Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

BANK INDONESIA
NDONESIA DAN BANK SYARIAH

OLEH

KELOMPOK 4

Nama Anggota Kelompok:

1. Mercy Novita Guterres (2010020002)


2. Fauziah Aulia Toboku (2010020008)
3. Julian Surendra Korohama(2010020004)
4. Theresa Diana Sonia Tantry(2010020029)
5. Venci Ilona Lake (2010020009)
(

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

KUPANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis mengucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat, bimbingan, dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Judul makalah ini ialah “Bank Indonesia dan Bank Syariah”. Makalah ini berisi
tentang pengertian Bank Indonesia dan Bank Syariah, serta Peranan kedua Bank tersebut.
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Kelompok dari Mata Kuliah Bank dan Lembaga
Keuangan.

Penulis menyadari bahwa pembahasan hanya pada batasan permasalahan pada


makalah ini, sehingga kritik dan saran sangat dibutuhkan penulis untuk melengkapi makalah
ini baik dari segi teori, metode, dan analisis sehingga dapat menjadi acuan referensi bagi
peneliti selanjutnya.

Kupang, Maret 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Undang – Undang RI No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas


Undang – Undang RI Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud
dengan “ Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. “
Dunia perbankan sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat pada umumnya.
Karena banyak manfaat yang diperoleh masyarakat dalam menggunakan produk –
produk perbankan. Diantaranya tabungan, deposito, reksadana dan lain lain. Nasabah
mengharapkan dana mereka dapat aman dan dikelola dengan baik oleh pihak
pengelola perbankan. Persaingan antar bank juga tidak bisa dihindari, sehingga
masing – masing bank berlomba – lomba untuk berinovasi dalam meningkatkan
kualitas layanan. (Mayangsari dan Prastiwi, 2016 : 50)
Bank sentral merupakan bagian dari lembaga negara yang bertugas untuk
mengatur serta menstabilkan perekonomian negara sehingga tidak melayani kegiatan
perbankan pada umumnya, sedangkan bank Syariah merupakan Bank umum yang
memberikan layanan perbankan pada umumnya kepada masyarakat akan tetapi
dengan mengedepankan prinsipprinsip syariah dan menghindari segala bentuk
transaksi yang melanggar syariah agama.
Setiap negara di dunia pasti memiliki Bank Sentral, hal ini dikarenakan bank
sentral merupakan salah satu lembaga independen negara yang bertugas untuk
memastikan kestabilan ekonomi negaranya, akan tetapi tugas bank sentral bukan itu
saja, berikut ini tugas utama Bank sentral adalah : Menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter, Menjaga serta memastikan lancarnya sistem pembayaran,
Menjaga stabilitas keuangan. Dengan pelaksanaan tugas tersebut, maka kepercayaan
masyarakat terhadap negara dan terhadap bank semakin meningkat, dan hal ini baik
bagi pertumbuhan ekonomi. Sedangkan Bank Syariah merupakan bank yang berada di
bawah pengawasan Bank Indonesia sebagai bank sentral, semua kegiatan bank
syariah dan bank umum lainnya diawasi oleh OJK, dan Bank Sentral, karena apa yang
dilakukan oleh bank umum dan bank syariah akan sangat mempengaruhi kestabilan
perekonomian negara. Dan untuk melaksanakan kebijakan moneternya, Bank Sentral
membutuhkan bantuan dari bank umum serta bank syariah, misalnya dalam
menetapkan besarnya suku bunga, Bank Sentral mempunyai kewenangan untuk
menetapkan, sedangkan Bank umum dan Bank Syariah wajib melaksanakannya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat
merumuskan suatu masalah yang dapat diangkat sebagai berikut.
1) Apa saja Tujuan dan Tugas-Tugas Bank Indonesia?
2) Bagaimana Hubungan Bank Indonesia dengan Pemerintah dan Dunia
Internasional?
3) Bagaimana Sejarah singkat Bank Syariah?
4) Apa saja Produk Bank Syariah?
5) Bagaimana Penilaian Kesehatan Bank Syariah?

1.3 Tujuan

1) MenjelaskanaTujuan dan Tugas-Tugas Bank Indonesia


2) Mendeskripsikan Hubungan Bank Indonesia dengan Pemerintah dan Dunia
Internasional
3) Menjelaskan sejarah singkat Bank Syariah
4) Mendeskripsikan Produk Bank Syariah
5) Mendeskripsikan Penilaian Kesehatan Bank Syariah
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tujuan dan Tugas Bank Indonesia

Bank Indonesia barasal dari De Javasche Bank N.V yang merupakan salah satu bank
milik pemerintah Belanda. Bank ini didirikan pada zaman penjajahan Belanda, tepatnya pad
10 Oktober 1827 dalam rangka memnbantu pemerintah Belanda, untuk mengurus keuanan di
Hindia Belanda pada waktu itu.

Berdasarkan penetapan presiden Nomor 17 Tahun 1965 bank Indonesia bersama bank
lain nya seperti bank koperasi Tani dan Nelayan, bank negara Indonesia dan Bank Tabungan
negara di lebur ke dalam bank Tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Bank negara
indonesai ini terdiri dari BNI unit I, II,III,IV dan V. kantor pusat sentral terletak di ibu kota
negara. Di dindonesia bank sentral pusat nya di Jakarta dan mempunyai kantor di seluruh
wilayah di Indonesia biasanya di setiap ibu kota provinsi serta perwakilan dan koresponden
di luar negeri. Fungsi bank sentral dimana pun memegang peranan yang snagat penting dan
memajukan perkembangan pembangunan di negaranya.

Peranan bank Indonesia sebagai bank Sentral atau sering di sebut bank to bank dalam
pembangunan memang penting dan sangat di butuhkan keberadaannya. Tugas-tugas bank
Indonesia untuk mengatur, mengkoordinasi, dan mengawasi serta memberikan tindakan
dunia kepada perbankan. Bank inonesia juga mengurus dana yang mennghimpun dari
masyarakat agar disalaurkan kembali kepada masyrakat yang benar-benar efektif
penggunaannya sesuai dengan tujuan pembangunan.

Peranan lain bank Indonesia adalah dalam menyalurkan uang terutama uang kartal di
bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk menyalurkan uang kartal.

2.1.1 Tujuan Bank Indonesia

Tujuan Bank Indonesia seperti tertuang dalam Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun


1999 Bab III Pasal 7 adalah untuk mancapai dan memelihara kestabilan rupiah. mata uang
rupiah harus di jaga dan di perlihara mengingat dampak yang di timbulkan apabilah suatu
mata uang tidak stabil sangatlah luas seperti salah satu nya adalah inflasi yang sangat
memberatkan masyarakat luas. Kestabilan rupiah yang di inginkan oleh Bank Indonsia
adalah:

1. Kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang dapat di ukur dengan atau
tercermin dari perkembangan laju inflasi
2. Kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain. Hal ini dapat diukur dengan
atau mencermin dari perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negra lain.
Dengan stabilnya nilai mata uang rupiah, maka akan sangat banyak manfaat yang akan di
peroleh terutama untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan
meningktakan kesejahteraan rakyat.
Agar kestabilan nilai rupiah dapat tercapai dan terpelihara, maka bank indonesia
memiliki tugas antara lain:
1. Menetapkan dan melaksanakan kewajiban moneter
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.

2.1.2 Tugas-Tugas Bank Indonesia


Berikut akan di uraikan garis-garis besar dari masing-masing tugas bank Indonesia
seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan Moneter
Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter bank Indonesia
berwenang;
a. Menetapkan sasaran moneter dan memerhatikan sasaran laju inflasi yang di
tetapkan.
b. Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara yang termasuk,
tetapi tidak terbatas pada:
1) Operasi pasar terbuka di pasar uang, baik mata uang rupiah maupun valas
2) Penetapan tingkat diskonto
3) Penetapan cadangan wajib minimum
4) Pengatur kredit atau pembianyaan.
c. Memberikan kredit atau pembiayaan berdasrkan prinsip syairah, paling lam
sembilan puluh hari kepada bank untuk mengatasi kesulitaan pendanaan jangka
pendek bank yang bersangkutan.
d. Malaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan nilai tukar yang telah di tetapkan
e. Mengelola cadangan devisa
f. Menyelenggarakan survei secara berkala atau sewaktu-waktu dapat diperlukan
yang dapat bersifat makro dan mikro.
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Dalam tugas mengatur dan mejaga kelamcaran sistem pembayaran bank Indonesia
berwenang:
a. Melaksanakan dan memberikan persetujuan tanpa izin terhadap penyelenggaraan
jasa sistem pembayaran
b. Mewajibkan penyelenggaraan jas sistem pembayaran untuk menyampaikan
laporan kegiatan
c. Menetapkan penggunaan alat pembayaran
d. Mengatur sistem kliring antar bank baik dalam mata uang rupiah atau mat uang
asing.
e. Menyelenggrakan penyelesaian akhir transaksi pembayaran antar bank.
f. Menetapkan macam, harga, ciri uang dikeluarkan, bahan yang digunakan dan
tanggal mulai berlaku nya sebgai alat pembayaran yang sah.
g. Menyeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik dan
memusnakan uang dari peredaran, termasuk membrikan penggantian dengan nilai
yang sama
2.2 Hubungan Bank Indonesia dengan Pemerintah dan Dunia Internasional

2.2.1 Hubungan Bank Indonesia dengan Pemerintah

Hubungan pemerintahan dengann Bank Indonesia seperti yang di tuangkan dalam


Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 adalah sebagai berikut:
1. Bertindak sebagai pemegang kas pemerintah
2. Untuk dan atas nam pemerintah Bank Indonesia dapat menerima pinjaman luar
negeri, menatausahakan serta menyelesaikan tagihan dan kewajiban keuangan
pemerintah terhadap pihak luar negeri.
3. Pemerintah wajib memintah pendap Bank Indonesia dan atau mengundang Bank
Indonesia dalam sidang kabinet yang membahasa masalah ekonomi, perbankan
keuangan yang berkaitan dengan tugas Bank Indonesia atau kewenangan Bank
Indonesia.
4. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah mengenai rancangan
anggaran pendapatan dan belanja negara serta kebijakan lain yang berkaitan dengan
tugas dan kewajiban Bank Indonesia.
5. Dalam hal pemerintah menerbitkan surat-surat utang negara, pemerintah wajib dahulu
berkonsultasi dengan Bank Indonesia dan pemerintah wajib terlebihi dahulu
berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat.
6. Bank Indonesia dapat membantu peneritan surat-surat utang negara yang diterbitkan
pemerintah.
7. Bank Indonesia dilarang memberikan kredit kepada pemerintah.
2.2.2 Hubungan dengan Dunia Internasional

Dalam hal hubungan Bank Indonesia dengan dunia internasional, maka Bank Indonesia :

1. . Dapat melakukan kerja sama dengan :

a. Bank Sentral negara lain.

b. Organisasi dan Lembaga Internasional

2. Dalam hal dipersyaratkan bahwa anggota Internasional dan/atau lembaga multilateral


adalah negara, maka Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama negara
Republik Indonesia sebagai anggota.

2.3 Sejarah Singkat Bank Syariah

Awal mula kegiatan bank syariah yang pertama sekali dilakukan adalah di Pakistan
dan Malaysia pada sekitar tahun 1940 – an. Kemudian di Mesir pada tahun 1963 berdiri
Islamic Rural Bank di desa It Ghamr Bank. Bank ini beroperasi di pedesaan Mesir dan masih
berskala kecil.

Di Uni Emirat Arab, baru tahun 1975 dengan berdiri Dubai Islamic Bank. Kemudian
di Kuwait pada tahun 1977 berdiri Kuwait Finance House yang beroperasi tanpa bunga.
Selanjutnya kembali di Mesir pada tahun 1978 berdiri Bank Syariah yang diberi nama Faisal
Islamic Bank. Langkah ini kemudian diikuti oleh Islamic International Bank for Invesment
and Development Bank.

Di Siprus tahun 1983 berdiri Faisal Islamic Bank of Kibris. Kemudian di Malaysia
Bank Syariah lahir tahun 1983 dengan berdirinya Bank Islam Malaysia Berhad ( BIMB ) dan
pada tahun 1999 lahir pula Bank Bumi Putera Muamalah.

Di Iran sistem perbankan syariah mulai berlaku secara nasional pada tahun 1983 sejak
dikeluarkannya Undang – Undang Perbankan Islam. Kemudian di Turki negara yang
berideologi sekuler Bank Syariah lahir tahun 1984 yaitu dengan hadirnya Daar al – Maal al –
Islami serta Faisal Finance Institution dan mulai beroperasi tahun 1985.

