebijakan pemerintah dengan cara
menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat, menurunkan suku bnga dan
menyediakan kredit. Kebijakan Moneter Ekspansif juga banyak dikenal sebagai Kebijakan
Moneter longgar (easy money policy). Tujuan Kebijakan Moneter Ekspansif adalah untuk

2021 Perekonomian Indonesia


6 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mengurangi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat saat ekonomi lesu
(resesi atau depresi)

Kebijakan Moneter Kontraktif


Kebijakan Moneter Kontraktif adalah suatu kebijakan pemerintah dengan cara
mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, menaikkan suku bunga dan
membatasi kredit. Kebijakan moneter kontraktif dikeluarkan saat perekonomian negara
mengalami inflasi (inflasi adalah: nilai tukar uang yang merosot) yang mengakibatkan
naiknya harga barang di pasaran.

Tujuan Kebijakan Moneter


Tujuan akhir sebuah kebijakan moneter adalah suatu kondisi ekonomi makro yang
tercapai. Tujuan tersebut tidak sama dari waktu ke waktu serta tidak sama dari satu negara
dengan negara lainnya. Tujuan kebijakan moneter tidak statis, namun bersifat dinamis
karena selalu disesuaikan dengan kebutuhan perekonomian suatu negara. Akan tetapi,
kebanyakan negara menetapkan empat hal yang menjadi tujuan dari kebijakan moneter,
yaitu:
• Menjaga Kestabilan Ekonomi
• Menjaga Kestabilan Harga
• Membuka Kesempatan Kerja
• Memeperbaiki Neraca Perdagangan Dan Pembayaran

Konsep Ekonomi Moneter Syariah


Kebijakan moneter sebenarnya bukan hanya mengutamakan suku bunga.
Bahkan sejak zaman Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin, kebijakan moneter
dilaksanakan tanpa mengunakan instrumen bunga sama sekali.
Perekonomian Jazirah Arabia ketika itu adalah perekonomian dagang, bukan
ekonomi yang berbasis sumber daya alam; Minyak bumi belum ditemukan dan
sumber daya alam lainnya terbatas.
Lalu lintas perdagangan antara Romawi dan India yang melalui Arab dikenal
sebagai Jalur Dagang Selatan. Sedangkan antara Romawi dan Persia disebut Jalur
Dagang Utara. Sedangkan antara Syam dan Yaman disebut Jalur Dagang Utara-
Selatan.

2021 Perekonomian Indonesia


7 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Perekonomian Arab di zaman Rasulullah SAW, bukanlah ekonomi
terbelakang yang hanya mengenal barter, bahkan jauh dari gambaran seperti itu.
Valuta asing dari Persia dan Romawi dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat Arab.
Dinar dan Dirham juga dijadikan alat pembayaran resmi. Sistem devisa bebas
diterapkan, tidak ada halangan sedikit pun untuk mengimpor dinar dan dirham.
Transaksi tidak tunai diterima luas dikalangan pedagang. Cek dan promissory notes
lazim digunakan. Misalnya Umar Ibnu-Khaththab ra. Beliau menggunakan instrumen
ini untuk mempercepat distribusi barang-barang yang baru diimpor dari Mesir ke
Madinah.
Instrumen factoring (anjak piutang) yang baru populer tahun 1980-an, telah
dikenal pula pada masa itu dengan nama al-hiwalah, tapi tentunya bebas dari unsur
bunga. Apabila para pedagang mengekspor barang, berarti dinar/dirham diimpor.
Sebalikanya, bila mereka mengimpor barang. Berarti dinar/dirham diekspor. Jadi
dapat dikatakan bahwa keseimbangan supply dan demand di pasar uang adalah
derived market dari keseimbangan aggregate supply dan aggregate demand di
pasar barang dan jasa.
Nilai emas dan perak yang terkandung di dalam dinar dan dirham, sama
dengan nilai nominalnya. Sehingga dapat dikatakan penawaran uang elastis
sempurna terhadap tingkat pendapatan. Tidak ada larangan impor dirham dan dinar
berarti penawaran uang elastis.
Sistem moneter mengunakan bimetallic standar, dengan emas dan perak
(dalam bentuk uang dirham dan dinar) sebagai alat pembayaran yang syah. Nilai
tukar emas dan perak pada masa ini relatif stabil dengan nilai kurs dinar – dirham 1 :
10. Permintaan akan uang dilandasi hanya oleh dua motif, yaitu untuk transaksi dan
berjaga-jaga. Modelnya sebagai berikut :Md = Mdtr + Md pr ; apabila Md pr maka
Mdtr. Mata uang dimpor, dinar dari romawi, dirham dari parsia dan disesuaikan
dengan volume ekspor dan impor. Nilai emas dan perak pada kepingan dinar dan
atau dirham sama dengan nilai nominal (face value) uangnya. Penawaran uang
terhadap pendapatan sangat elastis. Tinggi rendahnya permintaan uang bergantung
kepada frekuensi transaksi perdagangan dan jasa. Permintaan uang untuk transaksi
dan berjaga-jagaKanz (larangan menimbun uang). Deamnd money, elastis, karena
tidak adanya hambatan terhadap impor ketika demand meningkat.

2021 Perekonomian Indonesia


8 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
PERKEMBANGAN HARGA DAN INFLASI
Indeks Harga
Dalam ilmu ekonomi, harga diartikan sebagai suatu ukuran yang berkenaan dengan nilai
suatu barang dalam kegiatan pertukaran. Ada dua sebab munculnya harga, yaitu karena
kelangkaan dan karena kegunaan. Agar mendapatkan barang yang dibutuhkan, seseorang
harus membayar harga sesuai dengan yang ditentukan.

Indeks harga merupakan sebuah rataan dari perubahan harga yang proporsional pada
suatu barang atau jasa tertentu antara dua periode waktu. Perubahan harga dan kuantitas
menunjuk pada barang-barang atau jasa yang bersifat individual yang jelas berbeda satu
sama lainnya dalam sebuah kelompok poduk yang serupa. Kualitas yang berbeda pada
jenis produk yang sama harus diperlakukan berbeda pula sebagai jenis barang atau jasa
yang terpisah sesuai dengan konteks permasalahan.

Indeks harga biasa digunakan untuk mengetahui ukuran perubahan variabel-variabel


ekonomi sebagai barometer keadaan perekonomian, memberi gambaran yang tepat
mengenai kecenderungan perdagangan dan kemakmuran.

Beberapa macam indeks harga adalah sebagai berikut:


1. Indeks harga konsumen (IHK) adalah angka yang menggambarkan perbandingan
perubahan harga barang dan jasa yang dihitung dianggap mewakili belanja
konsumen, kelompok barang yang dihitung bisa berubah-ubah disesuaikan dengan
pola konsimsi aktual masyarakat.
2. Indeks harga produsen (IHP) adalah perbandingan perubahan barang dan jasa yang
dibeli oleh produsen pada waktu tertentu, yang dibeli oleh produsen meliputi bahan
mentah dan bahan setengah jadi.
Perbedaannya dengan IHK adalah kalau IHP mengukur tingkat harga pada awal
sistem distribusi, IHK mengukur harga langsung yang dibayar oleh konsumen pada
tingkat harga eceran. Indeks harga produsen biasa disebut juga indeks harga grosir
(wholesale price index).
3. Indeks harga yang harus dibayar dan diterima oleh petani.
Indeks harga barang-barang yang dibayar oleh petani baik untuk biaya hidup
maupun untuk biaya proses produksi, apabila dalam menghitung indeks dimasukkan
unsur jumlah biaya hipotek, pajak, upah pekerja yang dibayar oleh petani, indeks
yang diperoleh disebut indeks paritas. Rasio antara indeks harga yang harus dibayar
2021 Perekonomian Indonesia
9 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
oleh petani dengan indeks paritas dalam waktu tertentu disebut rasio paritas (parity
ratio).

