Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KEBIJAKAN MONETER

DOSEN PENGAMPU:

H. RAJA MARWAN INDRA SAPUTRA, SE. MSi


NOVRIYANI, SE. MM

Disusun oleh Kelompok:

1. Dendi : 22.10.089.530.110
2. Fadhil Mahendra : 22.10.089.530.158
3. Gilang Septian Pratama : 22.10.089.530.181
4. Junita Purnama Putri : 22.10.089.530.206
5. Julfan Hadi Hasibuan : 22.10.089.530.200
6. Maytia Sallu : 22.10.089.530.233
7. Ridho Putra Utama : 22.10.089.530.321
8. Tria Dila Agustina : 22.10.089.530.401

KELAS: IIC

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS_INDRAGIRI

RENGAT
2022/202
3
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Kebijakan Moneter ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa Sholawat dan salam semoga terlimpahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan Makalah Ekonomi yang berjudul Makalah Kebijakan Moneter
ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi
internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi
bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan
makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan Makalah Kebijakan Moneter ini sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah
Kebijakan Moneter ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Rengat, Maret 2023

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUA
N

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak


kebijakan pemerintah yang dilaksanakan khususnya dalam bidang
ekonomi.Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari
berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan
tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi.Untuk dapat mencapai pertumbuhan
ekonomi yang tinggi tetapi stabil tidaklah pekerjaan yang mudah untuk
dilaksanakan, ini ibaratnya mata uang dua sisi, kadang dicapai pertumbuhan
ekonomi yang tinggi tapi tidak stabil. Untuk mencapai inilah diperlukan kebijakan
moneter. Kebijakan moneter bertujuan mengarahkan perekonomian makro ke
kondisi yang lebih baik dan atau diinginkan. Kondisi-kondisi tersebut diukur
dengan menggunakan indikator- indikator makro utama seperti terpeliharanya
pertumbuhan ekonomi yang baik, stabilitas harga umum yang terkendali, dan
menurunnya tingkat pengangguran.Sesuai dengan kondisi perekonomian
masyarakat Indonesia yang kegiatannya bertumpu pada aset keuangan kredit
perbankan, maka pemerintah perlu melaksanakan kebijakan moneter melalui
pengelolaan atau pengaturan sistem perkreditan secara dinamis, sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi struktur potensi ekonomi masyarakat daerah (resource
base) yang akan digerakkan.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:
1. Apa definisi kebijakan moneter?
2. Apa saja jenis-jenis kebijakan moneter? Bagaimana instrumen
kebijakan moneter?
3. Apa tujuan kebijakan moneter?Apa target kebijakan moneter?
4. Bagaimana indikator kebijakan moneter?Bagaimana kerangka
kebijakan moneter?
5. Bagaimana mekanisme transmisi kebijakan moneter? Bagaimana jalur
mekanisme transmisi kebijakan moneter?
6. Bagaimana variabel dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter?

1.3 Tujuan Dan Manfaat


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

untuk mengetahui lebih lanjut mengenai teori Kebijakan Moneter dengan


mengetahui Jenis-Jenis Kebijakan, Moneter Instrumen Kebijakan Moneter,
Tujuan kebijakan Moneter, Target Kebijakan Moneter, Indikator
Kebijakan Moneter, Kerangka Kebijakan Moneter, Mekanisme Transmisi
Kebijakan Moneter, Jalur Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter,
Variabel dalam Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter.

Manfaat yang diharapkan dari penyusun makalah ini adalah


1. Bertambahnya wawasan penyusun
2. Belajar memahami masalah
3. Belajar mencari solusi
4. Mengasah kemampuan penulis
5. Belajar berpikir sistematis

2
BAB ll
PEMBAHASA
N

2.1 Definisi Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah
negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja
penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset
standar bunga pinjaman, “margin requirement”, kapitalisasi untuk bank atau
bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan
melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang
bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal
(keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro,
yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja,
kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila
kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter
dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan
moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian
ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan
kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas
Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan
persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh
dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang. Kebijakan moneter dilakukan
antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumensebagai berikut
yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi di pasar valuta asing, dan
sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila
mengalami kesulitan likuiditas

3
2.2 Tujuan Kebijakan Moneter
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2004 Pasal 7 tentang Bank Indonesia. Hal yang
dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap
harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan
tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan
moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (inflation
targeting framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang
(free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai
stabilitasharga dan sistem keuangan.

2.3 Jenis-jenis Kebijakan Moneter


Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara
menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneterdapat
digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Kebijakan Moneter Ekspansif (Monetary Expansive Policy)
Kebijakan moneter ekspansif (monetary expansive policy) adalah suatu
kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini
dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli
masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi
atau depresi. Kebijakan ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easymoney
policy).
2. Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary Contractive Policy)
Kebijakan moneter kontraktif (monetary contractive policy) adalah suatu
kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini
dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Kebijakan ini disebut juga
dengan kebijakan uang ketat (tight money policy).

4
2.4 Contoh Kebijakan Moneter
Terdapat banyak implementasi dari pengertian kebijakan moneter yang
dilakukan oleh Bank Indonesia selaku bank sentral dalam memengaruhi kondisi
perekonomian. Beberapa contoh dari implementasi pengertian kebijakan moneter
Bank Indonesia antara lain adalah.

1. Pelaksanaan Kredit Langsung oleh Bank Indonesia


Kredit langsung dalam kebijakan moneter adalah upaya untuk mengadakan
kredit langsung. Pemberian kredit langsung kepada berbagai sektor atau proyek
yang memerlukan dana secara mendesak. Hal ini dapat meningkatkan jumlah
uang yang beredar karena harus membiayai kegiatan dengan segera.

2. Penerbitan Surat Utang Negara


Contoh pengertian Surat Utang Negara dalam kebijakan moneter adalah
penerbitan surat utang negara yang bertujuan untuk menghimpun dana dari
masyarakat, agar uang yang beredar di masyarakat mengalami penurunan.

Misalnya sistem moneter Indonesia, surat-surat berharga ini contohnya adalah


Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dan Surat
Berharga Negara (SBN).

3. Program Intervensi Rupiah


Program intervensi rupiah adalah contoh dari pengertian kebijakan moneter.
Kebijakan ini menerapkan proses pinjam meminjam dana secara langsung di
Pasar Uang Antar Bank dalam periode 7 hari. Hal ini dilakukan sebagai upaya
mendukung instrumen kegiatan operasi pasar terbuka.

5
2.5 Instrumen Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan
moneter, yaitu antara lain:

1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)


Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan
menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika
ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga
pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka
pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat
berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari
Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar
Uang.
2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan
memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-
kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral.
Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga
bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang
yang beredar berkurang.
3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan
memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada
pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio
cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan
rasio.
4. Himbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang
beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya
seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam
mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau
agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah
uang beredar pada perekonomian.

6
2.6 Target Kebijakan Moneter

Target akhir sebuah kebijakan moneter adalah suatu kondisi ekonomi


makro yang ingin dicapai. Target akhir tersebut tidak sama dari satu negara
dengan negara lainnya serta tidak sama dari waktu ke waktu. Target kebijakan
moneter tidak statis, namun bersifat dinamis karena selalu disesuaikan dengan
kebutuhan perekonomian suatu negara. Akan tetapi, kebanyakan negara
menetapkan empat hal yang menjadi ultima target dari kebijakan moneter, yaitu
pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan, kesempatan kerja, kestabilan
harga, dan keseimbangan neraca pembayaran.
Idealnya, semua sasaran perekonomian tersebut dapat dicapai secara
serentak dan optimal. Namun, karena usaha-usaha untuk mencapai sasaran-
sasaran tersebut dapat menimbulkan dampak yang kontradiktif, sangat sulit untuk
mencapai semua sasaran dengan serempak dan optimal.
Menyadari adanya hal yang bertolak belakang tersebut, otoritas moneter
biasanya harus memilih berbagai alternatif yang memungkinkan dan
menguntungkan. Alternatif pertama adalah memilih salah satu sasaran untuk
dicapai secara optimal dan mengabaikan sasaran lainnya. Alternatif kedua adalah
mengupayakan untuk mencapai semua target dengan risiko tidak ada satu pun
yang tercapai secara optimal. Alternatif ini dipilih dengan alasan karena semua
indikator yang menjadi target kebijakan ekonomi itu sama pentingnya.
Betapa pentingnya semua target itu membuat kebijakan moneter yang
diambil oleh suatu negara bukanlah sebuah langkah mudah. Namun, sejalan
dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia dan
telah direvisi dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004, tujuan Bank
Indonesia telah bersifat tunggal, yaitu menjaga kestabilan harga atau inflasi.

