BANK INDONESIA
NDONESIA DAN BANK SYARIAH
OLEH
KELOMPOK 4
KUPANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis mengucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat, bimbingan, dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Judul makalah ini ialah “Bank Indonesia dan Bank Syariah”. Makalah ini berisi
tentang pengertian Bank Indonesia dan Bank Syariah, serta Peranan kedua Bank tersebut.
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Kelompok dari Mata Kuliah Bank dan Lembaga
Keuangan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat
merumuskan suatu masalah yang dapat diangkat sebagai berikut.
1) Apa saja Tujuan dan Tugas-Tugas Bank Indonesia?
2) Bagaimana Hubungan Bank Indonesia dengan Pemerintah dan Dunia
Internasional?
3) Bagaimana Sejarah singkat Bank Syariah?
4) Apa saja Produk Bank Syariah?
5) Bagaimana Penilaian Kesehatan Bank Syariah?
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Bank Indonesia barasal dari De Javasche Bank N.V yang merupakan salah satu bank
milik pemerintah Belanda. Bank ini didirikan pada zaman penjajahan Belanda, tepatnya pad
10 Oktober 1827 dalam rangka memnbantu pemerintah Belanda, untuk mengurus keuanan di
Hindia Belanda pada waktu itu.
Berdasarkan penetapan presiden Nomor 17 Tahun 1965 bank Indonesia bersama bank
lain nya seperti bank koperasi Tani dan Nelayan, bank negara Indonesia dan Bank Tabungan
negara di lebur ke dalam bank Tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Bank negara
indonesai ini terdiri dari BNI unit I, II,III,IV dan V. kantor pusat sentral terletak di ibu kota
negara. Di dindonesia bank sentral pusat nya di Jakarta dan mempunyai kantor di seluruh
wilayah di Indonesia biasanya di setiap ibu kota provinsi serta perwakilan dan koresponden
di luar negeri. Fungsi bank sentral dimana pun memegang peranan yang snagat penting dan
memajukan perkembangan pembangunan di negaranya.
Peranan bank Indonesia sebagai bank Sentral atau sering di sebut bank to bank dalam
pembangunan memang penting dan sangat di butuhkan keberadaannya. Tugas-tugas bank
Indonesia untuk mengatur, mengkoordinasi, dan mengawasi serta memberikan tindakan
dunia kepada perbankan. Bank inonesia juga mengurus dana yang mennghimpun dari
masyarakat agar disalaurkan kembali kepada masyrakat yang benar-benar efektif
penggunaannya sesuai dengan tujuan pembangunan.
Peranan lain bank Indonesia adalah dalam menyalurkan uang terutama uang kartal di
bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk menyalurkan uang kartal.
1. Kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang dapat di ukur dengan atau
tercermin dari perkembangan laju inflasi
2. Kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain. Hal ini dapat diukur dengan
atau mencermin dari perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negra lain.
Dengan stabilnya nilai mata uang rupiah, maka akan sangat banyak manfaat yang akan di
peroleh terutama untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan
meningktakan kesejahteraan rakyat.
Agar kestabilan nilai rupiah dapat tercapai dan terpelihara, maka bank indonesia
memiliki tugas antara lain:
1. Menetapkan dan melaksanakan kewajiban moneter
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
Dalam hal hubungan Bank Indonesia dengan dunia internasional, maka Bank Indonesia :
Awal mula kegiatan bank syariah yang pertama sekali dilakukan adalah di Pakistan
dan Malaysia pada sekitar tahun 1940 – an. Kemudian di Mesir pada tahun 1963 berdiri
Islamic Rural Bank di desa It Ghamr Bank. Bank ini beroperasi di pedesaan Mesir dan masih
berskala kecil.
Di Uni Emirat Arab, baru tahun 1975 dengan berdiri Dubai Islamic Bank. Kemudian
di Kuwait pada tahun 1977 berdiri Kuwait Finance House yang beroperasi tanpa bunga.
Selanjutnya kembali di Mesir pada tahun 1978 berdiri Bank Syariah yang diberi nama Faisal
Islamic Bank. Langkah ini kemudian diikuti oleh Islamic International Bank for Invesment
and Development Bank.
Di Siprus tahun 1983 berdiri Faisal Islamic Bank of Kibris. Kemudian di Malaysia
Bank Syariah lahir tahun 1983 dengan berdirinya Bank Islam Malaysia Berhad ( BIMB ) dan
pada tahun 1999 lahir pula Bank Bumi Putera Muamalah.
Di Iran sistem perbankan syariah mulai berlaku secara nasional pada tahun 1983 sejak
dikeluarkannya Undang – Undang Perbankan Islam. Kemudian di Turki negara yang
berideologi sekuler Bank Syariah lahir tahun 1984 yaitu dengan hadirnya Daar al – Maal al –
Islami serta Faisal Finance Institution dan mulai beroperasi tahun 1985.
Salah satu negara pelopor utama dalam melaksanakan sistem perbankan syariah
secara nasional adalah Pakistan. Pemerintah Pakistan mengkonversi seluruh sistem perbankan
di negaranya pada tahun 1985 menjadi sistem perbankan syariah. Sebelumnya pada tahun
1979 beberapa institusi keuangan terbesar di Pakistan telah menghapus sistem bunga dan
mulai tahun itu juga pemerintah Pakistan mensosialisasikan pinjaman tanpa bunga, terutama
kepada petani dan nelayan.
Kehadiran bank yang berdasarkan syariah di Indonesia masih relative baru, yaitu baru
pada awal tahun 1990 – an, meskipun masyarakat Indonesia merupakan masyarakat Muslim
terbesar di dunia. Prakarsa untuk mendirikan Bank Syariah di Indonesia dilakukan oleh
Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) pada 18 – 20 Agustus 1990. Namun, diskusi tentang Bank
Syariah sebagai basis ekonomi Islam sudah mulai dilakukan pada awal tahun 1980.
Bank Syariah pertama di Indonesia merupakan hasil kerja tim perbankan MUI, yaitu
dengan dibentuknya PT Bank Muamalat Indonesia ( BMI ) yang akte pendiriannya
ditandatangani tanggal 1 November 1991. Bank ini ternyata berkembang cukup pesat
sehingga saat ini BMI sudah memiliki puluhan cabang yang tersebar di beberapa kota besar
seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Makasar, dan kota lainnya.
Saat ini Bank Islam sudah tersebar di berbagai negara – negara Muslim dan non –
Muslim, baik di benua Amerika, Australia, dan Eropa. Bahkan banyak perusahaan keuangan
dunia seperti ANZ, Chase Chemical Bank, dan Citibank telah membuka cabang yang
berdasarkan syariah.
Dewasa ini agar uang yang dititipkan tidak menganggur begitu saja, oleh si
penyimpan uang titipan tersebut ( Bank Syariah ) digunakan untuk kegiatan
perekonomian. Tentu saja penggunaan uang titipan harus terlebih dulu meminta izin
kepada pemilik uang dan dengan catatan si pengguna uang menjamin akan
mengembalikan uang tersebut secara utuh. Dengan demikian, prinsip yad al – amanah
( tangan amanah ) menjadi yad adh – dhamanah ( tangan penanggung ). Mengacu
pada prinsip yad adh – dhamanah bank sebagai penerima dana dapat memanfaatkan
dana titipan seperti simpanan giro dan tabungan, dan deposito berjangka untuk
dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat dan kepentingan negara. Yang terpenting
dalam hal ini si penyimpan bertanggung jawab atas segala kehilangan dan kerusakan
yang menimpa uang tersebut.
Konsekuensi dari diterapkannya prinsip yad adh – dhamanah pihak bank akan
menerima seluruh keuntungan dari penggunaan uang, namun sebaliknya bila
mengalami kerugian juga harus ditanggung oleh bank. Sebagai imbalan kepada
pemilik dana disamping jaminan keamanan uangnya juga akan memperoleh fasilitas
lainnya seperti insentif atau bonus untuk giro wadiah. Artinya bank tidak dilarang
untuk memberikan jasa atas pemakaian uangnya berupa insentif atau bonus biasanya
digunakan istilah nisbah atau bagi hasil antara bank dengan nasabah. Bonus biasanya
diberikan kepada nasabah yang memiliki dana rata – rata minimal yang telah
ditetapkan.
Penyaluran dana dalam bank konvensional, kita kenal dengan istilah kredit atau
pinjaman. Sedangkan dalam Bank Syariah untuk penyaluran dananya kita kenal
dengan istilah pembiayaan. Jika dalam bank konvensional keuntungan bank diperoleh
dari bunga yang dibe bankan, maka dalam Bank Syariah tidak ada istilah bunga, tetapi
Bank Syariah menerapkan sistem bagi hasil. Prinsip bagi hasil dalam Bank Syariah
yang diterapkan dalam pembiayaan dapat dilakukan dalam empat akad utama, yaitu:
1) Al-musyarakah
2) Al-mudharabah
3) Al-muza arah
4) Al-musagah.
Untuk lebih jelasnya keempat macam prinsip utama bagi hasil dalam Bank
Syariah di atas akan diuraikan sebagai berikut:
a) Al-Musyarakah
Al-Musyarakah merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk
melakukan usaha tertentu. Masing-masing pihak mem berikan dana atau amal
dengan kesepakatan bahwa keuntungan atau risiko akan ditanggung bersama
sesuai dengan kesepakatan Dalam praktik perbankan al-Musyarakah diaplikasikan
dalam hal pembiayaan proyek. Nasabah yang dibiayai dengan bank sama-sama
menyediakan dana untuk melaksanakan proyek tersebut. Keuntungan dari proyek
dibagi sesuai dengan kesepakatan untuk bank setelah ter lebih dulu
mengembalikan dana yang dipakai nasabah. Al-Musyarakak dapat pula dilakukan
untuk kegiatan investasi seperti pada lembaga keuangan modal ventura.
b) b Al-Mudharabah
Al-Mudharabah merupakan akad kerja sama antara dua pihak, di mana pihak
pertama menyediakan seluruh modal dan pihak lain mus jadi pengelola
Keuntungan dibagi menurut kesepakatan yang dim angkan dalam kontrak.
Apabila rugi, maka akan ditanggung pemilik modal selama kerugian itu bukan
akibat dari kalalaian si pengelol Apabila kerugian diakibatkan kelalaian pengelola,
maka si pengelolala yang bertanggung jawab.
c) Al-Muza’arah
d) Al-Musaqah
3. Bai'al_Murabah
4. Bai’as-Salam
Bei as-Salam adalah pembelian barang yang diserahkan kemudian hari, sedangkan
pembayaran dilakukan di muka. Prinsip yang harus dianut adalah harus diketahui
terlebih dulu jenis, kualitas dan jumlah Isarang dan hukum awal pembayaran harus
dalam bentuk uang Sebagai contoh seorang petani Cengkeh yang bernama Ny.
Nuryan Migami hendak menanam Cengkeh dan membutuhkan, dana seben
Rp200.000.000 untuk satu hektar Bank Syariah Blinyu menyetujui dan melakukan
akad di mana Bank Syariah Blinyu akan membeli hal Cengkah tersebut sebanyak 10
ton. Dengan harga Rp200.000.000 selama 1 tahun. Pada saat jatuh tempo petani harus
menyerahkan Cengiteli sebanyak 10 ton, Kemudian Bank Syariah alinya dapat
menjual Cengkeh tersebut dengan harga yang relatif leath doggi mili Rp25.000, per
kilos. Dengan demikian, penghasilan bank adal con X Rp25.000,- Rp250.000.000,-
Dari hasil tersebut Bank Syatil Saya akan memperoleh keuntungan sebesar
Rp50,000.000, lah dikurang modal yang diberikan oleh Bank Syariah Blinyu, yai
Rp250.000.000,-dikurangi Rp200.000.000.
5. Bai'Al_Istihna
Bet al-Istihna adalah bentuk khusus dari akad Bai’as-Salam, oleh karena itu,
ketentuan dalam Bai’ al-Istihna’ mengikuti ketentuan dan aturan Bai’as-Salam.
Pengertian Bai’ al-Istihna’ adalah kontrak penjual.
Antara pembeli dengan produsen (pembuat barang). Kedua belah pihak harus
saling menyetujui atau sepakat lebih dulu tentang harga dan sistem pembayaran.
Kesepakatan harga dapat dilakukan tawar-menawar dan sistem pembayaran dapat
dilakukan di muka atau secara angsuran per bulan atau di belakang.
6. Al_Ijarah (Leasing)
Al-Ijarah merupakan akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu
sendiri. Dalam praktiknya kegiatan ini dilakukan oleh perusahaan leasing, baik untuk
kegiatan operating lease Maupun financial lease.
7. Al-Wakalah (Amanat)
8. Al-Kafalah (Garansi)
9. Al-Hawalah
Al-Hawalah merupakan pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang
lain yang wajib menanggungnya. Atau dengan kata lain pemindahan beban utang dari
satu pihak kepada lain pihak. Dalam dunia keuangan atau perbankan dikenal dengan
kegiatan anjak piutang atau factoring.
10. Ar-Rahn
Ar-Rahn adalah kegiatan menahan salah satu harta milik si pemin jam sebagai
jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Kegiatan seperti ini dilakukan seperti
jaminan utang atau gadai.
Bank Umum syariah wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara
triwulan, yang meliputi faktor-faktor antara lain:
1. Permodalan (capital);
2. Kualitas asset (Aset quality);
3. Rentabilitas (earning);
4. Likuiditas (liquidity);
5. Sensitivitas terhadapat resiko pasar (sensitivity to market risk);
6. Dan manajemen (management).
No Peringkat Keterangan
1 Komposit 1 Bank memiliki kondisi tingkat kesehatan yang sangat baik sebagai hasil
dari pengelolahan usaha yang sangat baik
2 Komposit 2 Bank memiliki kondisi tingkat kesehatan yang baik sebagai hasil dari
pengelolahan usaha yang baik
3 Komposit 3 Bank memiliki kondisi tingkat kesehatan yang cukup baik sebagai hasil
dari pengelolahan usaha yang cukup baik
4 Komposit 4 Bank memiliki kondisi tingkat kesehatan yang Kurang baik sebagai
hasil dari pengelolahan usaha yang kurang baik
5 Komposit 5 Bank memiliki kondisi tingkat kesehatan yang tidak baik sebagai hasil
dari pengelolahan usaha yang tidak baik
Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) wajib melakukan perhitungan rasi-rasio
keuangan yang berkaitan dengan penilaian Tingkat Kesehatan BPRS secara triwulan, untuk
posisi akhir bulan maret, Juni, September, dan Desember.
Bank Indonesia dapat meminta Direksi, Dewan Komisarin dan/atau pemegang saham
untuk menyampaikan rencana tindakan (action plan) apabila hasil Penilaian tingkat kesehatan
BPRS menunjukan:
1. Satu atau lebih faktor permodalan, faktor kualitas asset, faktor rentabilitas, dan faktor
likuiditas memiliki peringkat 4 atau 5;
2. Faktor manajemen memiliki peringkat C atau D; dan/atau
3. Memiliki peringkat komposit 4 atau 5.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bank Indonesia barasal dari De Javasche Bank N.V yang merupakan salah satu
bank milik pemerintah Belanda. Bank ini didirikan pada zaman penjajahan Belanda,
tepatnya pad 10 Oktober 1827 dalam rangka memnbantu pemerintah Belanda, untuk
mengurus keuanan di Hindia Belanda pada waktu itu.
1. Kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang dapat di Oukur dengan
atau tercermin dari perkembangan laju inflasi.
2. Kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain. Hal ini dapat diukur
dengan atau mencermin dari perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang
negara.
Awal mula kegiatan bank syariah yang pertama sekali dilakukan adalah di
Pakistan dan Malaysia pada sekitar tahun 1940-an. Kemudian di Mesir pada tahun
1963 berdiri Islamic Rural Bank di desa It Ghamr Bank. Bank ini beroperasi di
pedesaan Mesir dan masih berskala kecil. Kehadiran bank yang berdasarkan syariah
di Indonesia masih relative baru, yaitu baru pada awal tahun 1990-an, meskipun
masyarakat Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di dunia. Prakarsa
untuk mendirikan Bank Syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia
(MUI). Pada Bank syariah juga sejak awal telah membangun banyak produk yang
cukup membantu perekonomian nasabah, selain itu juga ada pula komponen-
komponen yang membantu untuk memeriksa kesehatan keuangan dari bank Syariah.
3.2 Saran
Melihat dari Pembahasan yang telah diuraikan oleh penulis maka baik Bank Indonesia
dan Bank Syariah perlu kehati-hatian dalam menjalankan tugasnnya. Hal yang harus
dilakukan oleh bank syariah secara bersamaan yaitu perlu sosialisasi yang lebih kepada
masyarakat, karena banyak masyarakat yang kurang memahami tentang produk dari bank
syariah, hal berikut yang harus dilakukan adalah Meningkatkan kualiatas pengelolahan
banknya, dengan manajemen asset-liabilitas yang lebih baik dan memperluas jaringan
pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Untuk BI selaku otoritas Perbankan, ada baiknya BI dapat lebih melakukan langka-
langah yang signifikan untuk dapat mengawasi serta mengendalikan bentuk persaingan di
Indonesia. Hal yang dimaksud antara lain dengan menyempurnakan peraturan dan kebijakan
yang menyangkut industry perbankan itu sendiri.