Anda di halaman 1dari 6

Rangkuman hasil diskusi kelompok 4

1.moderator : Adrianda (1916030024)

2.pemeteri

 Suci Desvita Sari 1916030026


 Lailatur Rahmi 1916030027
 Putri Azizah Nasution 1916030028
 Cindy Agusmulia 1916030029

 3.pertanyaan:

 Lola maya sari 1916030002

Jelaskanlah beberapa pengaruh yang di berikan bank Indonesia terhadap


perekonomian Indonesia melalui peran dan fungsinya?

 Dzulni A'rifah 1916030016

Coba jelaskan apakah kedudukan Bank Indonesia setara dengan lembaga bank
lainnya seperti BRI,BNI,BCA ?Berikan alasannya kenapa setara dan kenapa tidak

 Sherli fitadinia 1916030039

Tantangan apa saja yang dihadapi bank Indonesia dalam pemulihan ekonomi dan
berikan contohnya

4.pertanyaan khusus dari ibu Riri Mayliza.SE.MM

bagaimana penyetaraan kedudukan ojk dan bank central. Dan bagaimana kedua lambaga
ini membantu
5.penjawab:

 Suci Desvita Sari menjawab dari pertanyaan lola maya sari


Yaitu Dalam UU Pokok Bank Indonesia Tahun 1953 pada pasal 7, dinyatakan
bahwa Bank Indonesia berperan sebagai bank sentral. Tugas utamanya untuk
menjaga stabilitas mata uang, menyelenggarakan peredaran uang, memajukan
sistem perbankan, serta mengawasi kegiatan perbankan dan perkreditan.

Dalam hal menjalankan tugas dan fungsinya, Bank Indonesia mengenal tiga pilar,


yakni menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran, dan mengatur serta mengawasi perbankan
di Indonesia.
Untuk mencapai tujuan tersebut BI didukung oleh tiga pilar yang sesuai dengan
uu nomor 23 tahun 19999 merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga tugas ini
adalah:
 menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
 mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran; serta
 mengatur dan mengawasi perbankan (tugas ini masih berlaku pasca-UU
OJK namun difokuskan pada aspek makroprudensial dalam rangka
menjaga stabilitas sistem keuangan di Indonesia).

 Lailatur Rahmi menjawab dari dzulni a’rifah


Yaitu Kedudukan bank Indonesia tidak setara dengan lembaga Bank lain,karena
BI kedudukan nya berada diluar pemerintah sedangkan bank lain seperti BRI BNI
dan BCA berada di bwh pemerintah
BI ini merupakan lembaga negara yang independen,dimana dalam melaksanakan
tugas dan wewenang nya bebas dari campur tangan pemerintah / pihak lainnya,
kecuali hal hal yang secara tegas di atur dalam undang-undang

 Cindy Agusmulia Dan Azizah Putri Nasution menjawab pertanyaan dari sherli
fitadinia
Yaitu Tantangan" yang dihadapi BI dalam pemulihan ekonomi
1. Penurunan suku bunga bank sentral
2. BI akan mendukung pembiayaan ekonomi dengan melanjutkan kebijakan
makroprudencial
3. BI akan bersinergi dengan kementrian keuangan untuk menetapkan kebijakan
fiskal dan moneter
4. BI akan terlibat dalam pembiayaan bangunan untuk mendukung sektor
keuangan
5. BI akan mendukung ekonomi keuangan digital (jawaban dari cindy agusmulia)

Bertumbuhnya persoalan perekonomian global membuat bank sentral masing-


masing negara harus mengeluarkan kebijakan-kebijakan baru untuk menekan
permasalahan tersebut. Disamping melakukan kebijakan agar pemerintah bisa
menahan laju inflasi, bank sentral juga saat ini harus berperan dalam pemulihan
ekonomi dan menjaga stabilitas.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengatakan, bank sentral


harus memberikan perhatiannya untuk merangsang pertumbuhan ekonomi,
meminimalisir pengangguran hingga menjaga ancaman stabilitas pasar. Bank
sentral memiliki kewajiban modal dan etika untuk memperluas kinerja dalam
menanggapi tantangan ini.
"Ada waktunya bagi bank sentral untuk bergerak maju mengambil peran
kepemimpinan institusional, karena tantangan utama lebih besar dengan
ketidakpastian politik," situasi ini telah memperlihatkan banyak tantangan bagi
banyak negara termasuk Indonesia. Hal ini membuat BI tidak hanya
mengandalkan kebijakan suku bunga sebagai instrumen kebijakan moneter
tunggunga. Bahkan BI juga menggunakan berbgai instrumen kebijakan yang
disebut 'bauran ekonomi'.
Untuk tahun ini bauran kebijakan berfokus dalam menjaga stabilitas
makroekonom dan sistem keuangan.(jawaban dari azizah putri nasution)

 Suci Desvita Sari menjawab pertanyaan dari Ibu Riri Mayliza,Se.Mm


Yaitu Dengan disahkan UU No 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
disahkan pada tanggal 22 Nopember 2011 maka peran BI dipangkas dan hanya
mempunyai peranan dalam kebijakan moneter yaitu menjaga kestabilan nilai
rupiah saja. Fungsi, tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan
jasa keuangan sektor Perbankan akan beralih ke OJK sejak tanggal 31 Desember
2013. Fungsi, tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan sektor
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Non Bank akan beralaih sejak tanggal 31
Desember 2012. BI hanya akan fokus kepada pengendalian inflasi dan nilai tukar.
Kekuatan BI yang tersisa hanyalah masih mempunyai fungsi sebagai lender of the
last resort semata. Kebijakan moneter merupakan yaitu kebijakan untuk mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang dilakukan antara lain melalui
pengendalian jumlah uang beredar dan atau suku bunga. Peran ini mungkin
nantinya akan terdapat masalah ketika bank sentral yaitu BI tidak mendapat akses
informasi secara luas mengenai sektor pengawasan bank. Karena bank sentral
dapat mengeluarkan kebijakan moneter yang baik karena memiliki kewenangan
pengawasan bank. Untuk mengantisipasi hal ini, maka dibutuhkan koordinasi
yang baik antara OJK dan BI nantinya sehingga BI dapat memperoleh akses
langsung ke sektor perbankan.

Sedangkan untuk kerja samanya pada saat sekarang yaitu


Dalam kerja sama perekonomian pada saat sekarang antara Pemerintah, Bank
Indonesia (BI), OJK dan LPS mengumumkan kondisi stabilitas sistem keuangan
tetap terjaga, meskipun potensi risiko dari makin meluasnya dampak penyebaran
COVID-19 terhadap stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan perlu terus
diantisipasi. Melalaui program berikut:
1.Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)
Menyusul diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 (PP
23/2020) mengenai pelaksanaan program PEN, saat ini pemerintah tengah
menyusun desain program pemulihan ekonomi nasional melalui modalitas yang
diatur dalam PP 23/2020.
Program PEN diharapkan dapat membantu dunia usaha termasuk usaha kecil,
mikro dan menengah (UMKM) dan usaha ultra mikro, serta sektor usaha strategis
bagi perekonomian termasuk BUMN.
Berdasarkan PP 23/2020, program PEN dapat dilakukan melalui mekanisme
penempatan dana, penjaminan, Penyertaan Modal Negara (PMN), dan investasi
pemerintah. Selain itu, pemerintah juga dapat melakukan pemulihan ekonomi
nasional melalui belanja negara pada tahap awal pelaksanaan program PEN.
Saat ini Pemerintah telah merampungkan desain dua program. Pertama,
pemerintah akan memberikan fasilitas subsidi bunga kepada debitur perbankan,
bank perkreditan/pembiayaan rakyat, dan perusahaan pembiayaan, juga kepada
debitur kredit usaha rakyat (KUR), koperasi, dan lembaga penyalur kredit lainnya.
Kedua, pemerintah juga telah menyiapkan program pemberian dukungan
restrukturisasi melalui penempatan dana pada perbankan yang telah melakukan
restrukturisasi kredit dan memberikan tambahan modal kerja kepada debiturnya.
2.Subsidi Bunga
Untuk mendukung usaha ultra mikro dan UMKM, pemerintah mendukung
penundaan pembayaran kredit dan menganggarkan subsidi bunga Rp34,15 triliun
yang akan menjangkau 60,66 juta rekening.
Kebijakan subsidi bunga ini merupakan bantuan keringanan kepada ultra mikro
dan UMKM yang memiliki pinjaman di lembaga keuangan, agar dapat bertahan
meski peredaran usahanya menurun signifikan.
Subsidi bunga melalui lembaga keuangan (perbankan, perusahaan pembiayaan,
lembaga penyalur kredit program pemerintah yang ada di BUMN, BLU, dan/atau
koperasi) diberikan kepada debitur ultra mikro dan UMKM yang memenuhi
kriteria, yaitu :
(i) memiliki plafon pinjaman paling tinggi Rp10 miliar.
(ii) tidak masuk Daftar Hitam Nasional pinjaman.
(iii) kualitas kredit sebelum Covid-19 (29 Februari 2020) kolektibiltas 1 dan
kolektibilitas 2.
(iv) memiliki NPWP atau mendaftar NPWP.
(v) melakukan restrukturisasi, khususnya untuk debitur dengan pinjaman di atas
Rp500 juta sampai dengan Rp10 miliar.
Subsidi diberikan selama 6 bulan, dengan tarif 6 persen untuk 3 bulan pertama
dan 3 persen untuk bulan kedua. Sementara untuk debitur dengan pinjaman kredit
Rp500 juta sampai Rp10 miliar diberikan subsidi bunga 3 persen untuk 3 bulan
pertama dan 2 persen untuk 3 bulan kedua.
Sedangkan bagi debitur yang termasuk dalam program kredit pemerintah
diberikan subsidi bunga 6 persen untuk 6 bulan.
3.Penempatan Dana
Selain memberikan subsidi bunga untuk mendukung perbankan dan lembaga
pembiayaan yang melaksanakan restrukturisasi kredit UMKM dan menyalurkan
tambahan kredit modal kerja baru, pemerintah juga akan melakukan penempatan
dana di perbankan. Bank peserta maupun bank pelaksana merupakan bank yang
sehat berdasarkan penilaian OJK.
Untuk mengajukan penempatan dana, bank pelaksana menyampaikan proposal
penempatan dana kepada bank peserta berdasarkan restrukturisasi yang dilakukan,
jumlah dana yang dibutuhkan, tenor, kondisi likuiditas dan posisi kepemilikan
surat berharga. Manajemen dan pemegang saham pengendali memberi jaminan
tentang kebenaran/akurasi dari proposal penempatan dana.
Bank peserta melakukan penelitian terhadap proposal bank pelaksana, dan dapat
menggunakan Special Purpose Vehicle (SPV) untuk melakukan penelitian
tersebut, termasuk verifikasi jaminan, administrasi jaminan, penagihan dan
collection dalam hal terjadi kredit macet.
Berdasarkan penelitan proposal tersebut apabila disetujui, bank peserta
mengajukan penempatan dana kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Kemenkeu meminta hasil penelitian OJK mengenai status kesehatan bank
pelaksana, jumlah surat berharga yang belum direpokan dan data restrukturisasi
bank pelaksana yang telah dilakukan.
Kemenkeu menempatkan dana kepada bank peserta berdasarkan hasil penelitian
OJK dan proposal dari bank peserta yang memenuhi persyaratan dalam PP
23/2020 Pasal 11 (4).
Kemudian bank peserta atau SPV yang ditunjuk oleh bank peserta melakukan
penyaluran dana kepada bank pelaksana sesuai dengan proposal yang disetujui.
Bank pelaksana menggunakan dana dari bank peserta untuk menunjang
kebutuhan restrukturisasi kredit/pembiayaan dan pemberian modal kerja. LPS
menjamin dana pemerintah yang ditempatkan di bank peserta.
Dalam hal bank pelaksana tidak dapat memenuhi kewajiban pada saat jatuh
tempo, BI dapat mendebit rekening giro bank pelaksana untuk pembayaran
kembali kepada bank peserta.

Anda mungkin juga menyukai