7
2.7 Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter
Mengingat kompleksitasnya, dalam teori ekonomi moneter, mekanisme
transmisi kebijakan moneter sering disebut “black box”, karena transmisi
dimaksud banyak dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
Perubahan perilaku bank sentral, perbankan, dan para pelaku ekonomi
dalam berbagai aktivitas ekonomi dan keuangannya;Lamanya tenggat waktu
(time lag) sejak tindakan otoritas moneter sampai pada akhir tercapai; Terjadinya
perubahan pada saluran-saluran transmisi moneter itu sendiri sesuai dengan
perkembangan ekonomi dan keuangan di negara yang bersangkutan.

Menurut teori moneter Keynes tradisional, mekanisme transmisi


(pemindahan) merupakan mekanisme yang memindahkan dorongan-dorongan
dari sektor moneter ke sektor riil. Dalam literatur ekonomi moneter, kajian
mengenai mekanisme transmisi kebijakan moneter pada awalnya mengacu
peranan uang dalam perekonomian, yang pertama kali dijelaskan oleh Quantity
Theory of Money (Teori Kuantitas Uang). Teori ini pada dasarnya
menggambarkan analisis hubungan langsung yang sistematis antara pertumbuhan
jumlah uang yang beredar dengan inflasi, yang dinyatakan dalam suatu identitas
yang dikenal sebagai “The Equation of Exchange”. MV = PT

Di mana jumlah uang beredar (M) dikalikan dengan tingkat perputaran


uang (V) sama dengan volume output atau transaksi ekonomi secara riil (T)
dikalikan dengan tingkat harga (P). Dengan kata lain, dalam keseimbangan,
jumlah uangberedar yang digunakan dalam seluruh kegiatan transaksi ekonomi
(MV) sama dengan jumlah output, yang dihitung dengan harga yang berlaku,
ditransaksikan (PT).

8
2.8 Jalur Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter
1. Jalur Suku Bunga
Mekanisme transmisi melalui jalur suku bunga menekankan bahwa
pentingnyaaspek harga di pasar keuangan terhadap berbagai aktivitas ekonomi di
sektor riil. Oleh karena itu, kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral akan
berpengaruh terhadap perkembangan berbagai suku bunga di sektor keuangandan
akan berpengaruh pada tingkat inflasi dan output riil.
2. Jalur Nilai Tukar
Pendekatan mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur nilai tukar,
sama seperti jalur suku bunga, menekankan pentingnya aspek perubahan harga
aset finansial terhadap berbagai aktivitas perekonomian. Dalam kaitan ini,
pentingnya jalur nilai tukar dalam transmisi kebijakan moneter terletak pada
pengaruh aset finansial dalam valuta asing yang berasal dari hubungan kegiatan
ekonomi suatu negara dengan negara lain. Pengaruhnya bukan saja terjadi pada
perubahan nilai tukar, tetapi juga pada aliran dana yang masuk dan keluar suatu
negara yang terjadi, antar lain karena aktivitas perdagangan antarnegara dan
aliran modal investasi, seperti tercermin pada neraca pembayaran.

3. Jalur Kredit
Mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur kredit berasumsi
bahwafungsi intermediasi perbankan tidak selalu berjalan normal, sehingga yang
lebih berpengaruh terhadap ekonomi riil adalah kredit perbankan. Selain dana
yang tersedia, perilaku penawaran kredit perbankan juga dipengaruhi oleh
persepsi bank terhadap prospek usaha debitur dan kondisi perbankan itu sendiri
seperti permodalan (CAR), jumlah kredit macet, Loan to Deposit Ratio (LDR).
Selain itu, tidak semua permintaan kredit debitur dapat dipenuhi oleh bank,
khususnya karena kondisi keuangan debitur yang dinilai oleh bank tidak feasible
antara lain karena tingginya rasio utang terhadap modal (leverage), risiko kredit
macet, moral hazard, dan sebagainya.

9
4. Jalur Harga Aset
Kebijakan moneter berpengaruh terhadap perkembangan harga-harga aset
lain, baik harga aset finansial seperti yield obligasi dan harga saham, maupun
harga aset fisik khususnya harga aset properti dan emas. Transmisi ini terjadi
karena penanaman dana oleh para investor dalam portofolio investasinya tidak
saja berupa simpanan di bank dan instrumen lainnya di pasar uang rupiah dan
valuta asing, tetapi juga bentuk obligasi, saham, dan aset fisik. Dengan demikian,
perubahan suku bunga dan nilai tukar maupun besarnya investasi di pasar uang
rupiah dan valuta asing akan berpengaruh pula terhadap volume dan harga
obligasi, saham, dan aset fisik tersebut.
5. Jalur Ekspektasi Inflasi
Mekanisme transmisi melalui jalur ekspektasi menekankan bahwa kebijakan
moneter dapat diarahkan untuk mempengaruhi pembentukan ekspektasi
mengenai inflasi dan kegiatan ekonomi. Kondisi tersebut mempengaruhi perilaku
agen-agen ekonomi dalam melakukan keputusan konsumsi dan investasi, yang
pada gilirannya akan mendorong perubahan permintaan agregat dan inflasi.
Dalam konteks kebijakan moneter, yang paling diperhatikan adalah ekspektasi
inflasi oleh masyarakat. Teori ekspektasi berpendapat bahwa apabila masyarakat
cukup rasional, mereka akan mengambil tindakan untuk mengantisipasi
kemungkinan terjadinya inflasi.

10
2.9 Variabel dalam Mekanisme transmisi Kebijakan Moneter
1. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga dalam mata uang rupiah
yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu
pendek. Suku Bunga SBI dihitung menggunakan metode rata-rata tertimbang
dengan membobot suku bunga dengan volume transaksi SBI di masing-masing
suku bunga yang tidak melebihi SOR pada setiap periode lelang. Stop-out Rate
(SOR) adalah tingkat diskonto tertinggi yang dihasilkan dari lelang dalam rangka
mencapai target kuantitas SBI yang akan diterbitkan oleh Bank Indonesia.
1. Suku Bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB)
Pasar Uang Antar Bank (PUAB) merupakan kegiatan pinjam meminjam dana
antara satu bank dengan bank lainnya. Bank yang kelebihan dana (surplus unit)
akan meminjamkan dananya kepada bank yang kekurangn dana (deficit unit).
Sebagai kompensasi, bank pemberi pinjaman akan mengenakan suku bunga
tertentu. Suku bunga itulah yang disebut suku bunga pasar uang antar bank.
2. Suku Bunga Deposito
Menurut teori klasik tabungan merupakan fungsi dari tingkat bunga di mana
pergerakan tingkat bunga pada perekonomian akan memp3engaruhi tabungan
yang terjadi. Berarti keinginan masyarakat untuk menabung sangat bergantung
pada tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga, semakin besar keinginan
masyarakat untuk menabung atau masyarakat akan terdorong untuk
mengorbankan pengeluarannya guna menambah besarnya tabungan. Jadi, tingkat
bunga menurut klasik adalah balas jasa yang diterima seseorang karenamenunda
konsumsinya. Pendapat klasik ini didasarkan kepada hukum Say (pendapat
Baptis Say) bahwa penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri.
3. Suku Bunga Kredit
Suku bunga kredit adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau
harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank.

11
4. Investasi
Investasi merupakan salah satu komponen yang penting dalam pendapatan
nasional. Teori tentang investasi yang dikemukakan oleh para pakar ekonomi :
di antaranya adalah teori Keynes. Teori ini membahas tentang anggaran
pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi. Keynes mengatakan bahwa untuk
memengaruhi jalannya perekonomian, pemerintah dapat memperbesar anggaran
pengeluaran saat perekonomian mengalami kelesuan sehingga lapangan
pekerjaan meningkat dan akhirnya pendapatan riil masyarakat juga akan
mengalami peningkatan. Perubahan yang diakibatkan oleh pengeluaran
pemerintah akan berpengaruh pada besarnya pendapatan nasional selanjutnya
akan menimbulkan perubahan pada golongan pengeluaran tertentu dan pada
akhirnya pendapatan nasional akan bertambah.

5. Nilai Tukar
Nilai tukar suatu mata uang didefinisikan sebagai harga relatif dari suatu
mata uang terhadap mata uang lainnya. Pada dasarnya terdapat tiga sistem nilai
tukar, yaitu:
Fixed exchange rate “sistem nilai tukar tetap”,
Managed floating exchange rate “sistem nilai tukar mengambang
terkendali”, dan
Flating exchange rate “sistem nilai tukar mengambang”.
Pada sistem nilai tukar tetap, nilai tukar atau kurs suatu mata uang terhadap mata
uang lain ditetapkan pada nilai tertentu. Pada nilai tukar ini bank sentralakan siap
untuk menjual atau membeli kebutuhan devisa untuk mempertahankan nilai tukar
yang ditetapkan.

6. Capital Inflow
Capital inflow merupakan bagian dari transaksi modal. Transaksi modal
biasanya berada pada neraca pembayaran.

12
7. Interest Rate Differentials
Interest rate differentials yang dimaksud dalam hal ini adalah selisih antara
suku bunga dalam negeri dengan suku bunga internasional. Di Indonesia,
penurunan dan kenaikan tingkat bunga di dalam negeri ini sejalan dengan
kebijakan Bank Indonesia untuk mengupayakan perbedaan selisih antara tingkat
suku bunga domestik dengan suku bunga internasional. Berada pada tingkat yang
wajar, guna mengurangi ekspansi moneter yang berasal dari aliranmodal masuk,
terutama yang berjangka pendek.

8. Ekspor Neto
Transaksi barang dan jasa merupakan transaksi yang meliputi ekspor maupun
impor barang-barang dan jasa, disebut pula transaksi berjalan. Ekspor barang
meliputi barang-barang yang biasa dilihat secara fisik, seperti minyak, kayu,
tembakau, timah. Ekspor jasa seperti penjualan jasa-jasa angkutan, turisme, dan
asuransi. Dalam transaksi jasa ini, termasuk juga pendapatan dari investasikapital
di luar negeri. Ekspor barang-barang dan jasa merupakan transaksi kredit sebab
transaksi ini menimbulkan hak untuk menerima pembayaran (menyebabkan
terjadinya aliran dana masuk). Impor barang-barang meliputi misalnya: barang-
barang konsumsi, bahan mentah untuk industri dan kapital, sedang impor jasa
meliputi pembelian jasa-jasa dari negara-negara lain.
9. Output Gap
Pendapatan nasional merupakan nilai pasar dari semua barang jadi dan jasa
yang diproduksi di suatu negara selama kurun waktu tertentu. Dalam perhitungan
pendapatan diketahui beberapa metode yaitu metode pendapatan, metode
produksi, dan metode pengeluaran.
10. Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum
danterus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut
inflasi.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan
kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas
Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan
persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh
dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang. Kebijakan moneter dilakukan
antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumensebagai berikut
yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi di pasar valuta asing dan
sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila
mengalami kesulitan likuiditas.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang
bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal
(keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro,
yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja,
kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila
kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter
dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan
moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian
ditransfer pada sektor riil.

3.2 Saran
Bank Indonesia hendaknya meninggalkan quantity base approach (M1)
beralih ke instrumen lain. Hal ini seiring lemahnya pengaruh pertumbuhan
Jumlah Uang Beredar (M1) terhadap inflasi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Author :Nadya A, Faatihah. 3 Nov 2022. Ekonomi Makro.Jeketi.

Boediono. 1991. Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Nanga, Muana. 2005. Makro Ekonomi: Teori, Masalah dan Kebijakan.


Jakarta:Raja Grafindo Perkasa.

Natsir, M. 2011. Analisis Empiris Efektivitas Mekanisme Transmisi


KebijakanMoneter Di Indonesia Melalui Jalur Suku Bunga (Interest Rate
Channel).
Kendari: Unhalu.

Pohan, Aulia. 2008. Kerangka Kebijakan Moneter dan


Implikasinya diIndonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Warjiyo, Perry. 2004. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia.


Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan BI.

15
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat Masalah...............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3
2.1 Definisi Kebijakan Moneter..................................................................................3
2.2 Tujuan Kebijakan Moneter...................................................................................4
2.3 Jenis – Jenis Kebijakan Moneter...........................................................................4
2.4 Contoh Kebijakan Moneter...................................................................................5
2.5 Instrumen Kebijakan Moneter..............................................................................6
2.6 Target Kebijakan Moneter....................................................................................7
2.7 Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter...........................................................8
2.8 Jalur Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter..................................................9
2.9 Variabel Dalam Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter................................11
BAB III PENUTUP...........................................................................................................14
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................14
3.2 Saran....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................15

iii

Anda mungkin juga menyukai