Anda di halaman 1dari 38

NASIONALISME ASIA-AFRIKA

Faktor-faktor yang melatarbelakangi


timbulnya nasionalisme Asia dan Afrika
adalah:
•Penjajahan bangsa Barat yang menimbulkan
penderitaan dan kesengsaraan.
•Kenangan kejayaan masa lampau sebagai
negara yang pernah mengalamai kejayaan, -Sikap Zealotisme
seperti Indonesia masa kejayaan Sriwijaya -Sikap Herodianisme
dan Majapahit.
•Munculnya kaum intelektual, yang
kemudian menjadi penggerak dan pemimpin
pergerakan nasional.
•Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905,
yang mendorong bangsa-bangsa Asia dan
Afrika bangkit untuk melawan penjajahan
bangsa Barat.
Nasionalisme Jepang
Tokugawa
Iyeyashu

Kastil Nijo
Kaisar Mutsuhito (Meiji Tenno) 1852-1912

Sumpah Setia (6 April 1868):


-Akan dibentuk parlemen
-Seluruh bangsa harus bersatu untuk mencapai kesejahteraan bangsa.
-Adat istiadat yang kolot dan yang menghalangi kemajuan Jepang harus dihapuskan.
-Semua jabatan terbuka untuk siapa saja.
-Mendapatkan ilmu pengetahuan sebanyak mungkin untuk pembangunan bangsa dan negara.

Politik: Pemindahan Ibukota dari Kyoto ke Yedo, Hinomoru (Bendera), Kimigayo (Lagu Kebangsaan), Shintoisme agama nasional, penghapusan
jabatan Shogun dan Daimyo.
Ekonomi: Dumping Policy, Muncul golongan baru Zaibatsu (Keluarga Mitsui, Mitsubishi, Sumimoto, Jassuda.
Pendidikan: Ala barat dasar moral Shintoisme dan Budhisme
Militer: Pembaharuan Angkatan Darat (meniru Jerman) dan Angkatan Laut (Meniru Inggris) dengan semangat Bushido
Iwakura Tomomi 1871-1873

Kereta Uap
Nasionalisme Cina
Latar belakang timbulnya nasionalisme Cina:
•Lenyapnya kepercayaan rakyat Cina terhadap
Dinasti Manchu.
•Adanya pemerintahan Mancu yang dianggap kolot
dan telah bobrok.
•Adanya korupsi dan pemborosan yang merajalela
terutama di kalangan Istana Manchu.
•Kekalahan Cina dalam perang Cina-Jepang.
•Munculnya kaum intelektual Cina, salah satunya
adalah Sun Yat Sen.
Pu Yi (Raja Terakhir Dinasti Manchu)
1908 1932

1959

1906-1967

Raja menjadi
tukang kebun
Partai Kuo Min Tang (Nasionalis)

Dr. Sun Yat Sen Chiang Kai Shek

San Min Chu I (Tiga Asas Kerakyatan) :


•Min T`sen (Kebangsaan)
•Min Tsu (Kerakyatan)
•Min Sheng (Kesejahteraan)
Partai Kung Cang Tang (Komunis)

Mao Tse Tung 80.000 orang Long March 9600 km dari Kiang Shi ke Yen An (1 Tahun)

10 Oktober 1911
Rute Long March 1934-1935
Nasionalisme India
Latar belakang timbulnya nasionalisme di India:
• Perbaikan nasib rakyat oleh pemerintah Inggris setelah
pemberontakan sepoy tidak kunjung datang, maka rakyat
India yang harus bergerak sendiri.
• Hanya orang-orang Inggrislah yang duduk di pemerintahan,
sedangkan orang-orang India tidak di perkenankan ikut serta.
• Munculnya kaum terpelajar yang telah mengenyam
pendidikan Barat, mereka telah mengetahui apa itu
liberalisme, demokrasi, dan nasionalisme.
• Pemberian status dominion Canada tahun 1867, jelas
menimbulkan keinginan bangsa India untuk status yang sama.
Santiniketan (Gerakan menanamkan
rasa cinta tanah air, bangsa, dan
kebudayaan India). Tokoh:
Rabindranath Tagore

7 Mei 1861 - 7 Agustus 1941

•Orang Asia pertama yang mendapat anugrah Nobel bidang sastra (1913)
•Pendiri sekolah Shiriniketan bersama Leonard Elmhist di daerah Shantiniketan
(Benggala Barat)
•Contoh Karya: Lagu kebangsaan Bangsaldesh (Amar Shonar Bangsa)
Lagu Kebangsaan India (Jana Maha Gana)
Rama Krisna (Menghendaki kembali
kepada ajaran agama Hindu yang
Murni). Tokoh: Swami Vivekananda
12 Januari 1863 - 4 Juli 1902

