(FEB 402)
MODUL SESI IV
KEBIJAKAN MONETER DAN PASAR KEUANGAN
DISUSUN OLEH
DR. EKA BERTUAH, SE, MM
Krisis keuangan global yang terjadi pada tahun 2008/2009 mengharuskan bank sentral untuk
melakukan stabilitas sistem keuangan dan penyelamatan perekonomian. Kebijakan yang
hanya mengedepankan penerapan ITF menunjukkan pelemahan. Hal ini dikarenakan
penerapan ITF secara ketat yang hanya fokus pada mandat kebijakan moneter untuk menjaga
inflasi sesuai dengan targetnya tidak cukup untuk menjaga stabilitas sistem perekonomian
secara keseluruhan.
Seiring dengan semakin besarnya peran sistem keuangan dalam perekonomian, dampak
ketidakstabilan sistem keuangan menjadi semakin signifikan. Hal ini tercermin pada dari
besarnya biaya penyelamatan dan juga beratnya dampak yang ditimbulkan oleh krisis
3. Pasar Keuangan
Infrastruktur Pasar Keuangan atau Financial Market Infrastructures (FMI) mencakup
keseluruhan sistem yang memfasilitasi terjadinya transaksi di pasar keuangan hingga
penyelesaiannya. Mengacu pada definisi IOSCO, FMI merupakan sistem multilateral yang
Gambar 4.2 - Kerangka Strategi Nasional Pengembangan dan Pendalaman Pasar Keuangan
Gambar 4.3 - FMI berperan penting dalam transmisi kebijakan moneter, kelancaran
fungsi sistem pembayaran serta stabilitas sistem keuangan
Mengacu kepada pemenuhan mandat OTC Derivatives Market Reforms maupun guna
mengimplementasikan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025, saat ini Bank Indonesia
sedang mengembangkan Trading Venue & Central Counterparty untuk transaksi OTC
Derivatif Suku Bunga dan Nilai Tukar (CCP SBNT) serta Trade Repository dengan
keterangan sebagai berikut:
11. Strategi Nasional Pengembangan dan Pendalaman Pasar Keuangan 2018 – 2024
Pasar keuangan memiliki peran strategis sebagai sumber pendanaan kegiatan ekonomi,
media transmisi kebijakan moneter dan kebijakan fiskal, hingga stabilitas sistem keuangan.
Sejumlah penelitian telah menegaskan bahwa fenomena pasar keuangan yang dalam dapat
mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Berbagai terobosan dalam mendukung pasar
keuangan juga semakin mendesak untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang
menjadi prasyarat pertumbuhan ekonomi berkesinambungan. Setidaknya 49,98% dana dari
pasar keuangan ditargetkan menjadi salah satu penunjang pembangunan infrastruktur pada
2020-2024.
Inisiatif-inisiatif strategis pengembangan pasar keuangan Indonesia di masa yang akan
datang harus mampu mendorong pencapaian karakteristik sebagai pasar keuangan yang dalam
dan mampu bersaing di tingkat global. Karakteristik tersebut antara lain: pertama, mampu
menyediakan alternatif sumber pembiayaan dan investasi bagi pelaku ekonomi; kedua,
mampu memfasilitasi kebutuhan mitigasi risiko bagi para pelaku pasar; ketiga, mampu
mendorong efisiensi transaksi di pasar keuangan melalui penyempurnaan kualitas
infrastruktur pasar keuangan.
Akselerasi pengembangan dan pendalaman pasar keuangan hanya mampu dicapai
melalui penguatan koordinasi antar otoritas dan lembaga terkait di pasar keuangan. Otoritas
pasar keuangan Indonesia perlu menyusun dan menyepakati sebuah strategi nasional sebagai
acuan sekaligus komitmen bagi semua pemangku kepentingan dalam upaya pengembangan
dan pendalaman pasar keuangan Indonesia. Dalam hal ini, Bank Indonesia, Kementerian
Keuangan, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah membentuk Forum Koordinasi
Pembiayaan Pembangunan melalui Pasar Keuangan (FK-PPPK).
Salah satu mandat yang diberikan kepada FK-PPPK adalah menyusun Strategi Nasional
Pengembangan dan Pendalaman Pasar Keuangan (SN-PPPK). SN-PPPK merupakan single
policy framework yang komprehensif dan terukur yang diarahkan untuk merealisasikan visi
menciptakan pasar keuangan yang dalam, likuid, efisien, inklusif, dan aman. FK-PPPK
mengembangkan kerangka (framework) dengan menggunakan pendekatan top down yang
mencakup tiga pilar utama. Ketiga pilar tersebut adalah (1) sumber pembiayaan ekonomi dan
2. Upaya yang dilakukan Bank Indonesia dalam membangun infrastruktur pasar keuangan
di Indonesia diantaranya :
a. Tidak mengkategorikan Trade Repository sebagai systemically important FMI
b. Memasukkan sistem perdagangan (trading system) dalam pasar surat berharga
pemerintah sebagai designated FMI
c. Sistem pembayaran dan sistem setelmen dan penatausahaan obligasi negara dimiliki,
dioperasikan, dan diawasi oleh Bank Sentral.
3. Yang tidak termasuk dalam Forum Koordinasi Pembiayaan Pembangunan melalui Pasar
Keuangan (FK-PPPK):
a. Presiden
b. Menteri Keuangan
c. OJK
4. Kebijakan nilai tukar dilakukan Bank Indonesia dalam rangka mengurangi gejolak yang
muncul dari ketidakseimbangan permintaan dan penawaran di pasar valuta asing (valas):
a. melalui intervensi jual di pasar valas yang disertai dengan pembelian Surat Berharga
Negara (SBN) di pasar sekunder.
b. melalui intervensi beli di pasar valas yang disertai dengan pembelian Surat Berharga
Negara (SBN) di pasar sekunder.
c. melalui intervensi jual di pasar valas yang disertai dengan penjualn Surat Berharga
Negara (SBN) di pasar sekunder.
Kunci Jawaban
1. A
2. C
3. A
4. A
5. B
Daftar Pustaka
1. Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Penerbit Raja Grafindo Persada,
2014
2. Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Kedua, Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2012.
3. Frank J. Fabossi, Franco Modiglani, Michael G. Ferri, Pasar & Lembaga
Keuangan, Buku Satu, Penerbit Salemba Empat – Prentice Hall, 2013.
4. Buletin Ekonomi dan Moneter dan Perbankan. Bank Indonesia.