Anda di halaman 1dari 5

2.1.

5 Teori Nilai Uang

Teori nilai uang membahas masalah-masalah keuangan yang berkaitan dengan nilai uang. Nilai uang
menjadi perhatian para ekonom, karena tinggi atau rendahnya nilai uang sangat berpengaruh terhadap
kegiatan ekonomi. Hal ini terbukti dengan banyaknya teori uang yang disampaikan oleh beberapa ahli.
Teori uang terdiri atas dua teori, yaitu teori uang statis dan teori uang dinamis.

· Teori uang statis

Teori Uang Statis atau disebut juga "teori kualitatif statis" bertujuan untuk menjawab pertanyaan:
apakah sebenarnya uang? Dan mengapa uang itu ada harganya? Mengapa uang itu sampai beredar?
Teori ini disebut statis karena tidak mempersoalkan perubahan nilai yang diakibatkan oleh
perkembangan ekonomi. Yang termasuk teori uang statis adalah:

· Teori Metalisme (Intrinsik) oleh KMAPP

Uang bersifat seperti barang, nilainya tidak dibuat-buat, melainkan sama dengan nilai logam yang
dijadikan uang itu. Contoh: uang emas dan uang perak.

· Teori Konvensi (Perjanjian) oleh Devanzati dan Montanari

Teori ini menyatakan bahwa uang dibentuk atas dasar pemufakatan masyarakat untuk mempermudah
pertukaran.

· Teori Nominalisme

Uang diterima berdasarkan nilai daya belinya.

· Teori Negara

Asal mula uang karena negara, apabila negara menetapkan apa yang menjadi alat tukar dan alat bayar
maka timbullah uang. Jadi uang bernilai karena adanya kepastian dari negara berupa undang-undang
pembayaran yang disahkan.

· Teori uang dinamis

Teori ini mempersoalkan sebab terjadinya perubahan dalam nilai uang. Teori dinamis antara lain:

· Teori Kuantitas dari David Ricardo

Teori ini menyatakan bahwa kuat atau lemahnya nilai uang sangat tergantung pada jumlah uang yang
beredar. Apabila jumlah uang berubah menjadi dua kali lipat, maka nilai uang akan menurun menjadi
setengah dari semula, dan juga sebaliknya.

· Teori Kuantitas dari Irving Fisher


Teori yang telah dikemukakan David Ricardo disempurnakan lagi oleh Irving Fisher dengan memasukan
unsur kecepatan peredaran uang, barang dan jasa sebagai faktor yang memengaruhi nilai uang.

· Teori Persediaan Kas

Teori ini dilihat dari jumlah uang yang tidak dibelikan barang-barang.

· Teori Ongkos Produksi

Teori ini menyatakan nilai uang dalam peredaran yang berasal dari logam dan uang itu dapat dipandang
sebagai barang.

Teori nilai uang dibagi menjadi 3 yaitu ;

a. Teori barang

1. Teori logam (katalistik) menyatakan bahwa uang diterima masyarakat karena bahannya dibuat dari
logam yang bernilai tinggi. Teori ini dipelopori oleh Adam Smith.

2. Teori nilai batas menyatakan bahwa uang diterima masyarakat karena adanya keperluan masyarakat
akan barang dan adanya kepercayaan terhadap uang.

b. Teori nominalisme

1. Teori perjanjian (konvensi), yaitu uang diterima oleh masyarakat karena adanya perjanjian untuk
memakai suatu benda dalam pertukaran. Pelopor teori ini adalah Thomas Aquinas.

2. Teori kebiasaan, yaitu uang diterima oleh masyarakat karena kebiasaan masyarakat menggunakan
benda tertentu dalam pertukaran.

3. Teori kenegaraan, yaitu uang diterima oleh masyarakat karena adanya ketetapan dari pemerintah
dalam pertukaran.

4. Teori tuntutan (klaim), yaitu uang diterima oleh masyarakat karena ada tuntutan terhadap barang-
barang yang dihasilkan masyarakat. Pelopor teori ini adalah J. S. Mill.
5. Teori realisme (fungsi), yaitu uang diterima oleh masyarakat karena adanya penilaian terhadap uang
yang dapat memudahkan pertukaran. Pelopor teori ini adalah David Hume.

c. Teori internal

Teori ini didasarkan pada kemampuan uang untuk ditukarkan dengan sejumlah barang/jasa tertentu.
Dalam ekonomi moneter teori ini disebut juga Teori permintaan uang. Teori internal ini meliputi :

1. Teori kuantitas (quantity theory ) menyatakan bahwa nilai uang tergantung pada jumlah uang yang
beredar dalam masyarakat. Semakin banyak uang yang beredar semakin tinggi harga barang, dan
sebaliknya. Hal tersebut dapat dirumuskan secara matematis sebagai berikut :

M= k. P

Keterangan:

M (mone ) = Jumlah uang yang beredar

k (konstanta) = Perbandingan konstan

P (price) = Harga barang

2. Teori transaksi (e change equation)

Teori ini dipelopori oleh Irving Fisher yang berpendapat bahwa nilai uang tergantung pada jumlah uang
yang beredar, kecepatan uang beredar (berpindah tangan), dan jumlah barang yang diperdagangkan.
Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

M.V=P.T

Keterangan:

M (mone ) = Jumlah uang yang beredar

V (velocit of circulation) = Kecepatan peredaran uang


P (price) = Harga barang

T (transaction of goods) = Jumlah barang yang diperdagangkan

3. Teori persediaan kas (cash balance theory )

Teori ini dikemukakan oleh Alfred Marshall yang menyatakan bahwa nilai uang tergantung pada jumlah
uang yang disimpan untuk persediaan kas dari sebagian pendapatan masyarakat. Persediaan kas
tergantung pada jumlah pendapatan dan tingkat suku bunga di pasar. Secara matematis dapat
dirumuskan sebagai berikut.

M=k.P.Y

Keterangan:

M (mone ) = Jumlah uang yang beredar

k (koefisien) = Jumlah uang untuk persediaan kas

P (price) = Harga barang

Y (income) = Pendapatan

Teori Barang
Teori barang menyatakan bahwa suatu benda diterima sebagai uang karena benda tersebut dari bahan
yang mempunyai nilai tinggi. Terdapat dua teori yang mendukung teori barang ini. Dua teori itu adalah
sebagai berikut:

(i) Teori Logam


Teori logam (katalistik) menyatakan bahwa uang diterima masyarakat karena bahannya terbuat dari
logam yang bernilai tinggi, misalnya uang emas. Teori ini dipeloposi oleh Adam Smith.

(ii) Teori Nilai Batas


Teori nilai batas menyatakan bahwa uang diterima masyarakat karena adanya keperluan masyarakat
akan barang dan adanya kepercayaan terhadap uang. Pelopor dan teori ini adalah Carl Manger.

B. Teori Nominalisme
Teori Nominalisme berpendapat bahwa suatu benda dapat diterima sebagai uang karena besarnya
nominal yang tertera dalam benda tersebut. Nilai uang tidak ditentukan oleh besarnya nilai bahan,
tetapi nilai yang tertulis pada benda yang dianggap uang tersebut. Sejumlah teori pendukung dari teori
nominalisme antara lain sebagai berikut.

(i) Teori Perjanjian.


Teori Perjanjian (konvensi) menyatakan bahwa uang diterima oleh masyarakat karena adanya perjanjian
untuk memakai suatu benda dalam pertukaran.Pelopor teori ini adalah Thomas Aquinas.

(ii) Teori Perjanjian.


Teori kebiasaan menyatakan bahwa uang diterima masyarakat karna kebiasaan menggunakan benda
tertentu dalam pertukaran.

(iii) Teori Kenegaraan.


Teori kenegaraan menyatakan bahwa uang diterima oleh masyarakat karna adanya ketetapan dari
pemerintah dalam pertukaran.

(iv) Teori Tuntutan.


Teori tuntutan (klaim) menyatakan bahwa uang diterima oleh masyarakat karena adanya tutuntan
terhadap barang-barang yang dihasilkan masyarakat. Pelopor teori ini adalah J. S. Mill.

(v) Teori Realisme.


Teori realisme (fungsi) menyatakan bahwa uang diterima oleh masyarakat karna adanya penilaian
terhadap uang yang dapat memudahkan pertukaran. Pelopor teori ini adalah David Hume.

Anda mungkin juga menyukai