Salah satu negara pelopor utama dalam melaksanakan sistem perbankan syariah
secara nasional adalah Pakistan. Pemerintah Pakistan mengkonversi seluruh sistem perbankan
di negaranya pada tahun 1985 menjadi sistem perbankan syariah. Sebelumnya pada tahun
1979 beberapa institusi keuangan terbesar di Pakistan telah menghapus sistem bunga dan
mulai tahun itu juga pemerintah Pakistan mensosialisasikan pinjaman tanpa bunga, terutama
kepada petani dan nelayan.

Kehadiran bank yang berdasarkan syariah di Indonesia masih relative baru, yaitu baru
pada awal tahun 1990 – an, meskipun masyarakat Indonesia merupakan masyarakat Muslim
terbesar di dunia. Prakarsa untuk mendirikan Bank Syariah di Indonesia dilakukan oleh
Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) pada 18 – 20 Agustus 1990. Namun, diskusi tentang Bank
Syariah sebagai basis ekonomi Islam sudah mulai dilakukan pada awal tahun 1980.

Bank Syariah pertama di Indonesia merupakan hasil kerja tim perbankan MUI, yaitu
dengan dibentuknya PT Bank Muamalat Indonesia ( BMI ) yang akte pendiriannya
ditandatangani tanggal 1 November 1991. Bank ini ternyata berkembang cukup pesat
sehingga saat ini BMI sudah memiliki puluhan cabang yang tersebar di beberapa kota besar
seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Makasar, dan kota lainnya.

Dalam perkembangan selanjutnya kehadiran Bank Syariah di Indonesia khususnya


cukup menggembirakan. Di samping BMI, saat ini juga telah lahir Bank Syariah milik
pemerintah seperti Bank Syariah Mandiri ( BSM ). Kemudian berikutnya berdiri Bank
Syariah sebagai cabang dari bank konvensional yang sudah ada, seperti Bank BNI, Bank IFI,
dan BPD Jabar. Bank – Bank Syariah lain yang direncanakan akan membuka cabang adalah
BRI, Bank Niaga, dan Bank Bukopin.

Saat ini Bank Islam sudah tersebar di berbagai negara – negara Muslim dan non –
Muslim, baik di benua Amerika, Australia, dan Eropa. Bahkan banyak perusahaan keuangan
dunia seperti ANZ, Chase Chemical Bank, dan Citibank telah membuka cabang yang
berdasarkan syariah.

2.4 Produk Bank Syariah

Jenis – jenis produk yang ditawarkan adalah, sebagai berikut :


1. Al – wadi’ah ( Simpanan )

Al – wadi’ah merupakan titipan atau simpanan pada Bank Syariah. Prinsip Al –


wadi’ah merupakan titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik perorangan
maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja bila si penitip
mengkehendaki. Penerima simpanan disebut yad al – amanah yang artinya tangan
amanah. Si penyimpan tidak bertanggung jawab atas segala kehilangan dan kerusakan
yang terjadi pada titipan selama hal itu bukan akibat dari kelalaian atau kecerobohan
yang bersangkutan dalam memelihara barang titipan.

Dewasa ini agar uang yang dititipkan tidak menganggur begitu saja, oleh si
penyimpan uang titipan tersebut ( Bank Syariah ) digunakan untuk kegiatan
perekonomian. Tentu saja penggunaan uang titipan harus terlebih dulu meminta izin
kepada pemilik uang dan dengan catatan si pengguna uang menjamin akan
mengembalikan uang tersebut secara utuh. Dengan demikian, prinsip yad al – amanah
( tangan amanah ) menjadi yad adh – dhamanah ( tangan penanggung ). Mengacu
pada prinsip yad adh – dhamanah bank sebagai penerima dana dapat memanfaatkan
dana titipan seperti simpanan giro dan tabungan, dan deposito berjangka untuk
dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat dan kepentingan negara. Yang terpenting
dalam hal ini si penyimpan bertanggung jawab atas segala kehilangan dan kerusakan
yang menimpa uang tersebut.

Konsekuensi dari diterapkannya prinsip yad adh – dhamanah pihak bank akan
menerima seluruh keuntungan dari penggunaan uang, namun sebaliknya bila
mengalami kerugian juga harus ditanggung oleh bank. Sebagai imbalan kepada
pemilik dana disamping jaminan keamanan uangnya juga akan memperoleh fasilitas
lainnya seperti insentif atau bonus untuk giro wadiah. Artinya bank tidak dilarang
untuk memberikan jasa atas pemakaian uangnya berupa insentif atau bonus biasanya
digunakan istilah nisbah atau bagi hasil antara bank dengan nasabah. Bonus biasanya
diberikan kepada nasabah yang memiliki dana rata – rata minimal yang telah
ditetapkan.

2. Pembiayaan diberikan Bagi Hasil

Penyaluran dana dalam bank konvensional, kita kenal dengan istilah kredit atau
pinjaman. Sedangkan dalam Bank Syariah untuk penyaluran dananya kita kenal
dengan istilah pembiayaan. Jika dalam bank konvensional keuntungan bank diperoleh
dari bunga yang dibe bankan, maka dalam Bank Syariah tidak ada istilah bunga, tetapi
Bank Syariah menerapkan sistem bagi hasil. Prinsip bagi hasil dalam Bank Syariah
yang diterapkan dalam pembiayaan dapat dilakukan dalam empat akad utama, yaitu:

1) Al-musyarakah

2) Al-mudharabah

3) Al-muza arah

4) Al-musagah.

Untuk lebih jelasnya keempat macam prinsip utama bagi hasil dalam Bank
Syariah di atas akan diuraikan sebagai berikut:

a) Al-Musyarakah

Al-Musyarakah merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk
melakukan usaha tertentu. Masing-masing pihak mem berikan dana atau amal
dengan kesepakatan bahwa keuntungan atau risiko akan ditanggung bersama
sesuai dengan kesepakatan Dalam praktik perbankan al-Musyarakah diaplikasikan
dalam hal pembiayaan proyek. Nasabah yang dibiayai dengan bank sama-sama
menyediakan dana untuk melaksanakan proyek tersebut. Keuntungan dari proyek
dibagi sesuai dengan kesepakatan untuk bank setelah ter lebih dulu
mengembalikan dana yang dipakai nasabah. Al-Musyarakak dapat pula dilakukan
untuk kegiatan investasi seperti pada lembaga keuangan modal ventura.

b) b Al-Mudharabah

Al-Mudharabah merupakan akad kerja sama antara dua pihak, di mana pihak
pertama menyediakan seluruh modal dan pihak lain mus jadi pengelola
Keuntungan dibagi menurut kesepakatan yang dim angkan dalam kontrak.
Apabila rugi, maka akan ditanggung pemilik modal selama kerugian itu bukan
akibat dari kalalaian si pengelol Apabila kerugian diakibatkan kelalaian pengelola,
maka si pengelolala yang bertanggung jawab.

Dalam praktiknya mudharabah terbagi dalam dua jenis, yaitu nadharish


muthlagah dan mudharabah muqayyah. Pengertian mudharabe muthlaqah
merupakan kerja sama antara pihak pertama dan pihak lain yang cakupannya lebih
luas. Maksudnya tidak dibatasi oleh wak spesifikasi usaha dan daerah bisnis.
Sedangkan mudharabah muqay merupakan kebalikan dari mudharabah muthlagah
di mana pihak lain dibatasi oleh waktu spesifikasi usaha dan daerah bisnis.

Dalam dunia perbankan al-Mudharabah biasanya diaplikasika pada produk


pembiayaan atau pendanaan seperti, peinblaydan mode kerja, Dina untuk kegiatan
mudharabah diambil dari simpanan tabungan herjangka seperti tabungan haji atau
tabungan kurban. Dana juga dap dilakukan dari deposito biasa dan deposito
spesial yang dititipka nasabah untuk usaha tertentu.

c) Al-Muza’arah

Al-Muza arah merupakan kerja sama pengolahan pertanian antara pemilik


lahan dengan penggarap. Pemilik lahan menyediakan lahan pada penggarap
untuk ditanami produk pertanian dengan imbalan bagian tertentu dari hasil
panen. Dalam dunia perbankan kasus ini diaplikasikan untuk pembiayaan
bidang platation atas dasar bagi hasil panen. Pemilik lahan dalam hal ini
menyediakan lahan, benih, dan pupuk. Sedangkan penggarap menyediakan
keahlian, tenaga, dan waktu. Keun tangan diperoleh dari hasil panen dengan
imbalan yang telah disepakati.

d) Al-Musaqah

Pengertian al-Musaqah adalah bagian dari al-Muza’arah, yaitu peng


prap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan dengan
menggunakan dana dan peralatan mereka sendiri. Imbalan tetap diperoleh dari
persentase hasil panen pertanian. Jadi tetap dalam lentek adalah kerja sama
pengolahan pertanian antara pemilik lahan dengan penggarap.

3. Bai'al_Murabah

Bai’al-Murabahah merupakan kegiatan jual beli pada harga pokok dengan


tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam hal ini penjual us terlebih dulu
memberitahukan harga pokok yang ia beli ditam bih keuntungan yang diinginkannya.
Sebagai contoh harga pokok ang “Gunung Pelawan” Rp100.000,- Keuntungan yang
diharapkan adalah sebesar Rp5.000,-, sehingga harga jualnya Rp105.000,-. Kegi Man
Bai’al-Murabahah ini baru dilakukan setelah ada kesepakatan fengan pembell, baru
kemudian dilakukan pemesanan. Dalam dunia Perbankan kegiatan Bai’al-Murabahah
pada pembiayaan produk barang. Barang investasi baik dalam negeri maupun luar
negeri seperti Letter of credit atau lebih dikenal dengan nama L/C.

4. Bai’as-Salam

Bei as-Salam adalah pembelian barang yang diserahkan kemudian hari, sedangkan
pembayaran dilakukan di muka. Prinsip yang harus dianut adalah harus diketahui
terlebih dulu jenis, kualitas dan jumlah Isarang dan hukum awal pembayaran harus
dalam bentuk uang Sebagai contoh seorang petani Cengkeh yang bernama Ny.
Nuryan Migami hendak menanam Cengkeh dan membutuhkan, dana seben
Rp200.000.000 untuk satu hektar Bank Syariah Blinyu menyetujui dan melakukan
akad di mana Bank Syariah Blinyu akan membeli hal Cengkah tersebut sebanyak 10
ton. Dengan harga Rp200.000.000 selama 1 tahun. Pada saat jatuh tempo petani harus
menyerahkan Cengiteli sebanyak 10 ton, Kemudian Bank Syariah alinya dapat
menjual Cengkeh tersebut dengan harga yang relatif leath doggi mili Rp25.000, per
kilos. Dengan demikian, penghasilan bank adal con X Rp25.000,- Rp250.000.000,-
Dari hasil tersebut Bank Syatil Saya akan memperoleh keuntungan sebesar
Rp50,000.000, lah dikurang modal yang diberikan oleh Bank Syariah Blinyu, yai
Rp250.000.000,-dikurangi Rp200.000.000.

5. Bai'Al_Istihna

Bet al-Istihna adalah bentuk khusus dari akad Bai’as-Salam, oleh karena itu,
ketentuan dalam Bai’ al-Istihna’ mengikuti ketentuan dan aturan Bai’as-Salam.
Pengertian Bai’ al-Istihna’ adalah kontrak penjual.

Antara pembeli dengan produsen (pembuat barang). Kedua belah pihak harus
saling menyetujui atau sepakat lebih dulu tentang harga dan sistem pembayaran.
Kesepakatan harga dapat dilakukan tawar-menawar dan sistem pembayaran dapat
dilakukan di muka atau secara angsuran per bulan atau di belakang.

6. Al_Ijarah (Leasing)

Al-Ijarah merupakan akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu
sendiri. Dalam praktiknya kegiatan ini dilakukan oleh perusahaan leasing, baik untuk
kegiatan operating lease Maupun financial lease.
7. Al-Wakalah (Amanat)

Wakalah atau wakilah artinya penyerahan atau pendelegasian ata pemberian


mandat dari satu pihak kepada pihak lain. Mandat ini harus dilakukan sesuai dengan
yang telah disepakati oleh si pemberi mandat.

8. Al-Kafalah (Garansi)

Pengertian al-Kafalah adalah jaminan yang diberikan penanggung kepada pihak


ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dapat pula
diartikan sebagai pengalihan tanggung jawab dari satu pihak kepada pihak lain.
Dalam dunia perbankan dapat dilakukan dalam hal pembiayaan dengan jaminan
seseorang.

9. Al-Hawalah

Al-Hawalah merupakan pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang
lain yang wajib menanggungnya. Atau dengan kata lain pemindahan beban utang dari
satu pihak kepada lain pihak. Dalam dunia keuangan atau perbankan dikenal dengan
kegiatan anjak piutang atau factoring.

10. Ar-Rahn

Ar-Rahn adalah kegiatan menahan salah satu harta milik si pemin jam sebagai
jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Kegiatan seperti ini dilakukan seperti
jaminan utang atau gadai.

2.5 Penilaian Kesehatan Bank Syariah

Penilaian kesehatan bank, disamping dilakukan untuk bank konvensional, juga


dilakukan untuk Bank Syariah baik untuk bank umum atau Bank Perkreditan Rakyat Syariah.
Hal ini dilakukan sesuai dengan perkembangan metodologi penilaian kondisi bank yang
bersifat dinamis yang mendorong pengaturan kembali system penilaian tingkat kesehatan
bank berdasarkan prinsip Syariah. Tujuannya adalah agar dapat memeberi gambaran yang
lebih tepat mengenai kondisi saat ini dan mendatang.

Penilaian kesehatan bank Syariah dilakukan berdasarkan peraturan Bank Indonesia


(PBI) No 9/1/PBI/2007 tentang system Penilaian Tingkat kesehatan Bank Umum berdasarkan
Prinsip Syariah yang berlaku mulai 24 Januari 2007. Dari hasil penjelasan Deputi Gubernur
Bank Indonesia Siti Chalimah Fadjrijah menjelaskan bahwa penerapan ini dilakukan dengan
memperkirakan produk dan jasa perbankan syariah kedepan kian beragam dan kompleks
sehingga eksposur resiko yang dihadapi juga kian meningkat. Meningkatnya eksposur resiko
tersebut akan mengubah profil resko Bank Syariah, yang pada gilirannya akan memengaruhi
tingkat kesehatan bank tersebut. Dalam penilaian tingkat kesehatann, Bank Syariah telah
memasukan resiko yang melekat pada aktivitas bank (inherent risk), yang merupakan bagaian
dari proses pada penilaian manajemen risiko.

Bank Umum syariah wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara
triwulan, yang meliputi faktor-faktor antara lain:

1. Permodalan (capital);
2. Kualitas asset (Aset quality);
3. Rentabilitas (earning);
4. Likuiditas (liquidity);
5. Sensitivitas terhadapat resiko pasar (sensitivity to market risk);
6. Dan manajemen (management).

Penilaian peringkat komponen atau rasio keuangan pembentuk faktor


financial(permodalam, kualitas asset, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap
resiko pasar) dihitung secara kuantitatif dan kualitatif dengan mempertimbangkan untuk
judgment.

Khusus untuk tingkat kesehatan Bank Pengkreditan Rakyat berdasarkan prinsip


syariah (BPRS), Bank Indonesia mengeluarkan aturan baru yang mulai berlaku 4 Desember
2007, yaitu Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 9/17/PBI/2007 perihal system penilaian
Tingkat kesehatan Bank Pengkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah mengatur
penilaian tingkat kesehatan BPRS mencangkup penilaian diantaranya:

1. Faktor Permodalan (capital);


2. Faktor Kualitas asset (Aset quality);
3. Faktor Rentabilitas (earning);
4. Faktor Likuiditas (liquidity) atau faktor keuangan yang dilakuakan secara kuantitaf
atau kualitatif;
5. Dan Faktor manajemen (management) yang dilakukan secara kualitatif.

Rincian Penilaian tingkat kesehatan Bank Pengkreditan Rakyat (BPR) berdasarkan


prinsip syariah adalah sebagai berikut:
1. Penilaian secara kualitatif dilakukan dengan mempertimbangkan
indikatorpendukung dan/atau pembanding yang relevan.
2. Peringkat setiap komponen pembentuk faktor manajemen terdiri dari pengkat
1,2,3,4 dan 5.
3. Peringkat setiap komponen pembentuk faktor manajemen terdiri dari peringkat
A,B,C, dan D.
4. Proses penilaian peringkat faktor keuangan dilakukan dengan pembobotan atas
nilai peringkat faktor permodalan, kualitas asset, rentabilitas dan likuiditas.
5. Berdasarkan hasil penilaian peringkat faktor manajemen, ditetapkan peringkat
komposit yang merupakan peringkat hasil akhir penilaian tingkat kesehatan
bank.
6. Proses penilaian peringkat komposit dilaksanakan melalaui penggabungan atas
peringkat faktor keuangan dan peringkat manajemen menggunakan table
konversi dengan mempertimbangkan indicator pendukung dan unsur
judgement.

Kemudian untuk menentukan peringkat komposit yang merupakan hasil akhir


penilaian tingkat kesehatan bank ditetapkan sebagai berikut:

No Peringkat Keterangan

1 Komposit 1 Bank memiliki kondisi tingkat kesehatan yang sangat baik sebagai hasil
dari pengelolahan usaha yang sangat baik

2 Komposit 2 Bank memiliki kondisi tingkat kesehatan yang baik sebagai hasil dari
pengelolahan usaha yang baik

3 Komposit 3 Bank memiliki kondisi tingkat kesehatan yang cukup baik sebagai hasil
dari pengelolahan usaha yang cukup baik

4 Komposit 4 Bank memiliki kondisi tingkat kesehatan yang Kurang baik sebagai
hasil dari pengelolahan usaha yang kurang baik

5 Komposit 5 Bank memiliki kondisi tingkat kesehatan yang tidak baik sebagai hasil
dari pengelolahan usaha yang tidak baik
Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) wajib melakukan perhitungan rasi-rasio
keuangan yang berkaitan dengan penilaian Tingkat Kesehatan BPRS secara triwulan, untuk
posisi akhir bulan maret, Juni, September, dan Desember.

Bank Indonesia dapat meminta Direksi, Dewan Komisarin dan/atau pemegang saham
untuk menyampaikan rencana tindakan (action plan) apabila hasil Penilaian tingkat kesehatan
BPRS menunjukan:

1. Satu atau lebih faktor permodalan, faktor kualitas asset, faktor rentabilitas, dan faktor
likuiditas memiliki peringkat 4 atau 5;
2. Faktor manajemen memiliki peringkat C atau D; dan/atau
3. Memiliki peringkat komposit 4 atau 5.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bank Indonesia barasal dari De Javasche Bank N.V yang merupakan salah satu
bank milik pemerintah Belanda. Bank ini didirikan pada zaman penjajahan Belanda,
tepatnya pad 10 Oktober 1827 dalam rangka memnbantu pemerintah Belanda, untuk
mengurus keuanan di Hindia Belanda pada waktu itu.

Tujuan Bank Indonesia Tertuang dalam Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun


1999 Bab III Pasal 7 adalah untuk mancapai dan memelihara kestabilan rupiah.
Kestabilan rupiah yang di inginkan oleh Bank Indonsia adalah:

1. Kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang dapat di Oukur dengan
atau tercermin dari perkembangan laju inflasi.

2. Kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain. Hal ini dapat diukur
dengan atau mencermin dari perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang
negara.

Awal mula kegiatan bank syariah yang pertama sekali dilakukan adalah di
Pakistan dan Malaysia pada sekitar tahun 1940-an. Kemudian di Mesir pada tahun
1963 berdiri Islamic Rural Bank di desa It Ghamr Bank. Bank ini beroperasi di
pedesaan Mesir dan masih berskala kecil. Kehadiran bank yang berdasarkan syariah
di Indonesia masih relative baru, yaitu baru pada awal tahun 1990-an, meskipun
masyarakat Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di dunia. Prakarsa
untuk mendirikan Bank Syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia
(MUI). Pada Bank syariah juga sejak awal telah membangun banyak produk yang
cukup membantu perekonomian nasabah, selain itu juga ada pula komponen-
komponen yang membantu untuk memeriksa kesehatan keuangan dari bank Syariah.

3.2 Saran

Melihat dari Pembahasan yang telah diuraikan oleh penulis maka baik Bank Indonesia
dan Bank Syariah perlu kehati-hatian dalam menjalankan tugasnnya. Hal yang harus
dilakukan oleh bank syariah secara bersamaan yaitu perlu sosialisasi yang lebih kepada
masyarakat, karena banyak masyarakat yang kurang memahami tentang produk dari bank
syariah, hal berikut yang harus dilakukan adalah Meningkatkan kualiatas pengelolahan
banknya, dengan manajemen asset-liabilitas yang lebih baik dan memperluas jaringan
pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

Untuk BI selaku otoritas Perbankan, ada baiknya BI dapat lebih melakukan langka-
langah yang signifikan untuk dapat mengawasi serta mengendalikan bentuk persaingan di
Indonesia. Hal yang dimaksud antara lain dengan menyempurnakan peraturan dan kebijakan
yang menyangkut industry perbankan itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai