Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL

EKONOMI MAKRO
KETIKA BANK SENTRAL MENJALANKAN KEBIJAKAN
MONETERNYA

Dosen pengampu : Budi Haryono S.Kom, M.Ak.

Disusun oleh kelompok 3 :

Alif Nur Ichwan 221010501474


Az Zahra Nur Zhulfa 221010505651
Bakhruni Nur Fatimah 221010501541
Kyanza Rakeyan Kalang Sunda 221010501568
Solah Khudaef 221010501480

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJENEN S1
UNIVERSITAS PAMULANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan izin-
Nya kami dapat menyelesaikan artikel ini dengan baik dan tepat waktu. Dalam artikel yang
telah kami tulis ini, kami membahas tentang Ketika bank sentral menjalankan kebijakan
moneternya.

Kami ucapkan terimakasih kepada bapak BUDI HARYONO S.Kom, M.Ak. selaku
dosen Ekonomi Makro yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada teman sekolompok kami yang selalu kompak
berpartisipasi membantu dalam hal mengumpulkan data data dalam pembuataan artikel ini.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan dapat dimanfaatkan dengan baik. Kami
menyadari bahwa artikel yang kami buat ini masih belum sempurna, dan mungkin dalam
pembuatan artikel ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui oleh karena itu kritik dan
saran sangat kami harapkan demi tercapainya artikel yang sempurna untuk perbaikan artikel
selanjutnya.

Tangerang, 8 November 2023

Tim Penyusun
KETIKA BANK SENTRAL MENJALANKAN
ATURAN MONETERNYA

A. Pengertian Bank Sentral


Bank sentral adalah lembaga keuangan yang bertanggung jawab untuk mengatur dan
mengawasi sistem keuangan suatu negara. Tugas utama bank sentral meliputi pengendalian
suku bunga, pengelolaan cadangan devisa, penerbitan mata uang, serta menjaga stabilitas
harga dalam perekonomian. Bank sentral wajib menjaga agar tingkat inflasi terkendali serta
selalu dalam nilai merendah maupun pada posisi optimal untuk perekonomian dengan bentuk
mengontrol keseimbangan pada jumlah barang serta uang.
Di banyak negara, bank sentral memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi dan
menjalankan kebijakan moneter. Contoh bank sentral terkenal termasuk Federal Reserve di
Amerika Serikat, Bank Sentral Eropa (ECB), dan Bank Indonesia.

B. Pengertian Kebijakan Moneter


Kebijakan ekonomi yang menjadi bagian integral dari kebijakan ekonomi makro, yang
bertujuan untuk menjaga keseimbangan kegiatan ekonomi dengan tingkat pertumbuhan
ekonomi yang berkesinambungan.

C. Wewenang Bank Sentral


 Menetapkan target moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi.
 Melakukan pengontrolan moneter dengan melakukan instrumen kebijakan moneter
seperti operasi pasar terbuka, fasilitas diskonto, penetapan giro wajib minimum dan
imbauan.
 Mengeluarkan, mengedarkan, menarik dan memusnahkan uang rupiah serta
menetapkan harga, ciri uang, bahan yang digunakan dan tanggal berlakunya.
 Memberi dan mencabut izin Lembaga atau kegiatan usaha tertentu dari bank.
 Melakukan pengawasan bank secara langsung ataupun tidak langsung. Mengenakan
sanksi terhadap bank, sesuai ketentuan perundang-undangan.
D. Tujuan Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter bertujuan untuk menstabilkan perekonomian yang diukur dengan
kesempatan kerja, stabilitas harga dan keseimbangan neraca pembayaran. Jika stabilitas
ekonomi terganggu, kebijakan moneter dapat digunakan untuk memulihkannya. Selain itu
juga membantu pemerintah dalam menjalankan program yang belum atau tidak terealisasikan
dengan cara memberi sumber penerimaan normal dan mengedarkan uang yang tersedia
sebagai alat tukar di dalam perekonomian negara Indonesia bisa menaikkan impor dan
mengurangi ekspor.
Pada intinya, tujuan kebijakan dalam kekuasaan moneter adalah sebagai pengelola dan
pengontrol kondisi perekonomian supaya tetap stabil. Keberhasilannya dapat diketahui ketika
bisnis dapat lebih bergairah dan lapangan pekerjaan semakin terbuka lebar.

E. Jenis-Jenis Kebijakan Moneter


Terdapat dua jenis kebijakan moneter yang dapat diambil sebagai langkah untuk
mempengaruhi jumlah uang yang beredar. Kebijakan tersebut adalah kebijakan moneter
ekspansif dan kebijakan moneter kontraktif, berikut penjelasannya:

Kebijakan Moneter Ekspansif (Monetary Expansive


Policy)
Kebijakan moneter ekspansif adalah kebijakan yang dapat merangsang atau mendorong
pemulihan ekonomi ketika resesi melanda. Jadi ketika ekonomi sedang lesu, BI
menjalankan kebijakan ini. Misalnya, resesi pandemi yang dipicu oleh penurunan BI rate.
Kebijakan ini akan membantu mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli
(permintaan masyarakat). Kebijakan moneter ekspansif ini disebut juga kebijakan moneter
akomodatif.
Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary Contractive
Policy)
Kebijakan moneter kontraktif adalah kebijakan jenis tindakan moneter yang
mempertahankan tingkat suku bunga jangka pendek yang lebih tinggi dari biasanya, atau
yang mengurangi atau bahkan mengecilkan tingkat pertumbuhan jumlah uang beredar.
Hal ini mengurangi pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek dan menurunkan inflasi.
Kebijakan moneter kontraktif dapat menyebabkan peningkatan pengangguran dan
penurunan pinjaman dan pengeluaran oleh konsumen dan bisnis, yang pada akhirnya dapat
menyebabkan resesi ekonomi jika diterapkan terlalu agresif.
Dengan kata lain, kebijakan kontraktif adalah jenis kebijakan yang menekankan pada
pengurangan jumlah uang beredar untuk mengurangi pengeluaran dan investasi setelahnya
sehingga memperlambat perekonomian.

F. Instrumen Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter bisa membuat target tentang tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai mata
uang. Bank Sentral adalah aktor utama dalam pelaksanaan kebijakan moneter secara langsung
dan tidak langsung. Bank sentral ikut serta dalam peredaran uang dan lalu lintas kredit
perbankan.
Sedangkan contoh kebijakan politik moneter tidak langsung adalah memberikan pengaruh
kepada pemberian kredit oleh dunia perbankan. Pengaturan uang beredar dalam masyarakat
dilakukan dengan menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar.
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter,
tujuannya mengatur jumlah uang yang beredar demi terjaganya stabilitas harga, baik
instrumen langsung maupun tidak langsung. Beberapa instrumen utamanya, di antaranya:

Fasilitas Diskonto (Discount Rate)


Fasilitas diskonto adalah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah pada bank-bank umum
yang meminjam uang kepada bank sentral. Ketika bank-bank umum mengalami kondisi
yang mengharuskan mereka untuk meminjam uang ke bank sentral, pemerintah dapat
menggunakan kesempatan ini untuk mengatur jumlah uang yang beredar.
Jika pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar, maka pemerintah akan
menurunkan tingkat suku bunga pinjaman atau diskonto. Ketika tingkat suku bunga
pinjaman menurun menjadi lebih murah, maka bank-bank umum akan lebih tertarik untuk
meminjam uang ke bank sentral.

Operasi Pasar Terbuka


Operasi Pasar Terbuka (OPT) merupakan salah satu instrumen kebijakan moneter tidak
langsung yang sangat penting karena sifatnya yang sangat fleksibel dibanding dengan
instrumen lain. OPT dilakukan oleh pemerintah untuk mengendalikan jumlah uang yang
beredar dengan menjual (open market selling) atau membeli (open market buying) surat-
surat berharga milik pemerintah.

Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)


Ketika minimum cadangan wajib tersebut berkurang, maka bank memiliki lebih banyak
uang yang dapat diedarkan di masyarakat melalui pinjaman. Sebaliknya jika pemerintah
ingin mengurangi jumlah uang yang beredar, maka pemerintah dapat menambah jumlah
minimum cadangan wajib bank sehingga bank memiliki uang yang lebih sedikit untuk
diedarkan.

Ketika minimum cadangan wajib tersebut berkurang, maka bank memiliki lebih banyak
uang yang dapat diedarkan di masyarakat melalui pinjaman. Sebaliknya jika pemerintah
ingin mengurangi jumlah uang yang beredar, maka pemerintah dapat menambah jumlah
minimum cadangan wajib bank sehingga bank memiliki uang yang lebih sedikit untuk
diedarkan.

Imbauan Moral (Moral Persuasion)


Instrumen kebijakan moneter berupa imbauan moral dapat dilakukan oleh bank sentral
untuk mengontrol jumlah uang yang beredar melalui berbagai hal. Bank sentral dapat
mengimbau bank-bank umum untuk menurunkan atau menaikan suku bunga pinjamannya.
G. Bank Sentral Sebagai Pemegang Kebijakan Moneter
Di Indonesia, pihak yang memiliki dan menjalankan kekuasaan moneter adalah bank sentral
yaitu Bank Indonesia (BI). Hal ini sesuai dengan Pasal 23 D UUD Negara RI Tahun 1945
yang terkait dengan kekuasaan moneter. Pasal tersebut berbunyi negara memiliki suatu bank
sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur
dalam Undang-Undang. Penanaman Kesadaran Berkonstitusi.
Pemerintah yang memiliki kekuasaan moneter, dalam hal ini Bank Indonesia, berwenang
dalam menetapkan kebijakan moneter yang mengatur pasar uang. Cara Bank Indonesia dalam
menjalankan kekuasaan moneter adalah dengan mengatur besaran moneter atau suku bunga
uang. Misalnya saja, salah satu langkah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat melalui
kekuasaan moneter adalah meningkatkan jumlah peredaran uang atau suku bunga.Ketika
jumlah uang yang beredar lebih banyak, maka investasi dan produksi juga akan bertumbuh.
Dengan demikian, terciptalah peningkatan ekonomi. Itulah mengapa, kekuasaan moneter
adalah salah satu peran yang memegang peranan penting dan strategis dalam suatu
pemerintahan negara.Singkatnya, Kebijakan moneter bertujuan untuk menstabilkan
perekonomian yang diukur dengan kesempatan kerja, stabilitas harga dan keseimbangan
neraca pembayaran.
KESIMPULAN
Kesimpulan tentang bank yang menjalankan aturan moneternya adalah bahwa bank tersebut
secara efektif dan disiplin mematuhi kebijakan dan regulasi yang ditetapkan oleh otoritas
moneter, seperti bank sentral. Ini mencerminkan komitmen bank untuk menjaga stabilitas
ekonomi dan sistem keuangan, serta untuk mengendalikan inflasi dan suku bunga.
Dengan menjalankan aturan moneternya, bank dapat mencapai beberapa tujuan utama,
termasuk:

1. Stabilitas Moneter: Bank yang mematuhi aturan moneternya bertujuan untuk menjaga
tingkat inflasi yang terkendali. Ini penting untuk mencegah hilangnya daya beli mata
uang dan menjaga stabilitas ekonomi.

2. Pengendalian Suku Bunga: Bank yang mematuhi aturan moneternya dapat


menggunakan kebijakan suku bunga untuk mengendalikan kredit dan pertumbuhan
ekonomi. Ini membantu mencegah terjadinya gelembung ekonomi atau perlambatan
yang tajam.

3. Perlindungan Konsumen dan Sistem Keuangan: Kepatuhan terhadap aturan


moneternya dapat membantu melindungi konsumen dari risiko perbankan yang
berlebihan dan mencegah krisis keuangan yang dapat merusak sistem keuangan.

4. Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan: Dengan menjalankan aturan moneternya,


bank dapat memberikan landasan yang kuat untuk pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan dengan mendorong investasi, pertumbuhan lapangan kerja, dan
stabilitas harga.

Namun, penting juga untuk diingat bahwa aturan moneternya harus diterapkan dengan bijak
dan dapat disesuaikan sesuai dengan perubahan ekonomi dan situasi tertentu. Kesalahan
dalam pelaksanaan kebijakan moneter dapat memiliki konsekuensi serius, seperti resesi atau
krisis keuangan. Oleh karena itu, bank sentral dan lembaga keuangan harus bekerja sama
secara hati-hati untuk memastikan bahwa aturan moneternya tetap relevan dan efektif dalam
menghadapi perubahan kondisi ekonomi.
REFERENSI

https://ekonomi.bisnis.com/read/20221107/9/1595605/bank-sentral-pengertian-tugas-fungsi-
wewenang-dan-contohnya#:~:text=Melakukan%20pengontrolan%20moneter%20dengan
%20melakukan,yang%20digunakan%20dan%20tanggal%20berlakunya.

https://www.rumah.com/panduan-properti/kebijakan-moneter-89161

https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/moneter/default.aspx

Anda mungkin juga menyukai