•Tokoh spiritual Hindu dalam ajaran


Vedanta dan Yoga
•Mengenalkan Hindu pada Worlds
Parliament of Religions di Chicago
•Menuntut ilmu pada Ramakrishna
Paramahamsa kemudian mendirikan
Ramakrishna Mission
•Orang India pertama yang
diundang menjadi Profesor filsafat
oriental Universitas Harvad
Gerakan Gandhi:
•Ahimsa (Anti Kekerasan)
•Satyagraha (Tidak bekerjasama dengan penjajah)
•Hartal (Mogok Kerja)
•Swadesi (Hidup dengan usaha sendiri)
Nasionalisme Turki

Latar belakang timbulnya nasionalisme Turki:


• Kekuasaan Turki Usmani yang semakin merosot
• Adanya pengaruh Revolusi Perancis, dengan semboyan
liberte, egalite, dan fraternite.
• Timbulnya kaum terpelajar yang berpaham modern, yang
mendorong timbulnya semangat nasionalisme diantaranya
Kemal Pasha, Midhat Pasha, Rasjid Pasha, dan Ali Pasha.
• Adanya kegiatan bangsa barat yang semakin gencar untuk
merebutkan daerah-daerah jajahan Turki dan siap
menghancurkan Turki.
3 Maret 1924

Sultan Abdul Majid II

Refet Pasha Kemal Pasha Ismet Pasha


Nasionalisme Mesir

Latar belakang timbunya nasionalisme Mesir:


• Adanya gerakan wahabi.
• Adanya pengaruh revolusi Perancis
• Munculnya kaum intelektual yang berpaham modern.
• Adanya gerakan Pan-Arab yang dirintis oleh Amir
Chetib Arslan yang menganjurkan persatuan semua
bangsa Arab dengan tujuan untuk mencapai
kemerdekaan bangsanya.
Saad Zaghlul Pasha Khedive Isma'il Pasha Arabi Pasha
NASIONALISME DI FILIPINA
• Filipina menjadi salah satu daerah jajahan Spanyol di Asia Tenggara sejak
tahun 1565. Dibawah jajahan Spanyol, bangsa Filipina mengalami
penderitaan dan kesengsaran karena pemerintah jajahan tidak menaruh
perhatian untuk memperbaiki kehidupan rakyat Filipina.
• Dalam situasi politik yang semakin buruk, bangsa Filipina bersatu untuk
mengadakan pergerakan nasional melawan Spanyol. Berbagai golongan
dalam masyarakat bersatu untuk mengahadapi Eropanisasi diberbagai
bidang sangat merugikan penduduk asli pribumi, namun ada juga
manfaatnya bagi mereka antara lain di Filipina muncul golongan
terpelajar sebagai hasil dari pendidikan barat, yang pada akhirnya
menjadi pemimpin pergerakan nasional Filipina. Karena mereka inilah
yang mampu melihat berbagai kepincangan dan keburukan yang timbul
sebagai akibat dari penjajahan.
• Pada tahun 1892 salah seorang dari golongan terpelajar,
yakni Dr. Jose Rizal membentuk partai Filipina Muda.
Partai ini merupakan organisasi politik yang memegang
peranan penting dalam pergerakan nasional Filipina yang
menuntut pemerintahan sendiri.
• Young Filipina (Filipina Muda) bangkit menentang
pemerintahan Spanyol pada tahun 1896. Perlawanan ini
dapat dipadamkan oleh pemerintah Spanyol dengan
menggunakan kekerasan senjata yang banyak
menimbulkan korban, termasuk Yose Rizal (dihukum mati)
• Karena kegiatan partai Filipina Muda ini dianggap
membahayakan pemerintah kolonial Spanyol, maka
penguasa Spanyol menindas gerakan ini, dan menyatakan
sebagai partai terlarang.
• Di samping itu, terdapat gerakan Katipunan. Gerakan ini
mengadakan pemberontakan terhadap pemerintah penjajah
Spanyol, tetapi dapat dipadamkan.
• Emilio Aquinaldo melanjutkan gerakan tersebut dengan
bantuan Amerika Serikat berhasil mendekati golongan
nasionalis Filipina dan manjanjikan pemberian kemerdekaan
kepada negeri ini pada tahun 1946 yang dilaksanakan pada
tanggal 4 Juli 1946 dengan Manuel Roxas sebagai Presiden
pertama.
• Walaupun Filipina telah merdeka, namun
pengaruh Amerika Serikat masih kuat.
Amerika Serikat mendirikan pangkalan
militernya untuk kawasan Asia Tenggara di
Filipina (Subick).
KONFERENSI ASIA-AFRIKA
• Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika (KTT Asia-Afrika; kadang
juga disebut Konferensi Bandung) adalah sebuah Konferensi
tingkat tinggi antara negara-negara Asia dan Afrika, yang
kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan.
• KTT ini diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (dahulu
Birma), Sri Lanka (dahulu Ceylon) India dan Pakistan serta
dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Roeslan
Abdulgani. Pertemuan ini berlangsung antara 18-24 april 1955,
di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan
mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-
Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika
Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.
• Sebanyak 29 negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia
pada saat itu mengirimkan wakilnya. Konferensi ini merefleksikan apa yang
mereka pandang sebagai ketidakinginan kekuatan-kekuatan Barat untuk
mengkonsultasikan dengan mereka tentang keputusan-keputusan yang
mempengaruhi Asia pada masa Perang Dingin; kekhawatiran mereka
mengenai ketegangan antara RRC dan Amerika Serikat; keinginan mereka
untuk membentangkan fondasi bagi hubungan yang damai antara Tiongkok
dengan mereka dan pihak Barat; penentangan mereka terhadap
kolonialisme, khususnya pengaruh Perancis di Afrika Utara dan kekuasaan
kolonial perancis di Aljazair dan keinginan Indonesia untuk mempromosikan
hak mereka dalam pertentangan dengan Belanda mengenai Irian Barat.
• Sepuluh poin hasil pertemuan ini kemudian tertuang dalam apa yang
disebut Dasasila Bandung, yang berisi tentang "pernyataan mengenai
dukungan bagi kedamaian dan kerjasama dunia". Dasasila Bandung ini
memasukkan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB dan prinsip-prinsip Nehru.
• Konferensi ini akhirnya membawa kepada terbentuknya Gerakan Non Blok
pada 1961.
Dasar-dasar penyebab konferensi asia
afrika.
• Dasar-dasar penyebab konferensi asia afrika yaitu:
1.letak benua asia dan afrika yang berdekatan dan mampunyai kesamaan geografis.
2.kedua benua memiliki kesamaan yang kuat bukan hanya faktor keturunan, akan
tetapi juga faktor agama dan sejarah.
3.kedua benua juga memiliki kesamaan nasib, yaitu sama-sama dijajah oleh negara-
negara eropa.
4.setelah merdeka kedua beua juga memiliki persoalan yang harus dihadapi
bersama.
Sebelum diadakan konferensi asia afrika pemuda asia mengadakan ”Kongres Liga
Internasional Anti Penjajahan dan Penindasan” di Brussel (Belgia) pada tanggal 15
Januari 1927. Selain itu para peuda arab berkumpul di Bludan untuk membentuk
Pan-Arabisme pada tanggal 18 september 1937. pada tanggal 2 april 1947 Sri
Pandhit Jawaharlal Nehru mengadakan Konferensi Hubungan Antar Asia di New
Delhi.
Konferensi pendahuluan :
• a. Konferensi kolombo.
Konferensi Kolombo dilaksanakan di Sri Langka pada tanggal 28 April sampai sengan 2 Mei 1954. Tujuannya
adalah membahas masalah Vietnam dalam
menghadapi Konferensi Jenewa pada tahun 1954. Kemudian berkembang
gagasan baru, setelah Indonesia melontarkan pentingnya menyelenggarakan
KAA. Meskipun diwarnai sikap yang agak ragu-ragu, konferensi berhasil
memutuskan hal-hal sebagai berikut:
--Indocina harus dimerdekakan dari penjajahan perancis.
--Menuntut kemerdekaan bagi Tunisia dan Marroko.
--Menyetujui dilaksanakannya KAA dan memilih Indonesia sebagai tuan rumah.

b. Konferensi Bogor (Pancanegara)


Sesuai hasil putusan Konferensi Kolombo, Indonesia kemudian melakukan pendekatan diplomatik kepada 18
negara Asia dan Afrika. Pemerintah Indonesia ingin mengetahui tanggapan negara-negara tersebut terhadap ide
penyelenggaraan KAA. Ternyata, negara-negara yang dihubungi
menyambut baik dan menyetujui Indonesia sebagai tuan rumahnya. Sebagai tindak lanjut, Indonesia
mengadakan Konferensi Bogor pada 28-29 Desember 1954 dengan mengundang peserta Konferensi Kolombo.

Konferensi Bogor dihadiri tokoh-tokoh penting, yaitu:


--Mr. Ali Sastroamidjojo (PM Indonesia),
--Pandit Jawaharlal Nehru (PM India),
--Mohammad Ali (PM Pakistan),
--U Nu (PM Birma/Myanmar), dan
--Sir John Kotelawala (PM Sri Langka).

Konferensi tersebut membicarakan persiapan-persiapan terakhir pelaksanaan KAA. Kesepakatan yang dihasilkan
dalam Konferensi Bogor adalah sebagai berikut:
--KAA akan diselenggarakan di Bandung pada 18-24 April 1955.
--KAA akan diikuti oleh 30 negara sebagai peserta.
--Menetapkan rancangan agenda KAA.
--Merumuskan tujuan-tujuan pokok KAA.
• Tujuan KAA.
Adapun tujuan dilaksanakan KAA adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan kehendak baik, kerjasama, persahabatan,
dan hubungan antar bangsa Asia dan Afrika.
2. Mempertimbangkan masalah-masalah sosial, ekonomi,
dan kebudayaan bangsa-bangsa Asia dan Afrika.
3. Mempertimbangkan masalah-masalah khusus, seperti
kedaulatan nasionalisme, rasialisme, dan kolonialisme.
4. Meningkatkan peran Asia dan Afrika dalam memajukan
kerjasama dan perdamaian dunia
• Jalannya konferensi.

Secara umum, KAA berjalan lancar, meskipun ada


beberapa kendala yang telah
diduga sebelumnya. Kendala itu sebagai akibat
perbedaan sistem politik masing-masing
peserta. Filipina, Thailand, Pakistan, dan Turki adalah
negara-negara yang pro Barat. Cina dan Vietnam Utara
adalah negara-negara yang pro komunis. Sedangkan
Indonesia, India, Mesir, dan Birma adalah negara-negara
yang bersikap netral.
• Hasil KAA :
1) Kerjasama di bidang ekonomi,
2) Kerjasama di bidang kebudayaan,
3) Hak asasi manusia dan hak menentukan
nasib sendiri,
4) Masalah segenap rakyat terjajah, serta
5) Masalah perdamaian dan kerjasama dunia.
Dasasila Bandung
• Sepuluh (10) inti sari / isi yang terkandung dalam Bandung Declaration / Dasasila Bandung
:
• 1. Menghormati hak-hak dasar manusia seperti yang tercantum pada Piagam PBB.
2. Menghormati kedaulatan dan integritas semua bangsa.
3. Menghormati dan menghargai perbedaan ras serta mengakui persamaan semua ras
dan bangsa di dunia.
4. Tidak ikut campur dan intervensi persoalan negara lain.
5. Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri baik sendiri maupun
kolektif sesuai dengan piagam pbb.
6. Tidak menggunakan peraturan dari pertahanan kolektif dalam bertindak untuk
kepentingan suatu negara besar.
7. Tidak mengancam dan melakukan tindak kekerasan terhadap integritas teritorial atau
kemerdekaan politik suatu negara.
8. Mengatasi dan menyelesaikan segala bentuk perselisihan internasional secara jalan
damai dengan persetujuan PBB.
9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama.
10. Menghormati hukum dan juga kewajiban internasional.
• 23 Agustus 1953- Perdana Menteri Ali Sastroamijoyo (Indonesia) di DPRS
mengusulkan perlunya kerjasama antara negara-negara di Asia dan Afrika
dalam perdamaian dunia.
• 25 April-2 Mei 1954 Berlangsung Persidangan Kolombodi Sri Lanka. Hadir
dalam pertemuan tersebut para pemimpin dari India, Pakistan, Burma
(sekarang Myanmar), dan Indonesia. Dalam konferensi ini Indonesia
memberikan usulan perlunya adanya Konferensi Asia-Afrika.
• 28-29 Desember 1954 - Untuk mematangkan gagasan masalah Persidangan
Asia-Afrika, diadakan Persidangan Bogor. Dalam persidangan ini dirumuskan
lebih rinci tentang tujuan persidangan, serta siapa saja yang akan diundang.
• 18-24 April 1955 Konferensi Asia-Afrika berlangsung di Gedung Merdeka,
Bandung. Persidangan ini dirasmikan oleh Presiden Soekarno dan diketuai
oleh PM Ali Sastroamidjojo. Hasil dari persidangan ini berupa persetujuan
yang dikenal dengan Dasasila Bandung.
Pelopor Konferensi Tingkat Tinggi Asia-
Afrika
NAMA JABATAN ASAL NEGARA
Ali Sastroamijoyo Perdana Menteri Indonesia
Jawaharlal Nehru Perdana Menteri India
Sir John Kotelawala Perdana Menteri Sri Lanka
Muhammad Ali Bogra Perdana Menteri Pakistan
U Nu Perdana Menteri Myanmar
GNB(Non-Aligned Movement/NAM)
• Kata "Non-Blok" diperkenalkan pertama kali oleh PM Nehru dalam pidatonya
tahun 1954 di Kolombo, Sri Lanka. Dalam pidato itu, Nehru menjelaskan lima
pilar yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk membentuk relasi Sino-
Indiay ang disebut dengan Panchsheel lima pengendali). Prinsip ini kemudian
digunakan sebagai basis dari Gerakan Non-Blok. Lima prinsip tersebut adalah:
• Saling menghormati integritas teritorial dan kedaulatan.
• Perjanjian non-agresi
• Tidak mengintervensi urusan dalam negeri negara lain
• Kesetaraan dan keuntungan bersama
• Menjaga perdamaian
• Gerakan Non-Blok sendiri bermula dari sebuah KTT Asia Afrika sebuah konferensi
yang diadakan di Bandung, Indonesia, pada tahun 1955.Di sana, negara-negara
yang tidak berpihak pada blok tertentu mendeklarasikan keinginan mereka untuk
tidak terlibat dalam konfrontasi ideologi Barat-Timur. Pendiri dari gerakan ini
adalah lima pemimpin dunia: Joseph Bros Tito presiden Yugoslavia, Soekarno
presiden Indonesia, Gamal Abdul Nasser presiden Mesir, Jawaharlal Nehru
perdana menteri India dan Kwame Nkrumah dari Ghana.
• Tujuan dari organisasi ini, seperti yang
tercantum dalam Deklarasi Havana tahun
1979, adalah untuk menjamin "kemerdekaan,
kedaulatan, integritas teritorial, dan keamanan
dari negara-negara nonblok" dalam perjuangan
mereka menentang imperialism, kolonialisme,
neo-kolonialisme, apartheid, zionisme, rasisme
dan segala bentuk agresi militer, pendudukan,
dominasi, interferensi atau hegemoni dan
menentang segala bentuk blok politik.
• GNB berdiri saat diselenggarakannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) I
GNB di Beograd, Yugoslavia, 1-6 September 1961. KTT I GNB dihadiri
oleh 25 negara yakni Afghanistan, Algeria, Yeman, Myanmar,
Cambodia, Srilanka, Congo, Cuba, Cyprus, Mesir, Ethiopia, Ghana,
Guinea, India, Indonesia, Iraq, Lebanon, Mali, Morocco, Nepal, Arab
Saudi, Somalia, Sudan, Suriah, Tunisia dan Yugoslavia. Dalam KTT I
tersebut, negara-negara pendiri GNB ini berketetapan untuk
mendirikan suatu gerakan dan bukan suatu organisasi untuk
menghindarkan diri dari implikasi birokratik dalam membangun
upaya kerjasama di antara mereka. Pada KTT I juga ditegaskan bahwa
GNB tidak diarahkan pada suatu peran pasif dalam politik
internasional, tetapi untuk memformulasikan posisi sendiri secara
independen yang merefleksikan kepentingan negara-negara
anggotanya.
• Tujuan utama GNB semula difokuskan pada upaya dukungan
bagi hak menentukan nasib sendiri, kemerdekaan nasional,
kedaulatan dan integritas nasional negara-negara anggota.
Tujuan penting lainnya adalah penentangan terhadap
apartheid; tidak memihak pada pakta militer multilateral;
perjuangan menentang segala bentuk dan manifestasi
imperialisme; perjuangan menentang kolonialisme,  neo-
kolonialisme, rasisme, pendudukan dan dominasi asing;
perlucutan senjata; tidak mencampuri urusan dalam negeri
negara lain dan hidup berdampingan secara damai;
penolakan terhadap penggunaan atau ancaman kekuatan
dalam hubungan internasional; pembangunan ekonomi-sosial
dan restrukturisasi sistem perekonomian internasional; serta
kerjasama internasional berdasarkan persamaan hak.
Catatan:
• Cermati kembali peristiwa yg mendorong
nasionalisme di negara-negara tersebut, baik
tokoh maupun pergerakan mereka masing-
masing
• Review lahirnya GNB dan KAA
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai