Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BANK SENTRAL DAN SISTEM PEMBAYARAN

Disusun oleh :

- Maskul Jannah
- Novia Fatmala
- Hengki
- M. Arif
- Jerry
- Riski Pratama

Guru pembimbing : Wiwin Windasari S.Pd

SMAN MEGANG SAKTI


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATAPENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmu ekonomi ini .

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perekonomian modern setiap negara memiliki Bank Sentral atau setidak-
tidaknya ada salah satu bank atau lembaga yang bertindak dan menjalankan fungsi
bank sentral. Bank sentral memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengaturan
ekonomi dan moneter yang dalam kegiatannya dapat bertindak sebagai agen
pemerintah.

Bank sentral merupakan lembaga yang memiliki peran penting dalam


perekonomian suatu bangsa, terutama di bidang moneter, keuangan, dan perbankan.
Sehingga oleh karena itu bank sentral menjalankan tugasnya berdasarkan garis-garis
pokok kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Bank Sentral bertugas untuk melaksanakan fungsi-fungsi Pemerintah dalam


bidang Ekonomi dan Moneter, karena bank Sentral adalah juga bagian dari
Pemerintah dan juga Lembaga keuangan Negara yang mempunyai wewenang untuk
Mengeluarkan alat pembayaran yang sah, Merumuskan dan melaksanakan kebijakan
moneter, Mengontrol kelancaran system pembayaran, dan Pengawasan Perbankan,
serta Menjalankan fungsi sebagai “Lender of the Last Resort”.

Bank Sentral di Indonesia yaitu Bank Indonesia (BI). Dimana bank sentral tidak
sama dengan Bank Umum yang bertujuan Menginvestasikan asetnya untuk
memaksimalkan Profit. Tetapi bank sentral tidak mencari keuntungan dan Kegiatan
bank dikelola oleh pemerintah. Selain bertugas

untuk melaksanakan fungsi-fungsi Pemerintah dalam bidang Ekonomi dan Moneter,


banyak lagi hal yang perlu diketahui tentang bank sentral terdapat dalam pembahasan
makalah ini yaitu tentang fungsi bank sentral, neraca bank sentral, instrument
kebijakan moneter.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penulisan
ini:
a. Sejarah Perkembangan dan Pengertian Bank Sentral?
b. Bagaimana Tujuan Bank Sentral?
c. Apa saja kebijakan Moneter dan Peranan Bank Sentral dalam Stabilitas
Keuangan?
d. Bagaimana Fungsi, Tugas, dan Wewenang Bank Sentral?
e. Sistem pembayaran dan hal hal yang termasuk didalamnya?

C. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada
pembaca mengenai Sejarah dan Pengertian Bank Sentral, tujuan Bank Sentral,
kebijakan moneter dan peranan Bank Sentral dalam stabilitas keuangan, serta
fungsi, tugas, dan wewenang Bank Sentral serta hal hal menyangkut system
pembayaran.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Penulisan ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang Bank
Sentral serta system pembayarannya.

2. Manfaat Praktis
Penulisan ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan atau pedoman bagi orang yang
ingin memahami tentang Bank Sentral serta hal-hal yang menyakut system
pembayaran.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Sejarah Dan Pengertian Bank Sentral

Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia


Belanda. Pada masa itu terdapat beberapa pihak bank yang memegang peranan
penting di Hindia Belanda, Bank-bank yang ada itu antara lain, De Javasche Bank
NV, De Post Poar Bank, De Algemenvolks Crediet Bank, dan Nederland Handles
Maatscapi. De Javaasche Bank NV pada masa itu bertindak sebagai bank sirkulasi
yang mencetak dan meredarkan uang dan menjadi cikal bakal bank sentral di
Indonesia. Istilah bank sentral sebenarnya bukan hal baru karena sudah ada sejak
1946 dan sudah tercantum dalam UUD 1945. Adapun yang dimaksud dengan bank
sentral pada saat itu adalah Bank Nasional Indonesia 1946 yang didirikan dengan
perpu No. 2 tahun 1946 tentang Bank Negara Indonesia. Pada saat itu BNI 1946
mempunyai fungsi rangkap, yaitu baik sebagai bank komersial maupun sebagai bank
sentral. Dengan demikian, bank sentral pertama yang dimiliki oleh Indonesia adalah
BNI 1946 namun demikian, sejarah menunjukkan bahwa BNI 46 belum dapat
melaksanakan fungsinya sebagai bank sentral dengan baik karena fungsi rangkap
yang diembannya.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, pihak berwenang mengeluarkan UU No. 11 Tahun


1953 Tentang Pokok Bank Indonesia. Salah satu pasalnya menyatakan “didirikan bank
Indoneia merupakan bank sentral sebagai pengganti de javasche bank NV sebagai bank
nasional kepunyaan Negara”. Dengan didirikannya bank Indonesia dan dijadikan pula
bank sentral, sejak saat itu dalam struktur ketatanegaraan Indonesia dikenal 2 buah
bank sentral, yaitu BNI 1946 dan Bank Indonesia. Dualisme bank sentral tersebut
berlangsung selama 2 tahun. dan baru berakhir dengan dikeluarkannya UU No. 2 Tahun
1955. Sejak saat itu, di Indonesia hanya dikenal satu bank sentral yaitu Bank Indonesia.

Bank sentral dapat didefinisikan sebagai sebuah badan keuangan, yang pada
umumnya dimiliki pemerintah, yang bertugas untuk mengatur kesetabilan badan-
badan keuangan, serta menjamin agar kegiatan badan-badan keuangan terseut dapat
menciptakan tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi dan stabil.

3
Berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 968 pada Pasal 7 dapat
diketahui:
1. Bank Indonesia adalah bank sentral sebagaimana dimaksudkan 1945.
2. Bank Indonesia adalah milik Negara.
3. Bank Indonesia sebagai bank sentral berbentuk badan hokum.
4. Bank Indonesia adalah pembantu pemerintah.
5. Bank Indonesia diangkat dan diperhentikan oleh presiden.

Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI). Menurut Undang-


Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank
Indonesia, bank Indonesia adalah lembaga Negara yang independan dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah
dan /atau pihak lain, kecuali untukhal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-
undang.

(Tim Buku Bank Indonesia dan Tim Penulis Universitas Islam Indonesia, 2010)

B. Tujuan Banksen
Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu
tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan
nilai rupiah ini mengandung 2 aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap
barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang Negara lain. (Eko Prasetyo,
2009:106-107)

Tujuan bank sentral seperti tertuang dalam UU RI No. 23 Tahun1999 Bab


3 Pasal 7 adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan rupiah. Adapun
maksud dari kestabilan rupiah dan diinginkan oleh bank sentral adalah :
1. Kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang dapat diukur dengan
atau tercermin dari perkembangan laju inflansi.
2. Kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang Negara lain. Hal ini dapat diukur
dengan atau tercermin dari perkembangan nilai tukar rupiah dengan mata
uang Negara lain. (Kasmir, 1998:169-170) Denga stabilnya nilai mata uang

4
rupiah, maka akan sangat banyak manfaat yang akan diperoleh terutama
untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat.

C. Kebijakan Moneter Dan Peranan Bank Sentral Dalam Stabilitas


Keuangan
Dalam mengatasi laju inflasi, bank sentral mengelurkan kebijakan moneter,
meliputi
a. Kebijakan Operasi Pasar Terbuka

Operasi pasar terbuka adalah salah satu kebijakan yang diambil bank
sentral yang bertujuan untuk mengurangi atau menambah jumlah uang yang
beredar. Kebijakan ini dilakukan dengan cara men-jual Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) atau membeli surat berharga di pasar modal. Jika bank sentral ingin
mengurangi jumlah uang beredar maka bank sentral akan menjual Sertifikat
Bank Indonesia (SBI). Dengan penjualan SBI, uang akan masuk ke bank sentral,
sehingga uangyang beredar berkurang. Sebaliknya, jika bank sentral mengamati
bahwa jumlah uang yang beredar kurang dari kebutuhan, maka bank sentral akan
membeli kembali SBI atau surat-surat berharga lainnya dari pasar modal.
Pembelian SBI atau surat berharga ini akan menambah jumlah uang yang
beredar.

b . Kebijakan Diskonto
Kebijakan diskonto adalah kebijakan bank sentral dalam rangka
mengatur jumlah uang yang beredar dengan cara menaikkan atau menurunkan
suku bunga. Apabila bank sentral ingin menurunkan jumlah uang yang beredar
di masyarakat, maka bank sentral mengeluarkan keputusan untuk menaikkan
suku bunga. Naiknya suku bunga dapat memengaruhi hasrat masyarakat untuk
lebih banyak menabung. Sebaliknya, jika bank sentral ingin menambah jumlah
uang yang beredar di masyarakat, maka bank sentral akan menurunkan tingkat
suku bunga. Rendahnya suku bunga bank membuat masyarakat enggan
menabung dan orang akan mengambil uang tabungannya. Dengan demikian
bertambahlah jumlah uang yang beredar di masyarakat.

5
c . Kebijakan Rasio Kas
Kebijakan rasio kas adalah kebijakan bank sentral dengan cara membuat
perubahan atas cadangan minimum yang harus disimpan oleh bank-bank.
Apabila bank sentral menginginkan menambah jumlah uang yang beredar, maka
bank sentral akan menurunkan rasio kas. Kebijakan ini diterapkan pada saat
terjadi deflasi. Sebaliknya, bank sentral akan menaikkan rasio kas agar jumlah
uang yang menjadi cadangan semakin banyak, sehingga jumlah uang yang
beredar akan berkurang. Kebijakan ini biasanya diambil pada saat terjadi inflasi.
(2016, dari dosenekonomi.com /ilmuekonomi/moneter/instrument-kebijakan-
moneter ,7 November 2017

Peranan Bank Indonesia sebagai bank sentral atau sering juga disebut
bank to bank dalam pembangunan memang penting dan sangat dibutuhkan
keberadaannya hal ini disebabkan bahwa pembangunan disektor apapun selalu
membutuhkan dana dan dana ini diperoleh dari sector lembaga keuangan
termasuk bank. Tugas-tugas bank Indonesia sebagai bank to bank adalah
mengatur, mengkoordinir, mengawasi serta memberikan tindakan kepada dunia
perbankan. Bank Indonesia juga mengurus dana yang dihimpun dari masyarakat
agar disalurkan kembali ke masyarakat benar-benar efektif penggunaannya
sesuai dengan tujuan pembangunan. Kemudian di samping mengurus dana
perbankan, Bank Indonesia juga mengatur dan mengawasi kegiatan perbankan
secara keseluruhannya.

Peranan lain Bank Indonesia adalah dalam hal menyalurkan uang


terutama uang kartal atau kertas dan logam dimana Bank Indonesia mempunyai
hak tunggal untuk menyalurkan uang kartal. Kemudian mengendalikan jumlah
uang yang beredar dan suku bunga dengan maksud untuk menjaga kestabilan
nilai rupiah. Di samping itu hubungan Bank Indonesia dengan pemerintah adalah
sebagia pemegang kas pemerintah. Begitu pula keuangan dunia Internasional
juga ditangani oleh Bank Indonesia seperti menerima pinjaman luar negeri.
(Kasmir, 1998: 167-169)

6
Disamping itu, sebagai Bank sentral, bank indonesia memiliki lima peran
utama dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.
a. Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara
lain melalui instrument suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Untuk
menciptakan stabilitas moneter, Bank Indonesia yelah menerapkan suatu
kebijakan inflation targeting framework.
b. Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga
keuangan yang sehat, khususnya perbankan melalui mekanisme
pengawasan dan regulasi.
c. Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran.
d. Melalui fungsinyadalam riset pemantauan, Bank Indonesia dapat
mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas
keuangan.
e. Bank Indonesia memilikifungsi sebagai jarring pengaman sistem
keuangan melalui fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort
(LoLR).

D. Fungsi, Tugas, Dan Wewenang Bank Sentral


1. Fungsi Bank Sentral
Dari segi otoritas moneter, peran dan fungsi bank sentral di
Indonesiaa adalah sangat dominan dan strategis. Dalam UU Nomor 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, telah ditegaskan bahwa untuk
menjamin keberhasilan tujuan memelihara stabilitas nilai rupiah diperlukan
bank sentral yang memiliki kedudukan untuk mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No.3
tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia. Artinya, fungsi dan peran
Bank Indonesia sebagai bank sentral sangat dibutuhkan dan semakin
independen;guna mendukung terwujudnya perekonomian nasional
sebagaimana tersebut diatas dan sejalan dengan keuangan yang semakin
maju serta perekonomian internasional yang semakin kompetitif dan
terintegrasi, kebijakan moneter harus dititikberatkan pada upaya untuk
memelihara stabilitas nilai rupiah. (Eko Prasetyo, 2009:106)

7
a. Tugas-Tugas Dan Wewenang Bank Sentral

Bank Indonesia mempunyai tiga pilar yang merupakan tiga bidang


tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter, men gatur dan menjaga kelancaran system
pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia.
Ketiganya perludiintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. . (Eko
Prasetyo, 2009:107)
Secara garis besar ada tiga tugas Bank Indonesia dalam rangka
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah sepertti yang telah
diungkapkan diatas. Berikut ini akan diuraikan tugas Bank Indonesia seperti
yang tertuang dalam Undang Undang No. 23 tahun 1999.

1) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter


Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter Bank
Indonesia berwenang:
a) Menetapkan sasaran-sasaran moneter denganmemperhatikan
sasaran laju inflasi yang ditetapkannya.
b) Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara
yang termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
 Operasi pasar terbuka di pasar uang, baik mata uang Rupiah
maupun valas
 Penetapan tingkat diskonto
 Penetapan cadangan wajib minimum
 Pengaturan kredit atau pembiayaan
c) Memberikan kredit berdasarkan prinsip syariah, paling lama
90 hari kepada bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan
jangka pendek bank yang bersangkutan.
d) Melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan system nilai
tukar yang telah ditetapkan.
e) Mengelola cadangan devisa
f) Menyelenggarakan survey secara berkala yang dapat

8
bersifat makro dan mikro.

2) Mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran


Dalam tugas mengatur dan menjaga system pembayaran, Bank Indonesia
berwenang:
a) Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas
penyelenggaraan jasa system pembayaran
b) Mewajibkan penyelenggara jasa system pembayaran
untuk menyampaikan laporan kegiatannya.
c) Menetapkan penggunaan alat pembayaran
d) Mngatur system kliring bank baik dalam aupun asing
e) Menyelenggharakan penyelasaian akhir transaksi pembayaran bank
f) Menetapkan macam harga ciri uang yang akan dikeluarkan, bahan
yang digunakan, dan tanggal mulai berlakunya sebagai alat
pembayaran yang sah.

3) Mengatur dan Mengawasi bank


Dalam hal Mengatur dan Mengawasi bank mempunyai wewenang:
a) Menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan yang memuat prinsip-
prinsip kehati-hatian
b) Memberi dan meyabut izin bank
c) Memberikan izin dan pembukuan, penutupan, dan pemindahan
kantor bank.
d) Memberikan persetujuan atas kepemilikan, dan kepengurusan bank
e) Memberikan izin pada bank untuk menaympaikan laporan,
keterangan, dan penjelasan sesuai dengan tata cara yang ditetapkan
bank Indonesia
f) Mewajibkan bank untuk menyampaikan laporan, keterangan, dan
penjelasan sesuai dengan tata cara yang ditetapkan Bank Indonesia
g) Melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala
maupun setiap waktu apabila diperlukan
h) Memerintahkan bank untuk menghentikan sementara sebagian atau
seluruh kegiatan transaksi tertentu apabila menurut penilaian Bank

9
Indonesia transaksi patut diduga merupakan tindak pidana di
bidang perbankan.
i) Mengatur dan mengembangkan informasi antar bank
j) Mengambil tindakan terhadap sutu bank sebagaimana diatur dalam
undang-undang tentang perbankan yang berlaku apabila menurut
penilaian Bank
k) Indonesia dapat membahayakan kelangsungan usaha bank yang
bersangkutan dan atau membahayakan perekonomian nasional
l) Tugas mengawasi bank akan dilakukan bank oleh lembaga
pengawasan sector jasa keuangan yang independen dan dibentuk
dengan undang-undang. (Kasmir,1998:170-174)

E. Sistem Pembayaran
Pembayaran adalah perpindahan nilai antara dua belah pihak (secara
sederhana kita memakai istilah pembeli dan penjual), dimana secara bersamaan
terjadi perpindahan barang dan jasa. Maka, proses pembayaran antara kedua
belah pihak dalam kegiatan ekonomi digambarkan sebagai berikut.

Gambar 6.2 Kegiatan pemindahan kepemilikan barang/jasa


Sumber : Bank Indonesia
Secara garis besar, sistem pembayaran dibagi menjadi dua jenis, yaitu sistem
pembayaran tunai dan sistem pembayaran non-tunai.
a. Sistem Pembayaran Tunai
Sistem pembayaran tunai sudah dilakukan sejak ditemukannya uang sebagai
alat pembayaran tunai. Sistem pembayaran tunai biasanya terjadi di antara
kedua belah pihak, baik individu, kelompok, lembaga, maupun negara. Sistem
pembayaran tunai sudah sering terjadi setiap hari dalam kehidupan kita sehari-
hari, seperti kamu membeli buku tulis di toko buku, ayahmu membeli
keperluan kantor, dan ibumu membeli kebutuhan harian di pasar.

10
Gambar 6.3 Instrumen pembayaran tunai berupa uang kartal.
Sumber : Bank Indonesia

b. Sistem Pembayaran Non Tunai


Sistem pembayaran nontunai melibatkan lembaga perantara agar dana tersebut
dapat benar-benar efektif berpindah dari pihak yang menyerahkan ke pihak
penerima. Jika kedua pihak yang terlibat merupakan nasabah pada bank yang
sama, proses perpindahan dana lebih sederhana. Bank tersebut cukup
melakukan proses pemindahbukuan dari rekening yang satu ke rekening
lainnya. Namun, tidak demikian halnya jika kedua pihak merupakan nasabah
bank pada bank yang berbeda. Untuk hal tersebut diperlukan suatu lembaga
lain yang dikenal sebagai lembaga kliring yang mengakomodir transaksi
antarbank tersebut.
Implikasi dari suatu transaksi pembayaran adalah adanya pihak yang harus
membayar dan pihak penerima pembayaran. Dalam transaksi non-tunai, pihak
yang bertransaksi biasanya menggunakan jasa lembaga perantara seperti bank
untuk melakukan pembayaran lewat mekanisme kliring antarbank dan
menggunakan warkat bank seperti cek dan bilyet giro sebagai instrumen
pembayaran nontunai.

11
Gambar 6.4 Instrumen pembayaran nontunai, salah satunya berupa kartu kredit.
Sumber : Bank Indonesia

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bank sentral merupakan lembaga yang memiliki peran penting dalam


perekonomian suatu bangsa, terutama di bidang moneter, keuangan, dan perbankan.
Tujuan bank sentral seperti tertuang dalam UU RI No. 23 Tahun1999 Bab 3 Pasal 7
adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan rupiah.

Peranan lain Bank Indonesia adalah dalam hal menyalurkan uang terutama
uang kartal atau kertas dan logam dimana Bank Indonesia mempunyai hak tunggal
untuk menyalurkan uang kartal. Bank Indonesia mempunyai tiga pilar yang
merupakan tiga bidang tugasnya: menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,
men gatur dan menjaga kelancaran system pembayaran, serta mengatur dan
mengawasi perbankan di Indonesia.

B. Saran

Diharapkan mahasiswa dapat memahami tujuan, tugas-tugas, dan wewenang


dari Bank sentral dan system pembayaran secara mendetail.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir.2002.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.Jakarta: RajaGrafindo


Persada

Prasetyo, Eko.2009.Fundamental Makro Ekonomi.Yogyakarta:Beta Offset

Tim Buku Media Indonesia, dkk.2010.Era Baru Transformasi Bank


Sentral.:Gramedia Pustaka Utama

Mangani,Silvanita Ktut.2009.Bank dan Lembaga Keuangan Lain:Gelora Aksara


Pratama dosenekonomi.com /ilmuekonomi/moneter/instrument-kebijakan-
moneter, diakses pada 7 November 2017

dari www.bi.go.id/perbankan/ssk/peran-bi, diakses pada 6 November 217

14
15

Anda mungkin juga menyukai