DOSEN PENGAMPU :
Bhakty Helvy Rambe,SE,M.Si
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
UNIVERSITAS LABUHANBATU
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI AKUNTANSI
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang ”Implementasi
kebijakan moneter dan inflasi di Indonesia”.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah
perekonomian indonesia yaitu Ibu Bhakty Helvi Ramb,SE,M.Si.
Kami berharap makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal menambah
pengetahuan dan wawasan kita tentang Bank Indonesia,
Kami sebagai penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna, sehingga kami terbuka menerima kritik dan saran dari pembaca demi
perbaiakan menuju arah yang lebih baik. Kami mengharapakan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bafi semua pihak.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui Implementasi Kebijakan Moneter
pada Periode 1983-1997
2. Untuk mengetahui Implementasi Kebijakan Moneter
pada Periode Pasca 1997
3. Untuk mengetahui indikator dalam implementasi kebijakan moneter
4. Untuk mengetaui implementasi kebijakan inflasi pada masa orde lama
5. Untuk menegetahui implementasi kebijkaan inflasi pada masa orde baru
6. Untuk mengetahui implementasi kebijakan inflasi pada masa reformasi
.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kebijakan Moneter
Secara umum kebijakan moneter adalah proses yang dilakukan oleh otoritas moneter (bank
sentral) suatu Negara dalam mengontrol atau mengendalikan jumlah uang beredar (JUB).
Tumbuhnya jumlah bank secara pesat telah mendorong peningkatan kompetisi antar
bank dalam mengumpulkan dana tabungan dan deposito dari masyarakat. Namun karena
kurangnya pengawasan dan supervisi yang kuat, aliran modal tidak terdistribusi secara baik
melainkan mengalir pada grup-grup atau sektor usaha yang memiliki kedekatan khusus
dengan pihak bank. Praktek-praktek inilah yang pada akhirnya telah meningkatkan resiko
kredit yang pada akhirnya mendorong tingginya tingkat NPL dalam industri perbankan tanah
air.
Sejak diterapkan system nilai tukar free floating, nilai tukar rupiah mengalami
tekanan-tekanan yang berpengaruh terhadap semakin melemahnya nilai tukar rupiah
terhadap dolar AS. Pada awal agustus 1997 Rupiah mencapai Rp. 2.650/dolar AS dan pada
tahun 1998 rupiah mengalami depresi hingga mencapai sekitar Rp.15.000/Dolar AS.
Sementara itu tingkat inflasi mencapai 77% pada tahun 1998 dan suku bunga juga
meningkat hingga kisaran 60%.
Kestabilan harga dan nilai tukar merupakan prasyarat bagi pemulihan ekonomi
karena tanpa itu aktivitas ekonomi masyarakat, sektor usaha, dan sektor perbankan akan
terhambat. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan kiranya jika fokus utama kebijakan moneter
Bank Indonesia selama krisis ekonomi ini adalah mencapai dan memelihara kestabilan
harga dan nilai tukar rupiah.
Apalagi Undang-undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia secara jelas
menyebutkan bahwa tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan
nilai rupiah yang di dalamnya mengandung pengertian kestabilan harga dan kestabilan nilai
tukar rupiah.
Untuk mencapai tujuan di atas, Bank Indonesia hingga saat ini masih menerapkan
kerangka kebijakan moneter yang didasarkan pada pengendalian jumlah uang beredar. Di
dalam kerangka tersebut Bank Indonesia berupaya mengendalikan uang primer sebagai
sasaran operasional kebijakan moneter.
Dengan jumlah uang primer yang terkendali maka perkembangan jumlah uang
beredar, yaitu M1 dan M2, diharapkan juga ikut terkendali. Selanjutnya, dengan jumlah uang
beredar yang terkendali diharapkan permintaan agregat akan barang dan jasa selalu
bergerak dalam jumlah yang seimbang dengan kemampuan produksi nasional sehingga
harga-harga dan nilai tukar dapat bergerak stabil.
Dengan menggunakan kerangka kebijakan moneter seperti telah diuraikan di atas,
Bank Indonesia pada periode awal krisis ekonomi, terutama selama tahun 1998,
menerapkan kebijakan moneter ketat untuk mengembalikan stabilitas moneter. Kebijakan
moneter ketat tersebut tercermin pada pertumbuhan tahunan sasaran indikatif uang beredar
yang terus ditekan dari level tertinggi 30,13% pada tahun 2000 menjadi 9,58% pada tahun
2001. Kebijakan moneter ketat terpaksa dilakukan karena dalam periode itu ekspektasi
inflasi di tengah masyarakat sangat tinggi dan jumlah uang beredar meningkat sangat pesat.
Di tengah tingginya ekspektasi inflasi dan tingkat risiko memegang rupiah, upaya
memperlambat laju pertumbuhan uang beredar telah mendorong kenaikan suku bunga
domestik secara tajam. Suku bunga yang tinggi diperlukan agar masyarakat mau
memegang rupiah dan tidak membelanjakannya untuk hal-hal yang tidak mendesak serta
tidak menggunakannya untuk membeli valuta asing..
Suku bunga SBI bulan yang selama ini menjadi patokan (benchmark) bagi bank-
bank terus menurun dari level tertinggi 35,52% pada tahun 1998 menjadi 7,43% pada akhir
April 2004.
Penurunan suku bunga SBI yang cukup tajam itu diikuti oleh suku bunga pasar
uang antarbank (PUAB) dan simpanan perbankan dengan laju penurunan yang hampir
sama Suku bunga kredit (kredit modal kerja) pun mengalami penurunan meskipun tidak
secepat dan sebesar penurunan suku bunga simpanan perbankan.
Penurunan laju inflasi, penguatan nilai tukar rupiah, dan penurunan suku bunga
membentuk suatu lingkaran yang saling memperkuat sehingga membuka peluang bagi
pemulihan ekonomi.
2.5.3 Reformasi
I. BJ Habibie
Ketika BJ Habibie naik tampuk kekuasaan sebagai presiden, ia berhasil memulihkan
kondisi perekonomian Indonesia yang tadinya minus 13,3 persen menjadi 0,79 persen
pada 1999. Nilai kurs rupiah juga menguat dari yang sebelumnya Rp 16.650 per
dollar AS menjadi Rp 7.000 per dollar AS pada November 1998.
II. Abdurrahman Wahid
Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur meneruskan perjuangan Habibie
yang berusaha mendongkrak kembali ekonomi Indonesia pasca-krisis 1998.
Secara perlahan, Gus Dur pun berhasil meningkatkan kembali perekonomian
Indonesia yang mencapai 4,92 persen pada 2000. Pada saat itu, Gus Dur
menerapkan kebijakan desentralisasi fiskal dan otonomi daerah, yakni
pemerintah membagi rata dana yang ada kepada pusat dan daerah. Kendati
begitu, pada 2001, pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai kembali menurun
menjadi 3,64 persen. Inflasi juga sempat terjadi pada 2001, yakni sebesar 1,62
persen.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Dari sisi moneter, inti dari implementasi kebijakan moneter tersebut adalah: (1)
Kebebasan pada bank pemerintah untuk menetapkan suku bunga deposito.
Sebelumnya, suku bunga deposito ini masih diatur oleh Bank Indonesia; (2)
Ketentuan pagu kredit, yang sebelumnya digunakan sebagai salah satu instrumen
intervensi langsung, dihapuskan..
2. Sejak diterapkan system nilai tukar free floating, nilai tukar rupiah mengalami
tekanan-tekanan yang berpengaruh terhadap semakin melemahnya nilai tukar rupiah
terhadap dolar AS. Pada awal agustus 1997 Rupiah mencapai Rp. 2.650/dolar AS
dan pada tahun 1998 rupiah mengalami depresi hingga mencapai sekitar
Rp.15.000/Dolar AS. Sementara itu tingkat inflasi mencapai 77% pada tahun 1998
dan suku bunga juga meningkat hingga kisaran 60%.
3. Masalah dalam implementasi kebijakan moneter ini mencakup, pertama bahwa
penguasa moneter harus menentukan arah yang hendak dituju untuk mencapai
sasaran kebijaksanaan, seperti misalnya output, employment serta harga. Kedua
mereka harusmenentukan bagaimana caranya mengatur/ mengubah instrument
kebijakan moneter (seperti cadangan minimum, politik diskonto serta jual beli surat
berharga) agar suapaya kebijakaan moneter tercapai
Indikator adalah variabel-variabel ekonomi yang mempengaruhi keseimbangan pasar uang.
Ada dua pilihan variabel yang dapat digunakan, yaitu tingkat suku bunga (interest rate) dan
jumlah uang beredar (monetary aggregate).
Daftar Pustaka
http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/museum/sejarah-bi/bi/Documents/
3ee69417b88f49638fa703d1c11f4f4bSejarahMoneterPeriode.19831997.pdf
http://diassatria.lecture.ub.ac.id/660/
http://oggypratama.blogspot.co.id/2014/03/kebijakan-moneter-di-indonesia-sesudah.html
http://thawonk.blogspot.co.id/2014/11/makalah-beberapa-masalah-dalam.html
https://aeyogy.wordpress.com/tag/indikator-kebijakan-moneter/
https://www.kompas.com/stori/read/2022/09/07/160000579/sejarah-inflasi-di-
indonesia?page=all
https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_247622.aspx