A. LANDASAN TEORI
dimana:
V = Perputaran uang dari satu orang ke orang lain dalam satu periode
P = Harga barang
Md = k Py (1.5)
Keterangan :
P = tingkat harga
y = pendapatan riil
k = nisbah antara permintaan uang dengan pendapatan masyarakat
2. Terori Permintaan Uang Keynes
Pada dasarnya teori Keynes merupakan pengembangan dari teori Klasik, dimana
melihat permintaan uang berdasarkan motif orang memegang uang. Dalam teorinya,
Keynes memperkenalkan tiga motif yang melandasi permintaan uang, yakni (1) motif
transaksi, (2) berjaga-jaga dan (3) spekulasi. Pandangan Cambridge inilah yang
dikembangkan Keynes bahwa motif orang memegang uang tidak hanya untuk transaksi
saja melainkan untuk berjaga-jaga dan spekulasi.
Rumusan teori permintaan uang Keynes dikenal dengan teori Liquidity of Preference
yang diungkap dalam bukunya The General Theory of Employment, Interest, and Money.
Motif transaksi
Uang diminta untuk kebutuhan transaksi, untuk Transaksi, Jumlah uang yang
dibutuhkan untuk transaksi (Lt) merupakan fungsi pendapatan.
(Y) : Lt = f(Y).
Motif jaga-jaga
(Y) : Lj = f(Y).
Permintaan uang berkaitan dengan motif orang untuk melakukan spekulasi yang
bisa memberikan keuntungan. Disini masyarakat ada 2 pilihan dalam memegang
kekayaannya (2 alternatif) yaitu uang kas dan obligasi. Untuk Spekulasi, jumlah uang
yang dibutuhkan untuk spekulasi (L2) merupakan fungsi suku bunga (r) :
L2 = f(r).
PDB PERMINTAAN
INFLASI (%)
(Milyar rupiah ) UANG ( Milyar )
Triwulan 2011 2011 2011
I 1748731.2 6.836667 678561.4627
II 1816268.2 5.893333 705800.6886
III 1881849.7 4.67 732924.5055
IV 1840786.2 4.12 759932.9133
Triwulan 2012 2012 2012
I 1855580.2 3.726667 786825.912
II 1929018.7 4.493333 813603.5017
III 1993632.3 4.483333 840265.6823
IV 1948852.2 4.41 866812.4539
Triwulan 2013 2013 2013
I 1958395.5 5.26 892173.4441
II 2036816.6 5.646667 918917.5465
III 2103598.1 8.6 945974.3887
IV 2057687.6 8.356667 973343.9707
Triwulan 2014 2014 2014
I 2058584.9 7.763333 1004442.649
II 2137385.6 7.09 1031071.168
III 2207343.6 4.35 1056645.885
IV 2161552.5 6.473333 1081166.798
Triwulan 2015 2015 2015
I 2158040 6.543333 1104633.909
II 2238704.4 7.066667 1127047.216
III 2312843.5 7.09 1148406.721
IV 22272929.2 4.83 1168712.424
Sumber : BPS dan SEKI (BI), diolah, 2018.
a. Uji F (Simultan)
Uji F merupakan uji statistik yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh seluruh
variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Hipotesis pada uji F sebagai
berikut :
H0 = Tidak Signifikan
Ha = Signifikan
F Statistik atau F Hitung
Pada uji F statistik akan melihat pengaruhnya secara simultan. Dengan α = 5% atau
0,05.
b. Uji T (Parsial)
Uji T merupakan uji statistik yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
secara individual (parsial) terhadap variabel terikat.
c. Koefisien Determinasi
Uji Koefisien Determinasi merupakan uji untuk mengetahui berapa besar pengaruh seluruh
variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam hal ini, pengaruh PDB dan Inflasi terhadap
permintaan uang (M2). Nilai R² sebesar 0.349651, artinya variasi seluruh variabel (produk
domestic bruto dan inflasi ) dapat mempengaruhi variabel terikat (permintaan uang) sebesar
34,96%. Sedangkan sisanya sebesar 65,04% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.
2. UJI NORMALITAS
4
Series: Residuals
Sample 1 20
Observations 20
3
Mean 2.91e-11
Median 454.8718
Maximum 53659.82
2 Minimum -53239.59
Std. Dev. 29420.90
Skewness -0.268621
Kurtosis 2.365449
1
Jarque-Bera 0.576070
Probability 0.749735
0
-60000 -40000 -20000 0 20000 40000 60000
Dalam uji normalitas ini, kita akan melihat apakah data yang digunakan untuk di regres
normal atau tidak. Keputusan terdistribusi normal atau tidaknya residual secara sederhana yaitu
dengan membandingkan nilai Probabilitas Jarque-Bera hitung dengan tingkat alfa.
Hipotesis :
- Ho = Data berdistribusi normal
- Ha = Data tidak berdistribusi normal
Probabilitas < α = Ho ditolak dan Ha tidak ditolak
Probabilitas > α = Ho tidak ditolak dan Ha ditolak
Dalam hal ini nilai α yang digunakan sebesar 5% atau 0,05. Dapat dilihat bahwa nilai
Probability adalah 0,749735, yang berarti bahwa nilai tersebut lebih besar dari nilai alfa 5%.
Atau 0,749735 > 0,05 sehingga Ho tidak ditolak dan Ha ditolak. Hal tersebut menjelaskan bahwa
residual terdistribusi normal dan asumsi klasik tentang kenormalan terpenuhi.
3. UJI MULTIKOLINEARITAS
Variance Inflation Factors
Date: 09/12/18 Time: 16:01
Sample: 1 20
Included observations: 20
Multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau tepat, diantara sebagian
atau seluruh variabel penjelas dalam sebuah model regresi (Gujarati, Damodar N: 2010).
4. UJI HETEROSKEDASTISITAS
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 09/12/18 Time: 16:04
Sample: 1 20
Included observations: 20
Uji heteroskedastisitas ini dapat digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual
untuk semua pengamatan pada model regresi. Syarat yang harus terpenuhi dalam model regresi
adalah tidak adanya gejala heteroskedatisitas.
Hipotesis :
- Ho = Tidak ada masalah heteroskedastisitas
5. UJI AUTOKORELASI
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 09/12/18 Time: 16:07
Sample: 1 20
Included observations: 20
Presample missing value lagged residuals set to zero.
Uji Autokorelasi adalah sebuah analisis statistik yang dilakukan untuk mengetahui adakah
korelasi variabel yang ada di dalam model prediksi dengan perubahan waktu. Oleh karena itu,
apabila asumsi autokorelasi terjadi pada sebuah model prediksi, maka nilai disturbance tidak lagi
berpasangan secara bebas, melainkan berpasangan secara autokorelasi. Yang perlu diperhatikan
yaitu nilai Durbin-Watson Stat, yaitu sebesar 1,938930.
T = Jumlah Sampel
k = Jumlah Variabel
dL = Batas Bawah Durbin Watson
dU = Batas Atas Durbin Watson
T = 20
k=3
dL = 0,9976
dU= 1,6763
Berdasar hasil tersebut dapat dibuktikan nilai DW > DU atau (1,938930 > 1,6763) dan nilai
(4-DW) > DU atau ( 4-1,938930) > 1,6763. Dapat diinterpretasikan apabila nilai DW > DU dan
nilai (4-DW) > DU, maka dinyatakan tidak ada masalah autokorelasi, baik autokorelasi positif
maupun negatif.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Butra Halia. Tan, Syamsurijal. Delis, Arman. 2016. Analisis Permintaan Uang Riil di
Indonesia. Jambi : Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol.4 No.1,
Juli – September 2016.
Basuki, Agus Tri. 2006. Analisis Permintaan dan Penawaran Uang Pendekatan Persamaan
Simultan. Yogyakarta : JESP Vol.7 No.7 Oktober 2006, hlm. 143-156.
Vita, Fransiska. 2016. Makalah Ekonomi Moneter “Permintaan Uang : Klasik dan Keynes”.
https://www.academia.edu/25624589/Makalah_Permintaan_Uang . Diakses pada Rabu, 12
September 2018.