Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KEBANKSENTRALAN

TENTANG

“PERKEMBANGAN LEMBAGA BANK SENTRAL”

Disusun oleh :

Kelompok 1

Agung adilva iman :1713060161

Delfa gusfita :1713060143

Miftahul fikri :1713060139

Mila sari :1713060165

Dosen Pembimbing :

Irsadunas SE,M.Si

JURUSAN EKONOMISYARI’AH (EKSYA-D)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

1441H/2019M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam senantiasa
tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, tidak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih kepada dosenpembimbing dan teman-teman yang
terlibat dalam penyusunan makalah ini. Pemakalah menyadari bahwa dalam
penyusuna makalah ini masih banyak kekurangan.

Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar
dalam penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih baik. Harapan kami, semoga
makalah ini dapat bermamfaat bagi pembaca semua.

Padang, 15 September 2019

Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMNAHASAN

A. Defenisi dan Fungsi Bank Sentral


B. Tujuan dan Tugas Bank Sentral
C. Tata Kelola Bank Sentral
D. Perkembangan Bank Sentral di Beberapa Negara

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank sentral merupakan lembaga yang memiliki peran penting dalam


perekonomian suatu bangsa, terutama dibidang moneter, keuangan dan
perbankan. Oleh karena itu, bank sentral menjalankan tugasnya berdasarkan
garis-garis pokok kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Bank sentral dibentuk dengan tujuan sosial ekonomi tertentu yang


menyangkut kepentingan nasional dan kesejahteraan umum, seperti stabilitas
harga dan perkembangan ekono dan disisi lain dalam suatu sistem perbankan,
ketiadaan dan koordinator dan regulator yang tidak berpihak, akan
mengakibatkan bank-bank tidak dapat melaksanakan operasinya secara
efisien. Oleh karena itu, bank sentral dapat melaksanakan kepengawasan
terhadap kebijaksanaan moneter oleh bank-bank dan untuk mengawasi serta
memimpin seluruh sistem perbankan.

Peran bank sentral akan tercermin dari tugas pertama yang diembannya, yaitu
menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan mengawasi
bank serta menjaga kelancaran sistem pembayaran. Peran yang sangat
mendasar adalah mencetak dan mengedarkan uang. Bank sentral adalah satu-
satunya lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan
mata uang sebagai alat pembayaran yang sah di suatu negara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi dan fungsi bank sentral ?
2. Apa tujuan dan tugas bank sentral ?
3. Bagaimana kelola bank sentral ?
4. Bagaimana perkembangan bank sentral di beberapa Negara ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi dan fungsi bank sentral
2. Untuk mengetahui tujuan dan tugas bank sentral
3. Untuk mengetahui kelola bank sentral
4. Untuk mengetahui perkembangan bank sentral di beberapa Negara
BAB II

PEMBAHASAN

Perkembangan Kelembagaan Bank Sentral

Bank sentral merupakan lembaga keuangan sentral yang memiliki peran sangat
strategis bagi perekonomian suatu negara. Secara garis besar, peranan strategis bank sentral
dapat terlihat dari enam peran dan fungsi bank sentral, yaitu sebagai bank sirkulasi, kasir
pemerintah, bankers bank, otoritas moneter, otoritas sistem keuangan dan otoritas sistem
pembayaran.1

Keseluruhan fungsi tersebut mengalami evolusi dari masa ke masa sesuai dengan
perkembangan ekonomi, sosial politik serta teori ekonomi. Secara umum, pada awal
evolusinya bank sentral yang ada merupakan lembaga bentukan pemerintah yang ditugaskan
untuk membantu pemerintah menjalankan fungsi manajemen ekonomi. Perkembangan bank
sentral dimulai pada pertengahan abad ke-17, tepatnya pada tahun 1668 saat Sveriges Risk
Bank di Swedia didirikan. Kurang lebih dua dekade berikutnya, the Bank of England
terbentuk yang diyakini merupakan cikal bakal dari bank sentral modern. Lembaga ini
menjadi pusat dari operasi perbankan di Inggris.

Yang mendorong terbentuknya Bank Sentral di kebanyakan negara adalah adanya


faktor faktor berikut:2

1. Kekacauan ekonomi setelah perang dunia pertama


2. Konferensi finansial internasional yang dilaksanakan di Brussels, September
1920.
3. Konferensi Genoa 1922.

Pada awal terbentuknya bank sentral bertindak sebagai bank sirkulasi yang diberi
mandat untuk menerbitkan dan mengedarkan uang sebagai alat pembayaran, kemudian
berevolusi sebagai kasir pemerintah untuk mendukung pembangunan pemerintah hingga
bertindak sebagai bankers bank guna menjaga kecukupan kebutuhan likuiditas bank
komersial dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.

Secara lebih rinci bank sentral modern saat ini berperan penting dalam menjaga
stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan dan pengatur sistem
pembayaran.Berkembangnya tugas sebagai otoritas sistem keuangan merupakan respon dari
tingginya frekuensi peristiwa krisis ekonomi yang terkait dengan kondisi lembaga keuangan
bank dan nonbank pada beberapa dasawarsa terakhir. Peristiwa krisis tersebut memberi
dampak buruk terhadap stabilitas moneter sehingga membuat bank sentral merasa penting

1
Iskandar Simorangkir, Pengantar Kebanksentralan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014, hlm. 11
2
Repository.usu.ac.id, Tinjauan Umum Bank Sentral DI Indonesia, hlm. 1
untuk mewujudkan kestabilan sistem keuangan sebagai salah satu prasyarat yang diperlukan
dalam menjaga kestabilan moneter.

Di Indonesia yang memiliki tugas dan wewnang sebagai Bank Sentral adalah Bank
Indonesia. Sejarah perkembangan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dimulai setelah
zaman kemerdekaan Republik Indonesia, yakni pada tahun 1946, maka dengan dipelopori
almarhum Margono Djojohadikusumo, berdirilah sebuah bank yang dikenal dengan Bank
Nasional Indonesia 1946, yang didirikan dengan perpu Nomor 2 Tahun 1946 tentang Bank
Negara Indonesia, yang mulai berlaku sejak 5 Juli 1946. Itulah sebabnya tanggal 5 Juli
diperingati sebagai “Hari Bank”.3

Pada saat didirikannya, fungsi BNI 1946 merangkap, yakni disamping bertindak
sebagai bank komersil BNI mempunyai fungsi utama sebagai Bank Sentral. Baru kemudian
setelah Bank Indonesia didirikan, fungsi BNI 1946 hanya tinggal sebagai bank komersil
semata. Dengan demikian, awal mulanya Bank Sentral setelah kemerdekaan itu adalah BNI
1946 tersebut.4

Akan tetapi di samping peran BNI 1946 sebagai Bank Sentral, kenyataan menunjukkan
bahwa fungsi BNI 1946 tersebut sebagai Bank Sentral ternyata tidak dapat dilaksanakan
dengan baik. Karena itu pihak yang berwenang mengambil alternatif lain dengan jalan
mengeluarkan Undang-undang Nomor 11 tahun 1953 tentang Undang-Undang pokok Bank
Indonesia. Undang-Undang ini mengubah De Javasche Bank NV menjadi Bank Indonesia
yang berfungsi sebagai Bank Sentral. De Javasche Bank NV itu sendiri, yang didirikan oleh
pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1827, sebelumnya telah dinasionalkan oleh
pemerintah Indonesia dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1951.5

Karena itu, sebenarnya sejarah berdirinya Bank Indonesia telah dimulai sejak
berdirinya De Javasche Bank NV yakni pada tahun 1827 tersebut. Hanya saja pada awal
kemerdekaan keberadaan De Javasche Bank NV berjalan seiring dengan eksisitensi BNI
1946, yang memang tegas diakui sebagai Bank Sentral. Status BNI 1946 sebagai Bank
Sentral baru kemudian dicabut setelah kurang lebih dua tahun berdirinya Bank Indonesia
terusan dari De Javasche Bank NV, yakni dicabut dengan Undang-Undang Darurat Nomor 2
Tahun 1955. Sehingga sejak tahun 1955, hanya diakui satu Bank Sentral, yaitu Bank
Indonesia terusan De Javasche Bank NV tersebut.6

Pada periode selanjutnya, sesuai dengan Undang-Undang No. 13 Tahun 1968 tentang
Bank Sentral, Bank Indonesia masih tetap bagian dari Pemerintah, namun tidak lagi
mempunyai peran ganda sebagai sebagai bank komersial. Pada era ini, Bank Indonesia
berperan sebagai agen pembangunan, kasir pemerintah dan bankir bank.

Dalam mencapai tujuan yang telah diamanatkan dalam undang-undang, banyak


kebijakan yang telah ditempuh oleh Bank Indonesia. Contohnya sebagai agen pembangunan

3
Ibid, hlm. 2
4
Ibid, hlm. 3
5
Ibid, hlm. 4
6
Ibid, hlm. 4
dalam upaya mendorong pembangunan ekonomi, Bank Indonesia menyediakan kredit kepada
masyarakat yang diberi nama Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI). Kebijakan ini
sebagai akibat besarnya penerimaan negara dari hasil penerimaan ekspor minyak pada dekade
1970-an sehingga Bank Indonesia merasa perlu menjaga agar jumlah uang beredar tetap
terkendali sehingga laju inflansi dapat tetap stabil. Selain itu Bank Indonesia juga
menetapkan pagu kredit (credit ceiling) perbankan, mengatur besarnya suku bunga kredit dan
deposito tabungan hingga mengatur besaran Giro Wajib Minimum (GWM) setiap bank.

Selanjutnya dengan keluarnya Undang-Undang perbankan Nomor 10 Tahun 1998,


maka kedudukan Bank Indonesia dibuat menjadi lebih mandiri dan mempunyai wewenang
yang lebih luas, dengan pada prinsipnya tidak lagi terikat dengan Departemen Keuangan.
Banyak kewenangan yang dalam Undang-Undang sebelumnya menjadi kewenangan
Departemen Keuangan, misalnya tentang pencabutan izin usaha bank, sekarang dengan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tersebut menjadi kewenangan Bank Indonesia.7

1. Defenisi dan Fungsi Bank sentral


Secara umum hingga saat ini belum ada kesepakatan tentang defenisi bank sentral.
Namun, sebagai rujukan terdapat beberapa pendapat yang mengemukakan mengenai definisi
bank sentral, baik dalam arti sempit maupun dalam arti luas berdasarkan fungsi yang
dijalankan oleh bank sentral. Menurut Goodhart (1985) bank sentral merupakan institusi yang
berevolusi secara alami dari bank swasta yang berperan khusus sebagai bank pemerintah
kemudian berkembang menjadi intuisi independen yang memiliki peran sentral menjaga
kestabilan ekonomi terutama yang bersumber dari ketidakmampuan bank-bank dalam
menghadapi goncangan.8
Selain Goodhart, John Singleton (2011) mengemukakan salah satu definisi bank sentral
dalam arti sempit dimana bank sentral merupakan sebuah bank tempat bank-bank lain
menaruh dana (rekening) dan mempergunakan dana tersebut untuk penyelesaian akhir
(settlement) dari transaksi antarbank. Jika dilihat dari sisi kelembagaan bank sentral, Hawke
(1973) menjelaskan bahwa bank sentral adalah sebuah organisasi yang berada di antara
pemerintah dan perbankan. Lebih lanjut, Kisch and Elkin (1932) menyimpulkan bahwa bank
sentral adalah suatu alat dari kebijakan publik bukan alat dari kepentingan individu. Bank
sentral adalah lembaga yang melaksanakan kebijakan publik melalui sektor perbankan guna
memengaruhi variabel ekonomi. Menurut Capie et al (1994), suatu bank dapat dikatakan
bank sentral apabila melakukan setidaknya tiga hal, yaitu (1) sebagai bankir pemerintah, (2)
sebagai pemilik hak tunggal untuk menggedarkan uang, dan (3) sebagai the lender of the last
resort.9
Menurut penjelasan pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 3 tahun 2004 tentang
perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia menyatakan
Bank Sentral adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat
pembayaran yang sah dari suatu negara, merumuskan dan melaksanakan kenijakan moneter,
7
Ibid, hlm. 7
8
Iskandar Simorangkir, op.cit, hlm. 14
9
Ibid, hlm. 14
mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi perbankan,
serta menjalankan fungsi sebgai “lender of the last resort”.10
Berdasarkan beberapa rujukan dan pengertian mengenai bank sentral tersebut di atas,
definisi bank sentral adalah lembaga otoritas yang memiliki peran sentral dan strategis dalam
menjaga kestabilan ekonomi yang berkembang secara dinamis sebagai respon dari semakin
tingginya kompleksitas permasalahan ekonomi. Secara kelembagaan, peran yang sangat
strategis dalam perekonomian telah melekat erat pada bank sentral. Bank sentral pada
awalnya merupakan fenomena abad ke-20 yang muncul dalam rangka mengatasi
permasalahan baik aktual maupun potensial dalam sistem perbankan.
Pada awal pendiriannya bank sentral merupakan salah satu bank komersial yang
akhirnya mendapat mandat khusus, yaitu menerbitkan uang kartal dan sebagai lender of the
last resort. Hubungan itu terus terbawa hingga lembaga tersebut meninggalkan peran sebagai
bank komersial menjadi murni bank sentral. Pada umumnya bank komersial yang
berkembang menjadi bank sentral adalah bank komersial yang memiliki reputasi baik yang
kemudian diberi hak khusus atau mandat oleh pemerintah untuk menerbitkan dan
mengedarkan uang dan bertindak sebagai bankir pemerintah sehingga berkembang menjadi
sirkulasi dan tetap menjalankan fungsi bank sebagai lembaga intermediasi. Sehingga pada
fase awal terbentuk, peran kelembagaan bank sentral masih terbatas pada tugas mengedarkan
uang, memberikan jasa perbankan, yang kemudian berkembang sebagai the lender of the last
resort bagi bank yang kesulitan likuiditas. Pada fase sebagai bank sirkulasi, peran di bidang
moneter masih terbatas dikarenakan permasalahan di bidang moneter belum begitu kompleks.
Seiring dengan perkembangan ekonomi, sosial politik serta teori ekonomi, peran dan
tugas bank sentral tersebut mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan
perekonomian.Saat ini peran bank sentral semakin meluas terutama dalam sistem keuangan.
Perekonomian yang semakin dinamis dan meningkatnya hubungan dengan asing dari sisi
perdagangan internasional menyebabkan peran bank sentral sebagai penyedia likuiditas di
pasar uang semakin meningkat. Hal tersebut menimbulkan potensi masalah terkait nilai tukar
dan upaya menjaga kestabilan nilai mata uang sehingga menumbuhkan tuntutan agar bank
sentral fokus bertugas untuk memelihara kestabilan nilai mata uang dan melepaskan diri dari
peran sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Latar belakang ini menyebabkan bank
sentral mulai melepaskan diri dari intervensi pemerintah dan menjadi lembaga independen
dengan tujuan tunggal mencapai stabilitas nilai mata uang baik dari sisi harga domestik
maupun nilai tukar terhadap mata uang asing demi mendukung pertumbuhan ekonomi.

Peran dan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral adalah:11


1) Bank Indonesia sebagai badan pembuat kebijakan moneter. Dalam hal ini Bank
Indonesia menetapkan sasaran-sasaran moneter dan melakukan pengendalian
moneter, baik berdasarkan sistem konvensional maupun syariah. Oleh sebab itu,
Bank Indonesia melaksanakan fungsinya tersebut dengan menggunakan cara
cara yang diatur dalam pasal 10 UU No.23 Tahun 1999 sebagaimana yang telah
diubah dengan UU No.3 Tahun 2004, yaitu:

10
Repository.usu.ac.id, op.cit, hlm. 1
11
Ibid, hlm. 7
a. Opersi pasar terbuka
b. Penetapan tingkat diskonto
c. Penetapan cadangan wajib minimum
d. Pengaturan kredit atau pembiayaan
2) Bank Indonesia bertindak sebagai pengontrol kredit kepda bank bank. Termasuk
didalamnya bank yang berprinsipkan syariah. Ini diatur dalam pasal 11 UU
No.23 Tahun 1999 Sebagaimana yang telah diubah dengan UU No 3 Tahun
2004
3) Bank Indonesia bertindak sebagai penerbit mata uang rupiah. Bank Indonesia
merupakan satu satunya lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan dan
mengedarkan uang rupiah dalam bentuk uang kertas dan logam. Bank Indonesia
juga berwenang untuk menarik dan memusnahkan uang rupiah yang telah
dikeluarkannya. Ini diatur dalam UU No.3 Tahun 2004.
4) Bank Indonesia sebagai pengatur dan pengawas bank. Oleh sebab itu, Bank
Indonesia berwenang untuk menetapkan ketentuan ketentuan perbankan yang
memuat prinsip prinsip kehati-hatian.
Sehubungan dengan hal ini, Bank Indonesia mempunyai wewenang untuk:
a. Menetapkan peraturan-peraturan di bidang perbankan(pasal 25 UU
No.23 Tahun 1999 yang telah di ubah dengan UU No.3 Tahun 2004)
b. Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha
tertentu dari bank (pasal 26 UU No.23 Tahun 1999 sebagaimana telah
diubah dengan UU No.3 Tahun 2004)
c. Melaksanakan pengawasan bank (pasal 27 UU No.23 Tahun 1999
sebagaimana yang telah diubah dnegan UU No.3 Tahun 2004)
d. Mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan peraturan yang berlaku
(pasal 31 UU No.23 Tahun 1999 sebagaimana yang telah diubah dengan
UU No.3 Tahun 2004)
5) Bank Indonesia bertindak sebagai “lender of the last resort”, yaitu Bank
Indonesia berfungsi sebgai pemberi pinjaman kepada bank dalam keadaan yang
memaksa untuk menjaga likuiditas bank tersebut. Dalam hal ini Bank Indonesia
melakukan penialaian terhadap suatu bank. Keadaan yang memaksa tersebut
berupa:
a. Hal hal yang membahayakan kelangsungan usaha bank yang
bersangkutan
b. Hal hal yang membahayakan sistem perbankan
c. Terjadi kesulitan perbankan yang membahayakan perekonomian
nasional.
6) Bank Indonesia sebagai bank negara. Bank Indonesia bertindak sebagai bank
dari dan untuk pemerintah Indonesia. Dengan demikian, berdasarkan fungsinya
tersebut Bank Indonesia berwenang:
a. Sebagai pemegang kas pemerintah (Pasal 52 UU No.23 Tahun 1999
sebagaimana yang telah diubah dengan UU No.3 Tahun 2004)
b. Menerima pinjaman luar negeri, menatausahakan, serta menyelesaikan
tagihan dan kewajiban keuangan pemerintah terhadap pihak luar negeri
(pasal 53 UU No.23 Tahun 1999 sebagaimana yang telah diubah dengan
UU No.3 Tahun 2004)
c. Membantu pemerintah dalam penerbitan surat surat utang negara (pasal
55 UU No.23 Tahun1999 sebagaimana yang telah diubah dengan UU
No.3 Tahun 2004)

2. Tujuan dan Tugas Bank Sentral

Sebagian bank sentral memiliki lebih dari satu tujuan seperti pertumbuhan ekonomi,
kesempatan kerja, dan kestabilan harga. Sedangkan sebagian bank sentral lainnya hanya
fokus kepada kestabilan harga. Menurut Chandavarkar (1996) kebijakan bank sentral pada
dasarnya bertujuan untuk menjaga kestabilan harga dan nilai tukar, menjaga kesinambungan
neraca pembayaran, mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan, serta menciptakan
kesempatan kerja, dan kesejahteraan umum. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada awal
perkembangannya bank sentral memiliki tujuan yang beragam (multiple objectives). Saat ini
pun tujuan bank sentral menunjukkan keberagaman antara lain memelihara stabilitas moneter
yang tercermin dari stabilitas harga dan nilai tukar (dalam kapasitas sebagai otoritas
moneter), memeilihara stabilitas keuangan (dalam kapasitas sebagai otoritas jasa keuangan),
serta menunjang pembangunan ekonomi (dalam kapasitas sebagai agent of development)
serta sebagai bankir pemerintah atau menunjang kebijakan pemerintah.

Berkaitan dengan tugas dan peran bank sentral, praktik bank sentral didunia juga
menunjukkan keberagaman. Namun, pada dasarnya bidang tugas dan peran bank sentral
secara umum mencakup bidang stabilitas moneter, sistem perbankan, dan stabilitas sistem
pembayaran. Tugas dan peran bank sentral tersebut, saat ini semakin berkembang seiring
pemikiran bahwa bank sentral juga harus berperan dalam menjaga kestabilan sistem
keuangan. Baik tujuan pemeliharaan stabilitas moneter atau stabilitas keuangan pada
hakikatnya dapat dikatakan menunjang pertumbuhan ekonomi berkesinambungan dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Selain bertugas menjaga kestabilan moneter, bank sentral juga bertindak sebagai agent
of development dengan statement tujuan adalah mendorong pertumbuhan ekonomi,
mendorong pembangunan, meningkatakan kesejahteraan rakyat, dan menjaga tingkat
pengangguran pada tingkat rendah. Fungsi menstimulasi pertumbuhan ekonomi antara lain
dilakukan melalui kewenangan pengaturan perkreditan dan penyaluran kredit.

Namun dewasa ini, tujuan bank sentral sebagai agent of development mulai
ditinggalkan. Tujuan bank sentral secara umum mengalami pergeseran dari yang semula
bertujuan lebih dari satu menjadi hanya memiliki satu tujuan utama. Hal ini dikarenakan
dalam hal tujuan lebih dari satu, pelaksanaan kebijakan dalam rangka mencapai tujuan tujuan
yang dimandatkan sangat mungkin untuk saling bertentangan. Contohnya mandat
menstimulasi pertumbuhan ekonomi yang dialakukan melalui penerapan kebijakan
penurunan suku bunga, justru berpotensi mengakibatkan tekanan inflasi seiring dengan
peningkatan jumlah uang yang beredar. Demikian pula mandat menunjang kebijakan
pemerintahterlebih mandat inididefenisikan sebagai kewajiban membiayai defisit fiskal.
Upaya bank sentral untuk meningkatkan kapasistas output perekonomian dan memperluas
kesempatan kerja pada akhirnya berlawanan dengan upaya bank sentral untuk menjaga
kestabilan nilai mata uang. Oleh karena itu, banyak negara yang akhirnya menyesuaikan
tujuan bank sentral dari banyak tujuan menjadi satau tujuan utama yaitu mencapai dan
memelihara kestablian harga.

Bank yang berfungsi dan menjalankan kewenangan sebagai Bank Sentral di Indonesia
yaitu Bank Indonesia. Tujuan dari Bank Indonesia tersebut, sesuai dengan pasal 7 Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yaitu mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini, yaitu untuk mendukung pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam rangka
mencapai tujuan dari Bank Indonesia tersebut, dilaksanakan dengan bentuk kebijakan
moneter sacara berkelanjutan, konsisten, transparan dan mempertimbangkan kebijakan umum
pemerintah bidang perekonomian.12

Konsekuensi sebagai lembaga yang bertujuan untuk menjaga dan memelihara ke


stabilan nilai rupiah, Bank Indonesia mempunyai tugas untuk:13

1) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter


2) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3) Mengatur dan mengawasi bank

3. Tata Kelola Bank Sentral

1). Independensi

Idependensi adalah salah satu faktor yang dianggap penting dalam pencapaian tujuan
akhir suatu bank sentral. Permasalahan independensi telah ada semenjak bank sentral pertama
berdiri. David Ricardo (1824) menganjurkan adanya otonomi bank sentral dan menganjurkan
pula agar bank sentral tidak membiayai defisit anggaran belanja pemerintah.14

Meyer (2000) mendefenisikan independensi bank sentral sebagai terbebasnya bank


sentral dari pengaruh, instruksi/pengarahan, atau kontrol, baik dari badan eksekutif maupun
badan legistatif. Sementara itu, Fraser (1994) mendefenisikan independensi bank sentral
sebagai kebebasan bank sentral untuk dapat melaksanakan kebijakan moneternya yang lepas
dari pertimbangan pertimbangan politik. Namun, menurut fraser, langkah bank sentral
melakukan konsultasi/koordinasi dengan pemerintah dalam rangka menyelaraskan kebijakan
yang menjadi kewenangan masing masing tidak menyalahi prinsip bank sentral.15

Secara umum, idependensi bank sentral dapat dibedakan dalam lima aspek, yaitu:16

12
Muhammad Djumhana. Hukum Perbankan di Indonesia, cetakan. Ke v, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006,
hlm. 118-119
13
Ibid, hlm. 122-123
14
Iskandar Simorangkir, op.cit, hlm. 21
15
Ibid, hlm. 22
16
Ibid, hlm. 23
a. Institutional Independence (Independensi Kelembagaan), yaitu kedudukan
bank sentral berada di luar lembaga pemerintah dan bebas dari campur
tangan pemerintah atau pihak lain.
b. Goal Idependence (Independensi Sasaran Akhir), yaitu kebebasan bank
sentral dalam menetapkan sasaran akhir kebijakan moneter (seperti sasaran
inflasi atau pertumbuhan ekonomi) sebagai penjabaran dari tujuan yang
ditetapkan dalam undang undang.
c. Instrument Independence (Independensi Instrumen), yaitu kebebasan bank
sentral dalam menggunakan instrumen moneter dan menetapkan sendiri
target operasional kebijakan moneter dan menetapkan sendiri target
operasional kebijakan moneter untuk mencapai sasaran akhir yang
ditetapkan.
d. Personal Independence (Independensi Personal), yaitu kemampuan dan
kewenangan untuk menolak campur tangan pemerintah atau pihak lain dalam
melaksanakan tugas tugas yang ditetapkan undang undang.
e. Financial Independence (Independensi Keuanagan), yaitu kewenangan yang
diberikan undang undang kepada bank sentral untuk menetapkan dan
mengelola anggaran dan aset kekayaannya tanpa perlu persetujuan dari
pemerintah atau parlemen.

Penerapan konsep bank sentral yang bersifat mandiri (independen) merupakan


konsep yang diterapkan dibnyak negara, demikia pula di Indonesia. Tujuan penerapan konsep
bank sentral yang independen adalah untuk meningkatkan kinerja ekonomi, terutama
menjaga stabilitas harga barang barang dan jasa jasa. Dengan kata lain, tujuannya adalah
menjaga agar tingkat inflasi serendah mungkin.17

Kemandirian Bank Sentral juga untuk menghindarkan penyalahgunaan penetapan


tingkat bunga oleh pemerintah. Hal ini sering terjadi dibanyak negara. Contohnya di
Indonesia adalah penetapan suku bunga untuk kredit investasi kecil (KIK) dan kredit Modal
Kerja Permanen (KMKP) serta kredit kredit khusus untuk petani, yang dananya untuk
keprluan kredit kredit itu tidak mungkin dapat diperoleh oleh bank dengan tingkat bunga
rendah. Karena bank bank tidak mungkin memperoleh dana dari masyarakat dengan tingkat
bunga pasar yang rendah, maka Bank Indonesia harus menyediakan Kredit Likuiditas Bank
Indonesia (KLBI) untuk mendanainya, yang selanjutnya mengakibatkan tingkat inflasi yang
tinggi.18

2). Transparansi

Secara umum pole (2003) mendeskripsikan transparansi kebijakan bank sentral


sebagai pengungkapan informasi kepada publik secara akurat, termasuk segala informasi

17
Sutan Remy Sjahdeini,”Kapita Selekta Hukum Perbankan”. Himpunan Tulisan Bahan Perkuliahan Hukum
Perbankan Program Magister Hukum FHUI tahun 2000, hlm. 73
18
Mutiara Hikmah, Fungsi Bank Indonesia Sebagai Pengawas Perbankan Di Indonesia, Jurnal Hukum dan
Pembangunan Tahun ke-3 No. 4 Oktober- Desember 2007, hlm.519
yang dibutuhkan oleh para pelaku pasar dalam rangka membentuk opini selengkap mungkin
menegenai kebijakan yang ditempuh bank sentral.19

Sundarajan et al. (2003) memberikan pengertian yang lebih konkret bahwa


transparansi kebijakan moneter dan keuangan merujuk pada kondisi ketika tujuan kebijakan,
landasan hukum dan kelembagaan, keputusan kebijakan dan dasar pertimbangannya, data dan
informasi yang digunakan, serta akuntabilitas dasar pembuat kebijakan disampaikan kepada
publik dengan cara yang mudah dipahami, diakses, dan tepat waktu.20

Undang-Undang Bank Indonesia mengatur mengenai kewajiban Bank Indonesia


untuk melakukan tranparansi kepada masyarakat. Di dalam Pasal 58 ayat (1), Bank Indonesia
wajib menyampaikan informasi kepada masyarakat secara terbuka melalui media massa pada
setiap awal tahun anggaran yang memuat:21

a. Evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan moneter pada tahun sebelumnya.


b. Rencana kebijakan moneter dan penetapan sasaran sasaran moneter untuk
tahun yang akan datang dengan mempertimbangkan sasaran laju inflasi
serta perkembngan kondisi ekonomi dan keuangan.

Dalam ayat (2) pasal tersebut, mewajibkan Bank Indonesia menyampaikan


informasi tersebut kepada Presiden dan DPR.

Apabila ternyata menurut penilaian masyarakat, evaluasi terhadap pelaksanaan


kebijakan moneter pada tahun sebelumnya dinilai buruk atau informasi itu dinilai direkayasa
untuk menyembunyikan keadaan sebenarnya, maka sekalipun sanksi hukum tidak ditentukan
secara eksplisit oleh Undang-Undang BI, namun besar kemungkinannya sanksi politik dan
sanksi moral akan dapat dialami oleh anggota Dewan Gubernur yang bersangkutan.22

3). Akuntabilitas

Suatu bank sentral yang baik adalah bank sentral yang berwibawa, dapat dipercaya,
dan melakukan tugasnya dengan baik. Oleh karena itu, akuntabilitas dan transparansi bank
sentral menjadi penting. Bank sentralnharus bertanggungjawab terhadap pelaksanaan
tugasnya agar dasar penetapan kebijakan yang dilakukannya dapat diketahui secara terbuka
oleh para pihak yang berkepentingan sehingga mereka dapat melakukan pengawasan dan
penilaian terhadap kinerjanya.23

Pole (2001) menyebutkan bahwa akuntabilitas dan transparansi sangat terkait erat.
Bank sentral yang transparan akan mempermudah akuntabilitasnya sehingga pada akhirnya

19
Iskandar Situmorang, op.cit, hlm. 25
20
Ibid, hlm. 25
21
Mutiara Hikmah, op.cit, hlm. 520
22
Ibid, hlm. 521
23
Iskandar Situmorang, op.cit, hlm. 26
akan meningkatkan kinerja bank sentral menjadi lebih baik. Selanjutnya, kinerja yang lebih
baik akan meningkatkan kewibawaan dan kredibilitas bank sentral yang bersangkutan.24

Transparansi dan komunikasi kebijakan bank sentral merupakan cerminan dari


penerapan prinsip akuntabilitas, Blinder dkk.(2003) mengemukakan empat pihak yang
menjadi target utama dari komunikasi bank sentral, yaitu (i) media massa dan masyarakat, (ii)
pemerintah dan parlemen, (iii) pasar keuangan, dan (iv) pemerhati bank sentral. Cakupan
informasi dan bagaimana metode komunikasinya tergantung pada keempat target. 25

Untuk memenuhi tanggung jawab terhadap kebijakan yang telah ditempuh, pada
umumnya bank sentral di seluruh dunia memiliki lembaga pengawas berkoordinasi dengan
pemerintah yang bertugas mengawasi kebijakan kebijakan yang diambil oleh bank sentral
telah sesuai dengan mandat yang diberikan. Akuntabilitas bank sentral tersebut tidak hanya
ditunjukkan kepada pemerintah dan lembaga pengawas tetapi juga ditunjukkan kepada
masyarakat. Masyarakat dapat menilai tingkat akuntabilitas tersebut dikarenakan bank sentral
semakin sering mengomunikasikan berbagai kebijakan yang ditempuhnya. Hal itu didorong
oleh pemikiran bahwa akuntabilitas bank sentral dilakukan kepada publik dalam tatanan
masyarakat yang semakin demokratis. Dengan kata lain, tranparansi yang lebih luas
merupakan sarana utama bagi bank sentral dalam mempertanggungjawabkan pencapaian
tujuan dan pelaksanaan tugas yang ditetapkan dalam undang-undang.

4. Perkembangan Bank Sentral Di Beberapa Negara

a) Bank of England

Bank of England (BoE) merupakan bank sentral modern kedua yang didirikan setelah
bank sentral swedia.BoE didirikan pada tahun 1694 dengan tujuan sebagai banknya
pemerintah dan sebagai dengan perkembangan ekonomi,keuangan serta pandangan teori
ekonomi dan sosialm politik yang terjadi di inggris.pada saat ini tujuan BoE adalah
memelihara stabilitas moneter dan keuangan demi kesejahteraan rakyat inggris.

secara kelembagaan, pengelola bank Negara. Dalam perjalanannya,tugas dan peran BoE
mengalami perubahan dari masa kemasa sesuai BoE berawal dari bank komersial yang
kemudian dinasionalisasi setelah perang dunia kedua dan menjadi bank pemerintah yang
membawa misi pelayanan publik.sejak awal,peran utama boe adalah mencetak dan
mengedarkan uang poundsterling.selanjutnya boe mendapat mandat untuk mengawasi dan
menjaga stabilitas moneter.pada tahun 1998,BoE diberikan kemandirian dengan mandat
melaksanakan kebijakan moneter yang terpisah dari pemerintah sekaligus menjadikan boe
sebagai lembaga yang independen.bersamaan dengan pemberian independensi tersebut,tugas
pengaturan dan pengawasan bank dialihkan ke llembaga lain,yaitu Financial Services
Authority (FSA).dengan demikian,secara kelembagaan tugas boe hanya dibidang sistem
pembayaran dan moneter.namun,sejak tahun 2010 tugas pengawasan dialihkan kembali dari
fsa kepada BoE.kembalinya tugas pengawasan bank kepada boe dipicu oleh terjadinya krisis

24
Iskandar Situmorang, loc.cit
25
Ibid
keuangan pada sat itu.krisis keuangan tersebut menunjukkan perlunya bank sentral untuk
bertanggung jawab menjaga stabilitas system keuangan. sehingga saat ini,boe bertujuan
untukmencapai stabillitas harga dengan penjabaran tugas sebagai pemelihara stabilitas
moneter,stabilitas system keuangan dan stabilitas system pembayaran.

Tiga tahun kemudian,sejak april 2013 kewenangan BoE diperluas dengan terbentuknya
Prudential Regulatory Authority (PRA) yang mengatur dan mengawasi perbankan,lembaga
keuangan mikro,asuransi dan perusahaan investasi.

b) Federal Reserve Bank

Federal Reserve Banks atau dikenal sebagai The Fed merupakan bank sentral amerika
serikat yang terbentuk pada tahun 1913 setelah kongres menyetujui the federal reserve
act.sebelum terbentuk,secaara kelembagaan pendirian bank sentral di amerika serikat juga
mengalami tahapan dan evolusi yang hampir sama dengan bank sentral Negara lain. Upaya
awal untuk membentuk bank sentral amerika serikat dilakukan dengan membentuk First
Bank Of The United States (1791-1811),dan The Second Bank Of The United States (1816-
1836) menjadi bank pemerintah yang bertugas sebagai bank komersial pada umumnya.

Setelah terbentuknya The First Dan The Second Bank Of The United States,dalam
perjalanannya amerika serikat mengalami masa ketiadaan bank sentral dan berada pada era
perbankan bebas (1836-1913). Era ini ditandai dengan kebebasan setiap bank di Negara
bagian AS untuk beroperasi.sebagai akibatnya,pada masa itu sering terjadi guncangan
financial dan kepanikan pasar keuangan yang selanjutnya diikuti dengan kontraksi
perekonomian di Amerika Serikat. Akibat kejaadian tersebut,akhirnya pada tahun 1913
terjadi perubahan structural yang harus dilakukan untuk mencapai kestabilan system
keuangan.pada tahun 1913 terbentuklah bank sentral baru yang dikenal dengan sebutan the
fed.pada awal tercetusnya,fungsi the fed tidak lagi sama seperti The first dan the second
bank. The fed sebagai bank sentral telah meninggalkan peran selaku bank komersial namun
diberikan kewenangan sebagai otoritas system pembayaran nasional,otoritas pengawasan
system perbankan dan sebagai lembaga public yang mendukkung program pemerintah.

Selanjutnya pad tahun 1977 secara eksplisit tujuan dari kebijakan moneter
ditetapkan,yaitu “the board of governors of the federal reserve system and federal open
market committee shall maintain long run growth of the monetary and credit agragates
commensurate whit the economy’s long run potential to increase production,so as to promote
effectively the goals of maximum employment,stable prices,and moderate long term interest
rate” uraian tersebut menjelaskan bahwa tujuan kebijakan the fed ternyata memiliki lebih
dari satu tujuan.

Dalam evolusinya, bank sentral Fed yang semula sebagai bank bentukan pemerintah dan
dikontrol oleh pemerintah telah berubah menjadi bank sentral yang independent pada tahun
1951 setelah berakhirnya depresi besar dan perang dunia II. Namun independensi The Fed
tetap dipertanggungjawabkan dengan melaporkan secara rutin laporan pertanggungjawaban
kepada senat dan parlemen.
c) Hong Kong Monetary Authority (HKMA)

HKMA merupakan salah satu bentuk lembaga yang melaksanakan peran dan tugas bank
sentral yang berbeda dengan struktur bank sentral pada umumnya. HKMA didirikan pada
tanggal 1 april 1993 yang merupakan penggabungan antara Badan Pengelola Pertukaran Mata
Uang (The Office Of The Exchange Fund) dan Badan Pengawasan Perbankan (The Office of
the Commissioner of Banking).fungsi dan tugas HKMA selanjutnya diatur dalam ketentuan
pertukaran mata uang dan perbankan (the exchange fund ordinance and the banking
ordinance).dalam melaksanakan tugasnya,HKMA melaporkan tugasnya kepada menteri
keuangan (financial secretary).

HKMA merupakan embaga pemerintah yang diberikan otoritas dan tanggungjawab untuk
memelihara kestabilan moneter dan perbankan.fungsi utam HKMA adalah: (i) menjaga
kestabilan nilai dolar hongkong; (ii) mengelola cadangan devisa; (iii) mendorong
terpeliharanya kestabilan dan keamanan system perbankan; dan (iv) mengembangkan
infrastruktur keuangan sehingga mempelancar aliran dana secara lancar tanpa hambatan.

Tujuan dari kebijakn HKMA adalah :

1. Memelihara kestabilan mata uang dalam kerangka system devisa yang ditetapkan
melalui manajemen devisa,kebijakan moneter dan kebijakan lain yang diperlukan.
2. Mendorong terpeliharanya stabilitas dan keamanan system perbankan melalui
pengaturan kepada bank dan lembaga simpanan dana masyarakat serta
pengawasan kepada lembaga yang diawasi;dan
3. Mendorong berkembang dan integrasinya system keuangan,khususnya dalam hal
pembayaran dan settlement secara efisiien.

d) Monetary Authotity Of Singapore (MAS)

MAS merupakan bank sentral Singapore yang resmi dibentuk pada tanggal 1 januari
1971. Terbentuknya bank sentral ini dibelaatarbelangi tingginya perkembangan sector
keuangan di Singapore yang menjadi salah satu Negara keuangan di asia.perkembangan ini
menuuntut Singapore untuk memiliki bank sentral yang mempunyai kredibilitas yang tinggi.
Ha tersebut diperlukan sebagai langkah antipasi dari perkembangan perekonomian Singapore
dan meningkatnya permintaan layanan bank yang kompleks danperkembangan moneter yang
dinamis di Negara tersebut. Dengan perkembangan tersebut,parlemen Singapore
mengeluarkan undang-undang tentang the monetary authority of Singapore (MAS) yang
berlaku sejak 1 januari 1971.

MAS merupakan lembga yang memegang mandate penuh untuk melaksanakan fungsi
bank sentral di Singapore.MAS menjadi lembga yang mengatur dan mengawasi lembaga
keuangan dan moneter di Singapore.sebelum dibentuknya MAS,fungsi moneter dilaksanakan
oleh pemerintah melalui departemen keuangan.dewasa ini,tugas atau misi utama bank sentral
Singapore yaitu mendorong kesinambungan pertumbuhan ekonomi yang tidak inflatoir dan
pengembangan pusat keuangan yang sehat.
Fungsi dan tanggiung jawab MAS cukup luas,yaitu:

1. Melaksanka kebijakan moneter,mengeluarkan dan mengedarkan uang,mengawasi


system pembayaran dan menjadi banker pemerintah.
2. Bertindak sebagai integrated supervision dari kembaga-lembaga keuangan yang
ada di Singapore serta sebagai pelaksana tugas dalam menjaga kestabilan system
keuangan.
3. Bertindak sebagai pengelola cadangan devisa Negara;dan
4. Berfungsi sebagai lembaga yang bertugas untuk mengembangkan Singapore
sebagai pusat keuangan dunia.

e) European central bank (ECB)

ECB merupakan bank sentral eropa yang didirikan pada tanggal 1 juni 198.ECB memiliki
dua tugas utama yakni menjaga nilai tukar mata uang euro dan menjaga kestabilan harga di
eurozone. Eurozone terdiri dari 17 negara yang sejak tahun 1999 sepakat untuk menggunakan
mata uang tunggal,euro. ECB memiliki misi menjadi bank sentral kawasan yang dapat
dipecaya,berintegrasi tinggi,kmpeten,efisien dan transparan.

ECB dan bank sentral di setiap Negara di eurozone Bergama-sama membangun system
bank sentral yang disebut eurosystem. Tujuan utama dari eurosystem ini adalah untuk
memelihara kestabilan harga dengan cara menjaga kestabilan niai mata uang euro. Sebagai
otoritas moneter dan keuangan,, ECB mengimplementasikan kebijakan moneter di eurozone
untuk menciptakan kestabilan system keuangan dan mendorong integrasi keuangan di eropa.

ECB merupakan bank sentral kawasan yang independen secara politik maupun keuangan.
Independen secara politik artinya seluruh pemerintah Negara anggota eurosystem tidak dapat
mengintervensi kebijakan yang ditempuh oleh ECB.sementara itu,independensi secara
keuangan diimplementasikan ECB dengan memiliki anggaran operasional yang berasal dari
iuran anggota dan memiliki ekonomi untuk mengelola anggaran tersebut.

Negara-negara anggota eurozone:26

1. Austria Schilling
2. Belgia Franc belgia
3. Siprus Lira siprus
4. Estonia Kroon
5. Prancis Franc
6. Finlandia Finnish markka
7. Jerman Mark jerman
8. Yunani Drachma
9. Irlandia Poundsterling
10. Italia Lira italia
11. Luksemburg Franc luksemburg

26
Iskandar Situmorang, op.cit, hlm. 32
12. Malta Lira malta
13. Belanda Culden
14. Portugal Escudo
15. Slovakia Koruna
16. Slovenia Tolar
17. Spanyol Paseta

Studi Kasus

Dari tahun 1990 hingga tahun 1996, pertumbuhan (PDB) Indonesia mengalami
kenaikan dan penurunan yang tidak begitu besar perbedaannya. Sampai lah pada tahun 1997
perekonmian Indonesia mengalami kemerosotan akibat krisis yang berkepanjanagan.
Sehingga pada tahun 1998, pertumbuhan perekonomian Indonesia mengalami penurunan
drastis yaitu sebesar -13,13%. Dengan jumlah suku bunga yang jauh melambung tinggi. Saat
tahuin 1996 suku bunga hanya berkisar 12,8% lalu naik pada tahun 1997 sebesar 20% dan
memuncak pada tahun 1998 sebesar 35,52%.

Nilai tukar rupiah selalu mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Ketika terjadi krisis
ekonomi yang melanda kawasan Asia pada pertengahan 1997 perekonomian Indonesia
terkena dampak negatifnya. Krisis mata uang yang melanda Indonesia ditandai dengan
melemahnya mata uang rupiah terhadap dollar pada pertengahan 1997.

Rupiah yang bernilai 2.450 rupiah per US Dollar pada juni 1997 mengalami
depresiasi secara terus menerus hingga akhir tahun 1997 mencapai 4.650 rupiah per US
dollar. Namun memasuki tahun 1998 kondisi nilai tukar rupiah semakin parah dan puncaknya
mencapai 14.850 rupiah per US dollar pada juni 1998.

Langkah kebijakan yang diambil selama krisis ini terfokus kepada mengembalikan
kestabilan makroekonomi dan membangun kembali infrastruktur ekonomi, khususnya di
sektor perbankan dan dunia usaha di bidang moneter, di tempuh kebijakan moneter ketat
untuk mengurangi laju inflasi dan penerunan atau depresiasi nilai mata uang.

Kebijakan moneter ketat tersebut tercermin pada pertumbuhan tahunan sasaran


indikatif uang beredar yang terus ditekan dari level tertinggi 30,13% pada tahun 2000
menjadi 9,58% pada tahun 2001. Kebijakan moneter ketat terpaksa dilakukan karena dalam
periode itu ekpektasi inflasi ditngah masyarakat sangat tinggi dan jumlah uang beredar
meningkat pesat.

Di tengah tingginya ekspektasi inflasi dan tingkat risiko memegang rupiah, uapaya
memperlambat laju pertumbuhan uang beredar telah mendorng kenaikan suku bunga
domestik secara tajam. Suku bunga yang tinggi diperlukan agar masyarakat mau memegang
rupiah dan tidak menggunakannya untuk membeli valuta asing.
Suku bunga SBI bulan yang selama ini menjadi patokan (benchmark) bagi bank bank
terus menurun dari level tertinggi 35,52% pada tahun 1998 menjadi 7,43% pada akhir April
2004. Penurunan suku bunga SBI yang cukup tajam itu diikuti oleh suku bunga pasar uang
antarbank (PUAB) dan simpanan perbankan dengan laju penurunan yang hampir sama.

Suku bunga kredit ( kredit modal kerja) pun mengalami penurunan meskipun tidak
secepat dan sebesar penurunan suku bunga simpanan perbankan. Penurunan laju inflasi,
penguatan nilai tukar rupiah, dan penurunan suku bunga membentuk suatu lingkaran yang
saling memperkuat sehingga membuka peluang bagi pemulihan ekonomi.

Sejak tahun 2000, dengan diberlakukannya UU No.23 Tahun 1999 BI telah


menntukan dan mengumumkan sasaran inflasi sebagai sarsarn akhir moneter. Dengan
amandemen UU Bank Indonesia No.3 tahun 2004, pemerintah setelah berkoordinasi dengan
Bank Indonesia telah menetapkan dan mengumumkan sasaran inflasi IHK untuk tahun
2005,2006,2007.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bank sentral merupakan lembaga yang memiliki peran penting dalam
perekonomian terutama di bidang moneter, keuangan dan perbankan. Hal ini
nampak dari fungsi dan tujuan bank sentral yang tidak identik dengan bank
komersial, bank tabungan atau lembaga keuangan lainnya. Pada dasarnya
bank sentral dibentuk untuk mencapai suatu tujuan sosial ekonomi tertentu
yang menyangkut kepentingan nasional dan kesejahteraan umum, seperti
stabilitas harga dan perkembangan ekonomi.

Bank Indonesia memiliki beberapa tugas sebagai berikut :


1) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Kebijakan moneter
adalah kebijjakan yang di tetapkan dan dilaksanakan oleh Bank
Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah
yang dilakukan antara lain melalui pengendalian jumlah uang yang
beredar dan suku bunga.
2) Mengatur dan menjaga kelancaran sitem pembayaran. Untuk menjaga
dan mengatur sistem pembayaran, Bank Indonesia adalah suatu
lembaga secara mandiri berwenang untuk mengeluarkan,
mengedarkan, mencabut, menarik dan menghilangkan uang rupiah
dari peredaran.
DAFTAR PUSTAKA

Iskandar simorangkir,Pengantar kebanksentralan teori dan praktik di indonesia, 2014,Jakarta:


PT Raja Grafindo Persada,
Dhaniar Aji Anggoro, Analisis Hubungan Variabel Moneter Di Indonesia Sebelum dan
Sesudah Penerapan Kebijakan Inflation Targeting Framewoek (ITF) Periode (1991.1-2010.4), e-
jurnal.unair.ac.id

Repository.usu.ac.id, Tinjauan Umum Bank Sentral DI Indonesia, Muhammad Djumhana.


Hukum Perbankan di Indonesia, cetakan. Ke v, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006.

Sutan Remy Sjahdeini,”Kapita Selekta Hukum Perbankan”. Himpunan Tulisan Bahan


Perkuliahan Hukum Perbankan Program Magister Hukum FHUI tahun 2000.

Mutiara Hikmah, Fungsi Bank Indonesia Sebagai Pengawas Perbankan Di Indonesia, Jurnal
Hukum dan Pembangunan Tahun ke-3 No. 4 Oktober- Desember 2007.

Anda mungkin juga menyukai