Ciri-ciri Indeks Harga


Indeks harga mempunyai ciri-ciri di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Indeks harga sebagai standar sebagai perbandingan harga dari waktu ke waktu
2. Penetapan indeks harga didasarkan pada data yang relevan.
3. Indeks harga ditetapkan oleh sampel, bukan populasi.
4. Indeks harga dihitung berdasarkan waktu yang kondisi ekonominya stabil.
5. Penghitungan indeks harga menggunakan metode yang sesuai dan tepat.
6. Penghitungan indeks harga dilakukan dengan cara membagi harga tahun yang akan
dihitung indeksnya dengan harga tahun dasar dikali 100.

Pengertian Inflasi
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum batang-barang secara terus-menerus. Ini
tidak bearti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu nik dengan persentase yang
sama. Mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidaklah bersamaan. Yang penting terdapat
kenaikan harga umum batang secara terus – menerus selama satu periode tertent.
Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (meskipun dengan persentase yang cukup besar)
bukanlah merupakan inflasi

Penyebab Inflasi
a) Tarikan permintaan (Demand pull inflation)
Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa menyebabkan bertambahnya
permintaan faktor-faktor produksi. Meningkatnya permintaan terhadap produksi
menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi terjadi karena kenaikan
dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full
employment. Inflasi yang ditimbulkan oleh permintaan total yang berlebihan sehingga
terjadi perubahan pada tingkat harga dikenal dengan istilah demand pull inflation.
b) Desakan biaya (Cost push inflation)
Inflasi ini terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan
harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik

Jenis-Jenis Inflasi
Jenis Inflasi Menurut Sifatnya

2021 Perekonomian Indonesia


10 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Laju Inflasi dapat berbeda antara satu negara dengan negara lain atau dalam satu negara
dalam waktu yang berbeda. Atas dasar besarnya laju inflasi maka dapat dibagi ke dalam
tiga kategori yaitu
1) Merayap (creeping inflation)
Ditandai dengan laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% pertahun). Kenaikan
harga berjalan secara lambat, dengan persentase yang kecit serta dalam jangka
yang relatif lama.
2) inflasi menengah (galloping inflation)
ditandai dengan kenaikanharga yang cukup besar dalam waktu yang relatif pendek
serta mempunyai siat akselarasi (harga dalam waktu mingguan atau bulanan)
efeknya terhadap perekonomian lebih besar dari pada inflasi yang merayap
(creeping inflation)
3) inflasi tinggi (hyper inflation)
merupakan inflasi yang paling parah akibatnya harga – harga naik sampai 5 atau 6
kali. Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan uang sebab nilai uang
merosot dengan tajam seingga ingin ditukarkan dengan uang sehingga perputaran
uang semakin cepat dan harga naik secara akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul
apa bila pemerintah mengalami defisit anggaran belanja yang dibelanjakan dan
ditutupi dengan mencetak uang.

Jenis Inflasi Menurut Sebabnya


1. Demand-pull inflation
Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan pemintaan total (agregate demand),
sedangkan produksi telah berada pada keadaan kesempatan kerja penuh atau
hampir mendekati kesempatan kerja penuh. Dalam keadaan hampir kesempatan
kerja penuh, kenaikan permintaan total disamping kenaikan harga dapt juga
menaikkan hasil produksi (output).

2. Cost-push inflation
Berbeda dengan demand-pull inflation, cost-push inflation biasanya ditandai dengan
kenaikan harga serta turunnya produksi. Jadi, inflasi yang dibarengi dengan resesi.
Keadaan ini timbul biasanya dimulai dengan adanya penurunan dalam penawaran
total (aggregate supply) sebagai akibat kenaikan biaya produksi. Kenaikan biaya
produksi ini dapat timbul karena beberapa factor diantaranya :perjuangan serikat
buruh yang berhasil untuk menuntu kenaikan upah. Suatu industri yang sifatnya

2021 Perekonomian Indonesia


11 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
monopolistis, manajer dapat menggunakan kekuasaannya di pasar untuk
menentukan harga (yang lebih tinggi).

Berdasarkan Sumber atau Penyebab Kenaikan Harga Inflasi biasanya dibedakan kepada
tiga bentuk berikut :
1) Inflasi Tarikan Permintaan : kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh
pertambahan pengeluaran yang besar yang tidak dapat dipenuhi oleh kemampuan
memproduksi yang tersedia.
2) Inflasi Desakan Biaya : kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh kenaikan dalam
biaya produksi sebagai akibat kenaikan harga bahan mentah atau kenaikan upah.
3) Inflasi Diimpor : kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh kenaikan harga barang
impor yang digunakan sebagai bahan mentah produksi dalam negeri.

Efek Yang Ditimbulkan Dari Inflasi


1. Efek terhadap Pendapatan (Equity Effect)
Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan tetapi ada pula
yang diuntungkan dengan adanya inflasi. Seseorang yang memperoleh endapatan
tetap akan dirugikan oleh adanya inflasi. Misalnya seorang yang memperoleh
pendapatan tetap Rp. 500.000,00 per tahun sedang laju inflasi sebesar 10%, akan
menderita kerugian penurunan pendapatan riil sebesar laju inflasi tersebut, yakni Rp.
50.000,00.
2. Efek terhadap Efisiensi (Efficiency Effects)
Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan ini dapat
terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang kemudian
dapat mendorong terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu
sehingga mengakibatkan alokasi factor produksi menjadi tidak efisien.
3. Efek terhadap Output (Output Effects)
Dalam menganalisa kedua efek diatas (Equity dan Efficiency Effects) digunakan
suatu anggapan bahwa output tetap. Hal ini dilakukan supaya dapat diketahui efek
inflasi terhadap distribusi pendapatan dan efisiensi dari jumlah output tertentu
tersebut.

Penggolongan Inflasi
a) Berdasarkan asal timbulnya inflasi

2021 Perekonomian Indonesia


12 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Inflasi berasal dari dalam negeri, misalnya sebagai akibat terjadinya defisit
anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya
pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal.
2. Inflasi yang berasal dari luar negeri, yaitu inflasi sebagai akibat naiknya harga
barang impor. Hal ini terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau
adanya kenaikan tarif impor barang.

b) Berdasarkan cakupan pengaruh kenaikan harga


Jika kenaikan harga secara umum hanya berkaitan dengan beberapa barang tertentu
secara kontinu disebut inflasi tertutup (closed inflation), dan apabila kenaikan harga
terjadi secara keseluruhan disebut inflasi terbuka (open inflation), sedangkan apabila
serangan inflasi demikian hebatnya dan setiap saat harga-harga terus berubah dan
meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang
terus merosot disebut inflasi yang tak terkendali (hyperinflation).

c) Berdasarkan parah atau tidaknya inflasi


Berdasarkan parah atau tidaknya, inflasi dapat digolongkan:
1. inflasi ringan (di bawah 10% setahun),
2. inflasi sedang (antara 10%–30% setahun),
3. inflasi berat (antara 30%–100% setahun), dan
4. inflasi tak terkendali (di atas 100% setahun)

Metode Perhitungan Inflasi


Untuk menghitung besarnya laju inflasi dapat digunakan Indeks Harga, sebagai berikut.
Laju inflasi = IHt - IHt–1 x 100%
Keterangan:
IHt = Indeks Harga tahun tertentu (dihitung)
IHt–1 = Indeks Harga tahun sebelumnya
Contoh
Diketahui:
Indeks Harga Konsumen bulan Maret 2005 = 150,65
Indeks Harga Konsumen bulan Februari 2005 = 145,15
Besarnya laju inflasi bulan Maret 2005 adalah:
Laju Inflasi =
=150,65 – 145,15 x 100%
=145,15 

2021 Perekonomian Indonesia


13 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
= 3,79% Termasuk inflasi ringan.

EVOLUSI KEBIJAKAN MONETER SEBELUM DAN SESUDAH REFORMASI


Warjiyo & Solikin, (2003) menjelaskan kisis yang melanda Indonesia sejak tahun
1997 telah menimbulkan berbagai permasalahan yang demikian sulit dan kompleks di
berbagai bidang. Krisis yang mulanya berasal dari krisis moneter telah berubah cepat
menjadi krisis ekonomi, krisis sosial budaya, krisis politik, sehingga menjadi “krisis multi-
dimensi”. Salah satu pemicu utama krisis tersebut adalah terjadinya kelangkaan dana
perbankan sebagai akibat penarikan dana oleh masyarakat yang sangat besar. Ditambah
dengan semakin melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS, kepercayaan masyarakat
terhadap rupiah semakin berkurang sehingga nilai tukar rupiah terus mengalami penurunan
yang sangat tajam. Untuk mencegah kehancuran sektor perbankan, Pemerintah (Bank
Indonesia) menyuntik dana ke sektor perbankan dalam jumlah yang sangat besar, yang
selanjutnya berakibat pada melonjaknya laju inflasi. Di sisi lain, Bank Indonesia harus
menyerap kelebihan likuiditas di masyarakat melalui kebijakan moneter kontraktif, yang
berakibat pada naiknya suku bunga dan persoalan lain di pasar keuangan secara
keseluruhan.
Kondisi krisis tersebut menunjukkan bahwa dalam pembangunan nasional yang
dilaksanakan pada masa sebelum terjadinya krisis ekonomi mengandung banyak
kelemahan struktur dan sistem perekonomian yang menimbulkan penyimpangan-
penyimpangan atau distorsi ekonomi.
Kondisi ini telah menyebabkan lemah dan tidak sehatnya struktur perekonomian
nasional. Di sisi lain, perkembangan ekonomi internasional mengalami perubahan yang
cepat dan mendasar menuju kepada system ekonomi global yang ditandai dengan semakin
terintegrasinya pasar keuangan dunia yang memudahkan pergerakan aliran dana luar
negeri disertai dengan semakin ketatnya persaingan di dunia internasional. Selain
menguntungkan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, pergerakan aliran dana
luar negeri juga meningkatkan kerentanan perekonomian nasional. Sehubungan dengan hal
tersebut, perlu diupayakan pemecahannya yang sekaligus dapat meletakkan landasan
perekonomian nasional yang kukuh melalui strategi pembangunan yang tepat dalam rangka
mewujudkan perekonomian nasional yang mampu bersaing di kancah perekonomian
internasional.
Guna mewujudkan perekonomian yang kukuh tersebut perlu diadakan penyesuaian
berbagai kebijakan ekonomi yang selama ini telah ditempuh di Indonesia. Kebijakan
moneter yang merupakan salah satu bagian penting dari kebijakan pembangunan ekonomi
nasional harus lebih diarahkan kepada upaya untuk menciptakan dan menjaga stabilitas

2021 Perekonomian Indonesia


14 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
moneter. Temuan empiris dari pengalaman berbagai negara, dan pengalaman selama ini di
Indonesia seperti telah diuraikan pada bagianbagian sebelumnya, menunjukkan bahwa
kebijakan moneter akan lebih optimal apabila difokuskan pada pemeliharaan stabilitas
moneter. Dengan terfokusnya tujuan kebijakan moneter, maka tanggung jawab, tujuan, dan
tugas Bank Indonesia menjadi lebih jelas dan terarah.
Dari sisi kelembagaan, seperti telah disinggung sebelumnya, keberadaan Dewan
Moneter pada masa sebelum terjadinya krisis ekonomi menjadikan status dan peranan Bank
Indonesia dipandang tidak sesuai lagi dalam menghadapi tuntutan perkembangan dan
dinamika perekonomian nasional dan internasional dewasa ini dan di masa yang akan
datang. Keberadaan Dewan Moneter mengakibatkan perumusan, penetapan dan
pelaksanaan kebijakan moneter yang seharusnya dilakukan oleh Bank Indonesia menjadi
tidak fokus dan independen. Oleh sebab itu, diperlukan landasan hukum yang baru, yang
memberikan status, tujuan, dan tugas yang sesuai kepada Bank Indonesia selaku bank
sentral.
Bebagai permasalahan yang diuraikan di atas melandasi dikeluarkannya UU No. 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagai pengganti UU No.13 Tahun 1968 tentang
Bank Sentral. Dalam landasan hukum yang baru ini Bank Indonesia mempunyai tujuan yang
lebih fokus, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah
merupakan sebagian prasyarat bagi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Reorientasi sasaran Bank Indonesia tersebut merupakan bagian dari kebijakan pemulihan
dan reformasi perekonomian untuk keluar dari krisis ekonomi yang tengah melanda
Indonesia. Hal itu sekaligus meletakkan landasan yang kokoh bagi pelaksanaan dan
pengembangan perekonomian Indonesia di tengah-tengah perekonomian dunia yang
semakin kompetitif dan terintegrasi. Sebaliknya, kegagalan untuk memelihara kestabilan
nilai rupiah seperti tercermin pada kenaikan harga-harga dapat merugikan karena berakibat
menurunkan pendapatan riil masyarakat dan melemahkan daya saing perekonomian
nasional dalam perekonomian dunia.

PERANAN BANK INDONESIA TERHADAP PERBANKAN DI INDONESIA


Dalam menentukan indikator keberhasilan kebijakan moneter, bank sentral dapat
menggunakan 3 indikator. Ketiga indikator tersebut adalah:
1. Uang Beredar (Monetary Targeting)
Menetapkan pertumbuhan jumlah uang beredar sebagai sasaran menengah.
Kekurangan:

2021 Perekonomian Indonesia


15 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
• Penerapannya tergantung kepada kestabilan hubungan antara besaran
moneter dengan sasaran akhir (inflasi)
• Sulit dimengertioleh masyarakat
Kelebihan:
• Dimungkinkan pelaksanaan kebijakan moneter yang independen
sehingga bank sentral dapat fokus pada pencapaian tujuan (inflasi).

2. Penargetan Nilai Tukar (Exchange Rate Targeting)


Menyesuaikan dan menetapkan nilai mata uang domestik terhadap mata uang
negara-negara besar yang memiliki laju inflasi rendah
Kekurangan:
• Rentan terhadap tindakan spekulan, gejolak yang terjadi di suatu negara dapat
langsung berdampak terhadap perekonomian domestic.

Kelebihan:
• Sederhana dan mudah dipahami masyarakat.
• Dapat meredam laju inflasi.
• Penargetan nilai tukar ditetapkan dengan aturan yang dapat
mendisiplinkan kebijakan moneter.

3. Target Inflasi (Inflation Targeting)


Penetapan target inflasi jangka menengah dan komitmen untuk mencapai stabilitas
harga sebagai tujuan jangka panjang.
Kekurangan:
• Sinyal terhadap pencapaian target tidak secepat dengan pendekatan sebelumnya.

Kelebihan:
• Target pencapaian sangat jelas dan sederhana.
• Meningkatkan akuntabilitas bank sentral.
• Kebijakan moneter dapat difokuskan pada pencapaian kestabilan
perekonomian domestik.
• Tidak bergantung kepada kestabilan hubungan antara besaran moneter dan
sasaran akhir (inflasi).

2021 Perekonomian Indonesia


16 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Tambunan, Tulus.(2012). Perekonomian Indonesia: Kajian Teoritis dan
analisis empiris. Ghalia Indonesia.
2. Tambunan, Tulus. (2015). Orde Lama hingga Jokowi. Ghalia: Indonesia.
3. Basri, Faisal.(2010). Perekonomian Indonesia. Erlangga. Indonesia.
4. Boediono, Dr. (2010). Ekonomi Indonesia: Dalam Lintasan Sejarah. PT. Mizan
Pustaka.
5. Kuncoro, M. (2010). Dasar-Dasar Ekonomika Pembangunan. UPP STIM YKPN:
Indonesia.
6. Putra, W. (2018). Perekonomian Indonesia Penerapan Beberapa Teori Ekonomi
Pembangunan di Indonesia. Rajawali Pers: Indonesia.
7. Warjiyo, P., & Solikin. (2003). Seri Kebanksentralan: Kebijakan Moneter di
Indonesia (Vol. 6). PUSAT PENDIDIKAN DAN STUDI KEBANKSENTRALAN
(PPSK) BANK INDONESIA.

2021 Perekonomian Indonesia


17 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai